Disusun Oleh:
Sector pertanian di Indonesia masih memiliki banyak sekali peluang dan prospek yang belum di
gali untuk mencapai ke pangsa pasar yang lebih besar. Meskipun sector industry yang lebih
diutamakan, namun sector pertanian tidak lepas dari padanya. Salah satu sector industry yang
banyak di geluti oleh para investor adalah yang bergerak di bidang sector industry pangan atau
yang lebih sering disebut agroindustry pangan.
Menurut Soekartawi (2001), agroindustri mampu meningkatkan perolehan devisa dan mampu
mendorong munculnya industry lain. Produk agroindustri akan memiliki daya tarik terhadap bahan
baku, proses produksi, daerah produksi bahkan bentuk dan permintaan pasarnya. Kegiatan
agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sector pertanian. Efeknya, akan mampu
mentranformasikan produk primer ke produk olahan sekaligus menciptakan nilai tambah yang
tinggi (Tarigan, 2010). Pembangunan agroindustro dengan bahan baku yang tersedia dalam jumlah
dan waktu yang sesuai, merupakan syarat kecukupan untuk berproduksi secara berkelanjutan.
Bahan baku yang memiliki daya tarik di daerah jawa timur adalah pisang. Ketersediaan tanaman
pisang di Indonesia membuka peluang usaha yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia, terlebih
di daerah Jawa Timur. Pisang mudah tumbuh di daerah yang subur. Namun sayangnya, pisang
masih belum dianggap sebagai sumber usaha yang baik. Karena sebagian besar masyarakan masih
menganggap pisang hanya sebagai buah saja, dan tidak memberikan nilai tambah yang lebih tinggi.
Olahan pisang hanya sebatas olahan rumahan saja.
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu diantara 16 provinsi sentra produksi pisang di
Indonesia. Berdasarkan luas panen, Jawa Timur menduduki urutan ketiga setelah Jawa Barat dan
Jawa Ten gah. Sementara dalam hal produksi, Jawa Timur menduduki urutan kedua setelah
Jawa Barat. Menurut Tarigan, pada tahun 2000 produktivitas pisang di Provinsi Jawa Timur 68.80
ton/ha. Dimana kabupaten penghasil pisang terbesar adalah di Jember, Malang, Lumajang,
Bojonegoro dan Pasuruan.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk merancang suatu pabrik agroindustri berbahan baku
pisang Agung menjadi kripik pisang yang akan dikembangkan serta menjadikannya sebagai usaha
skala besar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroindustri
Menurut Kusnandar (2010), agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang
berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu
industry yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha
pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan
hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut.
Dengan demikian agroindustri sebagai pengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
olahan baik produk akhir (Finish Product) maupun produk antara (Intermediate Product).
Pengertian manajemen agroindustri adalah penerapan ilmu manajemen dalam agroindustri agar
dapat dilakukan secara efisien. Fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, dan pengawasan atau pengendalian yang harus
dijalankan pada setiap tahapan kegiatan agroindustri.
Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman
buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika
Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi
daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai
ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan
Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan Simmonds, 1987).
Buah pisang juga memiliki banyak manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain
vitamin A, vitamin B (Thiamine, Riboflavin, Niacin, vitamin B6, Folic Acid), vitamin C, Kalsium,
Magnesium, Besi, dan Seng. Dengan demikian pisang juga merupakan salah satu bahan pangan
yang mampu meningkatkan gizi masyarakat (Kasijadi, 2006).
Pisang merupakan tanaman semak yang berbatang semu (pseudostem), tingginya bervariasi antara
1- 4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya melebar, panjang, tulang daunnya besar, dan tepi
daunnya tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin
kencang. Batangnya mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat banyak mata yang
dapat tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali
berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).
Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas
yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya
untuk memberikan manfaat kepada manusia. Berdasarkan Satuhu dan Supriyadi (2001), pisang
dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
a. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang, misalnya pisang kepok, pisang susu,
pisang hijau, pisang mas, pisang raja dan pisang barangan.
b. Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang uli,
pisang kapas dan pisang bangkahulu.
c. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang maupun diolah terlebih dahulu, misalnya
pisang kapok, pisang agung dan pisang raja.
d. Pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk atau pisang batu
untuk campuran membuat rujak.
Keripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan keripik pisang pisang dan
digoreng, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan penyebarang pisang
menjadi keripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan/memperpanjang
kemanfaatan keripik pisang. Syarat mutu keripik pisang dapat mengacu SNI 01-4315-1996,
Keripik Pisang.
Keripik pisang-standar teknis ini berlaku untuk pembuatan pisang menjadi keripik pisang.
Prosedur opersional penyebarang keripik pisang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi penyiapan
bahan baku keripik pisang, penyiapan peralatan keripik pisang dan kemasan keripik pisang,
pengupasan keripik pisang dan pengirisan keripik pisang, pencucian keripik pisang dan
perendaman keripik pisang, penggorengan keripik pisang, penirisan minyak keripik pisang,
pemberian bumbu keripik pisang, pengemasan keripik pisang dan pelabelan keripik pisang, serta
penyimpanan keripik pisang.
2.4 Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat keripik pisang adalah sebagai berikut:
1. Pisang
Bahan baku dalam pembuatan keripik pisang adalah pisang mentah. Pisang yang dipilih adalah
pisang agung yang tua dan masih mentah sehingga pisang agung diiris-iris/dirajang tipis- tipis dan
dibentuk sesuai dengan selera konsumen. Syarat Mutu Pisang Agung Kuning Segar dapat mengacu
pada SNI 01 – 4481 – 1998.
2. Air Bersih
Air dalam pembuatan keripik pisang digunakan untuk mencuci pisang. Air yang digunakan harus
memenuhi persyaratan air minum dan air bersih sesuai standar Permenkes RI No.
416/MENKES/PERK/IX/90. Air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak
mengandung zat yang membahayakan.
3. Minyak goreng
Minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang bermutu
baik (jernih dan tidak tengik), sesuai SNI 01 – 3741 – 2002. Penggunaan minyak goreng dengan
kualitas rendah akan menghasilkan keripik yang tidak tahan lama(cepat tengik).
Larutan Natrium Bisulfit 0,3% – 0,5% digunakan untuk merendam pisang agar tidak terjadi
perubahan warna menjadi coklat. Di perdesaan larutan ini dapat diganti dengan potongan-
potongan daun sirih. Dalam pembuatan keripik pisang dapat ditambahkan bahan tambahan pangan
(BTP). Tujuan penambahan bahan tambahan pangan ini adalah untuk memperbaiki tekstur, rasa,
dan penampakan. Penggunaan bahan-bahan tersebut baik jenis maupun jumlahnya harus
memenuhi persyaratan yang direkomendasikan. Persyaratan bahan tambahan pangan mengacu
pada SNI 01-0222-1995.
1) Gula pasir
Fungsi gula dalam pembuatan keripik pisang adalah untuk memberikan rasa manis. Gula pasir
dibuat sirup terlebih dahulu dengan perbandingan 1 kg gula pasir dilarutkan dalam 5 gelas air.
Gula yang digunakan harus bermutu baik, yaitu kering, tidak bau apel atau masam, tidak nampak
adanya ampas atau bahan asing dan berwarna putih. Standar gula kristal putih (SNI 01-3140-2001).
2) Garam dapur
Fungsi garam dapur adalah untuk memberi rasa asin. Garam yang digunakan adalah garam
beryodium (SNI 01 – 3556 – 2000).
Fungsi bubuk coklat untuk menambahkan rasa coklat bagi kripik pisang.
2.6 Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat keripik pisang antara lain:
1) Baskom
2) Alas Telenan
5) Ember plastic
6) Vacuum Frying
7) Sealer
9) Tampah/nyiru/wadah
11) Label
Pisang dikupas, diiris tipis-tipis (tebal 2 – 3 mm) secara memanjang atau melintang, langsung
ditampung dalam bak perendaman untuk menghindari proses oksidasi enzim fenolase yang ada
dalam getah pisang.
b. Perendaman
Hasil irisan direndam dalam larutan natrium bisulfit (Na2SO3) 0,3 – 0,5% selama 10 menit lalu
c. Penggorengan
Irisan keripik pisang pisang digoreng menggunakan minyak yang cukup banyak sehingga semua
bahan terendam. Tiap 1 kg irisan pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama
penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai keripik
cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan keripik pisang. Untuk mendapatkan
keripik pisang dengan rasa manis dapat dilakukan penaburan dengan gula halus.
d. Penirisan minyak
Hasil penggorengan pertama ditiriskan dengan menggunakan peniris minyak hingga minyak yang
ada menetes tuntas.
e. Pemberian Bumbu
Untuk melayani konsumen yang memiliki selera berbeda-beda, dapat diciptakan rasa keripik
pisang yang beraneka rasa, misalnya keripik pisang manis, keripik pisang asin, dan keripik pisang
pedas.
2.8 Pelabelan
Pelabelan makanan harus mengikuti ketentuan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan. Pemberian label bertujuan untuk memberi informasi tentang produk dan memberi
penampilan yang menarik.
a. Isi bak air sampai ejector tercelup sedalam ± 3 cm dan usahakan temperatur air bersuhu <270C
selama penggorengan berlangsung.
b. Isi tabung penggorengan dengan minyak goreng hingga setengah volume
c. Atur OCA TRM OCA jarum penyetel suhu pada 85 oC – 95 oC, kemgroupo TRM OCA
hubungkan steker boks pengendali suhu dengan sumber listrik.
d. Masukkan bahan irisan pisang ke dalam keranjang penggoreng
e. Nyalakan kompor elpiji untuk memanaskan minyak sampai suhu 90 oC dan usahakan suhu
konstan selama penggorengan.
f. Tutup tabung penggorengan
g. Nyalakan pompa air
h. Tunggu sampai tekanan di dalam tabung mencapai minimal – 76 cmHg, pastikan tidak ada yang
bocor
i. Putar keranjang penggorengan dengan menggunakan tuas setengah putaran (180 o)
j. Biarkan proses penggorengan berlangsung sampai kaca indikator groupo TRM OCA tidak ada
lagi uap air/embun dan suara gemersik groupo TRM OCA hilang. Selama penggorengan
berlangsung usahakan sesering mungkin mengaduk dengan memeutar tuas berkali-kali.
k. Kembalikan posisi keranjang penggorengan di atas minyak penggorengan
l. Biarkan selama 5 menit agar minyak yang ada di dalam bahan dan keranjang tertiriskan.
m.Buang tekanan dengan membuka katup pembuang tekanan dan tekan tombol off untuk
mematikan mesin vakum
n.Buka tutup tabung penggoreng dan tutup keranjang penggorengan
o.Ambil hasil penggorengan dan langsung dimasukkan ke dalam mesin spinner dan hidupkan
mesin spinner selama 2-3 menit.
p. Hentikan mesin spinner, aduk keripik pisang, lalu nyalakan lagi selama 1 menit
q. Keluarkan keripik dari mesin spinner dan didinginkan.
2.10 Cara pemakaian minyak goreng yang ekonomi :
Saran : jika minyak bekas akan dipakai lagi, maka diperlukan penambahan minyak baru dengan
perbandingan minyak bekas : minyak baru 1 : 1 (jika intesitas pemakaian dalam satu hari lebih
dari 3 (tiga) kali (sering) atau 3 : 1 (jika intesitas pemakaiannya kurang dari 3 (tiga) kali.
Proses sortasi dilakukan untuk mengklasifikasi kualitas atau mutu dengan cara memilah dan
mengelompokkan berdasarkan ukuran, warna, dan bentuk keripik yang dihasilkan, dilakukan
secara manual. Proses pengemasan bertujuan untuk meningkatkan daya simpan produk. Bahan
pengemas yang umum digunakan untuk keripik pisang adalah plastik polipropilen dengan
ketebalan minimal 0, 8 mm atau aluminium foil. Pengemasan produk yang berupa keripik
sebaiknya menggunakan mesin pengemas vakum (vacuum sealer). Ruang pengepakan usahakan
mempunyai kelembaban groupo TRM OCA (RH) yang rendah mengingat sifat keripik vakum ini
higroskopisitasnya tinggi misalnya dilakukan dalam ruang ber-AC. Setelah produk dikemas,
dilakukan pemeriksaan terhadap penutupan kantong plastik.
2.11 Pelabelan
Pelabelan makanan harus mengikuti ketentuan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan. Pemberian label bertujuan untuk memberi informasi tentang produk dan memberi
penampilan yang menarik. Informasi terdiri dari nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat
bersih, nama produsen, tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa, nomor registrasi, serta label Halal.
Penyimpanan produk akhir sebaiknya dilakukan di ruang yang terpisah dengan ruang
penyimpanan bahan baku. Dalam proses pengangkutan dihindarkan dari kerusakan fisik dan
pengaruh cahaya sinar matahari langsung untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Apabila
semua faktor tersebut dilakukan dengan benar, maka keripik pisang yang dikemas dengan
menggunakan plastik propilen dapat bertahan 3 bulan, jika menggunakan alumunium foil bisa
mencapai ± 1 (satu) tahun. Sebab alumunium foil kedap uap air dan oksigen serta sinar ultra violet
dari sinar matahari.
BAB III
DOKUMENTASI
Pisang Agung
Pengelupasan kulit
pisang
Pengirisan buah
pisang
Penggorengan buah
pisang
Keripik pisang
Pengemasan
Pisang dikupas, diiris tipis-tipis (tebal 2 – 3 mm) secara memanjang atau melintang,
langsung ditampung dalam bak perendaman untuk menghindari proses oksidasi enzim fenolase
yang ada dalam getah pisang.
b. Perendaman
Hasil irisan direndam dalam larutan natrium bisulfit (Na2SO3) 0,3 – 0,5% selama 10 menit lalu
c. Penggorengan
Irisan keripik pisang pisang digoreng menggunakan minyak yang cukup banyak sehingga
semua bahan terendam. Tiap 1 kg irisan pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama
penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai keripik
cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan keripik pisang. Untuk mendapatkan
keripik pisang dengan rasa manis dapat dilakukan penaburan dengan gula halus.
d. Penirisan minyak
Hasil penggorengan pertama ditiriskan dengan menggunakan peniris minyak hingga minyak yang
ada menetes tuntas.
e. Pemberian Bumbu
Untuk melayani konsumen yang memiliki selera berbeda-beda, dapat diciptakan rasa
keripik pisang yang beraneka rasa, misalnya keripik pisang manis, keripik pisang asin, dan keripik
pisang pedas. Caranya adalah sebagai berikut:
Penyiapan campuran bubuk coklat dengan garam dan tepung maizena. Pencampuran masing-
masing bahan dengan rasio coklat : Maizena : garam adalah 30gr : 75gr : 30gr per 1 kg kripik
pisang yang sudah di goreng. Dalam keadaan masih panas, kripik pisang kemudian langsung di
seasoning dengan bumbu coklat yang sudah di siapkan.
Keripik yang telah ditiriskan segera dicelupkan ke dalam larutan gula, diaduk sebentar agar merata,
lalu diangkat dan didinginkan / dianginanginkan.
Penggorengan vacuum merupakan cara penyebarang yang tepat untuk menghasilkan keripik
keripik pisang pisang dengan mutu tinggi. Cara menggoreng dengan menggunakan penggoreng
vacuum ,akan menghasilkan keripik dengan warna dan aroma keripik pisang asli serta rasa lebih
renyah dan nilai gizi tidak banyak berubah. Kerenyahan tersebut diperoleh karena proses
penurunan kadar air dalam keripik pisang terjadi secara berangsur-angsur dengan suhu
penggorengan yang rendah. Pisang yang biasa digunakan untuk pembuatan keripik menggunakan
vacuum frying adalah pisang dengan tingkat kematangan penuh > 80%.
Manual oleh
Perendaman
pegawai UKM
5 kali proses /
Penggorengan
mesin
5 kali proses /
Penirisan minyak
mesin
10 kali proses /
Pemberian rasa-rasa
mesin
Pengemasan
Jumlah
No. Proses Alat/Mesin Spesifikasi Jumlah Tenaga
Kerja
Loading / Platform
2. Penyiapan Mesin Trolley Lipat size : 920mm x 610mm. 1 1 orang/
Bahan baku Chrome mengangkut (ukuran alas platform) alat
bahan baku ( pisang ). Platform Height : 210mm.
(ketinggian alas platform dari
lantai)
Handle Height : 1000mm.
(ketinggian pegangan dari
lantai)
Net Weight : 22.5kg. (berat
barang bersih)
Max Loading capacity :
300kg. (kapasitas muatan
maksimum)
Caster : 130mm / 5 inch
(ukuran roda) berbahan karet
keras dan dapat berputar 360
derajat
Harga : Rp. 850.000,-
- Dimensi : 63 cm x 66 cm
x 84 cm
- Merek : Agrowindo
Harga : Rp.16.000
\
Na2SO3 (Sodium - Bentuk : Powder
Sulfite) - Konsentrasi : 98%
- Kemasan : Plastik Bag/ zak
25 kg
- Harga : Rp.16.000,-/Kg
Dimensi :
9. Pendinginan Spinner 65x60x75 cm 2 1 org/alat
Frame : pipa besi
kotak
Silinder : Stainless
Steel
Keranjang bahan :
Vorporasi SS
Ukuran
kerajanjang bahan
: diameter 50 cm,
tinggi 40 cm
Mes keranjang :
50-60 mm
Daya listrik : 1/2
HP
Putaran poros :
700-900 rpm
Harga : Rp.5.500.000
10. Packaging Sealer - Tipe : Iron Body Model 2 1 org/
alat
- Power : 300 Watt
- Berat : 2,7 Kg
1. Neraca Massa
a. Pengupasan
Psang Daging Buah
Pengupasan
500 kg 450 kg
Kulit Pisang 10 % = 50 kg
NERACA MASSA :
KulitPisang = 500 kg x 0,1 = 50 kg
DagingBuah = 500 kg – 50 kg = 450 kg
MASUK KELUAR
Pisang 500 kg DagingBuah 450 kg
KullitPisang 50 kg
Total 500 kg Total 500 kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Qkeluar
Pisang = DagingBuah + KulitPisang
m.c.∆T = m.c.∆T + m.c.∆T
500 x 1,76 x (25 – 0) = [450 x 1,76 x (25 – 0)] + [50 x 1,76 x (25 – 0)]
22000 = 19800 + 2200
22000 = 22000
MASUK KELUAR
Pisang 22000 KJ DagingBuah 19800 KJ
KulitPisang 2200 KJ
Total 22000 KJ Total 22000 KJ
b. Pengirisan / pemotongan
Daging
Dp
Buah Pengirisan
447,75 kg
450 kg
Dp :daginghasilpengirisan
NERACA MASSA :
Kehilangan = 0,005 x 450 = 2,25 kg
PotonganBuah= 450 – 2,25 = 447,75 kg
MASUK KELUAR
DagingBuah 450 kg PotonganBuah 447.75kg
Kehilangan 0,5 2,25 kg
%
Total 450 kg Total 450kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Q keluar
DagingBuah = PotonganBuah + Kehilangan
m.c.∆T = m.c.∆T + m.c.∆T
450 x 1,76 x (25 – 0) = [447,75 x 1,76 x 25] + [2.25 x 1,76 x (25 – 0)]
19800 = 19701 + 99
19800 = 19800
MASUK KELUAR
DagingBuah 19800 KJ PotonganBuah 19701 KJ
Kehilangan 0,5 99 KJ
%
Total 19800 KJ Total 19800 KJ
c. Perendaman
Daging Daging Buah
Buah (Dp) Rendam (Dpr)
Perendaman
447,75 kg KA 80 %
KA 70 %
Air Kapur
NERACA MASSA :
𝐷𝑝𝑟 = 𝐷𝑝 + 𝐴 = 447,75 + 𝐴
Komponen Air :
Masuk = Keluar
Dp + A = Dpr
(Dp x Kair) + (A x Kair) = Dpr x Kair
( 447,75 x 0,7 ) + ( A x 1 ) = Dpr x 0,8
313,425 + A = ( 447,75 x A ) 0,8
313,425 + A = 358,2 + 0,8A
0,2 A = 44,775
A = 223,875 kg
Dpr = 447,75 + A
= 447,75 + 223,875
= 671,625 kg
MASUK KELUAR
DagingBuah 447,75 kg DagingBuahRendam 671,625 kg
AirKapur 223,875 kg
Total 671,625 kg Total 671,625 kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Q keluar
DagingBuah + Air Kapur = DagingBuahRendam+ Q lepas
m.c.∆T + m.c.∆T = m.c.∆T+ Q lepas
447,75 x 1,76 x (25 – 0) + [223,875 x 4,2 x 24] = 671,625 x 1,76 x 20+ Q lepas
19701 + 22566,6 = 23641,2 + Q lepas
42267,6- 23641,2 = Q lepas
Q lepas = 18626,4 KJ
MASUK KELUAR
DagingBuah 19701 KJ DagingBuahRendam 23641,2 KJ
AirKapur 22566,6 KJ Panas yang Dilepas 18626,4 KJ
Total 42267,6KJ Total 42267,6KJ
d. Penirisan
Daging Buah Daging Buah
Rendam (Dpr) Penirisan (Db)
KA 80 % KA 75 %
Kehilangan Air
NERACA MASSA :
Dpr = Db + Kehilangan Air
671,625 = Db + A
671,625 – A = Db
Komponen Air
Masuk = Keluar
Dpr x Kair = (Db x Kair)+ (A x Kair)
671,625 x 0,8 = 0,75Db + A
537,3 = 0,75(671,625 – A) + A
537,3 = 503,71 – 0,75A + A
33,59 = 0,25 A
A = 134,36 kg
Db = 671,625 – A
= 671,625 – 134,36
= 537,265 kg
MASUK KELUAR
DagingBuah 671,625 kg DagingBuah 537,265 kg
Rendam Kehilangan Air 134,36 kg
Total 671,625 kg Total 671,625 kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Q keluar
Q terima +DagingBuahRendam = DagingBuah + Kehilangan Air
Q terima +m.c.∆T = m.c.∆T + m.c.∆T
Q terima + 671,625 x 1,76 x 20 = [537,265 x 1,76 x (19 – 0) + [134,36 x 4,2 x 22]
Q terima + 23641,2 = 17966,14 + 12414,864
Panas yang Diterima = 30381,004 - 23641,2
MASUK KELUAR
DagingBuahRendam 23641,2 KJ DagingBuah 17966,14 KJ
Panas yang diterima 6739,904 KJ Kehilangan Air 12414,864 KJ
Total 30381,004 KJ Total 30381,004 KJ
e. Penggorengan
Uap Air
Daging
Buah Keripik
537,265 kg Penggorengan KA 10 %
KA 75 % KA 16 %
KL 0,9 %
Minyak
NERACA MASSA :
Persamaan :
Masuk = Keluar
Db + M = U + K
537,265 + M = U + K
Komponen Air :
Masuk = Keluar
(Db x Kair) + (M x Kair) = (U x Kair) + (K x Kair)
(537,265 x 0,75) + (M x 0) = (U x 1) + 0,1K
402,94 = U + 0,1 K
402,94 – 0,1 K = U
Komponen Minyak :
Masuk = Keluar
(Db x Km) + (M x Km) = (U x Km) + (K x Km)
(537,265 x 0,009) + (M x 1) = (U x 0) + 0,16K
4,835 + M = 0,16K
M = 0,16K - 4,835
Persamaan :
537,265 + M = U + K
537,265 + (0,16K - 4,835) = (402,94 – 0,1 K) + K
0,16K + 129,49 = 402,94 + 0,9K
129,49 = 0,74 K
K = 174,986 kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Q keluar
Panas yang Diterima + DagingBuah + Minyak = Keripik + Uap Air + Q lepas
Panas + m.c.∆T + m.c.∆T = m.c.∆T + m.λ + (konduksi + konveksi +
radiasi)
Panas+[537,265 x 1,76 x 19) + [23,161 x 2,9 x 23] = (174,986x1,69x45) + (385,44x2160) +
(30724,272 + 15358,5 + 4,57)
Panas +17966,14 +1544,83 = 13307,68 + 832550,4 + 46087,642
Panas yang Diterima =872434,752
MASUK KELUAR
DagingBuah 17966,14 KJ Keripik 13307,68 KJ
Minyak 1544,83 KJ Uap Air 832550,4 KJ
Panas yang Diterima 872434,75 KJ Q lepas 46087,642 KJ
Total 891945,72KJ Total 891945,72 KJ
f. Penirisan Minyak
Keripik
Keripik Jadi
174,986 kg
Penirisan KA 10 %
KA 10 %
KL 2,4%
KL 16 %
Minyak
NERACA MASSA :
K = M + Kj
174,986 = M + Kj
M = 174,986 - Kj
Komponen Minyak :
Masuk = Keluar
(K x Km) = (M x Km) + (Kj x Km)
174,986 x 0,16 = (M x 1) + 0,024Kj
27,9868 = M + 0,024Kj
27,9868 = (174,986 - Kj) + 0,024Kj
- 146,9832 = - 0,976 Kj
Kj = 150,597 kg
M = 174,986 – Kj
= 174,986 - 150,597
= 24,388 kg
MASUK KELUAR
Keripik 174,986 kg KeripikJadi 150,597 kg
KehilanganMinyak 24,388 kg
Total 174,986 kg Total 174,986 kg
NERACA PANAS :
Q masuk = Q keluar
Keripik = KeripikJadi + KehilanganMinyak + Q lepas
m.c.∆T = m.c.∆T + m.c.∆T+ Q lepas
174,986 x 1,69 x 45 = (150,597 x 1,65 x 37) + (24,388 x 2,9 x 25) + Q lepas
13307,68 = 9193,94 + 1768,13 + Q lepas
13307,68 - 10962,07 = Q lepas
Q lepas = 2345,6
MASUK KELUAR
Keripik 13307,68 KJ KeripikJadi 9193,94 KJ
KehilanganMinyak 1768,13 KJ
Panas yang dilepas 2345,6 KJ
Total 13307,68 KJ Total 13307,68 KJ
g. Seasoning
NERACA MASSA :
11
Banyaknyacoklat yang dibutuhkan = 100 𝑋 150,597 = 16,5 𝑘𝑔
KeripikPisangcoklat = Keripik + bubukcoklat
= 150,597 + 16,5 kg
= 167,097 kg
MASUK KELUAR
Keripikpisangcoklat 150,597 kg KeripikPisangCoklat 167,097 kg
16,5 kg
Total 167,097kg Total 167,097 kg
Energi yang
Daya (Watt) Jumlah Jam Operasi (jam)
Mesin dibutuhkan
mesin @ mesin / hari
(watt / hari)
Karyawan Karyawan
1 orang (15 orang)
Struktur organisasi dari pabrik ini berbentuk garis/lini yang diciptakan oleh Henry Fayol.
Dimana pada system organisasi ini wewenang dari atasan disalurkan secara vertical kepada
bawahan. Begitu pula sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung ditunjukkan
kepada atasan yang member perintah. Cirri-cirinya memiliki kesatuan perintah yang terjamin,
pembagian kerja yang jelas dan mudah dilaksanakan, organisasi tergantung pada satu pemimpin.
Tugas dan masing-masing jobdesk organisasinya yaitu bertanggung jawab atas perencanaan,
pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan, serta peningkatan mutu. Job description :
a. Direktur
b. Produksi
Bertanggung jawab atas proses produksi secara keseluruhan hingga produk dapat di konsumsi.
Job description:
1. Bekerja sama dengan tim keuangan, administrasi dan direktur dalam penyusunan rencana
dan jadwal produksi
2. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada setiap
karyawan untuk menjamin kesinambungan dalam produksi
3. Memonitori pelaksanaan rencana produksi
4. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efesiensi penggunaan tenaga kerja
dan mesin peralatan.
5. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap karyawan.
c. Keuangan
Bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam bidang keuangan. Baik pemasukan maupun
pengeluaran keuangan.
d. Pemasaran
Bertanggung jawab kepada direktur perusahaan terhadap aktivitas pemasaran produk yang
keluar.
e. Keamanan
Bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan baik keamanan fasilitas pabrik,
investasi pabrik baik benda mati maupun benda hidup seperti karyawan dan pekerja lainnya.
Kegiatan ini untuk menilai sejauh mana manfaat (benefit) yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usha disebut dengan study kelayakan bisnis. Layaknya suatu gagasan
usaha dalam arti social benefit tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. Proyek-proyek yang
dinilai dari segi manfaat, penanaman investasi yang diberikan untuk pelaksanaan usaha tersebut.
Analisis kelayakan menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
dan Net Benefit Cost Ratio (BCR), untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidaknya.
Jika nilai Net B/C lebih besar dari 1 (satu berarti gagasan usaha proyek tersebut layak
dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak untuk dikerjakan. Untuk Net B/C
sama dengan 1 (satu) berarti cash in flow sama dengan cash out flow, dalam present value disebut
dengan Break Even Point (BEP), yaitu total cost sama dengan total revenue.
Dari sekian banyak usaha, pemilihan usaha Kripik Pisang Agung ini cukup menjanjikan
keuntungan bagi pengusahanya. Karena, hampir semua orang dan semua kalangan menyukai
jajanan kripik. Dalam pembuatan pun tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar. Analisis
kompetisi dan peluang pasar Kripik Pisang Agung kami sajikan dengan analisa SWOT dalam
tabel dibawah ini :
• Malang adalah kota industri dan pendidikan • Pesaing usaha sejenis dikota
dimana sangat potensial untuk dijadikan Malang sudah banyak.
ladang usaha bisnis.
• Pesaing usaha sejenis sudah
• Bahan baku mudah didapat. memiliki pelanggan atau konsumen
tetap.
• Jumlah mahasiswa dikota Malang setiap
tahunnya semakin bertambah, meningkatnya
jumlah mahasiswa otomatis akan
meningkatkan jumlah konsumsi makanan.
.
3.9 Rincian Biaya Investasi
3 Peralatan:
Perlengkapan K3
5 Peralatan kantor
4 200.000
Meja dan kursi kerja + meja 800.000 2.100.000
rapat
5 500.000
Cabinet 2.500.000
2 200.000
Dispenser + galon 400.000
2 710.000
Printer 1.420.000
5 3.750.000
Computer 18.750.000
1 150.000
Router 150.000
1 1.500.000
Loker 1.500.000
1 48.000.000
8 Kendaraan angkut 48.000.000
13 Perijinan 11.000.000
2 1.800.000
14 Perlengkapan CCTV 3.600.000
TOTAL Rp.831.823.740
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan PBB berdasarkan perhitungan
harga bangunan ditambah harga tanah dan harga mesin yang digunakan yaitu:
= Rp 1.166.200.896,-
= Rp. 75.371,425
= Rp. 327.262.729
= 4.342 kg x Rp 85.000/kg
= Rp.367.540.000,-
3.17 Keuntungan
= Rp.40.277.271,-
Rp. 1.493.222.625
Jangka Waktu pengembalian modal =
Rp. 40.277.271
Biaya Tetap
BEP =
1 − (Biaya tidak tetap ∶ Hasil Usaha)
Rp. 49.800.000
BEP =
1 − ( Rp. 277.462.729 ∶ Rp. 367.540.000)
3.20 IRR
= 3,45 %
3.21 NPV
= Rp.1.493.222.625,-
= Rp.4.342 x 85.000
= Rp.369.070.000
Pendapatan setelah pajak dan bunga = pendapatan sebelum pajak dan bunga –
(pembayaran bunga + pajak)
Net present value merupakan Selisih antara nilai kini arus dana dengan biaya investasi atau
nilai kini bersih. NPV juga merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang
telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit
dari proyek yang direncanakan.
Adapun manfaat dari penilaian investasi dengan metode nilai sekarang (Net Present
Value) pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencari pemberian investasi yang akan
menghasilkan keuntungan paling tinggi terhadap investor sehingga dapat menurunkan
kemungkinan terjadinya kerugian pasda suatu perusahaan industri pertanian tersebut.
Analisis kelayakan nilai investasi pada dasarnya juga dapat menganalisa yang dilakukan
terhadap suatu industri pertanian apakah industri tersebut layak atau tidak untuk diberi
investasi. Perhitungan tersebut tentulah sangat bermanfaat pada industri pertanian yang
sedang berjalan ataupun berkembang. Kriteria perhitungan NPV juga dapat memberikan
sebuah gambaran yang jelas bagi para pengusaha yang ingin perusahaannya terselamatkan
dari resiko kerugian dan dapat menjadi faktor pendorong strategi bisnis yang sangat hati-
hati untuk perusahaan industri pertanian tersebut.
Penggunaan NPV tentunya juga dapat memacu kinerja suatu perusahaan agar dapat
bekerja lebih baik dan lebih keras lagi. Hal ini juga sangat berhubungan dengan tata kelola
perusahaan yang baik agar tercipta lingkungan perusahaan yang kondusif serta menaikkan
jumlah produktifitas dengan kelayakan investasi dan suasana yang kondusif pula. Dalam
penggunaan NPV dalam industri ini jika dianalisa akan memberikan gambaran dan
pertimbangan pada suatu perusahaan akan menjadi tahu investor yang akan melakukan
keputusan investasi. Karena pengambilan keputusan diharapkan tidak gegabah karena
Pertimbangan ini didasarkan pada perusahaan yang rentan terhadap resiko yang akan
dihadapi misalnya resiko yang sering ditemui sperti dalam pemasaran, politik dll. Sehingga
dengan melakukan analisis NPV kita dapat mengetahui apakah perusahaann tersebut layak
atau tidak dalam menghadapi resiko-resiko dalam melakukan kegiatan binis perusahaan.
Berdasarkan perhitungan diatas maka rencana proposal ini dinyatakan layak dengan
Break Event point yaitu Rp. 65.967.387,8 dengan jangka waktu = 3 tahun yang dapat
dicapai setelah 4 periode dimana IRR = 3,45 %dan NPV pada periode ke 4 adalah = Rp
Rp.271.904.080,-
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 SistemPenerimaanTenagaKerja
Sistem perekrutan tenaga kerja ini dibagai menjadi 2 yakni :
1. Sistem informasi melalui online
Merupakan sistem penginformasian penerimaan ataupun perekrutan melalui media
elektronik seperti website resmi yang dimiliki UKM. Perekrutan tenaga kerja melalui
system online.
2. Sistem informasi melalui offline
Merupakan sistem penginformasian penerimaan ataupun perekrutan melalui surat
lamaran pekerjaan secara langsung dan komunikasi karyawan internal secara verbal
maupun lisan.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada
karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan. Sistem
kompensasi oleh pabrik yang diberikan kepada tenaga kerja yakni berdasarkan UMR (Upah
Minimum Regional) daerah Kota malang Tahun 2016 sesuai peraturan Gubernur Jawa Timur
No. 72 sebesar Rp. 2.100.000.
4.4 Utilitas
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang. Utilitas merupakan
manfaat suatu barang di banding dengan alternative penggunaannya. Biaya utilitas yang
dikeluarkan meliputi :
a. BiayaListrik
Sarana penunjang menggunakan sumber listrik dari PLN. Aliran listrik menggunakan
rangkaian parallel yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti mesin ,peralatan,
dan kantor.
b. Biaya Air
Sistem pengairan yang digunakan menggunakan sumber air dari pompa yang di alirkan
melalui pipa-pipa, hal ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan air dari PDAM.
penggunaan air ini biasanya digunakan untuk penyediaan sarana toilet, mushola dan
kebutuhan di unit pengoalahan kripik pisang.
c. Energi Bahan Bakar
Sarana penunjang energi menggunakan bahan bakar LPG dari PT Pertamina pengeluaran
a b c
Gambar 4.1 (a) masker, (b) celemek masak, (c) sarung tangan
b. Perendaman
Hasil irisan direndam dalam larutan natrium bisulfit (Na2SO3) 0,3 – 0,5% selama 10 menit
lalu
c. Penggorengan
Irisan keripik pisang pisang digoreng menggunakan minyak yang cukup banyak sehingga
semua bahan terendam. Tiap 1 kg irisan pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama
penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai
keripik cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan keripik pisang. Untuk
mendapatkan keripik pisang dengan rasa manis dapat dilakukan penaburan dengan gula
halus.
d. Penirisan minyak
Hasil penggorengan pertama ditiriskan dengan menggunakan peniris minyak hingga minyak
yang ada menetes tuntas.
e. Pemberian Bumbu
Untuk melayani konsumen yang memiliki selera berbeda-beda, dapat diciptakan rasa keripik
pisang yang beraneka rasa, misalnya keripik pisang manis, keripik pisang asin, dan keripik
pisang pedas. Caranya adalah sebagai berikut:
Keripik Pisang Rasa Manis
Penyiapan larutan gula. Gula pasir putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 kg
gula: 250 ml air, dan diaduk-aduk sampai larut merata. Setelah itu larutan dipanaskan sampai
mendidih. Setelah mendidih, api segera dikecilkan untuk menjaga larutan gula tetap panas
dan cair. Pencelupan dalam larutan gula.
Keripik yang telah ditiriskan segera dicelupkan ke dalam larutan gula, diaduk sebentar agar
merata, lalu diangkat dan didinginkan / dianginanginkan.
Keripik Pisang Rasa Asin
Keripik pisang digoreng setengah kering dicelupkan ke dalam larutan garam dengan
perbandingan 1:100
Siapkan bumbu yang telah dihaluskan, seperti gula halus, garam halus, cabe bubuk, coklat
bubuk diolah, seasoning (bumbu siap saji). Keripik pisang yang telah digoreng dan dingin
ditaburi bahan-bahan atau bumbu dalam suatu kantong plastik, kantong plastik dibolak balik
sedemikian rupa sehingga bumbu dapat melapisi secara merata.
1. Keripik Pisang Rasa Manis Coklat
Untuk mendapatkan keripik pisang dengan rasa manis dapat dilakukan penaburan
dengan tepung gula halus coklat.
2. Keripik Pisang Rasa Asin
Untuk keripik pisang dengan rasa asin dapat dilakukan penaburan dengan tepung garam
halus.
3. Keripik Pisang Bumbu Siap Saji
Untuk keripik pisang dengan rasa bumbu siap saji (seasoning) dapat dilakukan penaburan
dengan tepung seasoning. Keripik pisang yang telah masak didinginkan sambil ditiriskan
sehingga diperoleh keripik pisang yang betul-betul kering.
Penggorengan vacuum merupakan cara penyebarang yang tepat untuk menghasilkan keripik
keripik pisang pisang dengan mutu tinggi. Cara menggoreng dengan menggunakan
penggoreng vacuum , akan menghasilkan keripik dengan warna dan aroma keripik pisang
asli serta rasa lebih renyah dan nilai gizi tidak banyak berubah. Kerenyahan tersebut
diperoleh karena proses penurunan kadar air dalam keripik pisang terjadi secara berangsur-
angsur dengan suhu penggorengan yang rendah. Pisang yang biasa digunakan untuk
pembuatan keripik menggunakan vacuum frying adalah pisang dengan tingkat kematangan
penuh > 80%.
4.7 Pelabelan
Pelabelan makanan harus mengikuti ketentuan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Pemberian label bertujuan untuk memberi informasi tentang produk dan memberi penampilan yang menarik.
Informasi terdiri dari nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama produsen, tanggal,
bulan, dan tahun kadaluwarsa, nomor registrasi, serta label Halal.
Penyimpanan produk akhir sebaiknya dilakukan di ruang yang terpisah dengan ruang
penyimpanan bahan baku. Dalam proses pengangkutan dihindarkan dari kerusakan fisik dan
pengaruh cahaya sinar matahari langsung untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Apabila
semua faktor tersebut dilakukan dengan benar, maka keripik pisang yang dikemas dengan
menggunakan plastik propilen dapat bertahan 3 bulan, jika menggunakan alumunium foil bisa
mencapai ± 1 (satu) tahun. Sebab alumunium foil kedap uap air dan oksigen serta sinar ultra violet dari
sinar matahari.
4.8 Limbah
Limbah dari kulit pisang dimanfaatkan sebagai pakan ternak di masyarakat sekitar. Selain
kulit pisang, limbah minyak goreng juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar lampu minyak,
bahan tambahan pakan ternak dan sabun cair serta bahan bakar biodiesel. Limbah yang dihasilkan
dari kulit pisang agung ini sebanyak 50 kg/hari dan limbah yang dihasilkan dari minyak goreng
ini sebanyak 24,388 kg/hari. Tempat produksi ini harus dilengkapi dengan system pembuangan air
dan limbah yang baik berupa saluran-saluran air atau selokan yang dirancang dan dibangun
sedemikian rupa sehingga tidak mencemari sumber air bersih dan makanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sector pertanian di Indonesia masih memiliki banyak sekali peluang dan prospek yang belum
di gali untuk mencapai ke pangsa pasar yang lebih besar. Meskipun sector industry yang lebih
diutamakan, namun sector pertanian tidak lepas dari padanya. Salah satu sector industry yang
banyak di geluti oleh para investor adalah yang bergerak di bidang sector industry pangan atau
yang lebih sering disebut agroindustry pangan.Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya
hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia
Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar
ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan
Simmonds, 1987).
Proses pengolahan kripik pisang meliputi penimbangan, pengupasan, pemotongan,
penggorengan, penirisan dan pembumbuan. Untuk pembuatan kripik dibutuhkan pisang agung
sebanyak 500 kg dengan hasil bersih 167 kg kripik pisang. Pada produksi kripik pisang ini kita
menggunakan rasa coklat, dimana komposisi coklatnya 30 gram per 1 kg kripik pisang. Untuk
kebutuhan listrik kita membutuhkan listrik berdasarkan alat sebesar 54.295,3 Wh dan 2,76 kWh
untuk kebutuhan lampu tiap tempat. Pada produksi kripik pisang agung coklat ini kita memiliki
untung Rp.40.277.271,- per bulan, memiliki BEP Rp Rp. 65.967.387,8 dan HPP Rp. 75.371,425,-
serta akan balik modal selama 3 tahun.
5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan berdasarkan penelitian adalah diharapkan pemasarannya lebih lagi
dikembangkan namun masih perlu juga adanya koreksi.
DAFTAR PUSTAKA
Aji Purnomo Bayu . 2012 . Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar . Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Monteiro S . 2014 . Produk Lokal Keripik Pisang Berbasis Media Wabsite . Universitas Oriental
Or Lorosa’E (Unital)
Tarigan Herlina . 2010 . Peningkatan Nilai Tambah Melalui Pengembangan Agroindustri Pisang
di Kabupaten Lumajang . Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian . Bogor
Zuhroh B . 2016 . Pusat Pengembangan dan Pengolahan Pisang Sebagai Perancangan Pusat
Oleh-Oleh Kabupaten Lumajang . Universitas Islam Negri Maulana Ibrahim
Malang . Malang