PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi dan fisiologi jantung sebagai pompa
2. Mahasiswa mampu mengetahui sirkulasi jantung dan sistem konduksi jantung
3. Mahasiswa mampu mengetahui curah jantung dan suara jantung
4. Mahasiswa mampu mengetahui Elektrokardiografi
1.3 Manfaat
Dengan mempelajari blok 3 modul 1 mengenai palpitasi ini, kita bisa mengetahui dan
memahami tentang anatomi dan fisiologi jantung sebagai pompa, mengetahui sirkulasi
jantung, sistem konduksi jantung serta curah jantung dan suara jantung serta mengetahui
Elektrokardiografi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang laporan jalannya diskusi kelompok sesuai dengan The Seven Jumps.
Step enam dari the seven jumps tidak kami laporkan secara terperinci. Namun, kami telah
merangkum step ke enam tersebut dalam sintesis yang merupakan step ke tujuh dari The Seven
Jumps.
2.1 SKENARIO
JALAN SEHAT
Tn. Umar (60 tahun) mengikuti lomba jalan sehat 10 km yang diadakan Kaltim Pos.
pada saat jalan tiba-tiba mengeluh palpasi, keluhan ini berkurang dengan istirahat. Pak Umar
langsung di bawa kerumah sakit dan langsung dilakukan pemeriksaan vital sign, denyut
jantung, suara jantung, dan elektrokardiografi
2
2.3 STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)
1. Apa penyebab palpitasi?
2. Kenapa saat istirahat palpitasi berkurang?
3. Bagaimana penanganan terhadap palpitasi?
4. Apakah usia mempengaruhi timbulnya palpitasi?
5. Apa pengaruh jauhnya jarak tempuh pada palpitasi?
6. Apa faktor yang mempengaruhi curah jantung?
7. Bagaimana relasi antara EKG dengan palpitasi?
3
Bradipneu merupakan pernapasan yang lambat kurang dari 16 kali per menit
Takipneu merupakan pernapasan yang cepat lebih dari 24 kali per menit
- Denyut nadi
Pemeriksaan denyut nadi dengan nilai normal 60-100 kali per menit.
Bradikardia merupakan denyut nadi yang lambat kurang dari 60 kali per menit.
Takikardia merupakan denyut nadi yang cepat lebih dari 100 kali per menit.
Takikardia berbeda dengan palpitasi karena takikardia itu merupakan hasil pasti yang
didapat setelah pemeriksaan (pengukuran secara objektif) sedangkan palpitasi
merupakan suatu perasaan dari sudut pandang penderita itu sendiri yang merasakan
jantungnya berdebar-debar (subjektif).
4. Ya, usia mempengaruhi palpitasi. Sebagaimana skenario menyebutkan usia Tn.
Umar 60 Tahun yang merupakan usia lanjut tentunya dengan usia beliau terjadi
penurunan-penurunan kualitas fungsi organ tubuh.
5. Ya, jarak tempuh mempengaruhi karena otot berkontraksi terus-menerus selama
menempuh perjalanan tersebut. Selain itu jarak tempuh dipengaruhi oleh waktu tempuh
yang mempengaruhi kecepatan tempuh, semakin cepat waktu tempuhnya dan semakin
jauh jaraknya maka kuantitas kontraksi otot akan bertambah dari biasanya.
6. Faktor yang mempengaruhi curah jantung adalah stroke volume dikali heart rate.
Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dikeluarkan oleh
jantung setiap menitnya.
Stroke volume adalah jumlah darah yang dikeluarkan jantung setiap denyutnya,
yang berkisar sekitar 70 mililiter
Heart rate meningkat ketika jumlah darah meningkat. Sedangkan heart rate
dipengaruhi saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Heart rate berkisar 70-80 kali
per menit.
- Nodus sinoatrial (SA), SA node melepaskan impuls 72 kali/menit kerjanya
dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis yang mempengaruhi cepat
atau lambatnya irama. SA node merupakan pacemaker (pacu) aktivitas listrik
di jantung. Dari SA node menyebar melalui dua atrium ke Nodus
Atrioventrikular (AV) kemudian melalui berkas His dan mencapai serabut
purkinje
4
Jadi, heart rate merupakan hasil dari aktivitas aksi potensial yang bermula di
SA node yang mana aktivitas aksi potensial menghasilkan aliran listrik yang
mengativasi kontraksi jantung.Oleh karena itu, ketika jantung dipisahkan atau
dikeluarkan dari tubuh, tetap masih bisa berdenyut.
Aliran balik vena disebabkan oleh kemampuan jantung dengan daya suction yang
mengisap kembali darah hasil sisa metabolism untuk kembali ke jantung dengan
kecepatan tertentu.
Sehingga stroke volume dikali heart rate hasilnya sekitar 4900 mililiter sampai
5600 mililiter pada kondisi normal namun akan meningkan empat sampai lima
kali ketika exercise.
Irama Jantung
Frekuensi jantung
Dari informasi-informasi yang diperoleh tersebut hasilnya akan dilihat terlebih dahulu,
dan disimpulkan apakah manifestasi dari palpitasi tersebut.
5
6
2.6 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fisiologi jantung :
a. Siklus jantung
b. Curah jantung
c. Suara jantung
d. Sistem konduksi jantung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemeriksaan jantung :
a. EKG
b. Vital sign
Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok
serta mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.
1. Fisiologi Jantung
a. Siklus Jantung
Middiastol Ventrikel
Selama sebagian besar diastole ventrikel, atrium juga masih berada dalam
diastol.Karena darah dari system vena terus mengalir ke dalam atrium maka
tekanan atrium sedikit melebihi tekanan pada ventrikel meskipun kedua rongga
ini berada dalam keadaan relaksasi.Dari perbedaan tekanan ini maka katup AV
terbuka, dan darah mengalir dari atrium ke ventrikel sepanjang diastole
ventrikel.Akibat pengisian pasif ini, volume ventrikel secara perlahan meningkat
bahkan sebelum atrium mulai berkontrakai.
7
lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses pengabungan eksitasi-kontraksi
berlangsung selama jeda singkat. Tekanan ventrikel yang terjadi secara bersamaan
dengan peningkatan atrium disebabkan oleh tambahan volume darah yang
dimasukkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium.Selama kontraksi ini tekanan
atrium sedikit lebih tinggi di bandingkan dengan tekanan ventrikel sehingga katup
AV tetap terbuka.
8
Selama kontraksi ventrikel isovolumetrik tekanan ventrikel terus meningkat
karena volume tidak berubah,
Ejeksi Ventrikel
Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dan
di mulailah ejeksi darah.Jumlah darah yang di pompa keluar dari masing-masing
ventrikel pada setiap kontraksi ventrikel di sebut Isi Sekuncup (IS).Kurva tekanan
aorta meningkat sewaktu darah di paksa masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih
cepat daripada darah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halus di
sebelah hilir. Volume ventrikel akan menurun secara bermakna sewaktu darah
dengan cepat di pompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi
isovolumetrik dan fase ejeksi ventrikel.
9
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan
ventrikel masih melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang masuk ke
ventrikel dari atrium.Karena itu semua katup tertutup untuk waktu yang
singkat.Panjang serat otot dan volume rongga tidak berubah.Tidak ada darah yang
meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel terus melemas dan tekanan terus
turun.
PengisisanVentrikel
10
ke dalam atrium kiri.Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini di atrium maka
tekanan atrium terus meningkat.Ketika katup AV membuka pada akhir sistol
ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama sistol ventrikel mengalir deras
ke dalam ventrikel.Karena itu pengisian ventrikel mula-mula berlangsung cepat
Karena meningkatanya tekanan atrium yang terjadi akibat akumulasi darah di
atrium.Pengisian ventrikel melambat sewaktu darah yang terakumulasi tersebut
telah di salurkan ke ventrikel dan tekanan atrium mulai turun.Selama periode
penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam
atrium kiri dan menembus katup AV ke dalam ventrikel kiri. Selama diastole
ventrikel tahap akhir , ketika pengisian vebtrikel melambat, nodus SA kembali
melepaskan muatan dan siklus jantung kembali berulang.
11
b. Curah Jantung
Curah jantung dipengaruhi oleh kecepatan jantung dan volume stroke dari
jantung itu sendiri.
Kecepatan jantung dipengaruhi oleh 2 saraf yaitu saraf simpati dan
parasimpatis. Saraf simpatis meningkatakan efektivitas jantung sebagai pompa
dengan mempercepat kerja jantung, mengurangi penundaan kontraksi atrium dan
ventrikel, mengurangui waktu hantaran ke seluruh jantung, meningkatkan
kekuatan kontraksi, biasanya juga dipengaruhi oleh hormon epinephrin dan
norepinephrin. Saraf parasimpatis membuat kerja jantung lebih santai membuat
jantung berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium lebih lemah. Saraf
parasimpatis ini mengatur kerja jantung lebih tenang dan rileks ketika tubuh tidak
membutuhkan peningkatan curah jantung.
Volume stroke dipengaruhi oleh kontrol intrinsik dan ekstrinsik
Kontrol intrinsik berkaitan dengan jumlah aliran balik vena, kekuatan
kontraksi jantung dan volume diastole.
Kontrol ekstrinsik berkaitan dengan tingkat stimulasi simpati pada
jantung.
Curah jantung adalah jumlah volume darah yang dipompa oleh darah
masing-masing ventrikel dalam tiap menitnya 70 kali/menit. Curah jantung
dipengaruhi oleh kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup. Curah jantung dapat
dihitung:
Cardiac Output (Normal)= Stroke Volume X Heart Rate
= 70 ml/denyut X 70 denyut/menit
= 4900 ml/menit = 5 liter/menit
12
Curah jantung normal terdiri dari 70 denyut per menit, dengan volume
stroke 70 ml per denyut.
Curah jantung saat melakukan aktivitas biasanya meningkat dari frekuensi
denyut jantung dan stroke volume.
c. Suara Jantung
Selama siklus jantung secara normal dapat di dengar 2 bunyi jantung utama
dengan stetoskop. Pembukaan katup tidak menimbulkan suara apapun.
Bunyi jantung pertama bernada rendah, lembut, dan relatif lama sering di
katakan sebagai bunyi lup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan
penutupan katup AV. Bunyi jantung pertama berhubungan dengan diastole
akhir dari ventrikel.
Bunyi jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam
sering di katakan berbunyi seperti dup. Bunyi jantung kedua berhubungan
dengan penutupan katup semilunar. Bunyi jantung kedua berhubungan
dengan sistole akhir dari ventrikel.
Bunyi di sebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam dinding ventrikel
dan arteri besar sewaktu katup menutup, bukan oleh katup itu sendiri. Karena
katup AV menutup pada permulaan kontraksi ventrikel, ketika tekanan ventrikel
13
pertama kali melebihi tekanan atrium, maka bunyi jantung pertama menandakan
awalan sistole ventrikel. Katup semilunar menutup pada permulaan relaksasi
ventrikel, sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing turun di
bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Karena itu bunyi jantung kedua
menandakan awalan diastole ventrikel.
14
d. Sistem Konduksi Jantung
15
Pada paruh kedua potensial pacu suatu saluran Ca2+ transien (saluran Ca2+ tipe
T) salah satu dari dua jenis saluran Ca2+ berpintu voltase, membuka. Sewaktu
depolarisasi lambat berlanjut saluran ini terbuka sebelum mencapai
ambang.Infulks singkat Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi membawanya
ke ambang.
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi yang merespon
pengktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lama (saluran Ca2+
tipe L) dan diikuti oleh infulks Ca2+ dalam jumlah besar . yang mengubah
potensial kea rah positif adalah infulks Na+, bukan infulks Ca2+ . Efulks K+
menyebabkan penurunan akibat permeabilitas K+ meningkat sehingga terjadi
depolarisasi lambat menuju ambang akibat K+ tertutup perlahan.
Sel otoritmik yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat
berikut:
1. Nodus Sinuatrialis (Nodus SA)
Suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pint masuk vena
cava superior. Nodus ini mempengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis
system saraf otonom yang akan mempercepat atau memperlambat iramanya
sehingga disebut pemacu jantung
2. Nodus Atrioventrikular (Nodus AV)
Suatu berkas kecil sel-sel otot jantung yang terletak di dasar atrium kanan
dekat septum tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel. Nodus ini menunda
impuls seperatusan detik sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi
kontraksi ventrikel
3. Berkas HIS (atrioventrikular)
Suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antar ventrikel.Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan
dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi unjung
rongga ventrikel, dan berjalan balik kea rah atrium disepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje
Serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas HIS dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang
16
pohon.Serabut ini mampu menghantarkan impuls dengan kecepatan lima kali
lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung yang memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan, diikuti dengan kontraksi ventricular yang sama
sehingga terjadi pemompaan darah yang terkordinasi.
17
sebelum ventrikel tereksitasi dan berkontraksi.Selama denyut jantung normal
kontraksi atrium terjadi 160 mdet sebelum kontraksi ventrikel.
2. Eksitasi serat otot jantung harus terkordinasi untuk menjamin bahwa setiap
rongga jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan agar pemompaan efisien.
Jika serat jantung dalam rongga jantung tereksitasi secara acak dan bukan
berkontraksi secara terkordinasi, maka serat tersebut tidak mampu
menyemprotkan darah. Kontraksi ventrikel yang mulus dan seragam
merupakan hal esensial memeras darah keluar.
3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus terkordinasi secara fungsional
sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara simultan. Ini
memungkinkan darah terpompa secara sinkron ke dalam sirkulasi daru dan
sistemik.
Eksitansi atrium
Beberapa jalur penghantar khusus yang batasnya kurang jelas mempercepat
hantaran impuls ke seluruh atrium.
Jalur antar atrium terbentang dari nodus SA di atrium kanan ke atrium kiri.
Karena jalur ini cepat mengantarkan potensial aksi dari nodus SA ke
ujung atrium kiri. Maka gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi
taut celah diseluruh atrium kiri pada saat yang sama dengan eksitasi
menyebar ke seluruh atrium kanan. Hal ini menyebabkan kedua atrium
terdepolarisasi untuk berkontraksi.
Jalur antar nodus dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu
satunya titik kontraksi listrik antar atrium dan ventrikel. Karena atrium
dan ventrikel secara structural dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Jalur
pengantar antar nodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang
berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk kontraksi ventrikel.
18
100 mdet.Memungkinkan atrium terdepolarisasi sempurna sehingga
mengosongkan isinya kedalam ventrikel.
Eksitasi ventrikel
Setelah di nodus AV tertunda impuls mengalir cepat ke berkas HIS dan
menyebar ke miokardium melalui serat purkinje.Anyaman serat pada
system pengantar ventrikel ini dikhususkan untuk menyalurkan potensial
aksi dengan cepat.System ini dipercepatpenyebaran eksitasi ventrikel
untuk kontraksi ventrikel.Potensial aksi disalurkan melalui seluruh system
serat purkinje 30 mdet.Meskipun demikian sel otot jantung membawa aksi
potensial disetiap sel. Impuls cepat menyebar dari sel-sel yang tereksitasi
ke sel-sel otot ventrikel sisanya melalui taut celah.System hantaran
ventrikel lebih teratur dan lebih penting daripada jalur penghantar antar
atrium dan antar nodus. Karena massa ventrikel lebih besar daripada
massa atrium. Serat purkinje dapat menghantarkan suatu potensial aksi
enam kali lebih cepat dilakukan oleh sel kontraktil. Proses depolarisasi
ventrikel bergantung pada penyebaran impuls ke sel melalui taut celah
yang ada disamping nodus AV. Tereksitasi dan berkontraksi sebelum
impuls hilang. Hal ini menyebabkan pemompaan yang tidak efisien.
Penghantaran cepat potensial aksi menyusuri berkas HIS dan
distribusinya ke serat purkinje mengaktifkan sel-sel miokardium ke kedua
ventrikel hamper tidak sama yang meyebabkan kontraksi tunggal mulus
terkordinasi secara efisien memompa darah kedalam sirkulasi sistemik dan
paru pada saat yang sama.
2. Pemeriksaan jantung
a. EKG
19
EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas listrik jantung.Arus listrik
yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke
dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh.Sebagian kecil
dari aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh, tempat aktivitas tersebut dapat di
deteksi dengan menggunakan elektroda perekam.Rekaman yang dihasilkan adalah
suatu elektrokardiogram atau EKG.
Ingatlah tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang direpresentasikan oleh
EKG :
1. EKG adalah rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang di induksi di cairan
tubuh oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran
keselurahan aktivitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan
repolarisasi.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh
elektroda-elektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial
aksi sebenarnya.
Berbagai bagian dari rekaman EKG dapat dikaitkan dengan proses spesifik di jantung.
Interpretasikan konfigurasi gelombang yang terekam dari masing-masing sadapan
bergantung pada pengetahuan tentang rangkaian penyebaran eksitasi di jantung dan
posisi relative terhadap letak elektroda. EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang
20
yang jelas gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T. Penemu teknik ini memulai
abjad dari tengah ketika memberi nama gelombang-gelombang.
Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium.
Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel
Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel
Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repolarisasi ini masing-masing
menyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung maka proses siklis mekanis jantung
berlangsung sedikit lebih belakangan dari perubahan ritmis aktivitas listrik. Hal-hal
berikut tentang rekaman EKG juga perlu dicatat :
1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik yang cukup
besar untuk mencapai permukaan tubuh sehingga tidak terekam adanya
gelombang pada depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama
kali terekam, gelombang P, terjadi ketika implus atau gelombang depolarisasi
menyebar ke seluruh atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi
atrium. Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya
terjadi bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks
QRS.
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium
memiliki massa otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya
menghasilkan aktivitas listrik yang lebih kecil.
4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto dijantung sehingga
EKG tetap berada di garis basal :
a) Sewaktu jeda/penundaan di nodus AV, Jeda ini tercermin oleh
interval waktu antara akhir P dan awal QRS; segmen EKG dikenal
sebagai segmen PR (Disebut “segmen PR” dan bukan “segmen PQ”
karena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, sementara defleksi R
adalah gelombang yang dominan dalam kompleks ini). Arus mengalir
melalui nodus AV, tetapi kekuatannya terlalu kecil untuk dideteksi
oleh elektroda EKG.
21
b) Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil
mengalami fase datar potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi,
diwakili oleh segmen ST. Segmen ini terletak antara QRS dan T;
segmen ini bersesuaian dengan waktu saat pengaktifan ventrikel
selesai dan ventrikel sedang berkontraksi dan mengosongkan isinya.
Perhatikan bahwa segmen ST bukan rekaman aktivitas kontraktil
jantung. EKG adalah ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas
mekanis.
c) Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan
beristirahat dan ventrikel sedang terisi, setelah gelombang T dan
sebelum gelombang P berikutnya, periode ini disebut interval TP.
Irama Jantung
Frekuensi jantung
Peningkatan masa otot
Gangguan kadar elektrolit
Kelainan pada jantung
22
b. Vital Sign
Merupakan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi suhu, pernafasan, denyut nadi
dan tekanan darah.
- Suhu tubuh dengan nilai normal 36,5ºc sampai 37,2º
Suhu tubuh meningkat saat aktivitas berlebih sehingga memacu kontraksi
jantung yang lebih cepat.Maka pengukuran suhu diperlukan.
- Frekuensi pernafasan normal 16-24/menit
Bradipneu merupakan pernapasan yang lambat kurang dari 16 kali per menit
Takipneu merupakan pernapasan yang cepat lebih dari 24 kali per menit
- Denyut nadi dipengaruhi oleh :
Kecepatan (frekuensi per menit)
Irama (Regular dan Irregular)
Amplitudo (Lemah atau kuat)
Perbedaan Heart rate dengan denyut nadi (pulsus defisit)
Bradikardia merupakan denyut nadi yang lambat kurang dari 60 kali per
menit.
Takikardia merupakan denyut nadi yang cepat lebih dari 100 kali per menit.
- Tekanan darah
Di ukur dengan manometer air raksa dalam satuan mmHg. Tekanan darah
ini sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan diperlukan untuk daya
dorong mengalirnya darah didalam arteri, arteriola, kapiler, dan sistem vena,
sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Jantung sebaai pompa,
karena ia dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri
pada sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara
mengadakan kontrksi dan relaksasi, sehingga dapat menimbulkan perubahan
tekanan darah dalam sirkulasinya. Pada saat sistole ventrikel (yaitu fase ejeksi
cepat) darah dipompa ke aorta dan arteri paru.Pada perekaman tekanan di dalam
sistem arteri di saat itu tampak kenaikan tekanan arteri pada puncaknya sekitar
120 mmHg.Dan pada saat diastole ventrikel, maka tekanan aorta cenderung
23
menurun sampai sekitar 80 mmHg dan tekanan inilah yang dikenal sebagai
tekanan diastoli.Jadi adanya perubahan siklus jantung inilah yang menyebabkan
terjadinya aliran darah dalaam sistem sirkulasi tertutup pada tubuh manusia.
24
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Setelah mengetahui fungsi jantung sebagai pompa, mekanisme konduksi dalam jantung
serta pengaturannya, disimpulkan bahwa jantung mempunyai peranan yang sangat penting untuk
tubuh manusia.Jantung bekerja terus menerus dan hanya beristirahat dalam waktu yang sangat
singkat, kerja jantung yang kompleks ini menyebabkan seluruh sistem dalam tubuh dapat
berjalan dengan lancar, oleh karena itu jantung adalah organ yang sangatlah penting bagi
kelangsungan hidup.
3.2 SARAN
Dalam proses perkuliahan di modul 1 blok 3 ini, dibutuhkan pembelajaran mandiri yang
lebih intens agar pemahaman dalam modul ini bisa mendalam dan teraplikasi secara maksimal.
25
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
1. Despopoulos, Agamemnon. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta:
Hipokrates
2. Guyton AC, 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. Masud, Ibnu Dr. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta : EGC
4. Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Alih bahasa:
Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC
5. Sloane, E. (2012). Buku anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
26