Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PROSES INDUSTRI KIMIA

BOILER

Oleh :

Richard Valentino 160217012

Arya Mukti Wibowo 160217064

Abdul Aziz Robbani 160217069

Dikky Kurniawan 160217070

I Gusti Ngurah Wahyu Dwipayana 160217071

Stenly Wira Hadi Pratama 160217079

Dhandy R. Katili 160217104

Dosen Pembimbing :

Ir. Natalia Suseno, M.Si.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SURABAYA

2019
BOILER

Boiler adalah suatu perangkat berbentuk becana tertutup yang digunakan


untuk memanaskan air sehingga menghasilkan steam (uap), panas dari hasil
pembakaran bahan bakar dalam boiler akan ditransferkan ke media air yang
mengalir di dalam pipa-pipa, saat suhu air telah mencapai temperatur tertentu maka
akan terjadi penguapan. Sehingga dapat kita artikan bahwa boiler merupakan suatu
alat yang digunakan untu membuat steam, seperti yang kita ketahui uap dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin pada pembangkit listrik dan berfungsi
sebagai pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi.

Jenis boiler dapat dibedakan dari berbagai macam hal seperti siklus air,
tekanan kerja, tipe pipa, kegunaan, dan bahan bakar yang digunakan. Setiap jenis
boiler memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Jenis – jenis boiler
tersebut adalah sebagai berikut.

A. Berdasarkan Type Tube (Pipa)


1. Fire-Tube Boiler

Pada boiler ini memiliki dua bagian didalamnya yaitu bagian tube yang
merupakan tempat terjadinya pembakaran dan bagin barrel/tong yang berisi fluida.
Tipe boiler pipa api ini memiliki karakteristik yaitu menghasilkan jumlah steam
yang rendah serta kapasitas yang terbatas.
Prinsip kerjanya adalah proses pengapian terjadi di dalam pipa dan panas
yang dihasilkan diantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air.
Kelebihan dari boiler ini adalah proses pemasangan cukup mudah dan tidak
memerlukan pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan
memiliki biaya yang murah. Sedangkan kekuranganya yaitu memiliki tempat
pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak dibersihkan, kapasitas steam yang
rendah dan kurang efisien karena banyak kalor yang terbuang sia-sia.

2. Water-Tube Boiler

Memiliki kontruksi yang hampir sama dengan jenis pipa api, jenis ini juga
terdiri dari pipa dan barel, yang menbedakan hanya sisi pipa yang diisi oleh air
sedangkan sisi barrel merupakan tempat terjadinya pembakaran. Karakteristik pada
jenis ini ialah menghasilkan jumlah steam yang relatif banyak.
Prinsip kerjanya adalah proses pengapian terjadi pada sisi luar pipa,
sehingga panas akan terserap oleh air yang mengalir di dalam pipa.
Kelebihan dari boiler ini adalah memiliki kapasitas steam yang besar, niali
efesiensi relatif lebih tinggi dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat
akan dibersihkan. Sedangkan kekurangannya adalah biaya investasi awal cukup
mahal, membutuhkan area yang luas dan membutuhkan komponen tambahan dalam
hal penanganan air

B. Berdasarkan Metode Sirkulasi Air


1. Natural Circulation Boiler (Boiler dengan Sirkulasi Air Alami)
Boiler dengan sirkulasi air natural tidak menggunakan energi luar untuk
menyirkulasikan air di dalam pipa-pipa boiler. Air di dalam boiler ini tersirkulasi
secara alami akibat adanya perbedaan tekanan antara air bertemperatur rendah
dengan yang bertemperatur tinggi. Secara alami air bertemperatur tinggi akan
memiliki massa jenis yang relatif lebih rendah. Oleh karena itulah air yang semakin
panas dan semakin berubah fase menjadi uap, akan semakin terdorong ke atas.
Karena proses inilah maka air di dalam pipa-pipa boiler akan tersirkulasi.

2. Forced Circulation Boiler (Boiler dengan Sirkulasi Air Paksa)


Boiler dengan sirkulasi paksa, menggunakan bantuan pompa tambahan
untuk membantu terjadinya sirkulasi air di dalam boiler. Boiler tipe ini tidak perlu
menunggu diferensiasi fase air untuk dapat mensirkulasi air di dalamnya. Dengan
adanya bantuan energi luar untuk proses sirkulasi air tersebut, maka proses
mengenerasi uap air tidak akan dibatasi oleh ukuran dari boiler. Jika disandingkan,
boiler dengan sirkulasi paksa mampu menghasilkan uap air dua puluh kali lebih
banyak daripada boiler sirkulasi natural yang memiliki ukuran volume sama.

C. Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan


1. Solid Fuel (Bahan Bakar Padat)
Type boiler ini menggunakan bahan bakar padat seperti kayu, batu bara,
dengan karakteristik seperti harga bahan bakar relatif lebih murah dan lebih
efesiensi bila dibandingkan dengan boiler listrik.
Prinsip kerjanya adalah pemanasan bersumber dari pembakaran bahan
bakar padat atau bisa juga campuran dari beberapa bahan bakar padat (batu bara
dan kayu) yang dibantu dengan oksigen.
Kelebihan dari boiler ini adalah bahan bakar mudah untuk didapatkan dan
lebih murah. Sedangkan kekuranganya yaitu sisa pembakaran sulit untuk
dibersihkan,.

2. Bahan Bakar Minyak (Oil Fuel)


Jenis ini memiliki bahan bakar dari fraksi minyak bumi, dengan
karakteristik yaitu memiliki bahan baku pembakaran yang lebih mahal, tetapi
memiliki nilai efesiensi yang lebih baik jika dibandingkan denan yang lainnya.
Prinsip kerjanya adalah pemanasan yang bersumber dari hasil pembakaran
antara campuran bahan bakar cair (kerosen, solar, residu) dengn oksigen dan
sumber panas.
Kelebihan dari boiler ini adalah memiliki sisa pembakaran yang sedikit
sehingga mudah dibersihkan dan bahan baku yang mudah didapatkan. Sedangkan
kekuranganya yaitu memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki
kontruksi yang mahal.

3. Bahan Bakar Gas (Gaseous Fuel)


Memiliki jenis bahan bakar gas dengan karakteristik bahan baku yang lebih
murah dan nilai efesiensi lebih baik jika dibandingkan dengan jenis tipe bahan
bakar lain.
Prinsip kerjanya adalah pembakaran yang terjadi akibat campuran dari
bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen serta sumber panas.
Kelebihan dari boiler ini adalah memiliki bahan bakar yang paling murah
dan nilai efesiensi yang lebih baik. Sedangkan kekurangannya yaitu kontruksi yang
mahal dan sumber bahan bakar yang sulit didapatkan, harus melalui jalur distribusi.
4. Electric
Dari namanya saja kita tentu sudah mengetahu bahwa sumber panas alat ini
berasal dari listrik, dengan karakteristik bahan bakar yang lebih murah akan tetapi
memiliki tingkat efesiensi yang rendah.
Prinsip kerjanya adalah pemanas bersumber dari listrik yang menyuplai
panas.
Kelebihan dari boiler ini adalah memiliki perewatan yang sederhana dan
sumber pemanas sangat mudah untuk didapatkan. Sedangkan kekurangannya yaitu
nilai efesiensi yang buruk dan memiliki temperatur pembakaran yang rendah.

D. Kegunaan
1. Power Boiler
Tipe power boiler berfungsi sebagai penghasil steam sebagai pembangkit
listrik, dan sisa steamdigunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerjanya adalah steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe
water tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang
besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari
generator.
2. Industrial Boiler
Tipe industrial boiler berfungsi sebagai penghasil steam atau air panas untuk
menjalankan proses industri dan sebagai tambahan pemanas.
Cara kerjanya adalah steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan
tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang sedang.
3. Commercial Boiler
Tipe commercial boiler berfungsi sebagai penghasil steam atau air panas
sebagai pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan proses operasi
komersial.
Cara kerjanya adalah steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan
tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang rendah.
4. Residential Boiler
Tipe residential boiler berfungsi sebagai penghasil steam atau air panas
tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerjanya adalah steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe
fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang
rendah
5. Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasilsteam ini digunakan untuk
menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas
yang besar.

E. Tekanan Kerja
Sesuai dengan kemajuan teknologi, kualitas tekanan uap air keluaran boiler
juga terus mengalami perbaikan. Para perancang bangun boiler percaya bahwa
semakin tinggi tekanan uap air dapat dicapai boiler, maka akan semakin tinggi pula
efisiensi boiler. Maka berikut adalah macam-macam boiler berdasarkan tekanan
uap air keluarannya.
1. Low-Pressure Boiler
Boiler ini menghasilkan uap air bertekanan 15-20 bar saja.
2. Medium-Pressure Boiler
Boiler ini menghasilkan uap air dari 20 hingga 80 bar.
3. High-Pressure Boiler
Boiler ini menghasilkan tekanan uap air di atas 80 bar.
4. Sub-Critical Boiler
Titik kritis boiler adalah sebuah kondisi dimana uap air boiler mencapai
suhu 560°C pada tekanan 221 bar. Jika sebuah boiler bekerja di bawah kondisi
tersebut, maka boiler tersebut dinamakan boiler subcritical. Lazimnya boiler
subcritical didesain bekerja di tekanan 160 bar dan temperatur uap 540°C.
5. Supercritical Boiler
Jika sebuah boiler bekerja di atas titik kritisnya, maka boiler tersebut disebut
dengan boiler supercritical. Boiler supercritical memiliki tingkat efisiensi bahan
bakar yang lebih baik daripada boiler subcritical. Boiler supercritical memiliki nilai
efisensi desain sekitar 45%. Sedangkan boiler subcritical hanya mampu mencapai
angka 38%.
Hal ini diakibatkan oleh tidak dimungkinkan terbentuk gelembung-
gelembung uap air pada siklus boiler supercritical. Akibat dari tekanan kerja dan
temperatur yang berada di atas titik kritisnya, maka air tidak akan mengalami fase
nucleate boiling (fase peralihan dari cair ke uap) dan langsung berubah fase seketika
menjadi uap. Satu ciri dari boiler supercritical adalah tidak digunakannya
komponen steam drum yang berfungsi untuk memisahkan air dengan uap air basah.
6. Ultra Supercritical Boiler
Titik kerja boiler yang semakin jauh tinggi di atas titik kritis, maka boiler
tersebut akan semakin efisien. Untuk mencapainya dibutuhkan teknologi material
pipa-pipa boiler yang lebih canggih dan mahal. Beberapa dekade terakhir telah
dimungkinkan pembuatan material yang dimaksud, sehingga saat ini desain boiler
sudah mampu mencapai titik kerja sangat jauh di atas titik kritisnya. Boiler yang
kita kenal dengan istilah Ultra Supercritical ini (disingkat USC) memiliki titik
operasional sekitar 260 bar dan temperatur 700°C. Boiler modern ini memiliki nilai
efisiensi teoritis mencapai 50%.

BOILER YANG DIGUNAKAN DI LAB SOTPK


Jenis Boiler : Water Tube Boiler
Suhu yang digunakan : ±80℃
Tekanan : 5 Kgf/m²
Bahan bakar : Solar
Air yang digunakan : PDAM
Cara Pengoperasian :
1. Buang Kondensat yang ada pada akkumulator dan boiler.
2. Tekan ON pada panel listrik.
3. Tekan tombol ON boiler pada panel.
4. Nyalakan tombol pompa pada Boiler.
5. Setelah semua tube terpenuhi maka akan muncul warna orange.
6. Kemudian nyalakan tombol bahan bakar dan Boiler akan menyala.
7. Boiler akan mati setelah tekanan yang diinginkan tercapai.

SPESIFIKASI
Model : NR-200
Equivalent Evaporation : 200 kg/h
Heating Surface : 3.3m²
Serial No. 7702468
Max Working Press 10 kg/cm²

GAMBAR HASIL SURVEY LAB SOTPK

Anda mungkin juga menyukai