BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembelajaran modul ini agar mahasiswa mampu :
- Memahami anatomi jantung
- Memahami fisiologi jantung sebagai pompa (Siklus jantung, sifat jantung,
pengaruh syaraf otonom pada jantung)
1
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini berisi laporan tertulis mengenai 7 langkah PBL (Program Based Learning)
yang diterapkan dalam diskusi kelompok kecil yang kami lakukan pada Hari Senin, 24
November 2013 dan Hari Kamis, 28 November 2013.
Skenario
Jalan Sehat
Tn. Umar (60 tahun) mengikuti lomba jalan sehat 10 Km yang diadakan Kaltim
Pos. Pada saat jalan tiba-tiba mengeluh palpitasi, keluhan ini berkurang dengan istirahat.
Pak Umar langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung dilakukan pemeriksaan vital sign,
denyut jantung, suara jantung dan elektrokardiografi.
1. Denyut jantung : Gerakan kontraksi dan relaksasi yang di akibatkan Sistole dan
diastole. Normalnya 60-100 x/menit.
2. Palpitasi : Perasaan berdebar atau denyut jantung yang tidak teratur yang
bersifat subjektif.
3. EKG : - Elektrokardiografi
- Rekaman grafik potensial listrik yang di akibatkan aktifitas
kelistrikan otot jantung yang di deteksi di permukaan tubuh.
4. Vital Sign : Pemeriksaan fisik dasar untuk menarik suatu kesimpulan
sementara yang meliputi pemeriksaan suhu, nadi, frekwensi
pernapasan dan tekanan darah.
5. Suara jantung : Suara yang di akibatkan penutupan katub jantung
- Suara 1 (loop) dihasilkan dari katup atrioventrikularis yang
menutup.
- Suara 2 (doop) dihasilkan dari penutupan katup aorta dan
pulmonary.
2
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
2. Tergantung dari penyebab palpitasi itu sendiri. Apakan karna fisiologi atau karena
patologi.
Fisiologi : Karena aktifitas berat, maka sebagai kompensasi.
Patologis : karena ada hambatan, karena penyakit tertentu.
3. Pada saat istirahat keluhan berkurang karena pada saat istirahat otot-otot relaksasi
dan kebutuhan O2 berkurang tidak seperti saat melakukan aktivitas berat dan
perlahan-lahan kebutuhan O2 akan kembali normal.
4. Seperti yang telah disebutkan pada jawaban no. 2 bahwa palpitasi ada yang
dikarenakan fisiologis dan patologis. Seluruh rangkaian pemeriksaan yang
dilakukan adalah untuk memastikan penyebab dari palpitasi itu sendiri. Selain itu
juga karena factor usia pak Umar dimana usia di atas 50 tahun maka resiko kelainan
jantungnya semakin tinggi.
5. - Usia
- Aktifitas
3
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
JANTUNG
ANATOMI FISIOLOG
I
Aktifitas Berlebihan
(Olahraga)
Berefek
Kebutuhan O2
Denyut Jantung
Curah Jantung
Faktor Palpitasi
Pemeriksaa
4
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
5
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
adalah pompa ganda. Jantung memiliki empat rongga, atrium dextra, atrium
sinistra, ventrikel dextra, ventrikel sinistra. Atrium, menerima darah yang
kembalike jantung dan memindahkannya ke rongga bawah. Ventrikel,yang
memompa darah dari jantung. Vena, pembuluh darah yang mengembalikkan darah
dari jaringan ke atrium. Arteri, Pembuluh darah yang membawa darah dari
ventrikel ke jaringan. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum.
Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium dextra kedalam
ventrikel dextra dan memompanya ke arteri pulmonalis. Vena pulmonalis,
pembuluh darah yang kaya O2 dibawa ke atrium sinistra. Sisi kanan jantung
menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru.
Sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam
sirkulasi sistemik. Katup Jantung terbagi menjadi dua, yaitu katup atrioventrikuler
(AV) dan katup semilunar. Katup Atrioventrikuler (AV) terdapat di antara rongga
atrium dan ventrikel. Katup yang diantara atrium dan ventrikel dextra yaitu katup
trikuspid, memiliki 3 daun katup. Katup yang diantara atrium dan ventrikel sinistra
yaitu katup bikuspid, memiliki 2 daun katup.
Tepi-tepi daun katup AV diikata oleh genjel fibrosa tipis kuat, jaringan tipe
tendinosa, yaitu korda tendinea, yang mencegah katup terbalik. Korda tendinea
mencegah katup AV membuka ke arah berlawanan ke dalam atrium untuk di paksa
oleh tekanan ventrikel yang tinggi. Genjel-genjel ini berjalan di tepi masing-
masing daun katup dan melekat ke otot papilaris yang kecil dan berbentuk puting
yang menonjol dari permukaan dalam dinding ventrikel. Ketika ventrikel
kontraksi, otot papilaris kontraksi, dan menarik ke bawah korda tendinea.
Penarikan ini menghasilkan tegangan di daun katup AV yang tertutup untuk
menahan daun-daun tersebut dala posisinya, yang membantu menjaga katup
tertutup rapat ketika menghadapi gradien tekanan besar yang ke belakang.
6
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
menutup, tepi-tepinya menutup secara pas dalam suatu kelim tahan bocor yang
mencegah pembalikkan daun katup.
Tidak terdapat katup antara atrium dan vena karena : tekanan atrium <
tekanan vena, tempat dimana vena cava masuk ke atrium mengalami tekanan
parsial ketika atrium berkontraksi. Ada empat cincin jaringan ikat padat yang
saling berhubungan yang membentuk dasar bagi melekatnya keempat katup
jantung. Rangka fibrosa ini yang memisahkan atrium dan ventrikel, juga
membentuk struktur yang cukup kaku bagi melekatnya otot-otot jantung. Massa
otot atrium melekat diatas cincin dan massa otot ventrikel melekat kebagian bawah
cincin.
Dinding jantung terutama terdiri dari serat otot jantung yang tersusun
seperti spiral. Dinding jantung memiliki tiga lapisan yaitu : Endotel (lapisan tipis
dibagian dalam, jenis jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh
sistem sirkulasi), Myocardium (lapisan tengah, terdiri dari otot jantung dan
membentuk bagian terbesar dari dinding jantung), Epikardium (lapisan tipis
dibagian luar, yang membungkus jantung).
Ketika satu sel jantung secara spontan mengalami potensial aksi, impuls
listrik menyebar ke semua sel lain yang disatukan oleh Gap Junction di massa otot
sekitar sehingga mereka tereksitasi dan berkontraksi sebagai suatu sinsitium
functional tunggal.Sinsitium adalah massa protoplasma multinukleus yang
dihasilkan oleh penggabungan sel-sel. Atrium dan ventrikel masing-masing
membentuk sinsitium fungsional dan berkontraksi secara terpisah. Jantung
terbungkus oleh kantung perikardium, membranosa berdinding rangkap.
7
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
Kantung terdiri dari dua lapisan yaitu terdiri dari satu pembungkus fibrosa
kuat dan satu lapisan sekretorik di bagian dalam. Pembungkus fibrosa di bagian
luar kantung melekat ke sekat jaringan ikat yang memisahkan paru. Lapisan
sekretorik kantung mengeluarkan cairan perikardium encer yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mencegah gesekan antara lapisan perikardium sewaktu lapisan-
lapisan tersebut saling bergeser setiap kali jantung berdenyut.
Pada paruh kedua potensial pemacu suatu saluran Ca2+ transien (saluran
Ca2+ tipe T), salah satu dari dua jenis saluran Ca2+ berpintu voltase, membuka.
Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran
mencapai ambang. Influks singkat Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi
membran, membawanya ke ambang. Jika ambang telah tercapai terbentuk fase naik
potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase
yang berlangsung lebih lama (Saluran Ca2+ tipe L) dan diikuti oleh influks Ca2+
dalam jumlah besar.
8
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
tubulus T memicu pelepasan Ca2+ yang jauh lebih banyak dari retikulum
sarkoplasma. Pelepasan Ca2+ yang diinduksi oleh Ca2+ ini menyebabkan siklus
jembatan silang dan kontraksi.
Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari
yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu influks Na+ dan bukan influks
Ca2+ yang mengubah potensial ke arah positif. Fase turun disebabkan, seperti
biasanya oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas K+ meningkat akibat
pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi
depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+ secara
perlahan.
a. Nodus Sinoatrialis (Nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat pintu masuk vena cava superior.
b. Nodus Atrioventrikularis (Nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot
jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat dengan septum
tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel.
c. Berkas His (Berkas Atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas
tersebut terbagi menjadi cabang, berkas kanan dan kiri yang turun
menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan
berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.
d. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil seperti
ranting kecil dari suatu cabang pohon.
9
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
Siklus jantung merupakan peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari
permulaan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya.
Siklus jantung terdiri dari atas satu periode relaksasi yang disebut diastolic, yaitu
periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi
yang mengosongkan ventrikel disebut sistolik.
10
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
meningkatkan efektivitas pompa ventrikel. (Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, 2008)
2. Bunyi jantung
11
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
jantung pertama bernada rendah, lembut, dan relative lama, sering dikatakan
sebagai bunyi “lub”. (Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 2008;
Sherwood, 2012)
Durasi bunyi jantung kedua lebih singkat dibandingkan bunyi jantung pertama
karena katup semilunaris lebih tegang dibandingkan katup AV, sehingga katup-
katup ini bergetar untuk masa waktu yang lebih pendek daripada katup AV.
(Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 2008)
Bunyi jantung ketiga terdengar bunyi jantung yang lemah dan bergemuruh
pada awal 1/3 bagian tengah diastole, hal ini disebakan mungkin karena pada
permulaan diastole, ventrikel belum cukup terisi sehingga belum terdapat tegangan
elastic yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan. Frekuensi bunyi
ini direkam menggunakan fonokardiogram. (Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, 2008)
12
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
COP adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit
(bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama satu periode waktu, volume
darah yang mengalir melalui sirkulasi paru sama dengan volume yang mengalir melalui
sirkulasi sistemik. Curah jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan isi
sekuncup. Kecepatan denyut jantung/Heart Rate (denyut per menit) dikali isi
sekuncup/Stroke Volume (Volume darah yang dipompa per denyut) sama dengan COP.
Kecepatan jantung rata-rata saat istirahat adalah 70 denyut per menit, ditentukan oleh
ritmisitas nodus SA; isi sekuncup rata-rata saat istirahat adalah 70 ml/denyut,
menghasilkan curah jantung 4900 ml/menit atau mendekati 5 liter/menit.
Perbedaan antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimal darah yang
dapat dipompa oleh jantung per menit disebut cadangan jantung. Faktor-faktor yang
mempengaruhi curah jantung/COP :
1. Metabolisme tubuh
2. Exercise
3. Usia
13
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
Kecepatan jantung ditentuntukan terutama oleh pengaruh otonom, nodus SA. Nodus SA
adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang tertinggi.
Penurunan potensial membran otomatis secara perlahan diantara denyut ini disebabkan
oleh proses kompleks perpindahan ion yang melibatkan penurunan permeabilitas K+,
permeabilitas Na+ yang konstan, dan peningkatan permeabilitas Ca2+. Ketika nodus SA
mencapai ambang, terbentuk suatu potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung,
memicu jantung untuk berkontraksi atau berdenyut. Hal ini terjadi sekitar 70 kali/menit
menghasilkan kecepatan jantung rerata 70 denyut/menit.
Jantung disarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, meskipun stimulasi saraf tidak diperlukan untuk
memulai kontraksi. Saraf parasimpatis ke jantung, saraf vagus, menyarafi atrium,
khususnya nodus SA dan nodus AV. Persarafan parasimpatis ventrikel tidak banyak. Saraf
simpatis jantung juga menyarafi atrium, termasuk nodus SA dan nodus AV, serta banyak
menyarafi ventrikel.
14
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
15
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
16
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
17
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
Panjang otot rangka dapat bervariasi sebelum kontraksi karena posisi bagian-
bagian tulang tempat otot tersebut melekat, tetapi otoo jantung tidak melekat ke tulang
apapun. Penentu utama panjang serat otot jantung adalah derajat pengisian diastol.
Peningkatan panjang menghasilkan peningkatan kekuatan pada kontraksi selanjutnya
sehingga isi sekuncup juga meningkat. Hubungan antara EDV dan isi sekuncup ini dikenal
sebagai hukum Frank-Starling jantung. Secara sederhana, hukum ini menyatakan bahwa
jantung dalam keadaan normal memompa keluar sewaktu sistol volum darah yang kembali
padanya sewaktu diastol; peningkatan aliran balik vena meningkatakan isi sekuncup.
Tingkat pengisian disebut sebagai preload, karena merupakan beban kerja yang dikenakan
pada jantung pada kontraksi dimulai.
18
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Jantung adalah organ yang sangat vital walaupun dengan ukuran yang
hanya segenggaman tangan manusia tersebut, selain itu kerja jantung sangat
kompleks dan mekanisme terjadinya sangat cepat. Setelah mengetahui fungsi
jantung, bagaimana mekanisme kerja jantung, dan pengaturannya, dapat
disimpulkan bahwa jantung mempunyai peranan yang sangat penting untuk tubuh
manusia. Jantung bekerja terus menerus dan hanya beristirahat dalam waktu yang
singkat, dengan adanya kerja jantung yang kompleks ini seluruh sistem dalam
tubuh dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu fungsi jantung sebagai pompa
sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia.
1.2 Saran
Dengan mempelajari mekanisme fisiologi dan anatomi jantung ini kita bisa
mengerti dan memahami struktur, fungsi, dan pemompa darah yang mengalirkan
keseluruh tubuh, kontraksi otot jantung yang terjadi karena adanya rangsangan
listrik dari jantung.
19
BLOK 3 MODUL 1 PALPITASI KELOMPOK 4
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C, and John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC, 2007.
Guyton, Arthur E. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC, 2006.
20