Ibu Rahmi Kelompok 3
Ibu Rahmi Kelompok 3
OLEH
Kelompok 3
Nama Nim
Evi P00320017014
Uvin Ulvanat P00320017044
Wanda Wardani D P00320017045
Yonathan Goa Rumbi P00320017046
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
F. Perencanaan keselamatan kesehatan kerja dan peran fungsi perawat dalam kesja.... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat dn karunia-Nya
saya masih diberikan kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini
merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Pendidikan Agama yaitu tentang “Konsep
Kesehatan Kerja” dapat diselesaikan. Salawat dan salam selalu terucap pada junjungan kita,
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk menunjang perbaikan makalah ini
dikemudian hari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan utama dari Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) adalah
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif melalui pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan serta penyelarasan pekerjaan dengan pekerja, dan
pekerja terhadap teknologi dan pekerjaannya.
Untuk itu diperlukan peningkatan keterampilan teknis dan keahlian semua pihak
yang terkait dengan penanganan masalah lingkungan dan hiperkes seiring dengan
kemajuan teknologi. Dalam rangka hal itu, maka penyelenggaraan pelatihan dan
penataran bagi peningkatan kemampuan bagi sumber daya manusia dalam hiperkes
dilaksanakan, baik melalui pendidikan formal maupun non formal, misalnya pelatihan
terhadap personil pelaksana hiperkes seperti dokter perusahaan, atau perawat /
paramedis perusahaan.
B. Rumusan masalah
e. Trend dan issue masalah kesehatan: penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat
kerja
PEMBAHASAN
b. Bersifat medis.
2. Pengertian hiperkes
a. Fungsi hiperkes
c. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
e. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.
B. Kebijakan dan aspek legalitas sistem manajemen K3 (SMK3)
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau
lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen
K3.
1. Lingkungan
Bahaya atau gangguan kesehatan yang dapat timbul dari faktor lingkungan ini :
d. Faktor Biologi
Biasanya disebabkan oleh peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran
tubuh atau anggota badan (tidak ergonomik). Hal ini dapat menimbulkan kelelahan
secara fisik dan adanya keluhan-keluhan dan gangguan kesehatan, misalnya :
Carpal tunnel syndrome, tendinitis, tenosynovitis, dan lain sebagainya.
2. Perilaku Pekerja
b. Perilaku kerja akan mempengaruhi kapasitas kerja, beban kerja serta cara
melaksanakan pekerjaan.
1. Pelayanan promotif
2. Pelayanan preventif
3. Pelayanan kuratif
4. Pelayanan rehabilitatif.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas, debu,
parasit, dan lain-lain.
E. Trend dan issue masalah kesehatan: penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat
kerja
Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan
di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:
1. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari dari
manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain:
Pengetahuan
2. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan
menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
Lingkungan
Proses pekerjaan
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Stres
Lingkungan kerja
Metode kerja
Pekerja sendiri
Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di
akibatkan kesalahan manusia.
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP PROSES/
AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun
kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan
sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau
setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan
yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced
work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work),
pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan “pemanasan prosedural”, beban kerja
(workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa
karakteristik pekerjaan yang dimaksud.
F. Perencanaan keselamatan kesehatan kerja dan peran fungsi perawat dalam kesja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan
pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal
tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan
dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah
UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya
mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta
nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah
peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910
yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah sebagai
salah satu dari segi kegiatannya.
13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka pimpinan
paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan semua usaha
perawatan hiperkes
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat
harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus
dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.
B. Saran