Anda di halaman 1dari 3

Kerangka konseptual

KERANGKA KONSEPTUAL
1. SIFAT KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual merupakan pedoman dalam penyusunan prinsip atau standar akuntansi.
Kerangka konseptual akuntansi keuangan merupakan sistem koheren yang menghubungkan antara
konsep fundamental dengan tujuan terkait yang dapat menciptakan standar yang konsisten yang
menjelaskan sifat, fungsi dan batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Adanya kerangka
konseptual akan mengarahkan penyusunan prinsip atau standar akuntansi yang konsisten. Kerangka
konseptual dapat dianalogikan dengan undang-undang dasar suatu negara yang merupakan dasar
atau pedoman bagi penyusunan peraturan lainnya di negara tersebut.
Kebutuhan akan pengembangan rerangka konseptual didasarkan pada beberapa alasan berikut
yaitu
Standar akuntansi harus dikembangkan atau dibangun di atas dasar bangunan konsep dan tujuan
yang telah ditetapkan. Masalah-masalah praktik baru dan beresiko tinggi harus secara cepat
dipecahkan, dengan melihat kerangka dasar teori yang ada. Kerangka konseptual meningkatkan
pemahaman pemakai laporan keuangan dan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Kerangka
konseptual mendukung komparabilitas laporan keuangan perusahaan-perusahaan.

2. PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL


Pengembangan kerangka konseptual di Amerika serikat membutuhkan waktu yang lama, dengan
melibatkan berbagai fihak yang terkait, seperti pemerintah, lembaga profesi akuntan, praktisi, dan
pendidik. Ada satu laporan yang dihasilkan oleh APB, yaitu Statement No.4 “Basic Concept and
Accounting Principles Underlying Financial Statement business Enterprises” merupakan statemen
yang boleh dikatakan paling sukses di antara statemen-statemen lain yang telah dikeluarkan APB
berkaitan dengan pengembangan kerangka konseptual akuntansi. Statemen ini menjelaskan
tentang praktik, namun tidak menjelaskan tentang praktik-praktik apa yang seharusnya dilakukan.
Statemen ini memberikan pertanda baik bagi pengembangan kerangka konseptual akuntansi.
Selanjutnya pada tahun 1976, FASB yang bertugas menggantikan fungsi APB mengeluarkan 5
statement of financial accounting concept yaitu :
1. SFAC No. 1 “Objectives of financial reporting by Business Entreprises” Statement ini
menjelaskan tentang tujuan-tujuan dan maksud-maksud akuntansi.
2. SFAC No. 2 “ Qualitative characteristic of accounting information” Statemen ini menjelaskan
berbagai karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No. 3 “Element of Financial statement of business enterprises” Statemen ini menjelaskan
definisi elemen-elemen dan pos-pos statemen keuangan.
4. SFAC No. 5 “ Recognition and Measurement in financial statement of business Enterprises”
Statemen ini menjelaskan kriteria dan pedoman dasar pengakuan mengenai informasi apa yang
harus secara formal dikaitkan dalam laporan keuangan dan kapan harus disajikan.
5. SFAC No. 6 “Element of financial statements” Statement ini menggantikan SFAC No. 3 dan
diperluas meliputi organisasi nonprofit.

3. KERANGKA KONSEPTUAL LAPORAN KEUANGAN


Kerangka konseptual merupakan sistem koheren yang menghubungkan tujuan dan dasar yang
dapat mendukung pencapaian standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan
batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka konseptual akuntansi dipengaruhi
oleh lingkungan tempat kerangka tersebut dikembangkan. Kerangka konseptual akuntansi dibagi
menjadi tiga level yaitu : (1) level tujuan dasar (2) level karakteristik informasi akuntansi dan definisi
elemen laporan keuangan, dan (3) level konsep pengakuan dan pengkuran .

4. TUJUAN UTAMA PELAPORAN KEUANGAN


Tujuan Pelaporan keuangan adalah memberikan informasi (1) kepada Investor dan kreditor baik
yang ada maupun yang potensial, dan pemakai lainnya untuk menilai kegiatan ekonomik dan bisnis
perusahaan dan membuat keputusan kredit dan investasi, (2) kepada Investor dan kreditor baik yang
ada maupun yang potensial, dan pemakai lainnya untuk menentukan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian aliran kas di masa yang akan datang (3) kepada Investor dan kreditor baik yang ada
maupun yang potensial, dan pemakai lainnya mengenai sumber-sumber ekonomik, tuntutan
terhadap sumber ekonomik, dan perubahan didalamnya. Oleh karena itu tujuan pelaporan keuangan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu Tujuan secara luas adalah menyampaikan
informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk membuat
1
Akuntansi Keuangan 1
Kerangka konseptual

keputusan. Tujuan secara sempit yaitu menyampaikan informasi berkaitan dengan kepentingan
kreditor dan investor untuk menaksir penerimaan kas dari investasi, peminjam kepada perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk penentuan prospek
aliran kas bagi usaha perusahaan.

5. KONSEP FUNDAMENTAL
Level yang kedua menjelaskan tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi dan definisi
elemen-elemen laporan keuangan. Konsep ini menjembatani masalah mengapa akuntansi yang
menyangkut tujuan, dan bagaimana akuntansi yang menyangkut pengakuan dan pengukuran.
Berikut uraian karakteristik kualitatif informasi akuntansi:
1. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi
a. Pembuat keputusan dan kepahaman
b. Kualitas utama informasi akuntansi
Relevan
Nilai prediksi (Predictive value)
Nilai balikan (feedback value)
Tepat waktu (timelines)
Dapat dipercaya
Keterujian (verifiability
Kenetralan (neutrality)
Disajikan apa adanya (Representational faithfulness)
c. Kualitas kedua
Keterbandingan (Comparability)
Kekonsistenan (Consistency)
2. Elemen utama laporan keuangan
- Aktiva - Kewajiban
- Ekuitas - Investasi
- Pendapatan - Keuntungan
- Biaya - Laba komprehensif
- Kerugian

6. PEMBUAT KEPUTUSAN DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI


Pembuat keputusan adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Untuk
membuat keputusan dibutuhkan informasi. Informasi akan bermanfaat jika mampu menghubungkan
pemakai dengan keputusan yang akan diambil. Pemakai informasi memiliki kemampuan yang
berbeda dalam memahami informasi keuangan yang disampaikan perusahaan, sehingga informasi
yang disampaikan adalah informasi yang dapat difahami oleh pemakai. Oleh karena itu faktor yang
dapat menghubungkan informasi dengan pemakai informasi dalam pembuatan keputusan adalah
kepemahaman pemakai terhadap informasi yang disampaikan.

7. ASUMSI DAN PRINSIP DASAR


Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu.
Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan
konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi.

ASUMSI DASAR
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi-asumsi tersebut adalah kesatuan
usaha khusus (economic entity, Kontinuitas usaha (going concern), penggunaan unit moneter dalam pencatatan
(monetary unit) dan Periodiesasi (Periodicity).
Asumsi Dasar Penjelasan
Economic entity Aktivitas suatu perusahaan dapat dipisahkan dari pemiliknya dan dari
unit perusahaan lain. Hubungan antara perusahaan dengan
pemiliknya (investor) adalah hubungan utang-piutang (pemilik
merupakan pihak eksternal bagi perusahaan)
Going Concern Perusahaan akan hidup terus atau tidak terjadi likuidiasi dimasa yang
akan datang

2
Akuntansi Keuangan 1
AAA
Kerangka konseptual

Monetary Unit Akuntansi didasarkan pada asumsi bahwa uang merupakan sebutan
persamaan yang menghubungkan kegiatan ekonomik, dan merupakan
unit moneter yang memberikan suatu dasar yang tepat bagi
pengukuran dan analisis akuntansi.
Periodicity Menganggap bahwa umur suatu entitas dapat dibagi ke dalam periode
waktu yang ditentukan sementara untuk tujuan penyajian laporan
keuangan kegiatan ekonomik entitas tertentu secara periodik

PRINSIP DASAR
Prinsip dasar mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah prinsip biaya historis, prinsip mempertemukan,
prinsip konsisten dan prinsip lengkap.
Prinsip dasar Penjelasan
Prinsip ini menjelaskan bahwa aktiva dan kewajiban
Historical cost Principle
perusahaan diakui sebesar harga perolehan.
Prinsip ini menjadi dasar pengakuan pendapatan suatu
entitas. Pendapatan diakui bila (1) direalisasikan atau
Revenue recognition principle dapat direalisasikan, (2) telah menjadi hak atau telah
terjadi pertukaran.
Prinsip ini menyebutkan bahwa biaya (Expenses) harus
Matching Principle dipertemukan dengan pendapatan (Revenue) secara
layak selama periode tertentu.
Prinsip ini menyebutkan bahwa metode dan prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
Consistency Principle
secara konsisten dari tahun ke tahun supaya laporan
keuangan dapat diperbandingkan
Prinsip ini mengatur tentang informasi yang harus
dilaporkan sehingga secara signifikan dapat
Full disclosure Principle mempengaruhi pertimbangan tentang keputusan yang
akan diambil oleh pemakai informasi

8. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan seperti Materiality, Conservatism, Sifat
khusus suatu industri
Batasan Penjelasan
Suatu item dikatakan material, apabila item tersebut dicantumkan
Materiality atau dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah
pertimbangan seseorang secara wajar
Batasan ini diterapkan dalam kondisi keragu-raguan. Jika terdapat
Conservatism keraguan tentang perlakuan akuntansi yang akan diterapkan,
maka akuntan harus memilih solusi paling akhir.
Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank,
Sifat khusus suatu industri asuransi dan lain-lain seringkali memerlukan prinsip akuntansi
yang berbeda dengan industri-industri lainnya.

3
Akuntansi Keuangan 1

Anda mungkin juga menyukai