Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.

1, Januari 2015

Uterine Involution Process in The Mothers Who Take and Do Not Take
Postpartum Exercise in Independent Practice Midwife

Proses Involusio Uterus pada Ibu yang Melaksanakan dan Tidak


Melaksanakan Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri

Munayarokh
Sri Winarsih
Esti Handayani

Jurusan Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Perintis Kemerdekaan Magelang
E-mail: sallim_muna@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of this study was to determine differences of the uterine involution
process on mother taking and not taking the postpartum exercise in Independent Practice
Midwife in region of Borobudur Public Health Center Magelang Regency.This study is a case
control analytic study with cross-sectional research design. The subjects in this study were
normal postpartum mothers who were given and not given postpartum exercises, each 20
postpartum women. Measuring instrument used is a check-list and empirically with metlin.
The result showed that the difference of 6 hours postpartum uterine fundus height in the
group that did and did not do postpartum exercise get higher average (14.45) in the group
that do postpartum exercise with a deviation standard higher in the group that did exercise
postpartum (2,72). Differences of 7 days postpartum uterine fundus height on average get
nearly the same, namely 7.1 cm and 7.4 cm with a higher deviation standard in the group
that did exercise postpartum (1.02), total decrease in the average is higher on mother doing
postpartum exercise (7.35) with a higher deviation standard in the group that did exercise
postpartum (2.50). There are differences in the uterine involution process in mothers who
take and do not take postpartum exercise with a p-value of 0.000.

Keywords: Postpartum Exercise, Uterine Involution, Uterine Fundus Height

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan proses involusio uteri pada
ibu yang melaksanakan dan tidak melaksanakan senam nifas di bidan Praktek Mandiri
wilayah Puskesmas Borobudur Kabupaten Magelang. Penelitian ini adalah penelitian
analitik kasus control dengan desain penelitian crosssectional. Subyek dalam penelitian ini
adalah ibu post partum normal yang diberi senam nifas dan tidak diberi senam nifas,
masing-masing 20 ibu nifas. Alat ukur yang dipakai adalah check-list dan alat pengukurnya
dengan metlin. Hasil dan Pembahasan:Hasil penelitian diperoleh bahwa perbedaan TFU 6
jam post partum pada kelompok yang melakukan dan tidak melakukan senam nifas di
dapatkan rata-rata lebih tinggi (14,45) pada kelompok yang melakukan senam nifas dengan
standar deviasi lebih tinggi pada kelompok yang melakukan senam nifas (2,72). Perbedaan
TFU 7 hari post partum di dapatkan rata-rata hampir sama yaitu 7,1 cm dan 7,4 cm dengan
standar deviasi lebih tinggi pada kelompok yang melakukan senam nifas (1,02), Total

___________________________________________________________________________________
Munayarokh; Sri Winarsih; Esti Handayani 722
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1, Januari 2015

penurunan rata-rata lebih tinggi yang melakukan senam nifas (7,35) dengan standar
deviasi lebih tinggi pada kelompok yang melakukan senam nifas (2,50.) Ada perbedaan
proses involusi uteri pada ibu yang melaksanakan dan tidak melaksanakan senam nifas
dengan nilai p sebesar 0,000.

Kata kunci: Senam Nifas , Involusi Uteri, Tinggi Fundus Uteri

1. Pendahuluan dimulai segera setelah plasenta lahir


akibat kontraksi otot-otot polos uterus
Salah satu indikator penting (Ambarwati,dkk, 2009).
yang dapat digunakan sebagai acuan
Senam nifas adalah senam yang
dalam menilai derajat kesehatan suatu
dilakukan sejak hari pertama
bangsa adalah ”angka kematian ibu”
melahirkan, setiap hari sampai hari
(Sulistiyowati, 2009). Tingginya angka
yang kesepuluh, terdiri dari sederetan
kematian ibu menunjukkan keadaan
gerakan tubuh yang dilakukan untuk
sosial ekonomi yang rendah dan
mempercepat pemulihan keadan ibu
fasilitas pelayanan prenatal dan obstetri
(Suherni,dkk,2009). Dengan melakukan
yang rendah pula. Sampai saat ini
senam nifas maka aliran darah akan
masalah kematian ibu masih
meningkat dan lancar, sehingga
merupakan masalah kesehatan
mempengaruhi proses pengecilan
reproduksi yang sangat penting. Di
rahim atau uterus akan kembali seperti
indonesia angka kematian ibu pada
kondisi sebelum hamil dengan bobot 60
tahun 2011 dilaporkan 228/100.000 gram (Cuningham, 2006).
kelahiran hidup. Untuk wilayah jateng
Senam nifas dapat membantu
pada tahun 2008 berdasarkan laporan
pengembalian involusi uteri lebih cepat
dari kabupaten/kota, AKI mencapai
dibanding dengan yang tidak diberikan
114,42/100.000 kelahiran hidup.
senam nifas. Karena dengan senam
Kejadian kematian paling banyak
nifas, ibu akan diberikan beberapa
adalah pada waktu nifas, yaitu sebesar
gerakan-gerakan yang berguna untuk
45,16%.
mengencangkan otot-otot, terutama
Masa nifas adalah masa yang otot perut, abdomen, lutut, bokong,
dimulai setelah plasenta keluar dan
tungkai, dimana gerakan-gerakan itu
berakhir ketika alat-alat kandungan
mampu membantu pengembalian
kembali seperti keadaan semula
involusi uteri lebih cepat (Bahiyatun,
(sebelum hamil), (Sulistiyowati, 2009:1) .
2009). Hasil dari senam nifas itu sendiri
Dengan pemantauan yang melekat
yaitu membantu pasien dalam
pada asuhan ibu masa nifas, maka
penyembuhan rahim, perut dan otot
kemungkinan kematian dapat dicegah
panggul yang mengalami trauma ketika
(Prawirohardjo, 2002). Oleh karena
melahirkan, serta mempercepat
itulah pemerintah mengeluarkan
kembalinya bagian-bagian tersebut
program dan kebijakan teknis, yaitu
kebentuk normal dan pengembalian
setidaknya dilakukan 4x kunjungan
involusi uteri (Widyasari, 2009).
masa nifas untuk menilai setatus ibu
Ibu post partum yang
dan BBL, dan untuk mencegah, mendapatkan perlakuan senam nifas
mendeteksi menangani masalah-
mempunyai penurunan tinggi fundus
masalah yang terjadi, salah satunya
uteri yang lebih cepat, kontraksi uterus
masalah yang dipantau pada ibu nifas
yang lebih baik dan pengeluaran lochea
adalah involusi uteri. Involusi uteri
yang lebih cepat daripada ibu post
merupakan suatu proses dimana uterus
partum yang tidak mendapatkan
kembali kekondisi sebelum hamil
perlakuan senam nifas. Hal ini berarti
dengan berat sekitar 60 gram. Psoses ini
___________________________________________________________________________________
723 Proses Involusio Uterus
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1, Januari 2015

senam nifas mempunyai Pengambilan subyek pada penelitian ini


pengaruh yang bermakna terhadap adalah dengan menggunakan
involusi uterus pada hari I-III post Confidence sampel yaitu mengambil
partum (Trimarwati, 2009). Pasien yang pada ibu hamil 9 bulan atau 36 minggu
tidak diberi senam nifas, pengembalian keatas dilakukan inform konsen untuk
involusi uterinya sedikit lebih lama, kesediaan melakukan senam nifas.
karena pasien kurang melakukan Instrumen yang akan digunakan dalam
gerakan-gerakan, meskipun sudah penelitian ini adalah check list dan
melakukan mobilisasi dini. metlin sebagai alat untuk mengukur
Bidan Praktek Mandiri adalah tinggi fundus uteri.
Pelaksana pelayanan ante natal care Analisis data dalam penelitian
(Pemeriksaan Kehamilan) dan ini menggunakan independent t-test,
pertolongan persalinan normal namun yang sebelumnya di uji normalitas
tidak semua bidan yang melaksanakan dengan uji Shapiro Wilk.
program senam nifas bagi ibu-ibu yang
melahirkan dengan cara normal. 3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan studi pendahuluan yang
penulis lakukan, diperoleh data ibu Hasil
bersalin di Bidan Praktek Mandiri Penurunan TFU 6 jam post
wilayah kecamatan Borobudur setiap partum pada kelompok yang
bulannya rata rata 60 persalinan normal. melakukan senam nifas di dapatkan
Dimana pasien yang memperoleh rata-rata (14,45) dengan standar deviasi
senam nifas tersebut dalam proses (2,72). Penurunan TFU 6 jam post
penurunan TFU/involusi uterinya lebih partum pada kelompok tidak senam
cepat kembali keeadaan semula seperti nifas menunjukkan bahwa TFU 6 jam
wanita yang sebelum hamil. post partum pada kelompok yang tidak
Berdasarkan latar belakang melakukan senam nifas di dapatkan
diatas maka ingin mengetahui ”Proses rata-rata ( 11,18) dengan standar deviasi
Involusi uterus pada ibu yang (0,91). Penurunan 7 hari post partum
melaksankan dan tidak melaksanakan pada kelompok tidak senam
senam nifas di bidan praktek mandiri menunjukkan bahwa TFU 7 hari post
wilayah Kecamatan Borobudur partum pada kelompok yang tidak
Kabupaten Magelang Tahun 2013. melakukan senam nifas di dapatkan
rata-rata (7,4) dengan standar deviasi
2. Metode (0,68). Penurunan total TFU pada
kelompok yang melakukan senam
Jenis penelitian ini
nifas rata-rata (7,35) dan standar deviasi
menggunakan analitik komparatif.
(2,50). Penurunan total TFU pada
Desain penelitian yang digunakan
kelompok yang tidak melakukan senam
dalam penelitian ini adalah kasus
nifas rata-rata (3,78) dan standar deviasi
kontrol dengan pendekatan cross
(1,15 ).
sectional. Populasi dalam penelitian ini
Perbedaan TFU 6 jam post
adalah semua ibu nifas 1 hari sampai 7
partum pada kelompok yang
hari di bidan Praktek mandiri Wilayah
melakukan senam nifas dan yang tidak
puskesmas Borobudur Kabupaten
melakukan senam nifas di dapatkan
Magelang pada bulan agustus 2013.
rata-rata lebih tinggi pada kelompok
Jumlah populasi adalah berdasarkan
yang senam nifas dengan standar
jumlah rata rata persalinan di Bidan
deviasi lebih tinggi pada kelompok
Praktek Mandiri wilayah kerja
yang melakukan senam nifas (2,72).
Puskesmas Borobudur tahun 2013
Perbedaan ukuran tinggi fundus uteri 7
sebanyak 40 persalinan normal.

___________________________________________________________________________________
Munayarokh; Sri Winarsih; Esti Handayani 724
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1, Januari 2015

hari post partum pada kelompok yang senam nifas. Karena dengan senam
melakukan senam nifas dan yang tidak nifas, ibu akan diberikan beberapa
melakukan senam nifas di dapatkan gerakan-gerakan yang berguna untuk
rata rata yang hamper sama yaitu 7,1 mengencangkan otot-otot, terutama
cm dan 7,4 cm dengan standar deviasi otot perut, abdomen, lutut, bokong,
lebih tinggi pada kelompok yang tungkai, dimana gerakan-gerakan itu
melakukan senam nifas (1,021). mampu membantu pengembalian
Perbedaan penurunan total TFU pada involusi uteri lebih cepat (Bahiyatun,
kelompok yang melakukan senam 2009). Hasil dari senam nifas itu sendiri
Nifas dan yang tidak melakukan senam yaitu membantu pasien dalam
nifas didapatkan rata-rata yang lebih penyembuhan rahim, perut dan otot
tinggi pada kelompok yang melakukan panggul yang mengalami trauma ketika
senam nifas (7,35) dengan standar melahirkan, serta mempercepat
deviasi lebih tinggi pada kelompok kembalinya bagian-bagian tersebut
yang melakukan senam nifas (2,50). Uji kebentuk normal dan pengembalian
beda antara penurunan TFU ibu involusi uteri (Widyasari, 2009).
dengan senam nifas dan tidak senam Akan tetapi penurunan TFU
nifas menunjukkan bahwa hasil olahan bukan hanya karena faktor senam nifas
SPSS nilai signifikansi sebesar 0,000 saja, tetapi penurunan TFU juga dapat
(p<0,05), artinya terdapat perbedaan terjadi karena beberapa faktor. Salah
proses involusi uteri pada ibu yang satunya dengan mobilisasi, yaitu ibu
melaksanakan senam nifas dan tidak boleh miring ke kiri dan ke kanan
melaksanakan senam nifas. untuk memcegah terjadinya trombosis
dan tromboemboli. Pada hari kedua
Pembahasan telah dapat duduk, hari ketiga telah
dapat jalan-jalan dan hari keempat atau
Senam nifas adalah senam yang
kelima boleh pulang. Mobilisasi ini
dilakukan sejak hari pertama
tidak mutlak, bervariasi tergantung
melahirkan, setiap hari sampai hari
pada adanya komplikasi persalinan,
yang ketujuh, terdiri dari sederetan
nifas, dan sembuhnya luka (Ambarwati,
gerakan tubuh yang dilakukan untuk
2009).
mempercepat pemulihan keadan ibu.
Selain dengan mobilisasi senam,
Setelah persalinan, tubuh ibu baru
terdapat faktor-faktor lain yang bisa
memasuki masa pemulihan dan mempengaruhi involusi uteri, misalnya
perlahan kembali kekondisi semula,
dengan menyusui bayinya. Menurut
yaitu salah satunya dengan melakukan
Sulistyawati bila bayi mulai disusui.
latihan atau senam nifas (Brayshaw,
Isapan pada putting susu merupakan
2007:105).
rangsangan pesikis, yang
Senam nifas mempunyai
mengakibatkan oksitosin dikeluarkan
penurunan tinggi fundus uteri yang
oleh hipofise sehingga produksi Asi
lebih cepat, kontraksi uterus yang lebih
akan lebih banyak. Dengan danya
baik dan pengeluaran lokhea yang lebih isapan pada putting susu tersebut,
cepat daripada ibu post partum yang
kontraksi uterus akan meningkat
tidak mendapatkan perlakuan senam
sehingga pembuluh darah yang pecah
nifas. Hal ini berarti senam nifas
disekitar endometrium akan lebih cepat
mempunyai pengaruh yang bermakna
menutup dengan sempurna. Hal ini
terhadap involusi uterus pada hari I-III
akan berpengaruh pengeluaran lokhea,
post partum (Trimarwati, 2009).
sehingga lokhea keluar dengan lancar
Senam nifas dapat membantu
dan berakibat terhadap proses involusi
pengembalian involusi uteri lebih cepat
uteri juga akan berjalan lebih cepat
dibanding dengan yang tidak diberikan

___________________________________________________________________________________
725 Proses Involusio Uterus
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1, Januari 2015

(Sulistyowati, 2009). penurunan TFU dengan kategori baik


Mobilisasi dini salah satunya pada ibu yang melakukan senam nifas.
yaitu dengan membimbing klien keluar Ada perbedaan terhadap
dari tempat tidurnya dan involusi uteri pada ibu post partum
membimbingnya selekas mungkin yang diberi senam nifas (p < 0,05).
untuk berjalan. Klien sudah
diperbolehkan bangun dari tempat 5. Ucapan Terimakasih
tidur dalam 24-48 jam post partum.
Dimana keuntungan dari mobilisasi Ucapan banyak terimakasih
dini salah satunya yaitu: klien merasa disampaikan atas kesempatan yang
lebih baik,lebih sehat dan lebih kuat, diberikan untuk mendapatkan Dana
kontraksi usus dan kandung kencing Risbinakes DIPA Politeknik Kesehatan
lebih baik, dapat lebih memungkinkan Kemenkes Semarang, sehingga
dalam mengajari ibu untuk merawat penelitian ini dapat terselesaikan.
dan memelihara anaknya, seperti
memandikan bayi, selama ibu masih 6. Daftar Pustaka
dalam perawatan (Ambarwati,2009), Anonim. 2009. Perubahan Fisiologi
Sehingga bagi ibu-ibu postpartum yang Pada Masa Nifas.
tidak melakukan senam nifas http://sekuracity.blogspot.co
penurunan TFU dapat dilakukan m. Diakses 19 Maret 2010
mobilisasi dini, salah satunya yaitu Ambarwati, Eny Retna; Diah Wulandari.
dengan menyusui bayinya, merawat 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
atau memelihara bayinya, dengan Yogyakarta: Mitra Cendikia.
jalan-jalan, atau dapat miring Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
kanan-kiri ketika tidur. Penelitian Suatu Pendekatan
Setelah dilakukan perhitungan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
secara statistik dengan SPSS Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
menggunakan uji t-test berpasangan, Kebidanan Nifas Normal.
maka diperoleh hasil yang signifikan. Jakarta:EGC.
Hasil perhitungan membuktikan bahwa Budiarto, Eko. 2001. Biostatistik untuk
senam nifas yang diberikan pada ibu Kedokteran dan Kesehatan
post partum itu mengalami proses Masyarakat. Jakarta: EGC.
involusi uteri lebih cepat dibanding Danim, Sudarwan; Darwis. 2003.
dengan pengembalian involusi uteri Metode Penelitian Kebidanan.
pada ibu post partum yang tanpa Jakarta: EGC.
diberikan senam nifas, jadi “Ada Hendorson, Christine, dkk. 2005. Buku
Perbedaan proses involusi uteri Ajar Konsep Kebidanan,
berdasarkan TFU pada ibu yang Jakarta:EGC
melaksanakan senam nifas dan tidak Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999.
melaksanakan senam nifas dapat Memahami Kesehatan
diterima. Jadi dapat disimpulkan Reproduksi Wanita. Jakarta:
bahwa terdapat perbedaan secara Arcan.
signifikan, proses involusi uteri Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
berdasarkan TFU pada ibu yang Bogor Selatan: Ghalia
melaksanakan senam nifas dan tidak Indonesia
melaksanakan senam nifas (Sugiono, Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.
1998). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
4. Simpulan dan Saran Cipta.
Lebih banyak responden (55%) Nursalam. 2003. Konsep Dan

___________________________________________________________________________________
Munayarokh; Sri Winarsih; Esti Handayani 726
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1, Januari 2015

Penerapan Metodologi Kesehatan Maternal Neonatal.


Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Jakarta: Selemba Medika. Sarwono Prawirohardjo.
Prabowo, Eko. 2010. Faktor-Faktor Sugiyono. 2007. Statistika untuk
Yang Mempengaruhi Infolusi Penelitian. Bandung: Alfabeta
uteri. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Massa
http://mediabelajarkeperawat Nifas.Yogyakarta: Fitramaya
an.blogspot.com. Diakses 19 Sulistyowati, Ari. 2009. Buku Ajar
Maret 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Bku Nifas. Yogyakarta: Andi.
Acuan Nasional Pelayanan Widyasarii, Yoana. 2009. Senam nifas.
Kesehatan Maternal Dan http://yoana-widyasari.blogs
Neonatal. Jakarta: Tridasa pot.com. Diakses 19 Maret
Printer. Jakarta: Yayasan Bina 2010.
Pustaka Sarwono Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu
Prawirohardjo. Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Bina Pustaka Sarwono
Acuan Nasional Pelayanan Prawirohardjo.

___________________________________________________________________________________
727 Proses Involusio Uterus

Anda mungkin juga menyukai