Beberapa kondisi seperti meluasnya permasalahan perubahan iklim dan pemanasan global. Belum
lagi rusaknya kualitas lingkungan sebagai akibat dampak lingkungan pemanfaatan energi fosil
serta kebutuhan energi yang tidak sesuai dengan ketersediaannya. Selain itu, kendala-kendala lain
dalam pemanfaatan sumber energi lainnya turut mengakibatkan sumber energi bersih menjadi
penting.
a. Generasi Pertama
Generasi pertama pemanfaatan energi pasang surut adalah dengan menggunakan
mekanisme tidal barrage. Mekanismenya sama dengan sistem pembangkit PLTA,
yakni dengan membangun bendung yang mengisi bagian dalam pada saat pasang dan
dikeluarkan kembali ke laut pada saat surut.
Di Indonesia sendiri hanya terdapat 40 lokasi yang memiliki potensi elevasi pasang
surut hingga 5 meter. Adapun potensi yang dihasilkan adalah sekitar 3000 GigaWatt.
Negara pertama yang menerapkan sistem pembangkit ini ada di Prancis, Kanada, dan
Rusia. Penerapan ini juga direncanakan di Inggris, San Fransisco Bay, dan
Passamaquoddy.
Kelebihan dari sistem ini adalah tidak ada polusi, merupakan sumber energi terbarukan
(sustainable), dan lebih dapat diperkirakan bangkitan energinya dibandingkan energi
angin dan matahari. Sedangkan kelemahannya, masih cenderung mahal dalam
pembangunan dan perawatan, barrage style hanya dapat bekerja selama 10 jam dalam
sehari, dan mengganggu lingkungan seperti migrasi ikan dan tanaman, deposit lumpur,
serta teknologinya masih dipelajari.
Mekanisme tidal barrage bekerja adalah arus masuk dan keluar muara sehingga
memutarkan turbin di kedua arah.
Salah satu penerapan tidal barrage adalah di La Rance, Prancis yang merupakan
pembangkit tertua dan terbesar (menghasilkan 240 megawatt). Sistem pembangkit ini
sudah otomatis dan hanya membutuhkan dua operator yang bekerja pada akhir pekan
dan malam hari. Pembangkit yang terdiri dari 24 turbin ini mampu menyuplai 90%
listrik Brittany. Selain itu, terdapat Annapolis River Tidal Power Plant merupakan
pembangkit listrik pertama yang mengkonversi energi pasang surut menjadi energi
listrik. Adapun tidal barrage yang sedang direncanakan adalah di San Francisco Tidal
Project yang menghasilkan sekitar 2000MW (>2 kali kebutuhan energi di San
Francisco).
b. Generasi Kedua
Generasi kedua tidak membutuhkan
bendungan dengan biaya cukup besar.
Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efisien
dari generasi pertama karena tidak
membutuhkan bendungan. Mekanismenya
adalah dengan memanfaatkan secara
langsung perbedaan pasang surut dan hampir
mirip dengan sistem pembangkit energi
angin. Cara kerjanya adalah turbin yang
dipasang di daerah yang memiliki kecepatan
arus cukup tinggi akan berputar dan
membangkitkan energi.
Kelebihan dari sistem generasi kedua ini
adalah sama dengan generasi pertama
ditambah dengan lebih efisien daripada energi
angin dan memiliki sedikit dampak
lingkungan yakni tidak berdampatk terhadap
makhluk hidup, mempengaruhi penumpukan sedimen, dan relatif lebih murah. Adapun
kelemahannya adalah pada saat ini cenderung lebih mahal dalam pembangunan,
instalasi, maupun pemeliharaan (untuk kapasitas 1085MW dapat menghabiskan 1.2
miliar dollar untuk pembangunan dan operasi). Selain itu, koneski ke grid masih cukup
sulit, dan teknologinya belum benar-benar siap.
2. Energi dari Arus Pasang Surut (Tidal Stream)
Adapun tipe-tipe turbin pembangkit energi arus pasang surut berdasarkan tipe rotasi:
Vertical Axis Turbine (tipe sumbu tegak lurus terhadap aliran) serta Horizontal Axis
Turbine (tipe sumbu putar yang sejajar dengan arah aliran air).
Bagian-bagian turbin horizontal terdiri dari rotor blade, gearbox, generator, naclle, dan
tower. Sedangkan turbin vertikal terdiri dari fixed pitch rotor blade, gearbox, dan
generator.
Sistem turbin Savonius merupakan sistem turbin angin yang bekerja dengan mekanisme
gaya seret (drag) yang bekerja pada rotor blade pada turbinnya. Sistem turbin Darrieus
merupakan sistem turbin anginya memanfaatkan gaya angkat dari profil blade turbinnya.
Marrine Current Turbine Farm merupakan kumpulan turbin yang dipasang disuatu lokasi
yang memiliki potensi arus laut yang tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan
pemanfaatan potensi energi pada lokasi tersebut.
Saat ini pengembangan energi laut banyak dilakukan pada sumber energi arus laut dan gelombang.
Akan tetapi, sumber energi laut yang sudah mulai diproduksi baru sumber energi pasang surut.
Adapun sumber energi OTEC dan salinitas masih dalam tahap pengembangan dalam jumlah
sedikit.