Anda di halaman 1dari 7

KEWARGANEGARAAN

Nama : Dimas Riyanto Wibowo


NIM : 41817210044

TUGAS MK. KWN


PRODI SISTEM INFORMASI
TUGAS 1:

Berdirinya Indonesia merupakan monumen sejarah perubahan


peradaban umat manusia di muka bumi. Monumen awal keruntuhan
penjajahan dan berlakunya tatanan dunia baru yang berdasarkan
kemerdekaan, perdaimaian abadi dan keadilan sosial. Maka, sebenarnya
Indonesia adalah negara dan bangsa baru yang berdaulat dan belum
pernah dijajah.

Saat ini mayoritas warga negara Indonesia adalah generasi yang lahir
setelah Indonesia berdiri. Dengan demikian, sudah semestinya mental
kaum jajahan sudah tidak berlaku lagi. Mental kaum jajahan diantaranya
adalah mental pengemis, mental korup, mental penghambatan. Faktanya
Indonesia selama ini diampu (dikelola) oleh mayoritas oknum yang
mewarisi mental kaum jajahan tersebut.

Perjalanan Indonesia memang tidak mulus, ada pasang surutnya.


Kadang terlihat berada di lintasan yang benar, namun kadang perlu berzig-
zag. Kadang berlari sprint, namun juga pernah berbalik dulu kebelakang.
Kalau kita guratkan garis lurus sebagai lintasan perjalanan Indonesia, maka
sebenarnya garis lurus itu kenyataannya berupa gelombang sinusoide.
Lintasan sinusoide itu akan terus berlanjut mengikuti dinamika dan
romantika bangsa Indonesia. Kesadaran akan hal ini akan memandu kita
semua menjalani sejarah selanjutnya, bergantung pada pribadi kita masing-
masing mau ikut berperanan atau sekedar ikut arus.

Jelaskan hubungan timbal balik negara terhadap Warga Negara.


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Negara Republik Indonesia
telah menyatakan kemerdekaannya sejak tahun 1945. Dengan
kemerdekaan itu Negara Indonesia memiliki tujuan mulia yang tentunya
ingin diwujudkan. Tujuan Negara Indonesia tercantum dalam alinea
keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan mulia ini menjadi dasar
terbentuknya hubungan timbal balik antara Negara dan warga Negara.

Selain tujuan mulia tersebut hubungan timbal balik antara Negara


dan warga Negara juga didasarkan pada prinsip-prinsip dasar. Prinsip
dasar itu antara lain prinsip Negara kesatuan, prinsip kedaulatan rakyat,
prinsip Negara republik, dan prinsip Negara hukum. Keempat prinsip dasar
itu jika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka akan
menjadi bekal yang baik bagi hubungan timbal balik antara Negara dan
warga Negara.

Yang pertama berdasarkan prinsip Negara kesatuan, Negara


kesatuan itu sendiri berarti bentuk Negara yang wewenang legislatifnya
dipusatkan dalam suatu pemerintahan pusat atau badan legislatif nasional.
Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk menyerahkan sebagian
kekuasaannya pada daerah berdasarkan hak otonomi daerah. Dalam
Negara kesatuan, pemerintah pusat memiliki kedaulatan baik ke dalam
maupun ke luar negeri. Dengan prinsip ini, diharapkan Negara Indonesia
tidak terpecah dan membentuk Negara federal.

Yang kedua berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat, yang mana


kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat Indonesia. Rakyat memiliki hak
dan kekuasaan untuk memerintah diri mereka sendiri. Kewenangan ini
diwujudkan dengan membentuk badan pemerintahan yang mewakili
aspirasi rakyat seperti MPR dan DPR. Dalam amandemen UUD 1945,
terdapat pasal-pasal yang menjamin kedaulatan rakyat seperti dengan
adanya pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat.

Yang ketiga berdasarkan prinsip Negara republik, prinsip ini


mengisyaratkan kebebasan rakyat dari dominasi pihak lain serta tanggung
jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini merupakan aktivitas politik atau
partisipasi warga Negara untuk membentuk diri dan membangun Negara.
Dalam Negara republik, Negara akan merumuskan kesejahteraan dan
kemerdekaan rakyat dalam berpendapat, berkumpul, berserikat, dan
berkerja sama.

Yang keempat berdasarkan prinsip Negara hukum, pusat


pemerintahan berjalan menurut tuntutan hukum dan bukan dengan
kekuasaan. UUD 1945 dan Pancasila menjadi pedoman dalam
menjalankan sistem pemerintahan. Dengan prinsip Negara hukum ini
pemegang kekuasaan dibatasi wewenangnya sehingga tidak terjadi
kekacauan dan tindakan semena-mena.

Selain keempat prinsip di atas, terdapat juga dasar yang mengikat


antara hubungan Negara dan warga Negara ini yaitu hak dan kewajiban
warga Negara. Hak warga Negara antara lain hak legal dan moral, hak
khusus dan umum, hak positif dan negatif, hak individual dan sosial.
Berdasarkan aspek praktis dari pasal-pasal tentang hak warga Negara
maka hak tersebut dapat diuraikan ke dalam tiga kategori utama yaitu
keamanan, kesetaraan, dan kemerdekaan. Setelah membahas tentang
hak, tentunya perlu dibahas juga tentang kewajiban warga Negara.
Kewajiban warga Negara antara lain membela Negara, membayar pajak,
mengikuti pendidikan dasar, dan menghormati hak asasi orang lain.
Kewajiban ini merupakan timbal balik dari apa yang mereka dapatkan dari
hak warga Negara.

Berkaitan dengan hubungan timbal balik tersebut tentunya dapat


terjadi penyimpangan- penyimpangan dalam praktik penyelenggaraannya.
Salah satu penyimpangan tersebut adalah korupsi. Korupsi menurut UU
No.31/1999 atau UU No.20/2001 berarti melawan hukum, memperkaya diri
orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian negara (pasal
2). Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat
merugikan keuangan//perekonomian Negara (pasal 3). Korupsi ini
membuktikan bahwa terjadi kesenjangan hubungan timbal balik Negara
dan warga Negara. Kesenjangan ini timbul karena tidak dilaksanakannya
prinsip-prinsip dasar dan tujuan Negara Indonesia. Pelaku korupsi memiliki
banyak alasan untuk membenarkan tindakan mereka. Padahal, tindakan
mereka telah menyebabkan kerugian bagi Negara dan menghambat
perwujudan tujuan mulia Negara.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya keterkaitan


antara prinsip Negara dengan hak dan kewajiban warga Negara sehingga
tidak terjadi kesenjangan hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
antara Negara dan warga Negara dapat menjadi langkah awal dalam
perwujudan tujuan Negara sehingga tercapainya Negara yang harmonis
dan sejahtera. Tentunya dalam Negara yang demikian kasus korupsi dapat
dihindari. Indonesia dengan tingkat praktik korupsi paling tinggi dapat lebih
menerapkan hal-hal diatas agar menjadi Negara yang sesuai dengan tujuan
mulianya.
Tugas 2:

Indonesia telah mengalami 3 (tiga) orde: Orde Lama, Orde Baru dan Orde
Reformasi. Setiap Orde memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

1. Orde Lama dibawah pemerintahan Presiden Soekarno sebagai orde


peletak dasar kemerdekaan dan membangun sistem pemerintahan. Pada
Orde ini bangsa Indonesia berkutat pada masalah politik sehingga
kemakmuran dan kesejahteraan sangat sulit direalisasikan.

2. Orde Baru dibawah pemerintahan Presiden Soeharto mampu


membangun perekonomian Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi dan sebagai konsekuensinya masyarakat dapat menikmati hasil
pembangunan meskipun belum merata. Pada Orde Baru ini Indonesia
mampu menjadi negara Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan negara tetangga lainnya.

3. Orde Reformasi, sejak 1998, Indonesia telah berganti Presiden sebanyak


lima kali, namun pertumbuhan ekonomi cenderung melambat. Di satu sisi
Orde Reformasi memberi ruang yang lebar untuk demokrasi dan
kebebasan, namun hal itu berimplikasi terhadap situasi politik yang tidak
stabil sehingga perekonomian berjalan lambat.

Bandingkan dan analisis secara kritis ketiga Orde tersebut.

Asal mulanya terbentuk orde lama, baru dan Era Reformasi yang
memiliki banyak perbedaan baik dari segi politik ataupun ekonomi.
Kelebihan yang dimiliki oleh orde lama, antara lain; gerakan Non
Blok, Konferensi Asia-Afrika dan direbutnya kembali Irian Barat dari
Belanda melalui jalur diplomasi dan militer.

Kelemahan pada Orde Lama, diantaranya adalah; Inflasi yang tinggi,


adanya sistem demokrasi terpimpin; dimana kekuasaan hanya berada pada
satu pihak yaitu Presiden Soekarno, Kas Negara yang kosong dan
sebagainya.

Selain Orde Lama, Orde Baru juga memiliki banyak kelebihan, yaitu;
penekanan tingkat inflasi sehingga lebih menurun dibandingkan pada masa
Orde Lama, suksesnya program REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun), dan lain sebagainya.

Kelemahan yang dimiliki Orde Baru hingga mempengaruhi era


sekarang adalah praktek KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang semakin
marak menggerogoti uang rakyat. Perbedaanya adalah, pada masa itu KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) belum terbentuk sehingga tidak ada
tindak lanjut dari pelaku KKN. Selain itu, pelanggaran HAM yang dilakukan
Presiden Soeharto merupakan salah satu sejarah yang tidak akan pernah
dilupakan termasuk pada Tragedi tahun 1998.

Sedangkan pada Era Reformasi pada masa pemerintahan Presiden


Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya. Habibie memberikan
peluang pada masyarakat untuk mengemukakan pendapat pada rapat-
rapat umum, unjuk rasa ataupun demonstrasi. Adanya Amandemen UUD
1945 yang berhasil menata kehidupan ketatanegaraan.

Namun, pada Era Reformasi jugalah terjadinya krisis ekonomi besar-


besaran pada tahun 1998 yang menyebabkan hutang swasta luar negeri
semakin membengkak dan sebagian besar berjangka pendek,
melemahnya perbankan, penegakan dan kepastian hukum, serta kondisi
poltik yang tidak stabil, menurunnya nilai tukar rupiah dan lepasnya Timor-
timor dan kepulauan sipadan dan ligitan.

Anda mungkin juga menyukai