PENDAHULUAN
alam yang melebihi daya recovery-nya. Selain itu, permasalahan lainnya adalah
1
Chafid Fandeli, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan,
(Yogyakarta: Liberty, 2007), hlm. 1.
2
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 19.
1
2
setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum.3 Jika dilihat dari pasal ini, pengertian orang tidak
hanya mengandung pengertian orang sebagai manusia atau individu saja, tetapi juga
termasuk korporasi. Sebab korporasi adalah suatu perseorangan yang merupakan badan
hukum.4
pertumbuhan ekonomi melalui pemasukan Negara dalam bentuk pajak bahkan devisa
serta penyediaan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Namun demikian, tidak
banyak bencana bagi lingkungan hidup dan juga kemanusiaan, yang mengakibatkan
3
Pasal 1 Ayat 32
4
Muladi dan Dwidja Priyanto, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, (Jakarta: Kencana,
2010), hlm.23.
5
Muhamad Topan, Kejahatan Korporasi Di Bidang Lingkungan Hidup, (Bandung: Nusa
Media, 2009), hlm. 40.
3
kerugian dibidang materi, kerugian dibidang kesehatan, dan keselamatan jiwa, maupun
dibidang sosial.6
Salah satu kasus perusakan lingkungan yang dilakukan oleh korporasi adalah
kasus pembakaran hutan dan lahan oleh PT. National Sago Prima (NSP) di Kabupaten
Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. PT. NSP merupakan badan suaha yang bergerak di
di bidang Hutan Tanaman Industri Sagu.7 Kejadian kebakaran hutan dan lahan tersebut
terjadi pada tahun 2014. Akibat kebakaran tersebut menghanguskan sekitar 2.200
hektar lahan milik perusahaan termasuk lahan milik warga. Selain itu kebakaran juga
Negara dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Penyelesaian sengketa antara KLHK dan PT. NSP berlangsung berlarut-larut. Dimulai
dari gugatan pidana ke Pengadilan Negeri (PN) Bengkalis pada tahun 2014, kemudian
gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta selatan hingga penyelesaian kasasi
ke Mahkamah Agung (MA). Terakhir pada tanggal 17 Desember 2018 yang lalu, MA
6
Ibid.
7
Putusan Pengadilan Negeri Bengkalis Nomor: 547/Pid.Sus/2014/PN.Bls., hlm. 9.
4
resmi memenangkan pihak KLHK yang mengharuskan PT. NSP untuk membayar
biaya kerugian dan biaya pemulihan lingkungan sebesar Rp. 1 triliyun lebih.8
lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat al-Qur’an dan hadis
kelangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain di bumi.9 Apa yang tampak
saat ini, pencemaran dan kerusakan lingkungan sebab akibat dari ulah manusia sendiri.
10
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايدي الناس ليذيقهم الذي عملوا لعلهم يرجعون
Manusia baik secara individu maupun kelompok tidak mempunyai hak mutlak
untuk menguasai sumber daya alam. Hak penguasaannya tetap ada pada Tuhan Yang
Maha Pencipta. Manusia wajib menjaga kepercayaan atau amanah yang telah
diberikan.11 Hal ini senada dengan konsep yang berkaitan dengan penciptaan manusia
dan alam semesta yakni konsep Khilafah dan Amanah.12 Oleh karena itu, mengurus
8
Andi Saputra, Tok! MA Menangkan KLHK Vs Pembakar Hutan di Gugatan Rp. 1 Triliun,
diakses dari https://news.detik.com/berita/4367535/tok-ma-menangkan-klhk-vs-pembakar-hutan-di-
gugatan-rp-1-triliun, pada tanggal 11 Februari 2019 pukul 17.19 WIB.
9
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan & Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010) hlm. 265.
10
Ar-Ru>m (30):41.
11
Ibid.
12
Ibid., hlm. 265.
5
bumi dan segala isinya merupakan tanggung jawab manusia dengan mengelola dan
13
وال تفسدوا في األرض بعد إصال حها وادعوه خوفا وطمعا إنّ هللا قريب من المحسنين
Penegakan hukum pembakaran hutan dan lahan dalam Islam dapat diqiyaskan
berdasarkan pada tujuan hukum Islam atau maqa>s}id al-syari>’ah. Menurut al-
Syatibi tujuan hukum Islam adalah untuk kemashlahatan umat manusia.14 Menurut
Sukarni, fiqih pada dasarnya menjadi “jembatan penghubung” antara etika dan undang-
undang, sehingga fikih dapat menjadi panduan (secara etis) dan peraturan (secara
perusakan lingkungan, dalam hukum positif dikenakan sanksi ganti kerugian dan
melawan hukum (PMH). Dalam Islam untuk menetapkan ganti rugi, unsur-unsur yang
paling penting adalah d}ara>r atau kerugian pada korban. Tolok ukur ganti rugi baik
13
Al-A’ra>f (7):56
14
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Al-Syatibi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 64.
15
Sukarni, Fikih Lingkungan Hidup Perspektif Ulama Kalimantan Selatan, (Jakarta:
Kementerian Agama RI. 2011), hlm. 65.
6
kualitas maupun kuantitas sepadan dengan d}ara>r yang diderita pihak korban,
walaupun dalam kasus-kasus tertentu pelipatgandaan ganti rugi dapat dilakukan sesuai
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkatnya menjadi sebuah skripsi yang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Komparasi Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi
Kasus: Kebakaran Hutan dan Lahan PT. National Sago Prima (NSP) di Kabupaten
B. Pokok Masalah
ada beberapa pokok masalah yang hendak dijadikan fokus dan titik pembahasan dalam
skripsi ini:
dan lahan PT. NSP menurut hukum positif dan hukum Islam.
PT. NSP?
16
Abdul Salam, “Ganti Rugi Menurut Hukum Perdata dan Hukum islam”,
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/ganti-rugi-menurut-hukum-perdata-dan-
hukum-islam-oleh-drs-h-abd-salam-s-h-m-h-28-8, akses 28 Februari 2019.
7
1. Tujuan
kebakaran hutan dan lahan PT. NSP menurut hukum positif dan hukum
Islam.
korporasi pada kasus kebakaran hutan dan lahan PT. NSP hukum positif dan
hukum Islam.
2. Kegunaan
melaksanakannya.
Islam (Studi kasus kebakaran hutan dan lahan PT National Sago Prima
dan Hukum pada umumnya dan bagi prodi Perbandingan Mazhab pada
khususnya.
D. Telaah Pustaka
Dari beberapa literatur yang penyusun telusuri, ada beberapa buku, karya tulis
ilmiah dan skripsi yang relevan dengan judul yang dibahas. Untuk kategori buku yaitu:
Korporasi Pada Kasus PT. Lapindo Brantas Menurut Prespektif Hukum Islam”,17
membahas mengenai bentuk pertanggungjawaban pidana korporasi dalam hal ini PT.
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam skripsi tersebut, Tedi membandingkan bentuk
17
Tedi Sudarna, “Pertanggungjawaban Korporasi Pada Kasus PT. Lapindo Brantas Menurut
Perspektif Hukum Islam,” Skripsi Jurusan Perbandingan Mazhab Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (2015).
18
Maulana Unan, “Tindak Pidana Pembakaran Hutan Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun
1999 Tentang Kehutanan Perspektif Hukum Islam”, Skripsi Jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014).
9
tentang hakim dalam menangani perkara perdata lingkungan hidup tidak cukup dengan
menerapkan ketentuan hukum yang telah ada, namun juga memerlukan judicial
19
Jimmy Tawalujan, “Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Korban Kejahatan”, Artikel
Skripsi Lex Crimen Vol. 1 No. 3 (Juli-September, 2012).
20
Prim Haryadi, “Pengembangan Hukum Lingkungan Hidup Melalui Penegakan Hukum
Perdata di Indonesia”, Jurnal Konstitusi, Vol. 14 No. 1 (Maret 2017).
10
perdata korporasi, dan belum ada penelitian yang membandingkannya dengan hukum
perdata Islam. Maka untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti tentang
lingkungan hidup komparasi hukum positif dan hukum Islam dengan mengambil
sebuah kasus kebakaran hutan dan lahan PT. NSP di Kabupaten Kepulauan Meranti,
Provinsi Riau.
E. Kerangka Teoritik
bidang lingkungan hidup secara umum tidak hanya dapat menguras sumber daya alam,
tetapi juga modal manusia, modal sosial, bahkan modal kelembagaan yang
berkelanjutan.21
hutan dan lahan. Tahun 2014 merupakan tahun dimana kebakaran hutan di Indonesia
mencapai titik tertinggi sejak darurat kabut asap Asia Tenggara pada tahun 2013.
Sekitar setengah dari kebakaran tersebut berlangsung di lahan yang dikelola oleh
21
Muhammad Topan, Kejahatan Korporasi Di Bidang Lingkungan Hidup, hlm. 58.
22
Ariana Alisjahbana, dkk, “Kebakaran Hutan di Indonesia Mencapai Tingkat Tertinggi Sejak
Kondisi Darurat Kabut Asap Juni 2013,” https://wri-indonesia.org/id/blog/fires-indonesia-spike-
highest-levels-june-2013-haze-emergency, akses 19 Januari 2019.
11
kejahatan korporasi di bidang lingkungan hidup. Maka perlu adanya penegakan hukum
Di Indonesia, paling tidak ada tiga bidang hukum yang selalu terjadi dalam
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) atas perbuatan melawan hukum. Sedangkan
dalam UUPPLH mengatur tentang penerapan prinsip strict liability (tanggung jawab
Selain itu juga diatur mengenai perhitungan ganti rugi akibat pencemaran/atau
Suatu korporasi dianggap sebagai orang dan pada dasarnya dapat melakukan
23
Muhammad Taufik Makarao, Aspek-aspek Hukum Lingkungan, (Jakarta: Indeks, 2011), hlm.
241.
24
Prim Haryadi, “Pengembangan Hukum Lingkungan Hidup Melalui Penegakan Perdata di
Indonesia”, Jurnal Konstitusi, Volume 14, Nomor 1, Maret 2017.
12
atas perbuatannya itu termasuk dalam hal ini adalah perbuatan yang melawan hukum.25
Pasal 1365 KUH Perdata mengatur tentang pertanggungjawaban subjek hukum karena
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Perbuatan Melawan Hukum dalam kasus
oleh seseorang atau korporasi termasuk dalam hal ini adalah badan hukum.
diatur dalam pasal 1365, 1366, dan 1367 KUH Perdata. Menurut Pasal 1367, tanggung
jawab hukum terhadap orang yang menderita kerugian tidak hanya terbatas pada
apabila menimbulkan kerugian kepada orang lain, sepanjang orang itu bertindak sesuai
25
Alofonso F. Pahotan Napitupulu, “Pertanggungjawaban Korporasi Secara Perdata Dalam
Perbbuatan Melawan Hukum Yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan Oleh PT. Lapindo Brantas”,
Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum UGM (2015).
26
Ahmad Sudiro, Hukum Angkutan Udara Supriadi, dalam Beby Vieliani, “Strict Liability
Dalam Sistem Hukum Lingkungan di Indonesia Suatu Studi Perbandingan Dengan Sistem di Inggris”,
Skripsi Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (2014), hlm. 19.
13
dengan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada orang tersebut. Nama lain dari
pertanggungjawaban hanya mengenai denda atau ganti kerugian, tidak berupa pidana
penjara.
bersalah.
KUH Perdata dengan menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan
tanggung jawab. Dalam pasal 88 UUPPLH No. 32 Tahun 2009 menyatakan tanggung
jawab mutlak adalah unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak penggugat
27
Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, hlm. 21
28
Supriyadi, Hukum Lingkungan Indonesia Sebuah Pengantar, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm. 286-288.
14
sebagai pihak yang diduga sebgai contributor substansial (substansial share) zat-zat
2. Risk Contribution
Tujuan dari teori ini tidak jauh berbeda dari tujuan teori market share liability,
3. Concert of Action
karena ada kemungkinan terlibatnya pihak-pihak lain yang membantu dan bekerja
sama.
4. Alternative Liabilty
Teori ini muncul dilandasi suatu prinsip bahwa sangatlah tidak adil apabila
tergugat mesti dibebaskan hanya karena penggugat tidak dapat membuktikan secara
15
pasti satu dari sekian banyak pihak yang bertanggungung jawab atas perbuatan yang
5. Enterprise Liability
Teori yang diterapkan ketika penggugat tidak dapat secara spesifik menunjuk
pelaku pencemaran dari sekian banyak perusahaan yang potensial menjadi penyebab
yang ternyata telah mengikuti atau mematuhi standar dan petunjuk yang ditentukan.
Menjaga lingkungan dari bahaya pencemaran dan perusakan adalah wajib yang
umat manusia di dalam mengurus kehidupan termasuk lingkungan hidup secara bijak.
Oleh karena itu, tujuan Allah menetapkan syariat hukumnya adalah untuk memelihara
Islam (maq}}{a>sid al-syar>I’ah), ke dalam lima hal: 1) penjagaan agama (h}ifz} al-
di>n), 2) menjaga jiwa (h}ifz} al-nafs), 3) menjaga akal (h}ifz} al-‘aql), 4) memelihara
keturunan (h}ifz} al-nasl), dan 5) memelihara harta (h}ifz} al-ma>l).29 Yusuf al-
29
Abu Isaq al-Shat}ibi, “al-Muwa>faqa>t} fi> Us}ul al-Shari’ah”, juz 1, dalam Maskhun
Abidi,Sanksi Tindak Pidana Pelaku Pencemaran Lingkungan Hidup Menurut Fiqh Jinayah dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 (Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup),
Skripsi Jurusan Perbandingan Mazhan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2015, hlm. 8.
16
kelima.30
jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. Rasionalitasnya adalah
bahwa jika aspek-aspek jiwa, akal, keturunan, dan harta rusak, maka eksistensi manusia
dalam lingkungan menjadi ternoda. Dalam konsep fiqh lingkungan yang dirumuskan
oleh para cendekiawan muslim mencerminkan dinamika fiqh terkait dengan adanya
dilakukan dengan ganti kerugian. Ditinjau dari jenis pelanggarannya, ganti rugi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu;32 1) ganti rugi pidana, yang terjadi karena
pelanggaran terhadap hukum pidana (jina>yah), atau yang biasa disebut diyat. 2) dan
ganti rugi perdata, yang terjadi karena pelanggaran terhadap hukum perdata Islam
30
Fathurahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, cet. 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.
94.
31
Yusuf al-Qardhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, terjemahan Abdullah Hakim Shah
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 46.
32
Aris Anwaril Muttaqin, Sistem Transaksi Syariah Konsep Ganti Rugi dalam Hukum Bisnis
Syariah, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group, 2015), hlm. 21.
17
Dalam fiqih Islam kontemporer, rukun ganti rugi ada tiga, yaitu; 33 1) Muta’adi
(pihak pelaku), yaitu semua orang yang melanggar ketentuan syariat atau lalai dalam
timbuk akibat perbuatan ta’adi, 3) Mad{ru>r (pihak yang dirugikan), yiatu semua
Menurut Dr. ‘Iwad Ahmad Idris, dalam kitab Diya>t baina al-‘Uqu>bah wa al-
Ta’wi>d, ada tiga syarat yang harus dipenuhi supaya perbuatan seseorang itu bisa
dikatakan menimbulkan ganti rugi baik ganti rugi pidana maupun perdata, yaitu;34
2. An-yakuna al-fi’lu s{a>diran minal gair (perbuatan itu berasal dari orang
lain).
kerugian).
F. Metode Penelitian
33
Iwad Ahmad Idris, “Diyat baina uqubah wa Ta’wid”, dalam Aris Anwaril Muttaqin, Sistem
Transaksi Syariah Konsep Ganti Rugi dalam Hukum Bisnis Syariah, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu
Group, 2015), hlm. 28
34
Ibid., hlm. 29.
18
Disamping untuk menjadikan penelitian lebih efektif dan rasional guna mencapai hasil
1. Jenis Penelitian
baik sebgai sumber primer maupun sumber sekunder. sumber data primer dan
sekunder.
2. Sifat Penelitian
memaparkan data-data tentang suatu hal atau masalah dengan analisa dan
jelas, sistematis, fatual dan akurat mengenai Tinjauan Hukum Islam terhadap
Lingkungan hidup (Studi Kasus Kebakaran hutan dan lahan PT National Sago
3. Pendekatan
4. Pengumpulan Data
19
Karena penelitian ini adalah kajian kepustakaan, maka sumber data yang
digunakan adalah telaah dokumen, literer dan penulusan naskah, yaitu dengan
cara mengambil dan menelusuri buku-buku, makalah dan artikel yang ada
kaitannya dengan masalah yang dibahas dan ditulis oleh pakar hukum Indonesia
masalah.
Adapun sumber primer berasal dari Al-Quran dan Hadis, KUH Perdata,
UUPPLH No. 32 Tahun 2009, salinan putusan pidana Pengadilan Negeri (PN)
perdata Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta, salinan putusan kasasi perdata
Mahkamah Agung (MA). Sedangkan sumber data sekunder berasal dari kitab
fiqih, buku, jurnal ilmiah, majalah, koran, buletin, dan tulisan lainnya yang
5. Analisis Data
menyeleksi data yang diperoleh dari hasil penelitian menurut kualitas dan
b. Komparaif yaitu metode untuk menganalisis data yang berbeda dengan jalan
membandingkan untuk dapat diketahui mana yang lebih benar atau mencapai
G. Sitematika Pembahasan
Agar pembahasan dan penulisan dalam skripsi ini menjadi terarah, utuh, dan
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian,
sistematika pembahasan.
korporasi menurut hukum positif dan hukum Islam, meliputi: pengertian korporasi,
bentuk dan pelaku kejahatan korporasi, kejahatan korporasi terhadap lingkungan hidup,
Bab ketiga, merupakan pembahasan mengenai kasus kebakaran hutan dan lahan
PT. National Sago Prima (NSP), meliputi; profil korporasi, kronologi terjadinya
kebakaran hutan dan lahan dan keputusan pengadilan mengenai kebakaran hutan dan
hukum positif dan hukum Islam terhadap pertanggungjawaban perdata korporasi kasus
kebakaran hutan dan lahan PT. NSP, meliputi; persamaan dan perbedaan sanksi perdata
korporasi terhadap kasus kebakaran lahan dan hutan PT. NSP menurut hukum positif
21
dan Hukum Islam dan titik temu persamaan dan perbedaan pertanggungjawaban
perdata.
Bab kelima merupakan kesimpulan dan penutup yang berisi jawaban dari