Anda di halaman 1dari 9

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

Satuan Pendidikan : SMP N 4 PRINGSEWU


Tahun Ajaran : 2012/2013
Semester : Genap

A. Topik Bahasan : Minat


B. Tugas Perkembangan : Pelajaran apa yang jadi minat ku
C. Bidang Bimbingan : Pribadi
D. Jenis Layanan : Klasikal
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengentasan
F. Tugas Kompetensi : Memahami minat belajar siswa
G. Nilai Budi Pekerti : 1. Disiplin
2. Tanggung jawab
3. Religius
4. Cerdas
H. Sasaran layanan : Kelas VIII
I. Alokasi Waktu : 1x40 menit
J. Tujuan Layanan : 1. Siswa mampu mengetahui pelajaran apa yang
sesuai dengan minatnya
2. Siswa merasa senang saat mengikuti pelajaran
yang sesuai dengat minatnya
K. Tahap pelaksanaan : 1. Pembukaan (salam) mengkordinasikan siswa
2. Kegiatan inti, memberikan motivasi tentang
minat belajar
L. Materi : Terlampir
M. Biaya :
N. Tempat Pelaksanaan : Ruang kelas
O. Strategi layanan : Diskusi, Tanya jawab
P. Media : Internet
Q. Rencana pelayanan dan tindak lanjut :
a. Membuat rencana penilaian dan tindak lanjut
1. Produk atau hasil : Siswa dapat mengetahui tentang minat
belajar yang mereka sukai
2. Proses layanan : Memotivasi/antusias siswa dalam
mengikuti layanan ini
b. Tahap penilaian
1. Laiseg : Siswa memahami minat belajar yang
merka sukai bermanfaat
2. Laijapen : Siswa dapat menekuni minat belajar
mereka dengan serius
3. Laijapan : Agar siswa dapat mengetahui minat
belajar mereka dapat bermanfaat untuk
menunjang karir mereka
c. Tindak lanjut :
siswa mampu mengetahui tentang perkembangan minat belajar
mereka dan untuk lebih serius menekunin minatnya agar dapat
bermanfaat untuk karir mereka

Guru Pamong Pringsewu, 11 april 2013


Bimbingan Konseling Praktikan

Hj. TUTI, S.Pd AHMAT MUKIT


NIP. 19590825 199011 2 001 NPM. 09020105
“Bahaya Merokok”

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat


tidak asing.Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri
maupun orang – orang disekitarnya.Berbagai kandungan zat yang terdapat di
dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa
motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah
untukmendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan
kekecewaan (reliefing beliefs), danmenganggap perbuatannya tersebut tidak
melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)(Joewana, 2004). Hal ini sejalan
dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan
didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
merekasangat tertarik kepadakelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat
dengan kelompoknya.

Zat - zat Beracun Yang Terdapat Dalam Rokok dan


Dampaknya
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini
terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen,
benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan
perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok. Tapi diantara zat –
zat yang disebutkan tadi, ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di
dalam sebatang rokok. Zat –zat itu adalah:
A. Tar
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan
mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kanker paru - paru ( penyakit maut yang hampir tak
dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR
juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di
urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan
penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam
aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk
membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar
pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.

B. Nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi
sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) ,
sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini
paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni
saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan
pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan
pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan
pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak
rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi
pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada
permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat
ditemukan pada cairan gusi.

C. Karbon Monoksida (CO)


Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan
sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran
darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat - zat
penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung
yang fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah
di kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko (
daripada wanita non perokok ) mendapat efek samping berbahaya bila
meminum pil kontrasepsi ( pil KB).Karena itulah sebabnya mengapa
para dokter kandungan ( ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB
pada wanita yang merokok.

Penyebab Remaja Merokok


A. Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado
dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
B. Pengaruh Teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga
dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan
temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang
akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok
terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat
yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)
C. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson, 1999).

D. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan
dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun
sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan
merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah
tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok
untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit
melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak
memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan
perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan
perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku
pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh
dan bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu,
rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang
nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh
kita.

Beberapa Penelitian Tentang Rokok


Menurut Menteri Kesahatan Indonesia Tahun 2004 Bapak Dr. Achmad
Sujudi, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data
Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang
mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan
tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia
merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang
dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap
tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat
(463,504 milyar),Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).
Selain itu, dalam laporan yang baru saja dikeluarkan WHO berjudul “Tobacco and
Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah Lingkaran
Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tanggal 31 Mei
2004, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok
masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok
terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki
beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar
1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara – negara
berkembang.
Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di
Madras, India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset
lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh
menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan
untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan,
perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk
pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian
dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.

Cara Mengatasi Permasalahan Yang Ada


Beberapa cara yang dapat kita lakukan supaya kit adapt terhindar dari
bahaya asap rokok adalah sebagai berikut :
a. Tarbiyah atau pedidikan keimanan yang sungguh – sungguh untuk setiap
individu masyarakat agar mereka sadar betapa bahaynya menghisap rokok.
b. Adanya teladan yang baik bagi sang anak baik di rumah, di sekolah,
maupun di sekitar lingkungannya.
c. Melarang Oknum guru untuk merokok di depan siswa saat
mengajar.Mengapa? karena kita ketahui bahwa tugas guru adalah sebagai
suri tauladan bagi siswanya di sekolah. Jadi wajar saja kalau guru harus
memberi contoh yang baik bagi siswanya.
d. Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini
diharapkan jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh
pengetahuan langsung tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.
e. Menciptakan Undang – Undang seperti yang sudah dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang larangan merokok di tempat
umum seperti sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya. Dan
bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi atau denda sejumlah 50ribu
rupiah.
f. Menyebarluaskan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang
haramnya rokok. Karena dengan jalan ini masyarakat akan berfikir lagi
untuk merokok.

Anda mungkin juga menyukai