Disusun Oleh
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional,
memiliki peranan yang penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional.
Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas
perekonomian nasional demikian pun di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi
oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal
asing dengan pemodal lokal.
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak
pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah
individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual
modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan
usahanya
BAB II
PEMBAHASAN
INVESTASI
A. Pengertian Investasi
B. Tujuan Investasi
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau mempertahankan tingkatan pendapatannya agar
tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi Investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain
dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya
akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa kebijakan negara melakukan kebijakan
yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan pada bidang-bidang usaha tertentu.
C. Proses Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat
risiko, serta hubungan antara return dan risiko.
1. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut
sebagai return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity
cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang
diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa
datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan
tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.
2. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-
tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang
harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus
ditanggung dari investasi tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya fenomena equity premium adalah adanya fakta bahwa risiko
saham lebih tinggi dari risiko obligasi. Risiko bisa diartikan sebagai
kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan.
3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang Diharapkan
Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return yang
diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horizontal memperlihatkan
risiko yang ditanggung investor. Titik RF pada gambar tersebut menunjukkan tingkat
return bebas risiko (risk-free rate), untuk selanjutnya akan ditulis RF. RF dalam
gambar di atas menunjukkan satu pilihan investasi yang menawarkan tingkat return
yang diharapkan sebesar RF dengan risiko sebesar 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah
terlihat mempunyai risiko yang cenderung rendah dan tingkat return diharapkan yang
tidak terlalu tinggi. Sedangkan di sisi lain, jika kita berinvestasi pada kontrak futures
misalnya, terlihat bahwa risiko yang harus ditanggung tergolong sebagai risiko yang
tinggi, dengan tingkat return yang diharapkan tinggi pula.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return yang
diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai hubungan
yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi pula
tingkat return yang diharapkan dari aset tersebut, demikian sebaliknya
Proses Keputusan Investasi
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak
langsung.
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
market), atau pasar turunan (derivative market).
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung merupakan pembelian saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan
membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.
Pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present
value) dari uang yang akan diperoleh di masa mendatang atau berapa nilai uang masa
mendatang (future value) dari jumlah uang yang diinvestasikan saat ini.
Pendapatan (Income) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor
produksi selama 1 tahun. (Simbol Y)
Investasi (Investment) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanam atau
sebagai penambah modal. Investasi disimbolkan dengan (I).
Tabungan (Saving) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak
dibelanjakan.
Y=C+S
Y = C+ I
C+S=C+I
S=I
Pasar modal (capital market) adalah lembaga keuangan bukan bank yang
mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu juga
merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan
perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal dikenal
sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal.
a. Saham
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dari
kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua
kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang
cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.
Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham
preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan
dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan
pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak
kepemilikan seperti pada saham biasa.
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara. Hampir semua
negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas
bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan
penawaran modal. Peranan pasar modal pada suatu negara tersebut antara lain:
a. Pasar modal merupakan tempat pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat
membeli efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan
dapat memperoleh dana dengan cara menawarkan instrumen atau efek di dalam
pasar modal.
b. Pasar modal merupakan alternatif investasi dengan memberikan keuntungan dan
risiko tertentu.
c. Keberadaan pasar modal memungkinkan para investor untuk bisa ikut memiliki
perusahaan yang sehat dan berprospek baik, misalnya melalui kepemilikan saham.
d. Pasar modal mendorong pelaksanaan manajemen perusahaan secara lebih
profesional, transparan, efisien, dan berorientasi pada keuntungan. Hal ini
dilakukan untuk menarik para investor agar bersedia menanamkan modalnya.
e. Pasar modal dapat meningkatkan aktivitas ekonomi nasional. Perusahaan-
perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga mendorong perusahaan
lebih maju. Selanjutnya, kesempatan kerja semakin banyak, peningkatan
pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin
dicapai pasar modal Indonesia yaitu :
a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan
saham-saham perusahaan.
b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham.
c. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan
dana untuk digunakan secara produktif.
Pada dasarnya, pasar modal merupakan produk dari sistem perekonomian kapitalis.
Sedangkan dalam proses sosialisasi pasar modal di Indonesia, tujuan didirikannya pasar
modal sudah disisipi muatan idealisme.
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi
dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh
Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs
mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas
yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah sejak tahun 1912 di
Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia
yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial
Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai
salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-
baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya
yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.
Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal.
Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia
yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernamaVerreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi
perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belanda.
Bursa Batavia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada
tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan
atas pajak perseroan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang
bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui
pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga,
dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa
yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public
e. Saham boleh diterbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs
sebelum ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-
lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya
fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Struktur pasar modal Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 8 tahun 1995
tentang pasar modal. Di dalam Undang-UUndang tersebut dijelaskan bahwa kebijakan
di pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan
dan pengawasan sehari-hari dilaksanakan oleh BAPEPAM. Berikut ini adalah struktur
pasar modal Indonesia.
a. Bursa Efek
Perusahaan sekuritas bergabung bersama membentuk bursa efek.
Organisasi tersebut mengatur dirinya sendiri dengan mengeluarkan
berbagai peraturan serta memastikan anggotanya berperilaku sedemikian
rupa.
b. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)
Peran LKP adalah melaksanakan kliring dan menjamin penyelesaian
transaksi. LKP menjamin penyelesaian transaksi dibursa efek dengan
bertindak sebagai counter party dari anggota bursa yang melakukan
transaksi.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan kolektif yang aman
dan efisien kepada Bank Kustodian,LKP, perusahaan sekuritas, serta
pemodal institusional.
d. Perusahaan efek meliputi :
Penjamin emisi yang berperan sebagai lembaga perantara emisi
yang menjamin penjualan sekuritas yang diterbitkan emitmen.
Penjamin emisis merupakan mediator yang mempertemukan
emitmen dan pemodal. Mereka bertugas untuk meneliti dan
mengadakan penilaian menyeluruh atas kemampuan emitmen.
Perantara perdagangan efek, merupakan pihak yang
memepertemukan penjual dan pembeli sekuritas, menyediakan
informasi bagi kepentingan pemodal.
Manajer investasi, merupakan pihak yang mengelola dana yang
dititipkan investor reksadana untuk diinvestasikan dipasar modal.
e. Lembaga penunjang meliputi:
Biro administrasi efek yaitu badan hukum berbentuk PT yang
melakukan usaha pengelolaan administrasi sekuritas seperti
registrasi dan pencatatan sekuritas.
Bank kustodian adalah bank dengan pengawasan Bank Indonesia,
bertindak sebagai kustodian dipasar modal.
Wali amanat yaitu pihak yang berperan penting dalam penerbitan
obligasi. Wali ini merupakan lembaga yang ditunjuk untuk
mewakili kepentingan para pemegang obligasi.
Penasihat investasi.
Pemeringkat efek, lembaga ini berperan melakukan pemeringkatan
sekuritas terutama untuk obligasi yang bersifat utang, karena
sekuritas tersebut harus memperoleh peringkat sebelum melakukan
emisi.
D. Proses Go Public
a. Diversifikasi
Dengan melakukan go public, maka pemilik perusahaan akan membagi
kepemilikan perusahaan kepada masyarakat yang berminat untuk membeli
saham perusahaan tersebut, sehingga pemilik perusahaan telah membagi
risiko yang harus di tanggung jika dia menjadi pemilik tunggal
perusahaan.
b. Meningkatkan Likuiditas
Saham yang tidak ditawarkan untuk umum akan sulit di perjualbelikan.
Kesulitan tersebut tidak akan terjadi pada perusahaan yang go public.
c. Sebagai Salah Satu Sarana untuk Meningkatkan Modal Perusahaan
Perusahaan yang tidak go public akan kesulitan jika ingin menambah dana
perusahaan melalui penjualan saham baru.
d. Penentuan Nilai Perusahaan
Perusahaan yang go public bisa menentukan cara jelas seberapa nilai
perusahaan dengan melihat besarnya harga saha perusahaan tersebut di
pasar.
a. Saham Preferen
Saham preferen merupakan sekuritas yang juga mempunyai
karakteristik obligasi disamping memiliki karakteristik saham biasa.
Saham preferen dikatakan memiliki karakteristik obligasi karena
sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap seperti halnya
obligasi. Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika
emitmen mengalami kerugian maka pemegang saham preferen
mungkin tidak bisa menerima pembayaran dividen dalam waktu yang
sudah ditetapkan sebelumnya (mungkin ditunda)
b. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang sudah cukup lama dikenal oleh
pasar modal Indonesia, meskipun perkembangannya masih relatif
lamban jika dibandingkan dengan perkembangkan saham.
c. Obligasi Konversi
Obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan
saham biasa. Karakteristik obligasi konversi tidak jauh berbeda dengan
obligasi biasa yang memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo
dan memiliki nilai par.
d. Right Issue
Right issue biasanya diterjemahkan sebagai bukti right, yaitu sekuritas
yang merupakan produk turunan dari saham. Bukti right adalah hak
bagi pemodal untuk membeli saham baru jika perusahaan emitmen
menerbitkan menerbitkan saham baru.
e. Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan. Waran merupakan produk yang
ditunjukan untuk menambah daya tarik obligasi atau saham yang
disertainya.
f. Reksadana
Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksadana untuk digunakan sebagai
modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.
g. Saham Biasa
Saham biasa merupakan sekuritas yang paling dikenal masyarakat dan
paling banyak digunakan oleh emiten dalam mencari dana. Oleh
karena itu pada bagian selanjutnya akan lebih banyak dibahas
mengenai proses perdagangan saham dibandingkan dengan
perdagangan sekuritas-sekuritas lain.
a. Jumlah saham dalam satuan standar lot, yaitu 1 lot sama dengan 500 saham (saham
yang bukan reksadana), sedangkan untuk saham reksadana ditetapkan 100 saham per
lot.
b. Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa :
1. Untuk saham dengan kelipatan Rp 25,00 dengan perubahan maksimum Rp
20,00
2. Untuk obligasi dengan kelipatan 0,625%
c. Transaksi berdasarkan prioritas harga dan waktu.
a. Perdagangan dalam jumlah besar (block trading) untuk jumlah saham minimal 200
ribu saham.
b. Perdagangan di bawah standar lot (odd lot) untuk jumlah saham kurang dari standar
lot (di bawah 500 saham).
c. Perdagangan tutup sendiri (crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan satu
anggota baru.
Untuk membeli dan menjual saham, pemodal harus membayar komisi kepada perusahaan
pialang yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pemodal. Biaya komisi di
BEJ setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi. Sedangkan perusahaan pialang berkewajiban
membayar biaya-biaya :
a. Transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04% dari nilai kumulatif
transaksi setiap bulan.
b. Transaksi obligasi atas unjuk dan bukti right tidak dikenakan biaya transaksi.
c. Transaksi waran dikenakan biaya transaksi sebesar 0,02% dari nilai transaksi.
BEJ juga memberikan informasi setiap harinya dalam Daftar Kurs Efek (DKE) yang meliputi
informasi :
Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka
panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan
yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat
berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan
utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti
utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi ketujuh.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga.
Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
https://deden08m.files.wordpress.com/2019/01/materi-1-pengertian-investasi.pdf
(tanggal akses 15 Maret 2019 01:20)
http://abaditeacher.blogspot.com/2012/10/konsumsi-tabungan-dan-investasi.html
(tanggal akses 15 Maret 2019 01:05)
https://mafiadoc.com/konsumsi-dan-tabungan-dan-
investasi_5a310ec81723dd9eda14aadb.html (tanggal akses 15 Maret 2019 01:40)