Di susun oleh :
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, masyarakat
khususnya kaum remaja banyak mengkonsumsi rokok sebagai kebutuhan pokok.
Sepertinya antara rokok dengan masyarakat tidak dapat di pisahkan, padahal mereka
mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Akan tetapi mereka menganggap
remeh akan bahaya merokok. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota
keluarga yang merokok“.
Sekitar 40% pengguna rokok didominasi oleh kalangan remaja, ini sungguh
memprihatinkan. Generasi muda yang kita banggakan telah tercemar oleh rokok, yang
lebih banyak dampak negatifnya dari pada manfaatnya. Padahal pada tiap bungkus rokok
telah dicantumkan peringatan tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Setiap kali
menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000
macam racun! Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.
Masalah merokok adalah peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin
serius. Jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta
pria dan 200 juta perempuan (Ericksen, 2012). Di negara berkembang, seperti Indonesia
jumlah perokok usia ≥15 tahun sebanyak 34,2% tahun 2007 (Depkes RI, 2007),
kemudian meningkat prevalensinya menjadi 34,7% di tahun 2010 (Kemenkes RI, 2010)
dan meningkat kembali tahun 2011, menurut GATS 2011 jumlah perokok usia 15 tahun
sebanyak 34,8 % dengan prevalensi pria 67% dan perempuan 2,7% (WHO, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010, usia rata-rata
seseorang mulai merokok secara nasional adalah usia 17,6 tahun. Namun untuk usia yang
paling dini ada yang memulai merokok dari usia 5-9 tahun. Adapun prevalensi merokok
berdasarkan usianya, usia perokok mulai merokok, dimulai dari usia 5-9 tahun sebanyak
1,7%, usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun 43,5%, pada usia 20-24
tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun 4,3%, pada usia >30 tahun sebesar 3,9%.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa prevalensi tertinggi adalah anak pada umur 15-19
tahun dan untuk tertinggi kedua adalah umur 10-14 tahun atau anak seusia Sekolah Dasar
(SD) kelas tinggi. Sebenarnya pemerintah telah berupaya mengatasi tentang larangan
merokok namun sampai sekarang belum juga tampak hasilnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan remaja merokok.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keluarga pada remaja merokok
b. Melakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga pada remaja merokok
c. Melakukan rencana tindakan pada keluarga dengan remaja merokok
d. Melakukan pelaksanaan dari rencana tindakan pada keluarga dengan remaja
merokok
e. Melakukan evaluasi dari tindakan pada keluarga dengan remaja merokok.
C. Manfaat
1. Manfaat Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan penyuluhan bagi
para remaja perokok.
2. Manfaat Keluarga Binaan
Menambah informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman pada sasaran penyuluhan tentang merokok dan bahayanya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kula dan warga. “Kulawarga”
berarti adalah kelompok kerabat (Jonson & Leny R,2010). Berikut adalah pengertian
keluarga menurut beberapa ahli :
a. Raisner 1980 : Dua orang atau lebih yang memiliki hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak, ibu, adik , kakak, nenek dan kakek.
b. Duvall 1986 : Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran ataupun
adopsi.
c. Bailon dan Maglaya 1978 : Dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang saling berinteraksi.
d. Depkes RI 1988 : Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang anggota yang tinggal seatap dan saling ketergangtungan.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan karakteristik
keluarga sebagi berikut :
1) Terdiri dari dua orang / lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2) Saling berinteraksi satu sama lain baik yang hidup bersama dalam satu atap
atau terpisah.
3) Memiliki peran social : Suami, istri, anak, kakak dan adik.
2. TIPE KELUARGA
3. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman (1998), terdapat 5 fungi keluarga, yaitu :
4. PERAN KELUARGA
1) AYAH
Ayah sebagai suami dari istri dan dari anak-anaknya , berperan sebagai pencari
nafkah , pendididk, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
anggota dari kelompok social serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) IBU
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya . ibu mempunyai peran mengurus
rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya , sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya , sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) ANAK
Anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan enggan tingkat
pengembangan fisik , mental, social dan spiritual.
NO TUGAS KETERANGAN
1 Mengenal masalah kesehatan Keluarga mengenal keadaan sehat,
perubahan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya serta mengetahui
yang dialami keluarga.
Memutuskan tindakan yang tepat Keluarga mencari pertolongan tempat
bagi keluarga yang sesuai dengan keadaan keluarga
dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai keputusan
untuk memutuskan tindakan yang tepat
(suprajitno 2004)
Memberikan perawatan terhadap Keluarga memiliki kemampuan dalam
keluarga yang sakit melakuakan pertolongan pertama saat
dirumah
Modifikasi lingkungan keluarga Keluarga memiliki pengetahuan
untuk menjamin kesehatan keluarga tentang sumber yang dimiliki
disekitar lingkungan rumah
Keluarga memiliki pengetahuan
tentang pentingnya sanitasi
lingkungan dan manfaatnya
Kebersamaan dalam meni
gkatkan dan memelihara
lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan
Menggunakan pelayanan ksehatan Kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan sarana kesehatan perlu
dikaji melalui :
Pengetahuan keluarga tentang
asilitas kesehatan yang dapat
dikaji keluarga
Kentungan dari adanya fasilitas
kesehatan
Kepercayaan keluarga terhadap
fasilitas kesehatan yang ada
Apalagi fasilitas kesehatan dapat
terjangkau oleh keluarga
6. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Definisi
Usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun.
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab pada remaja.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua.
3. Masalah umum yang di hadapi keluarga pada tahap perkembangan remaja.
a. Rendahnya keimanan remaja pada Allah
b. Menurunnya pelaksanaan ibadah pada remaja.
c. Penyalahgunaan narkoba
d. Seks bebas
e. Merokok
f. Membolos sekolah
g. Terkena HIV
h. Mencuri, menodong, mencopet dan sejenisnya.
i. Bunuh diri
j. Perkelahian.
k. Kebut-kebutan
l. Menggugurkan kandungan
m. Berbohong
1. PENGERTIAN MEROKOK
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang anatara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah di cacah dan dibakar pada salah satu ujungnya,
kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok, diakses pada 16 Oktober 2017 pukul
09.45 WIB).
Menurut WHO, Merokok akan menciptakan beban ganda, karena merokok
akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak uang yang seharusnya digunakan
untuk mengobati penyakitnya. Disamping itu merokok juga menghabiskan uang
yang seharusnya digunakan makanan yang bergizi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTIFIKASI DATA
a. Nama : An. R
b. Usia : 18 tahun
c. Alamat : desa kedung jangan rt 2/3 purwosari mijen semarang
d. Tanggal pengkajian : 24 Oktober 2017
e. Komposisi keluarga :
GENOGRAM
Ny. J
Tn I Tn. S Ny. A
Tn. N Ny. S
KETERANGAN
Laki-Laki pasien
DENAH RUMAH
U
K.Mandi
K.Mandi Dapur
R.Makan
R.Sholat
K.Tidur
K.Tidur
K.Tidur
R.Keluarga
R.Tamu
b. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunikasi lebih besar
An.R berkata,”Kalau daerah sini sebenarnya antara desa dan kota .Dibilang esa
yang sudah seperti kota .Dibilang kota juga masih ada unsur desa –desanya .Yang
jelas bebas maet ,jalannya juga bagus dan tidak bising..Dan juga tetangga sekitar
rumah masih saudara.”
c. Mobilitas geografis keluarga
An.R berkata,”sehari – harinya bapak saya bekerja di pabrik jaraknya sih juga
lumayan jauh kira – kira 25 km ,dan ibu saya biasanya bersih –bersih rumah ,kalau
saya ya melakukan aktifitas saya seperti biasanya sebagai pelajar.”
d. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
Tn.N berkata,”karena saya bekerja sampai sore kadang malah malam jadi jika ada
kegiatan perkumpulan sebisa mungkin saya menghadirinya.”
Ny.S berkata “Kalau saya sering sirumah, jadi jika ada arisan atau pertemuan rt saya
pasti mengahdiri mba.”
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
An R berkata “ saya selalu berkomunikasi dengan kedua orang tua saya dirumah baik
masalah pribadi hingga masalah pendidikan.”
b. Struktur kekuasaan keluarga
Ny.S berkata “ keluarga saya jika ada masalah selalu membicarakanya secara
musyawarah setiap anggota keluarga berhak berpendapat hingga dapat diselesaikan
masalahnya.”
c. Struktur peran
Ny.R“ Saya di rumat tugas nya masak dan beres-beres rumah mba, suami saya ya
kerja. Tetapi untuk masalah mengasuh anak kami berdua berperan langsung terhadap
pendidkan dan perilaku anak kami.”
d. Nilai keluarga
An R berkata “ Orangtua saya selalu mengajarkan kebaikan kepada orang lain mba.”
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
An R berkata “ saya dekat dengan kedua orangtua saya terutama ibu saya karena ibu
saya yang selalu ada dirumah dan karena ayah saya sibuk bekerja untuk keluarga.”
b. Fungsi sosial
An R berkata “ saya biasanya bermain dengan orang yang kebih tua dengan saya
mba, karena di sekitar rumah tidak ada yang seumuran saya.”
c. Fungsi reproduksi
Ny.S berkata “Saya sebenarnya ingin punya anak lagi, saya sering kesepian di rumah
tapi suami saya tidak mau karena alasa sudah tua.”
d. Fungsi ekonomi
An R berkata “ selama ini saya dan orangtua saya merasa bersyukur karena semua
kebutuhan kami dapat tercukupi.”
e. Fungsi keperawatan keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
An R berkata “ saya dalam waktu sehari bisa menghabiskan rokok 6-12 batang ,
saya merasa nikmat jika meorkok tetapi saya tidak tahu kandungan apa saja yang
ada di rokok.”
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
An R berkata “ ibu saya selalu memperingatkan saya agar tidak merokok lagi tapi
saya tetap bandel merokok, padahal dengan merokok saya menjadi boros tetapi
saya sekarang sudah kecanduan rokok mbak.”
3. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Tn.N berakata “Istri saya sering menemani saya ke klinik jika tekanan darah saya
naik lagi.”
4. Memodifikasi lingkungan keluarga
Ny.S berkata ”saya sering menyuruh anak saya jika sedang merokok harus di luar
rumah, karena saya sangat tidak suka mba dengan asap rokok.”
5. Menggunakan pelayanan kesehatan
Ny.S berkata “ Jika keluarga saya ada yang sakit kami selalu pergi ke klinik
untuk memeriksakan kondisi kami kalau.”
2 TTV TD: 150/90 mmHg TD: 120/80 mmHg TD: 110/70 mmHg
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 18x/menit
S: 36,5oC S: 37oC S: 36,8oC
N: 90x/menit N: 70x/menit N: 82x/menit
3 Wajah Mata: konjungtiva an Mata: konjungtiva an Mata: konjungtiva an
anemis anemis anemis
Hidung: bersih Hidung: bersih Hidung: bersih
Mulut: warna hitam, gigi Mulut: warna merah Mulut: bibir kehitaman,
kuning muda gigi sedikit kuning
Telinga: bersih Telinga: bersih Telinga: bersih
4 Kepala dan leher Kepala: mesochepal, lesi Kepala: mesochepal, lesi Kepala: mesochepal, lesi
(-) (-) (-)
Leher:pembesaran Leher:pembesaran Leher:pembesaran
kelenjar tiroid (-) kelenjar tiroid (-) kelenjar tiroid (-)
5 Thoraks/dada Paru: normal chest, suara Paru: normal chest, suara Paru: normal chest, suara
nafas bersih, vocal nafas bersih, vocal nafas bersih, vocal
fremitus fremitus fremitus
Jantung: tidak ada bunyi Jantung: tidak ada bunyi Jantung: tidak ada bunyi
tambahan tambahan tambahan
6 Abdomen Peristaltik usus 15x/ mnt, Peristaltik usus 14x/ mnt, Peristaltik usus 15x/ mnt,
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
7 Genetalia dan rektal Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
8 Ekstremitas Atas & Bawah Kekuatan otot 4/4, Lesi Kekuatan otot 4/4, Lesi Kekuatan otot 4/4, Lesi
(-), kelainan bentuk (-) (-), kelainan bentuk (-) (-), kelainan bentuk (-)
9 Rambut Bersih, Rontok (-), Bersih, Rontok (-), Bersih, Rontok (-), tidak
terdapat uban terdapat uban terdapat uban
10 Kuku Bersih, kelainan bentuk Bersih, kelainan bentuk Bersih, kelainan bentuk
(-) (-) (-)
8. HARAPAN KELUARGA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok
Sifat Masalah An. R saat ini tidak mengeluh 3/3X1 = 1 Tn.N mengetahui saat ini
gejala sakit apapun dengan mempunyai riwayat hipertensi
Aktual (Tidak / Kurang 3 2/3X1 = kebiasaanya merokok 1 namun tidak tahu cara diet dan
Sehat) 2/3 bungkus. perawatannya.
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan Masalah 1/2x1 = 1/2 An.R sudah mencoba untuk 2/2 X 1 = Tn.N selama ini sudah
dapat diubah berhenti merokok, tapi gagal 1 mengkonsumsi obat warung dan
karena pengaruh dari teman memeriksakan diri ke klinik 1x,
Mudah 2 dan lingkungan. hanya kurang memahami
pengaturan gaya hidup untuk
Sebagian 1
mengelola hipertensinya.
Tidak dapat 0
Menonjolnya Masalah 0x 1 = 0 An.R tidak merasa ada 2/2x1=1 TD Tn.N sudah mencapai 150/90
keluhan selama merokok mmHg dan masuk kategori
Masalah Berat, harus 2 hipertensi sedang, hal ini akan
segera ditangani
menjadi hipertensi berat jika tidak
Ada Masalah, tetapi tidak ditangani secara tepat cara gaya
perlu segera ditangani 1
hidupnya.
Masalah tidak di rasakan 0
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.Dx Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Hasil Intervensi
4) Berikan ceramah
untuk menyampaikan
informasi mengenai
masalah.
IDENTIFIKASI RESIKO
(6610)
2) Diskusikan dan
rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan
resiko berkolaborasi
dengan individu atau
kelompok.
3) Implementasikan
aktivitas-aktivitas
pengurangan resiko.
BANTUAN
PENG\HENTIAN
MEROKOK ((4490)
PENGAJARAN :
PERESEPAN DIET ( 5614)
F. IMPLEMENTASI
O : TD = 150/90 mmHg
O:-
O:-
O:-
2 25-10-2017 Menentukan kesiapan perokok untuk berhenti S : An R berkata “kalau mbak mau terapi
merokok saya , saya mau kok mbak demi kesehatan
tubuh saya.”
Memberikan terapi SEFT pada perokok S : An R berkata “ saya siap mbak untuk
di terapi.“
Menjelaskan diet bagi penderita hipertens S : Tn N berkata “ saya akan diet sehat ini
secara teratur agar cepat sembuh. “
O:-
O: TD = 140/80 mmHg
RR = 20 X /menit
Suhu = 37,6 0C
Nadi = 84 x/menit
G. EVALUASI
rokok.”
A: Masalah Teratasi
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang kami lakukan ditemukan beberapa hal yang
menjadi permasalahan pada remaja merokok. Dari hasil wawancara dengan
An. R masalah yang ditemukan pada keluarga An. R adalah Tn. N memiliki
riwayat hipertensi dan merokok, Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit
sedangkan An. R memiliki kebiasaan merokok. An. R bergaul dengan usia
yang terpaut diatasnya, itulah alasan mengapa An. R memiliki perilaku
merokok, disamping Tn. N juga merokok.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam pembahasan teori kelompok kami membahas tentang remaja dengan
perilaku merokok dengan diagnosa perilaku kesehatan cenderung berisiko b/d
merokok dan kurang pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok serta
ketidakefektifan manajemen kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang
perawatan hipertensi.
C. Intervensi Keperawatan
Dalam kegitan perencanaan ini adalah penentuan prioritas masalah. Dalam
prioritas, penulis menentukan masalah yang mengancam kesehatan klien.
Adapun pembahasan perencanaan pada An. R dengan diagnosa perilaku
kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang pemahaman tentang
kandungan bahaya merokok dan perencanaan kegiatan. Diagnosa ini sudah
sesuai dengan Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing
Outcome Classification (NOC). Perencanaanya pengajaran terapi SEFT yaitu
An. R sudah tidak ingin lagi merokok dikarenakan setelah di terapi merasa
pahit.
D. Implementasi Keperawatan
Hasil penerapan terapi komplementer berupa terapi SEFT yaitu An. R sudah
tidak ingin lagi untuk merokok dikarenakan ia merasakan pahit setelah
mendapatkan terapi.
E. Evaluasi Keperawatan
Tujuan dari terapi SEFT dapat tercapai, tujuan itu sendiri yaitu dapat
mengurangi masalah psikologis, mengurangi intensitas merokok dan dapat
meningkatkan prestasi. Tindaklanjut An.R setelah mendapat terapi SEFT yaitu
harus membiasakan perilaku hidup sehat agar tidak terpengaruh terhadap
lingkungan dan menanamkan pada diri sendiri bahwa merokok itu
membahayakan kesehatan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hasil wawancara menunjukan bahwa keluarga pasien tidak mengetahui
bahaya merokok dan kandungan rokok. Data observasi menunjukan
bahwa lingkungan rumah pasien banyak yang merokok dan ayah pasien
juga memiliki kebiasaan merokok.
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang
pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok.
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan b/d kurang pengetahuan
tentang perawatan hipertensi.
3. Intevensi keperawatan yang diangkat adalah :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko intevensinya : Pendidikan
kesehatan, identifikasi resiko, bantuan penghentian merokok
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan intervensinya : Pendidikan
kesehatan, pengajaran : peresepan diet.
4. Implementasi keperawatan yang dapat dilakukan :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko yaitu :
a) Menentukan pengetahuan kesehatan klien tentang Bahaya
Merokok
b) Menjelaskan Kandungan Rokok
c) Melakukan terapi SEFT pada klien
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan yaitu :
a) Menentukan Riwayat kesehatan hipertensi pada keluarga
b) Menjelaskan diet pada untuk hipertensi
c) Menjelaskan Penyebab dari penyakit hipertensi.
5. Evaluasi keperawatan yaitu :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d merokok dan kurang
pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok.
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan b.d kurang pengetahuan
tentang perawatan hipertensi belum teratasi.
B. Saran
1. Mahasiswa diaharapkan dapat menerapkan teori asuhan keperawatan
keluarga yang telah dipelajari dalam praktek keperawatan keluarga.
2. Keluarga diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang
diajarkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA