Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA An.R DENGAN PERILAKU MEROKOK

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperwatan Keluarga

Dosen Pengampu : Ns. Margiati,M.Kep

Di susun oleh :

1. ADANG FREDDY TIMOR (15.001)


2. BEKTI SRI UTAMI (15.022)
3. DWI SAPTA PRASETYA (15.032)
4. ERISKA SUSILOWATI (15.038)
5. EXGA ANGGELIKA S (15.040)
6. M.GALANG PRATAMA (15.070)
7. NOVA EKA FARIDA (15.074)
8. NUR AZIS ALI IMRON (15.077)
9. NUR ZAHRA AULIA PUTRI (15.079)
10. UMU SAIDAH (15.111)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/ 2018

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, masyarakat
khususnya kaum remaja banyak mengkonsumsi rokok sebagai kebutuhan pokok.
Sepertinya antara rokok dengan masyarakat tidak dapat di pisahkan, padahal mereka
mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Akan tetapi mereka menganggap
remeh akan bahaya merokok. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota
keluarga yang merokok“.
Sekitar 40% pengguna rokok didominasi oleh kalangan remaja, ini sungguh
memprihatinkan. Generasi muda yang kita banggakan telah tercemar oleh rokok, yang
lebih banyak dampak negatifnya dari pada manfaatnya. Padahal pada tiap bungkus rokok
telah dicantumkan peringatan tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Setiap kali
menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000
macam racun! Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.
Masalah merokok adalah peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin
serius. Jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta
pria dan 200 juta perempuan (Ericksen, 2012). Di negara berkembang, seperti Indonesia
jumlah perokok usia ≥15 tahun sebanyak 34,2% tahun 2007 (Depkes RI, 2007),
kemudian meningkat prevalensinya menjadi 34,7% di tahun 2010 (Kemenkes RI, 2010)
dan meningkat kembali tahun 2011, menurut GATS 2011 jumlah perokok usia 15 tahun
sebanyak 34,8 % dengan prevalensi pria 67% dan perempuan 2,7% (WHO, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010, usia rata-rata
seseorang mulai merokok secara nasional adalah usia 17,6 tahun. Namun untuk usia yang
paling dini ada yang memulai merokok dari usia 5-9 tahun. Adapun prevalensi merokok
berdasarkan usianya, usia perokok mulai merokok, dimulai dari usia 5-9 tahun sebanyak
1,7%, usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun 43,5%, pada usia 20-24
tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun 4,3%, pada usia >30 tahun sebesar 3,9%.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa prevalensi tertinggi adalah anak pada umur 15-19
tahun dan untuk tertinggi kedua adalah umur 10-14 tahun atau anak seusia Sekolah Dasar
(SD) kelas tinggi. Sebenarnya pemerintah telah berupaya mengatasi tentang larangan
merokok namun sampai sekarang belum juga tampak hasilnya.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan remaja merokok.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keluarga pada remaja merokok
b. Melakukan perumusan diagnosa keperawatan keluarga pada remaja merokok
c. Melakukan rencana tindakan pada keluarga dengan remaja merokok
d. Melakukan pelaksanaan dari rencana tindakan pada keluarga dengan remaja
merokok
e. Melakukan evaluasi dari tindakan pada keluarga dengan remaja merokok.
C. Manfaat
1. Manfaat Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan penyuluhan bagi
para remaja perokok.
2. Manfaat Keluarga Binaan
Menambah informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman pada sasaran penyuluhan tentang merokok dan bahayanya.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kula dan warga. “Kulawarga”
berarti adalah kelompok kerabat (Jonson & Leny R,2010). Berikut adalah pengertian
keluarga menurut beberapa ahli :
a. Raisner 1980 : Dua orang atau lebih yang memiliki hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak, ibu, adik , kakak, nenek dan kakek.
b. Duvall 1986 : Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran ataupun
adopsi.
c. Bailon dan Maglaya 1978 : Dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang saling berinteraksi.
d. Depkes RI 1988 : Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang anggota yang tinggal seatap dan saling ketergangtungan.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan karakteristik
keluarga sebagi berikut :
1) Terdiri dari dua orang / lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2) Saling berinteraksi satu sama lain baik yang hidup bersama dalam satu atap
atau terpisah.
3) Memiliki peran social : Suami, istri, anak, kakak dan adik.

2. TIPE KELUARGA

Tipe Keluarga Jenis Definisi


Keluarga Tradisional a. Nuclear family atau Suatu rumah tangga yang terdiri dari
keluarga inti suami, istri, dan anak kandung atau
anak adopsi.
b. Extended Family atau Keluarga inti ditambah keluarga lain
keluarga besar yang mempunyai hubungan darah,
misalnya kakek,nenek, bibi, dan paman.
c. Dyad Family Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang tinggal dalam satu rumah
tanpa anak.
d. Single Parent Family Keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e. Singel Adult Satu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
f. Keluarga Usia Lanjut Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah lanjut usia.
Keluarga Non a. Keluarga Communy Terdiri dari satu keluarga tanpa petalian
Tradisional darah, hidup dalam satu rumah.
b. Cohabiting Couple Orang tua ( Ayah dan ibu ) yang tidak
ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu keluarga.
c. Homo seksual dan Dua individu sejenis yang hidup
Lesbian bersama dalam satu rumah dan
berperilaku layaknya suami istri.

3. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman (1998), terdapat 5 fungi keluarga, yaitu :

No Fungsi Keluarga Keterangan


1. Fungsi Afektif (the affective Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
Function) individu dan psikososial anggota keluarga.
Kompinen yang perlu di penuhi adalah saling
mengasihi menerima, mendukung, menghargai
antar anggota keluarga.

Fungsi sosialisasi Mengajarkan sosialisasi pada remaja. Anggota


keluarga belajar disiplin , memiliki norma , budaya,
dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga
sehingga individu mampu berperan dalam
masyarakat
Fungsi reproduksi (the Mempertahankangenerasi dan menjaga
reproduction function) kelangsungan keluarga
Funsi ekonomi (the economics Memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan,
function) pakaian, rumah sehingga dalam keluarga harus
memiliki sumber keuangan.
Fungsi perawatan atau Melakukan asuhan kesehatan terhadap anggota
pemeliharaan kesehatan (the keluarga , sehingga mencegah terjadinya sakit, serta
health care function) melakukan perawatan kesehatan. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang
kesehatan.

4. PERAN KELUARGA
1) AYAH
Ayah sebagai suami dari istri dan dari anak-anaknya , berperan sebagai pencari
nafkah , pendididk, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
anggota dari kelompok social serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) IBU
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya . ibu mempunyai peran mengurus
rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya , sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya , sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) ANAK
Anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan enggan tingkat
pengembangan fisik , mental, social dan spiritual.

5. TUGAS KESEHATAN KELUARGA

NO TUGAS KETERANGAN
1 Mengenal masalah kesehatan Keluarga mengenal keadaan sehat,
perubahan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya serta mengetahui
yang dialami keluarga.
Memutuskan tindakan yang tepat Keluarga mencari pertolongan tempat
bagi keluarga yang sesuai dengan keadaan keluarga
dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai keputusan
untuk memutuskan tindakan yang tepat
(suprajitno 2004)
Memberikan perawatan terhadap Keluarga memiliki kemampuan dalam
keluarga yang sakit melakuakan pertolongan pertama saat
dirumah
Modifikasi lingkungan keluarga  Keluarga memiliki pengetahuan
untuk menjamin kesehatan keluarga tentang sumber yang dimiliki
disekitar lingkungan rumah
 Keluarga memiliki pengetahuan
tentang pentingnya sanitasi
lingkungan dan manfaatnya
 Kebersamaan dalam meni
gkatkan dan memelihara
lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan
Menggunakan pelayanan ksehatan Kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan sarana kesehatan perlu
dikaji melalui :
 Pengetahuan keluarga tentang
asilitas kesehatan yang dapat
dikaji keluarga
 Kentungan dari adanya fasilitas
kesehatan
 Kepercayaan keluarga terhadap
fasilitas kesehatan yang ada
 Apalagi fasilitas kesehatan dapat
terjangkau oleh keluarga
6. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

NO TAHAP KETERANGAN TUGAS PERKEMBANGAN


PERKEMBANGAN
1 Kelurga baru Perawatan yang a) Membangun perkawinan yang
(beginning family) menandakan memuaskan
b) Menghubungkan jaringan
bermulanya
persaudaraan yang harmonis
keluarga baru
c) Keluarga berencana (menetapkan
namun belum
status kependudukan sebagai orang
memiliki anak
tua)
d) Menetapkan tujuan bersama
e) Mempersiapkan menjadi orang tua
2 Keluarga sedang Dimuali dengan a) Membentuk keluarga muda yang
mengasuh anak (child kelahiran anak menetap
b) Konseling KB post partum 6
bearing family) pertama hingga
minggu
bayi berusia 30
c) Menyiapkan biaya mengasuh anak
bulan d) Meneta ruang untuk anak
e) Mengadakan kebiasaan keagamaan
secara rutin
3 Keluarga dengan usia Keluarga dengan a) Memenuhi semua kebutuhan
anak pra sekolah anaka pertama anggota keluarga
b) Membantu anaka bersosialisasi
yang berumur 30
c) Mempertahankan hubungan yang
bulan sampai 6
sehat baik dilingkungan intern dan
tahun
ekstern keluarga
d) Pembangian waktu untuk individu
pasangan dan anak
e) Pembagian tanggung jawab dalam
keluarga
f) Kegiatan dan waktu untuk simulasi
tumbuh kembang anak
4 Keluarga dengan anak Anak pertama a) Membantu sosialisasi anak :
usia sekolah berusia 6-13 tetangga ,sekolah dan lingkungan
b) Mempertahankan keintiman
tahun
pasangan
c) Memnuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin
meningkat termasuk kebutuhan
kesehatan anggota keluarga

5 Keluarga dengan anak Usia anak a) Memberikan kebebasan yang


remaja pertama 13-20 seimbang dengan tanggung jawab
tahun pada remaja
b) Mempertahankan hubungan yang
intim dengan keluarga
c) Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dengan orang
tua
6 Keluarga dengan anak Anak pertama a) Memperluas keluarga inti menjadi
dewasa meninggalkan keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman
rumah
pasangan
c) Membantu orang tua , suami atau
istri yang sedang sakit atau
memasuki masa tua
d) Membantu anak mandiri di
masyarakat
e) Menta kembali peran dan kegiatan
di rumah tangga
7 Keluarga usia Anak terakhir a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang
pertengahan meninggalkan
memuaskan dengan teman sebaya
rumah dan
dan anak-anak
berakhir saat
c) Mreningkatkan keakraban
pensiun
pasangan
d) Pesiapan masa tua atau pensiun
8 Keluarga usia lanju Salah satu a) Mempertahankan suasana
pasangan rumah yang menenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan
memasuki masa
kehilangan pasangan ,
pensiun terus
berlangsung teman , kekuatan fisik dan
hingga salah satu pendapatan
c) Mempertahankan
pasangan
keakraban pasangan dan
meninggal dunia
saling merawat
d) Mempertahankan hubungan
dengan anak dan social
masyarakat
e) Melakukan life review
masalalu

B. KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA

1. Definisi
Usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun.
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab pada remaja.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua.
3. Masalah umum yang di hadapi keluarga pada tahap perkembangan remaja.
a. Rendahnya keimanan remaja pada Allah
b. Menurunnya pelaksanaan ibadah pada remaja.
c. Penyalahgunaan narkoba
d. Seks bebas
e. Merokok
f. Membolos sekolah
g. Terkena HIV
h. Mencuri, menodong, mencopet dan sejenisnya.
i. Bunuh diri
j. Perkelahian.
k. Kebut-kebutan
l. Menggugurkan kandungan
m. Berbohong

C. Konsep Perilaku Merokok pada remaja

1. PENGERTIAN MEROKOK
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang anatara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah di cacah dan dibakar pada salah satu ujungnya,
kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok, diakses pada 16 Oktober 2017 pukul
09.45 WIB).
Menurut WHO, Merokok akan menciptakan beban ganda, karena merokok
akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak uang yang seharusnya digunakan
untuk mengobati penyakitnya. Disamping itu merokok juga menghabiskan uang
yang seharusnya digunakan makanan yang bergizi.

2. JENIS – JENIS ROKOK


Rokok di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus :
1) Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung
2) Kawung :Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3) Sigaret : Roko yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4) Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau.
b. Roko berdasarkan bahan baku atau isi :
1) Rokok Putih : Roko yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang di beri saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2) Rokok Kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang di beri saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
3) Rokok Klembak : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengekeh, dan kemenyan yang di beri saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.

3. BAHAYA ROKOK TERHADAP KESEHATAN


Telah ditemukan 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogik (daoat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini
lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5
kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama,
benzopiren 3 kali dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai
beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu.
Rokok merupakan factor risiko untuk sekurang-kurangnya 25 jenis
penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan
rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker
payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasan kronik, strok, osteoporosis,
jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi,
bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisema, otot lemah, penyakit mulut dan
kerusakan mata.

4. ZAT BERBAHAYA DALAM ROKOK


Tiga Bahan Rokok yang Paling Berbahaya :
a. Nikotin
Menurut Jeanne Mandagi, (1996 : 152) nikotin dalam jumlah kecil
mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi kadang-kadang bisa meradang.
Ditambahkan pula oleh Sue Amstrong (1991 : 7) bahwa nikotin merupakan
bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan salah satu racun paling keras
yang kita kenal.
Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga
pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan
ketagihan. (Jeanne Mandagi, 1996 : 152). Seperti yang kita ketahui bahwa
nikotin mempunyai pengaruh menenangkan.
Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,
kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Oleh
karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung dipacu.
Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak dan bagian tubuh lainnya. Nikotin
mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
b. Karbon monoksida
Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya
pada Hb darah dengan akibat oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh
tubuh (padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen). Selanjutnya, efek dari
karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit
dan mengeras sehingga akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan.
Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermuah para
perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah
dengan akibat-akibatnya.” (Jeanne Mandagi, 1996 : 152). Seandainya saja para
perokok mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan
kesempatan pada sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.
c. TAR
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah
dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairannya. Sebatang rokok
menghasilkan 10-30 mg tar. Tar merupakan kumpulan berbagai zar kimia yang
berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau
dalam proses pertanian dan industry sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya.
(Jeanne Mandagi, 1996 : 152). Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung
dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena
tar mempunyai efek karsinogen.
5. PENYAKIT AKIBAT MEROKOK
Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyakit kanker paru
Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan
kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan
timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam klinisnya. Hal
ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).
Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk
emfisema paru-paru, bronchitis kronis dan asma.
Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok
dengan timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren,
dibenzopiren dan uretan dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan
perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 10-30 kali
lebih sering.
b. Penyakit jantung koroner
Efek rokok terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek kimia. Ada dua
zat yang dianggap mempunyai efek yang besar yaitu CO (Karbon Monoksida)
dan nikotin. Efek berkepanjangan dari karbon monoksida adalah bahwa
jaringan pembuluh darah akan terganggu, menyempit dan mengeras sehingga
dapat mengakibatkan penyumbatan.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding
pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
Pembuluh darah yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai
bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering
akan berakhir dengan amputasi.
c. Penyakit stroke
Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah otak yang
bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke
dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan
perokok
6. PERAWATAN KELUARGA PADA REMAJA MEROKOK
a. Keluarga menjalin komunikasi dengan remaja merokok
Saat ini remaja masih membutuhkan perhatian dan pedoman dalam
hidupnya,orang tua harus menjalin komunikasi dengan remaja,lalu tuntun dan
seharusnya orang tua memberi pedoman pada remaja tentang bahaya merokok
b. Memberikan contoh yang baik
Orang tua harus memberikan contoh yang baik pada remaja seperti tidak
merokok dan memberitahukan pada mereka bahwa merokok berbahaya bagi
kesehatan. Karena remaja sering meniru perilaku orang tuanya.
c. Berikan pengawasan terhadap remaja
Orang tua berkewajiban memberikan pengawasan terhadap anak dalam
kegiatannya . tetapi berikan mereka kebebasan asalkan pada kegiatan yang
berdampak positif.
d. Beri pengetahuan dan pengarahan tentang bahaya merokok
Beri pengetahuan pada mereka bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan
dan tunjukan pada remaja contoh orang yang terkena bahaya merokok.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTIFIKASI DATA
a. Nama : An. R
b. Usia : 18 tahun
c. Alamat : desa kedung jangan rt 2/3 purwosari mijen semarang
d. Tanggal pengkajian : 24 Oktober 2017
e. Komposisi keluarga :

No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan


1 Tn N L 52 Th Buruh SMP
2 Ny. S P 48 Th IRT SMP
3 Tn R P 18 Th pelajar SMK

GENOGRAM

Ny. J
Tn I Tn. S Ny. A

Tn. N Ny. S

KETERANGAN

Laki-Laki pasien

Perempuanf. Tinggal 1 rumah


g. An. R berkata ,”saya tinggal bersama ayah dan ibu saya.” Tipe keluarga An.R adalah
keuarga inti (nuclear family).
h. Latar belakang kebudayaan
Tn.N berkata “ Kami semua orang jawa ,bahkan betul – betul penduduk asli
semarang.”
i. Identifikasi religius
Tn.N berkata “Di keluarga saya menganut agama islam. Biasanya saya setaip
maghrib sekeluarga pergi ke masjid untuk sholat maghrib.”
j. Status kelas sosial
An.R berkata” Alhamdulillah bapak saya bekerja setiap hari jadi bisa menghidupi
kami sekeluarga .”
k. Mobilitas kelas sosial
Tn.N berkata “Alhamdulillah mbak ,hidup keluarga kami cukup untuk kebutuhan
sehari-hari.”

2.RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUAGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
An.R berkata,”saya sekarang ini usianya sudah 18 th.”tahap perkembangan keluarga
saai ini adalah keluarga dengan anak remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Tahap perkembangan yang Tahap kendala


telah terpenuhi perkembangan
yang belum
terpenuhi
Seluruh tahap sudah terpenuhi Tidak ada Tidak ada
meliputi : kendala
1. Mensosialisasi anak
2. Meningkatkan prestasi
sekolah
3. Memeuhi kebutuhan
fisik anggota keluarga

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


1. riwayat keluarga saat ini
Tn.N berkata “ Saya memiliki riwayat hipertensi mba, saya punya riwayat seperti
bapak saya.”

2. riwayat penyakit keturunan


An.R berkata,”Kalau riwayat dari orang tua bapak saya ada riwayat
hipertensi,bapak saya juga sering merasakan pusing,saya takut jika penyakitnya
bisa menurun ke saya.”
3. riwayat kesehatan masing- masing anggota keluarga

No Nama Umur BB Keada Imunisasi Masalah Tindakan yang


an kesehata telah dilakukan
keseh n
atan
1 Tn.N 52 Th 70 Ada Tidak Hiperten Meminum obat
kg masal ingat si dan hipertensi
ah prilaku
merokok
2 Ny.S 48 Th 66 Baik Tidak - -
kg ingat
3 An. R 18Th 57 Ada Lengkap Prilaku -
kg masal merokok
ah
3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
An. R berkata, “Alhamdulillah mbak,meski tidak besar dan mewah tetapi saya
den keluarga saya merasa nyaman tinggal di sini apalagi saya sejak lahir di rumah
ini.”
“Saya dan orang tua saya tidur di kamar sendiri – sendiri,di rumah saya sudah
terdapat ruang tamu , ruang tv, dapur ,dan kamar mandi.”

DENAH RUMAH
U
K.Mandi
K.Mandi Dapur

R.Makan

R.Sholat
K.Tidur
K.Tidur

K.Tidur

R.Keluarga

R.Tamu
b. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunikasi lebih besar
An.R berkata,”Kalau daerah sini sebenarnya antara desa dan kota .Dibilang esa
yang sudah seperti kota .Dibilang kota juga masih ada unsur desa –desanya .Yang
jelas bebas maet ,jalannya juga bagus dan tidak bising..Dan juga tetangga sekitar
rumah masih saudara.”
c. Mobilitas geografis keluarga
An.R berkata,”sehari – harinya bapak saya bekerja di pabrik jaraknya sih juga
lumayan jauh kira – kira 25 km ,dan ibu saya biasanya bersih –bersih rumah ,kalau
saya ya melakukan aktifitas saya seperti biasanya sebagai pelajar.”
d. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
Tn.N berkata,”karena saya bekerja sampai sore kadang malah malam jadi jika ada
kegiatan perkumpulan sebisa mungkin saya menghadirinya.”
Ny.S berkata “Kalau saya sering sirumah, jadi jika ada arisan atau pertemuan rt saya
pasti mengahdiri mba.”

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
An R berkata “ saya selalu berkomunikasi dengan kedua orang tua saya dirumah baik
masalah pribadi hingga masalah pendidikan.”
b. Struktur kekuasaan keluarga
Ny.S berkata “ keluarga saya jika ada masalah selalu membicarakanya secara
musyawarah setiap anggota keluarga berhak berpendapat hingga dapat diselesaikan
masalahnya.”
c. Struktur peran
Ny.R“ Saya di rumat tugas nya masak dan beres-beres rumah mba, suami saya ya
kerja. Tetapi untuk masalah mengasuh anak kami berdua berperan langsung terhadap
pendidkan dan perilaku anak kami.”
d. Nilai keluarga
An R berkata “ Orangtua saya selalu mengajarkan kebaikan kepada orang lain mba.”

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
An R berkata “ saya dekat dengan kedua orangtua saya terutama ibu saya karena ibu
saya yang selalu ada dirumah dan karena ayah saya sibuk bekerja untuk keluarga.”
b. Fungsi sosial
An R berkata “ saya biasanya bermain dengan orang yang kebih tua dengan saya
mba, karena di sekitar rumah tidak ada yang seumuran saya.”
c. Fungsi reproduksi
Ny.S berkata “Saya sebenarnya ingin punya anak lagi, saya sering kesepian di rumah
tapi suami saya tidak mau karena alasa sudah tua.”

d. Fungsi ekonomi
An R berkata “ selama ini saya dan orangtua saya merasa bersyukur karena semua
kebutuhan kami dapat tercukupi.”
e. Fungsi keperawatan keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
An R berkata “ saya dalam waktu sehari bisa menghabiskan rokok 6-12 batang ,
saya merasa nikmat jika meorkok tetapi saya tidak tahu kandungan apa saja yang
ada di rokok.”
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
An R berkata “ ibu saya selalu memperingatkan saya agar tidak merokok lagi tapi
saya tetap bandel merokok, padahal dengan merokok saya menjadi boros tetapi
saya sekarang sudah kecanduan rokok mbak.”
3. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Tn.N berakata “Istri saya sering menemani saya ke klinik jika tekanan darah saya
naik lagi.”
4. Memodifikasi lingkungan keluarga
Ny.S berkata ”saya sering menyuruh anak saya jika sedang merokok harus di luar
rumah, karena saya sangat tidak suka mba dengan asap rokok.”
5. Menggunakan pelayanan kesehatan
Ny.S berkata “ Jika keluarga saya ada yang sakit kami selalu pergi ke klinik
untuk memeriksakan kondisi kami kalau.”

6. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stres jangka panjang dan pendek
Tn N berkata ”Keluarga saya sejauh ini jarang ada masalah mba, ya itu paling masalh
anak saya yang merokok”
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny.S berkata “ kami menghadapi masalah dengan tenang kok mba.”
c. Strategi koping yang digunakan
An. R berkata ,”setiap ada permasalahan yang ada di keluarga saya ,saya selalu
membicarakannya dengan kedua orang tua saya bahkan kelurga yang lain pun ikut
membantu unuk mencar jalan keluar .”
7. PEMERIKSAAN FISIK

NO DATA PENGKAJIAN Tn. N Ny.S An.R


1 Keadaan umum Bersih, Composmentis Bersih, Composmentis Bersih, Composmentis

2 TTV TD: 150/90 mmHg TD: 120/80 mmHg TD: 110/70 mmHg
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 18x/menit
S: 36,5oC S: 37oC S: 36,8oC
N: 90x/menit N: 70x/menit N: 82x/menit
3 Wajah Mata: konjungtiva an Mata: konjungtiva an Mata: konjungtiva an
anemis anemis anemis
Hidung: bersih Hidung: bersih Hidung: bersih
Mulut: warna hitam, gigi Mulut: warna merah Mulut: bibir kehitaman,
kuning muda gigi sedikit kuning
Telinga: bersih Telinga: bersih Telinga: bersih
4 Kepala dan leher Kepala: mesochepal, lesi Kepala: mesochepal, lesi Kepala: mesochepal, lesi
(-) (-) (-)
Leher:pembesaran Leher:pembesaran Leher:pembesaran
kelenjar tiroid (-) kelenjar tiroid (-) kelenjar tiroid (-)
5 Thoraks/dada Paru: normal chest, suara Paru: normal chest, suara Paru: normal chest, suara
nafas bersih, vocal nafas bersih, vocal nafas bersih, vocal
fremitus fremitus fremitus
Jantung: tidak ada bunyi Jantung: tidak ada bunyi Jantung: tidak ada bunyi
tambahan tambahan tambahan
6 Abdomen Peristaltik usus 15x/ mnt, Peristaltik usus 14x/ mnt, Peristaltik usus 15x/ mnt,
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
7 Genetalia dan rektal Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

8 Ekstremitas Atas & Bawah Kekuatan otot 4/4, Lesi Kekuatan otot 4/4, Lesi Kekuatan otot 4/4, Lesi
(-), kelainan bentuk (-) (-), kelainan bentuk (-) (-), kelainan bentuk (-)
9 Rambut Bersih, Rontok (-), Bersih, Rontok (-), Bersih, Rontok (-), tidak
terdapat uban terdapat uban terdapat uban
10 Kuku Bersih, kelainan bentuk Bersih, kelainan bentuk Bersih, kelainan bentuk
(-) (-) (-)

8. HARAPAN KELUARGA

Ny.S berharap suami dan anaknya bisa berhenti merokok.

B. ANALISA DATA KEPERAWATAN


NO ANALISA DATA ETIOLIGI PROBLEM
1 DS:An.R mengatakan ”saya rata-rata sehari menghabiskan 1 Merokok dan kurang Perilaku kesehatan cenderung
bungkus rokok, saya merokok setelah makan”. pemahaman tentang beresiko
An.R mengatakan “saya tidak tahu kandungan rokok dan kandungan, bahaya
bahaya merokok.” merokok
An.R mengatakan “ sebenarnya saya ingin berhenti
merokok tapi saya kesulitan karena sudah kecanduan, dan
selama merokok uang saku saya jadi berkurang buat
jajan”.
DO:hasil pemeriksaan TD:110/70mmHg, RR:18x/menit ,bibir
agak menghitam, gigi agak kuning
2 DS: Tn.N mengatakan “saya punya hipertensi sejak 5 tahun Kurang pengetahuan Ketidak efektifan manajemen
terakhir mba” tentang perawatan kesehatan
Tn. N mengatakan “saya punya kebiasaan merokok, hipertensi
sehari habis 2 bungkus”
Tn.N mengatakan “ketika saya pusing saya hanya
membeli obat pusing di warung, dan periksa ke klinik
hanya 1x itu pun jarang”.
Tn.N mengatakan “saya juga tidak tahu pantangan
makanan untuk hipertensi”.
DO : Hasil pemeriksaan TD : 150/90mmHg, RR : 20 x/mnt,
bibir hitam, gigi kuning.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang perawatan hipertensi

D. PRIORITAS MASALAH KESEHATAN


Pembenaran

Dx: Perilaku kesehatan Dx: Ketidak efektifan manajemen


cenderung beresiko b/d kesehatan b/d kurang
Kriteria Skore
merokok dan kurang Skore pengetahuan tentang perawatan
(1) (2) pemahaman tentang hipertensi
kandungan, bahaya merokok (4)
(5)
(3)

Sifat Masalah An. R saat ini tidak mengeluh 3/3X1 = 1 Tn.N mengetahui saat ini
gejala sakit apapun dengan mempunyai riwayat hipertensi
 Aktual (Tidak / Kurang 3 2/3X1 = kebiasaanya merokok 1 namun tidak tahu cara diet dan
Sehat) 2/3 bungkus. perawatannya.
 Ancaman Kesehatan 2

 Keadaan Sejahtera 1

Kemungkinan Masalah 1/2x1 = 1/2 An.R sudah mencoba untuk 2/2 X 1 = Tn.N selama ini sudah
dapat diubah berhenti merokok, tapi gagal 1 mengkonsumsi obat warung dan
karena pengaruh dari teman memeriksakan diri ke klinik 1x,
 Mudah 2 dan lingkungan. hanya kurang memahami
pengaturan gaya hidup untuk
 Sebagian 1
mengelola hipertensinya.
 Tidak dapat 0

(1) (2) (3) (4) (5)


Potensi Masalah Untuk 2/3X1 = An.R adalah perokok dengan 3/3x1=1 Tn.N rutin mengonsumsi obat
Dicegah tingkat ketergantungan warung jika merasa pusing,
2/3 sedang, dan memiliki riwayat kurang mengelola gaya hidup
Tinggi 3 pernah gagal untuk berhenti dengan meningkatkan
Sedang merokok namun ada keinginan pengetahuan Tn.N dan keluarga.
2
berhenti merokok.
Rendah 1

Menonjolnya Masalah 0x 1 = 0 An.R tidak merasa ada 2/2x1=1 TD Tn.N sudah mencapai 150/90
keluhan selama merokok mmHg dan masuk kategori
Masalah Berat, harus 2 hipertensi sedang, hal ini akan
segera ditangani
menjadi hipertensi berat jika tidak
Ada Masalah, tetapi tidak ditangani secara tepat cara gaya
perlu segera ditangani 1
hidupnya.
Masalah tidak di rasakan 0

TOTAL SKORE 11/6 4

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.Dx Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Hasil Intervensi

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Dalam 1 jam An.R menyebutkan 3 PENDIDIKAN


tindakan tindakan keperawatan dari 24 kandungan rokok KESEHATAN (5510)
keperawatan selama selama 1 hari An.R
3 hari An.R dapat dapat mengetahui 2. Dalam 1 jam An.R menyebutkan 5 1) Tentukan pengetahuan
menunjukan kandungan bahaya dari 7 bahaya rokok , kesehatan dan gaya hidup
mengontrol resiko: rokok saat ini pada individu,
3. Dalam 1 hari An.R mengikuti terapi keluarga, atau kelompok
penggunaan Seft bantuan merokok
tembakau sasaran.
4. Dalam 2 hari An.R mampu menolak 2) Bantuu individu,
tawaran merokok keluarga, dan masyarakat
5. Dalam 3 hari An.R tidak menghisap untuk memperjelas nilai-
rokok jenis apapun nilai keyakinan kesehatan

3) Ajarkan strategi nyang


daopat digunakan untuk
menolak perilaku yang
tidak sehat atau beresiko
ndaripada memberikan
saramn untuk menghindari
atau mengubah perilaku.

4) Berikan ceramah
untuk menyampaikan
informasi mengenai
masalah.

IDENTIFIKASI RESIKO
(6610)

1) Instruksikan faktor rsiko


dan rencana untuk
mengurangi faktor resiko

2) Diskusikan dan
rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan
resiko berkolaborasi
dengan individu atau
kelompok.

3) Implementasikan
aktivitas-aktivitas
pengurangan resiko.

BANTUAN
PENG\HENTIAN
MEROKOK ((4490)

1) Catat status merokok saat


ini dan riwayat merokok

2) Tentukan kesiapan pasien


untuk belajar berhenti
merokok.

3) Rujuk pada program


kelompok atau terapis
individu yang sesuai.
2 Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Dalam 1 jam Tn.N menyebutkan 5 PENDIDIKAN
tindakan tindakan keperawatan dari 7 penyebab hipertensi KESEHATAN (5510)
keperawatan selama selama 1 hari Tn.N
3 hari Tn.N dapat dapat mengetahui 2. Dalam 1 jam Tn.N menyebutkan 2 1) Tentukan pengetahuan ,
melaksanakan managemen dari 3 diet hipertensi kesehatan dan gaya hidup
managemen diri perawatan hipertensi saat ini pada individu,
3. Dalam 1 jam Tn.N menyebutkan BB keluarga, atau kelompok
dalam mengelola ideal
hipertensi sasaran.
4. Dalam 1 hari Tn.N menyampaikan 2) Bantuu individu,
kepalanya tidak pusing keluarga, dan masyarakat
5. Dalam 1 hari Tn.N membatasi untuk memperjelas nilai-
asupan garam nilai keyakinan kesehatan

6. Dalam 1 hari Tn.N mengkonsumsi 3) Berikan ceramah untuk


obat penurun TD sesuai dosis menyampaikan informasi
mengenai masalah.

PENGAJARAN :
PERESEPAN DIET ( 5614)

1) Kaji tingkat pengetahuan


pasien mngenai diet yang
disarankan

2) Kaji pola makan pasien


saat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang
disukai dan pola makan
saat ini
3) Ajarkan pasien nama-
nama makanan yang
sesuai dengan diet yang
disarankan

F. IMPLEMENTASI

No dx Tanggal implementasi Evaluasi formatif

1 24-10-2017 Menyanyakan riwayat kesehatan keluarga S : Tn N berkata “ saya mempunyai


riwayat penyakit hipertensi mbak dan
saya juga merokok .”

An R berkata “ saya merokok mbak .”

O : TD = 150/90 mmHg

Bibir berwarna hitam

Menentukan pengetahuan tentang rokok S : An R berkata “ saya tidak tahu mbak


kandungan didalam rokok dan bahaya
rokok.”

O:-

Menginformasikan kandungan rokok S : An R berkata “ terimakasih mbak


sekarang saya sudah tahu kandungan
didalam rokok.”
O:-

Menjelaskan bahaya rokok S : An R berkata “ sekarang saya tahu


kalau ternyata rokok itu berbahaya sekali
untuk tubuh kita .”

O:-

Menjelaskan pantangan penyakit hipertensi S : An R berkata “ saya akan menjaga


pola makan saya agar tidak terkena
hipertensi .”

O:-

2 25-10-2017 Menentukan kesiapan perokok untuk berhenti S : An R berkata “kalau mbak mau terapi
merokok saya , saya mau kok mbak demi kesehatan
tubuh saya.”

Memberikan terapi SEFT pada perokok S : An R berkata “ saya siap mbak untuk
di terapi.“

O : Klien mengikuti instruksi dari pelatih

Menjelaskan diet bagi penderita hipertens S : Tn N berkata “ saya akan diet sehat ini
secara teratur agar cepat sembuh. “

O:-

26-10-2017 Memantau status merokok S : An R berkata “ Alhamdulillah setelah


saya diterapi kemarin hari ini saya tidak
merokok mbak semoga saja bisa
seterusnya berhenti. “
O:-

Mengecek TTV S:-

O: TD = 140/80 mmHg

RR = 20 X /menit

Suhu = 37,6 0C

Nadi = 84 x/menit

G. EVALUASI

NO EVALUASI SUMATIF RENCANA TINDAK LANJUT


1 S : - Tn N berkata “ saya mempunyai riwayat 1. Memberikan terapi seft untuk berhenti merokok jika
mulai muncul keinginan untuk merokok kembali.
penyakit hipertensi mbak dan saya juga 2. Mempertahankan dukungan keluarga dengan terus
memberikan motivasi dan pujian atas berhentinya
merokok .” An.R dari kebiasaan merokok.
- An R berkata “ saya merokok mbak .”
- An R berkata “ saya tidak tahu mbak
kandungan didalam rokok dan bahaya

rokok.”

- An R berkata “ terimakasih mbak


sekarang saya sudah tahu kandungan
didalam rokok.”
- An R berkata “ sekarang saya tahu kalau ternyata rokok
itu berbahaya sekali untuk tubuh kita .”
- An R berkata “ saya akan menjaga pola makan saya agar
tidak terkena hipertensi.”
O: TD=120/80 mmHg, bibir agak kehitaman
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 S : -An R berkata “kalau mbak mau terapi saya, saya mau kok 1. Tetap lanjutkan diet sehat untuk penyakit hipertensi.
mbak demi kesehatan tubuh saya.”

- An R berkata “ saya siap mbak untuk di terapi.“


- Tn N berkata “ saya akan diet sehat ini secara teratur
agar cepat sembuh. “
- An R berkata “ Alhamdulillah setelah saya diterapi
kemarin hari ini saya tidak merokok mbak semoga saja
bisa seterusnya berhenti. “
O: TD=135/80 mmHg, RR=20x/menit

A: Masalah Teratasi

P: Pertahankan dukungan keluarga


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang kami lakukan ditemukan beberapa hal yang
menjadi permasalahan pada remaja merokok. Dari hasil wawancara dengan
An. R masalah yang ditemukan pada keluarga An. R adalah Tn. N memiliki
riwayat hipertensi dan merokok, Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit
sedangkan An. R memiliki kebiasaan merokok. An. R bergaul dengan usia
yang terpaut diatasnya, itulah alasan mengapa An. R memiliki perilaku
merokok, disamping Tn. N juga merokok.

B. Diagnosa Keperawatan
Dalam pembahasan teori kelompok kami membahas tentang remaja dengan
perilaku merokok dengan diagnosa perilaku kesehatan cenderung berisiko b/d
merokok dan kurang pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok serta
ketidakefektifan manajemen kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang
perawatan hipertensi.

C. Intervensi Keperawatan
Dalam kegitan perencanaan ini adalah penentuan prioritas masalah. Dalam
prioritas, penulis menentukan masalah yang mengancam kesehatan klien.
Adapun pembahasan perencanaan pada An. R dengan diagnosa perilaku
kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang pemahaman tentang
kandungan bahaya merokok dan perencanaan kegiatan. Diagnosa ini sudah
sesuai dengan Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing
Outcome Classification (NOC). Perencanaanya pengajaran terapi SEFT yaitu
An. R sudah tidak ingin lagi merokok dikarenakan setelah di terapi merasa
pahit.
D. Implementasi Keperawatan
Hasil penerapan terapi komplementer berupa terapi SEFT yaitu An. R sudah
tidak ingin lagi untuk merokok dikarenakan ia merasakan pahit setelah
mendapatkan terapi.

E. Evaluasi Keperawatan
Tujuan dari terapi SEFT dapat tercapai, tujuan itu sendiri yaitu dapat
mengurangi masalah psikologis, mengurangi intensitas merokok dan dapat
meningkatkan prestasi. Tindaklanjut An.R setelah mendapat terapi SEFT yaitu
harus membiasakan perilaku hidup sehat agar tidak terpengaruh terhadap
lingkungan dan menanamkan pada diri sendiri bahwa merokok itu
membahayakan kesehatan.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hasil wawancara menunjukan bahwa keluarga pasien tidak mengetahui
bahaya merokok dan kandungan rokok. Data observasi menunjukan
bahwa lingkungan rumah pasien banyak yang merokok dan ayah pasien
juga memiliki kebiasaan merokok.
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d merokok dan kurang
pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok.
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan b/d kurang pengetahuan
tentang perawatan hipertensi.
3. Intevensi keperawatan yang diangkat adalah :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko intevensinya : Pendidikan
kesehatan, identifikasi resiko, bantuan penghentian merokok
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan intervensinya : Pendidikan
kesehatan, pengajaran : peresepan diet.
4. Implementasi keperawatan yang dapat dilakukan :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko yaitu :
a) Menentukan pengetahuan kesehatan klien tentang Bahaya
Merokok
b) Menjelaskan Kandungan Rokok
c) Melakukan terapi SEFT pada klien
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan yaitu :
a) Menentukan Riwayat kesehatan hipertensi pada keluarga
b) Menjelaskan diet pada untuk hipertensi
c) Menjelaskan Penyebab dari penyakit hipertensi.
5. Evaluasi keperawatan yaitu :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d merokok dan kurang
pemahaman tentang kandungan, bahaya merokok.
b. Ketidakefektifan menejemen kesehatan b.d kurang pengetahuan
tentang perawatan hipertensi belum teratasi.

B. Saran
1. Mahasiswa diaharapkan dapat menerapkan teori asuhan keperawatan
keluarga yang telah dipelajari dalam praktek keperawatan keluarga.
2. Keluarga diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang
diajarkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arc


an
Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya
serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Print ing
http://id. wikipedia.org/wiki/Rokok
GloriaM,Bulechek,dkk.2013.Nursing Interventions Classification (NIC)
edisi keenam. Elsevier : Mocomedia.
Moorhead,Sue.dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi
kelima. Elseveir : Mocomedia
Herdman,T.Heather.2015. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai