Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan proposal ini tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan umat manusia jalan yang benar yaitu ajaran islam.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia semester 2 tahun ajaran 2017/2018. Adapun judul proposal yang penulis susun
adalah “Pestisida Alami Penggusir Hama Tanaman”. Dalam proposal ini penulis
menyampaikan bagaiman cara membuat pestisida alami penggusir hama tanaman.
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Penulis juga berharap agar proposal ini dapat menambah wawasan dan
referensi bagi pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengarapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan proposal selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman merupakan salah satu sumber pangan yang mudah didapat. Selain
itu, tanaman juga banyak tersedia dan memiliki kombinasi yang tepat dalam
memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Oleh karena itu banyak manusia yang
membudidayakan berbagai jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama
2.1.1 Pengertian Hama
Menurut Nas (1978) bahwa serangga dikatakan hama apabila serangga
tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak,
tanaman serat, hasil pertanian atau panen, pengolahan dan dalam
penggunaannya serta dapat bertindak sebagai vektor penyakit pada
tanaman, binatang dan manusia, dapat merusak tanaman hias , bunga serta
merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainnya.
Menurut Smith (1983) hama adalah semua organisme atau agens biotik
yang merusak tanaman dengan cara yang bertentangan dengan
kepentingan manusia.
Dalam arti yang luas bahwa hama adalah makhluk hidup yang
mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang
berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya
dapat diambil untuk kepentingan manusia.
Pengendaliannya :
10. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih
palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
Gejala serangan :
a. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis)
menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang.
b. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka
daunnya saja.
c. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber
oksigen.
d. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian
menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembangan
sampai menjadi pupa 14 – 20 hari. Stadia pupa 4 – 7 hari.
Pengendaliannya :
a. Meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva tidak
dapat memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
b. Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh
alami.
11. Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)
Gejala serangan :
a. Menyebabkan batang jagung retak dan patah.
b. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di
pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00
dan meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut. Kupu betina
meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telut
berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun
secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu.
c. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang
setelah berumur 7-10 hari melalui pucuknya dan sering merusak
malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam
batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis
digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
d. Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-
garis putih bekas gigitan.
e. Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang
yang disertai adanya tepung gerek berwarna coklat. Apabila batang
jagung patah, tanaman akan mati.
f. Tanaman inang selain jagung adalah cantel, Panicum viride,
bayam dan gulma Blumea lacera.
Pengendaliannya :
a. Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan
merupakan inangnya.
b. Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau
diberikan pada hewan ternak.
c. Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara
dua waktu tanam.
d. Membersihkan rumput-rumputan
e. Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke
dalam batang. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif
adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos
20 EC.
12. Kutu daun persik (Myzus persicae)
Gejala serangan :
a. Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini
ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai.
b. Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman
yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang
kekuningan, layu dan akhirnya mati.
c. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
d. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan
terhambat, daun mengecil.
e. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi
permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga
menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam
penyebaran virus.
Pengendaliannya :
a. Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap
crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
b. Pengendalian dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500
SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.
13. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)
Gejala serangan :
a. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke
atas.
b. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara
penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam
skala luas dapa satu hamparan.
Pengendaliannya :
a. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus
perkembangan Thrips.
b. Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap
Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari
pucuk tanaman.
c. Pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat
dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP,
Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500
EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis
penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
2.2 Pestisida
2.2.1 Pengertian Pestisida
Secara umum pestisida adalah substansi kimia (bahan kimia, campuran
bahan kimia atau bahan-bahan lain) bersifat racun dan bioaktif yang
digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama, baik
insekta, jamur maupun gulma. Pestisida (Inggris = Pesticide) berasal dari
kata pest yang berarti organisme pengganggu tanaman (hama) dan cide
yang berarti mematikan atau racun.
Menurut USEPA (United States Environmental Protection Agency),
pestisida merupakan zat atau campuran yang digunakan untuk mencegah,
memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan,
tanaman dan mikro-organisme pengganggu (Zulkanain, 2010).
Menurut The United State Federal Environmental Pesticide Control Act,
pestisida merupakan suatu zat yang fungsinya untuk memberantas atau
mencegah gangguan OPT diantaranya serangga, binatang pengerat,
nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap
hama pengganggu tanaman (Kardinan, 2000).
2.2.2 Klasifikasi Pestisida
METODOLOGI PENELITIAN
Catatan: semprotkan pestisida alami pada bagian tanaman yang terkena hama
setiap dua hari sekali.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada eksperimen pertama mengalami kegagalan karena kandungan sabun yang terlalu
banyak dan adanya penambahan cabai pada pestisida alami. Sedangkan pada eksperimen
kedua berhasil setelah kandungan sabun dikuirangi dan tidak adanya penambahan cabai.
3. Rebus bawang putih dan cabai di dalam panci yang berisi air sekitar 1
liter
4. Setelah air mendidih angkat panci dan masukkan kedalam wadah yang
telah disediakan sebelumnya lalu campurkan 3 sendok sabun cuci piring
5. Dinginkan beberapa menit lalu simpan pestisida alami selama 1 hari (24
jam)
6. Setelah 1 hari saring pestisida alami, pestisida alami siap digunakan
4.1.2 Eksperimen kedua pestisida alami berhasil menggusir hama dan tidak
membuat tanaman layu
4. Masukkan bawang putih yang telah dihaluskan pada botol yang telah
disiapkan sebelumnya
5. Masukkan air dan setengah sendok makan sabun cuci piring pada botol
tersebut
6. Kocok botol yang berisi air, bawang putih, dan sabun cuci piring hingga
tercampur
5.1 Kesimpulan
Dari hasil eksperimen tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bawang putih bisa juga
digunakan sebagai bahan untuk pestisida alami karena bawang putih memiliki bau yang
menyengat sehingga membuat serangga dan hama enggan untuk mendekati tanaman.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://googleweblight.com/?lite_url=https://denmamat.wordpress.com/category/hama-
dan-penyakit-tumbuhan/&ei=ttGtRTdQ&lc=id-
ID&s=1&m=749&host=www.google.co.id&ts=1518578732&sig=AOyes_QcQe8rK7Mu
HVXBy-RvUr0y9e35AQ
https://www.google.co.id/amp/s/sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-
macam-hama-dan-penyakit-pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/amp/ diunduh
14 Februari 2018
googleweblight.com/?lite_url=http://tipspetani.blogspot.com/2012/12/macam-macam-
pestisida-tanaman.html&ei=hZjluqML&lc=id- diunduh 14 Februari 2018
ID&s=1&m=749&host=www.google.co.id&ts=1518515139&sig=AOyes_Rn0S0nJH0No
PkD34CIrPwJnXfN4A diunduh 14 Februari 2018
https://googleweblight.com/?lite_url=https://mitalom.com/pengertian-
pestisida/&ei=hAHOhNNR&lc=id- diunduh 14 Februari 2018
ID&s=1&m=749&host=www.google.co.id&ts=1518578563&sig=AOyes_S6n9wlUx7ZFw
2N40IIZm4RSimUgg diunduh 14 Februari 2018
tipspetani.blogspot.co.id/2012/12/macam-macam-pestisida-tanaman.html?m=1 diunduh
14 Februari 2018
mauiniapaitusyahyuti.blogspot.co.id/2017/01/pestisida-kimia-vs-pestisida
nabati.html?m=1 diunduh 14 Februari 2018