Faktor Penghambat :
Menurut New dan Couillard (1981), faktor penghambat (restraining force) terjadinya perubahan
yang disebabkan oleh:
Alasan Perubahan :
Lewin (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus dilaksanakan oleh seorang
manajer dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu:
1) Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
2) Perubahan harus secara bertahap.
3) Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau mendadak.
4) Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan.
Menurut Kurt Lewin, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap
organisasi, individu, atau kelompok. Jadi, ia memfokuskan pada pernyataan “mengapa”,
yaitu mengaopa individu-individu, kelompok, atau organisasi berubah. Dari situ ia mencari
tahu bagaimana perubahan dapat dikelola dan menghasilkan sesuatu. Lewin
berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan
keengganan (resistances) untuk berubah. Perubahan itu sendiri dapat terjadi dengan
memperkuat “driving forces” itu, atau melemahkan “resistances to change”.
Dari situlah Lewin merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola
perubahan, yaitu unfreezing, changing, refreezing. Unfreezing merupakan suatu proses
penyadaran tentang perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah. Changing merupakan
langkah yang berupa tindakan, baik memperkuat “driving forces” maupun memperlemah
resistances”. Refreezing merupakan upaya membawa kembali organisasi kepada
keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium).
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan
menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan
dimana perubahan tersebut dilaksanakan.
Roger(1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi,
mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest,
Evaluation, Trial and Adoption).
3. Teori Rogers(1962)
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
1) Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
Menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada (kesadaran)
2) Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada,
Tidak bertentangan perasaan.
3) Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih
mudah untuk dilaksanakan (evaluasi).
4) Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil (uji coba).
5) Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan
(adopsi).
4. TEORI LIPITTS (1973) :
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak
direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses dan dalam
perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau
sistem sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain atau
situasi lain.
5. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang
harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
1) Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2) Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah.
3) Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional
maupun berdasarkan pengalaman.
4) Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5) Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
6) Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
7) Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau
situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
1) Pencairan (Unfreezing) :
Membuat kebutuhan terhadap perubahan menjadi nyata sehingga individu, kelompok, atau
organisasi siap menerima bahwa perubahan harus terjadi.
2) Pengubahan (Changing) :
Menemukan dan mengadopsi sikap, nilai, dan tingkah laku baru dengan bantuan agen perubahan
terlatih, yang memimpin individu, kelompok, atau seluruh organisasi melewati proses tersebut.
Anggota organisasi akan menyesuaikan diri dengan nilai, sikap dan tingkah laku dari agen
perubahan, menyerapnya setelah mereka menyadari keefektifan dalam prestasi kerja.
3) Pemantapan (Refreezing) :
Transformasi pola tingkah laku baru menjadi norma lewat penguatan dan dukungan mekanisme.
Pendekatan Perubahan
Tidak mau atau tidak mampu untuk mengubah sikap dan tingkah laku yang lama menjadi
kebiasaan.
Individu yang diberi kebebasan cenderung untuk kembali ke pola tingkah laku yang sudah
menjadi kebiasaan.
1) Pendidikan dan Komunikasi, yaitu menjelaskan kebutuhan akan dan logika dari perubahan
kepada individu, kelompok dan bahkan seluruh organisasi.
Partisipasi dan Penyertaan, yaitu meminta anggota organisasi untuk membantu mendesain
perubahan.
2) Memberi Fasilitas dan Dukungan, yaitu menawarkan program pelatihan, liburan, dukungan
emosional dan memahami orang yang terpengaruh oleh perubahan.
Negosiasi dan Persetujuan, yaitu melakukan negosiasi dengan penolak potensial, bahkan
mengusahakan surat pemahaman tertulis.
3) Manipulasi dan Pemilihan menjadi anggota, memberikan peran yang diinginkan oleh orang yang
berpengaruh dalam mendesain atau mengimplementasikan proses perubahan.
Memaksa Secara Terang2an Terselubung, yaitu menakut-nakuti dengan kehilangan pekerjaan
atau pemindahan, tidak dipromosikan dsbnya..
E. . Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang
akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock :
F. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley :
1) Mengenali gejala
2) Mendiagnosis masalah
3) Menganalisa jalan keluar
4) Memilih perubahan
5) Merencanakan perubahan
6) Melaksanakan perbahan
7) Mengevaluasi perubahan
8) Menstabilkan perubahan.