Anda di halaman 1dari 13

ISSN - e : 2614 – 8641

ISSN - p : 2598 - 8603

Jurnal PENGELOLAAN
PERIKANAN TROPIS
Journal of Tropical Fisheries Management
Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS
Jurnal of Tropical Fisheries Management
ISSN - p 2598 - 8603
ISSN - e 2614 - 8641

DEWAN PENASEHAT:
Ketua:
Prof Dr Mennofatria Boer, Institut Pertanian Bogor

Anggota:
Dr Luky Adrianto, Institut Pertanian Bogor
Prof Dr Ali Suman, Balai Riset Kelautan Perikanan, KKP
Dr Gellwynn DH Jusuf, BAPPENAS
Prof Dr Tridoyo Kusumastanto, Institut Pertanian Bogor
Dr Majariana Krisanti, Institut Pertanian Bogor

EDITOR:
Ketua:
Dr Yonvitner

Sekretaris:
Dr Ali Mashar, Institut Pertanian Bogor

Anggota:
Dr Achmad Fahrudin, Institut Pertanian Bogor
Dr Rahmat Kurnia, Institut Pertanian Bogor
Dr Nurlisa Alias Butet, Institut Pertanian Bogor
Dr Zairion, Institut Pertanian Bogor
Dr Isdradjad Setyobudiandi Institut Pertanian Bogor
Ahmad Muhtadi, SPi MSi Universitas Sumatera Utara

SEKRETARIAT:
Surya Gentha Akmal, SPi
Adham Panji
REVIEWER:

Prof Dr Dietriech G Bengen, Institut Pertanian Bogor


Prof Dr Sulistiono, Institut Pertanian Bogor
Prof Dr Yusli Wardiatno, Institut Pertanian Bogor
Dr Etty Riani, Institut Pertanian Bogor
Dr Edwarsyah, Universitas Teuku Umar
Prof Dr Ali Sarong Universitas Syiah Kuala
Dr Hawis Madduppa, Institut Pertanian Bogor
Dr Zulhamsyah Imran, Institut Pertanian Bogor
Prof Dr Gadis Suryani, Pusat Penelitian Limnologi, LIPI
Dr Agung Damar Syakti, Universitas Jenderal Soedirman
Dr Abdul Ghofar, Universitas Diponegoro
Dr Ida Bagus Jelantik, Universitas Pendidikan Ganesa
Dr Ernik Yuliana, Universits Terbuka
Dr Selvi Tebay, Universitas Negeri Papua
3URI'U$KVLQ5LYDL8QLYHUVLWDV/DPEXQJ0DQJNXUDW
Dr James Abrahamsz, Universitas Pattimura

ASSOCIATE REVIEWER:
Jiri Patoka, PhD, Czech Zemedelska University (Czech)
Martin Blaha, PhD, South Bohemia University (Czech)
Prof. Lucas Kalous, Czech Zemedelska University (Czech)
Prof Josep Lloret, Universidad de Girona (Spain)
Prof Takeshi Miura, South Ehime Fisheries Research Center (Japan)

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: 'LYLVL0DQDMHPHQ6XPEHUGD\D3HULNDQDQDepartemenManajemen


Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu .elautan, Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar
Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 – Telepon (0251) 8622912,
Fax.(0251) 8622932. E-mail: fisheriesmanagement2017@gmail.com.
JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS (Journal of Tropical Fisheries Management )
diterbitkan sejak Desember 2017 oleh Departemen Manajemen Sumberdaya Peraiaran, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Partanian Bogor.
Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas
kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang lebih kurang 10 halaman, dengan format seperti tercantum halaman
kulit dalam-belakang (Persyaratan Naskah untuk JPPT). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting
untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.

Penerbit: Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen Sumberdaya


Perairan, Masyarakat Sains Kelautan dan Perikanan, dan Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia.
ISSN - p: 2598 - 8603
JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS ISSN - e: 2614 - 8641
Journal of Tropical Fisheries Management Desember 2017, Volume 01, Nomor 01
Halaman 1–66

Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ..................1
.
Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar
(Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) ........................................................................................11
.
Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang (Sardinella
fimbriata, 9DOHQFLHQQHV) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya
di Perairan Selat Sunda ...............................................................................................................17
.
Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan
Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda...................................................................................25
.
Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan
Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis, &DQWRU) GL3HUDLUDQ
Selat Sunda. ...............................................................................................................33
.
Yonvitner, Isdradjat Setyobudiandi, Apriansyah, Deni Rahmat Hidayat. Tropical Eel:
Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan. ........................................................41
.
Edwarsyah, Rina Safrina. Indek dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar:
Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya ...................................................................................51
.
Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren
dan Yenburwo, Numfor, Papua) ..................................................................................................59
.
ISSN : 2598 – 8603

Jurnal PENGELOLAAN
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis PERIKANAN TROPIS
Journal of Tropical Fisheries Management

Journal of Tropical Fisheries Management


Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017

Journal homepage : http://journal.ipb.ac.id/jurnalppt


ISSN - p: 2598 - 8603 ISSN - e: 2614 - 8641

Distribusi Spasial Kelimpahan Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda


(Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)

Surya Gentha Akmal1, Achmad Fahrudin1, Syamsul Bahri Agus2

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Article History Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu sistem informasi yang
Received : 20 November 2017 sedang berkembang pesat saat ini dan banyak dimanfaatkan untuk analisis dan
Accepted : 24 Desember 2017
pemetaan sumberdaya alam, termasuk di dalamnya melakukan penyajian data
Kata kunci: potensi perikanan berbasis data spasial. Tujuan penelitian ini, yaitu menyajikan
Kelimpahan, pemetaan, penyajian, analisis hasil survei akustik dalam pendugaan potensi perikanan dengan
potensi, SIG menggunakan Sistem Informasi Geografis. Pengambilan data di lapangan
dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2013. Pada Bulan Mei, nilai
Korespondensi Author fluktuasi kelimpahan ikan terbesar terdapat pada kedalaman 64–84 m diikuti
Departmen Manajemen Sumberdaya
1
oleh kedalaman 4–24 m, sedangkan kelimpahan ikan dengan nilai terkecil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. terdapat pada kedalaman 44–64 m. Fluktuasi kelimpahan ikan pada bulan
Jl. Agatis, Kampus IPB Dramaga, Juni menggambar-kan rata-rata kelimpahan terbesar pada kedalaman 4–24 m,
Bogor, Jawa Barat, Indonesia. email: kemudian nilai rata-rata kelimpahan terkecil terdapat pada kedalaman 64–84 m.
sgakmal@apps.ipb.ac.id kemudian, fluktuasi kelimpahan ikan pada bulan Juli terlihat bahwa kelimpahan
2
Departemen Ilmu dan Teknologi terbesar berada pada kedalaman 4–24 m sebesar 19167 ikan/1000m3. Rata-
Kelautan, Fakultas Perikanan dan rata sebaran kelimpahan ikan bulan Agustus, kelimpahan rata-rata sebesar
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Jl. Agatis, Kampus IPB
3114 ikan/1000 m3 dengan kategori melimpah. Hampir seluruh wilayah yang di
Dramaga, Bogor, Jawa Barat, survei dengan metode akustik cocok dijadikan sebagai wilayah penangkapan.
Indonesia

PENDAHULUAN Hasil survei tidak hanya dapat dipetakan secara


spasial dengan SIG saja, tetapi dapat juga di
SIG merupakan salah satu sistem informasi gabung dengan berbagai informasi penunjang
yang sedang berkembang pesat saat ini dan banyak lainnya sehingga mampu memberikan gambaran
dimanfaatkan untuk analisis dan pemetaan dan analisis pendahuluan wilayah perairan secara
sumberdaya alam, termasuk di dalamnya melaku- cepat dan lengkap. SIG dapat digunakan untuk
kan penyajian data potensi perikanan berbasis data inventaris, analisis, modeling, dan pengelolaan
spasial. Star dan Estes (1990) mengemukakan lingkungan sumberdaya alam (Goodchild 1993).
bahwa pengembangan SIG dilandasi oleh dua Penggunaan teknologi ini didasarkan pada penting-
faktor penting, yaitu 1) suatu keinginan un- nya hasil perhitungan secara statistik dan hasil
tuk pengelolaan lingkungan perkotaan teruta- survei akustik untuk dapat dinikmati oleh masya-
ma dalam kaitannya dengan perencanaan rakat luas melalui penyajian data yang mudah
peremajaan (renewal), 2) suatu keinginan untuk diakses dan mampu memberikan informasi lengkap,
mengembangkan kompetisi penggunaan sumber- termasuk analisis kelimpahan secara spasial.
daya lingkungan. SIG banyak digunakan karena Potensi perikanan merupakan salah satu
kemampuannya menyajikan informasi secara faktor penting yang perlu dikaji sebagai dasar
lengkap, akurat, murah, dan mudah diakses. penentu stok perikanan di suatu perairan. Namun,
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

pengkajian potensi perikanan setiap wilayah penangkapan berdasarkan data akustik. Data yang
belum dilakukan secara menyeluruh sehingga dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder
data potensi perikanan yang tersedia belum yang diperoleh dari data riset DISHIDROS TNI
menggambarkan seluruh potensi perikanan di AL (2013) berupa: 1) data kelimpahan ikan,
Indonesia. Selain itu, data potensi perikanan 2) data potensi perikanan, 3) peta perairan Selat
wilayah masih disajikan dalam bentuk data Sunda, dan 4) posisi titik perekaman data dari
statistik sehingga belum tentu dapat dipahami oleh trek pengambilan data akustik setiap satuan jarak
semua kalangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan. Survei akustik dari riset tersebut
pengkajian dan penyajian potensi perikanan suatu mengumpulkan data kelimpahan ikan pada 4
wilayah dengan mentransformasi data statistik strata kedalaman, yaitu strata 1 (4–24 m), strata 2
yang dilengkapi dengan data survei akustik ke (24–44 m), strata 3 (44–64 m), dan strata 4
dalam bentuk peta sehingga diharapkan mampu (64–84 m). Stasiun pengambilan data berjumlah
dipahami dengan mudah oleh semua kalangan. 29 stasiun pada bulan Mei, 35 stasiun pada bulan
Salah satu bentuk penyajian potensi perikanan Juni, 39 stasiun pada bulan Juli, dan 31 stasiun
wilayah dalam bentuk peta adalah dengan pada bulan Agustus dengan ESDU 6 mil laut.
melibatkan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penyusunan Basis Data
Pendugaan sumberdaya ikan dari data survei
akustik maupun data hasil tangkap, telah banyak Menurut Nurwadjedi (1996), basis data
dilakukan, terutama oleh para peneliti dalam merupakan kumpulan satu atau lebih file data atau
memperkirakan besarnya stok ikan yang bisa tabel yang disimpan secara terstruktur sedemikian
dimanfaatkan di suatu perairan. Hasil analisis rupa sehingga hubungan keterkaitan antara item
tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara yang berbeda atau kumpulan data yang berbeda
optimal sebagai sumber informasi yang bermanfaat dapat digunakan untuk tujuan manipulasi dan
bagi masyarakat. Data yang didapat dari hasil penyajian kembali (retrieval) dan secara umum
survei akustik maupun metode hasil tangkap akan melayani ketersedian data dari berbagai
dapat di manfaatkan dalam bentuk informasi pengguna. Secara garis besar, Nurwadjedi (1996)
yang bereferensi geografis dengan teknologi SIG. membagi basis data ke dalam tiga model yang
Wilayah perairan Selat Sunda memiliki keunikan dibentuk dari data spasial yaitu model basis data
tersendiri karena merupakan daerah percampuran hierarki, model basis data jaringan (network) dan
massa air dari Samudra Hindia dan Laut Jawa. model basis data relasional. Nurwadjedi (1996)
Pada perairan Selat sunda, telah banyak dilakukan menyatakan bahwa perancangan basis data
penelitian dalam menduga dan menganalisis dengan menggunakan SIG terdiri atas: 1) data
sumberdaya ikan dan potensi perikanan yang ada yang digunakan mempunyai sistem georeferensi,
di perairan tersebut. 2) dalam membangun basis data spasial perlu
diperhatikan batas-batas kesalahan yang diper-
METODOLOGI bolehkan agar topologi dapat dibangun secara
tepat, 3) menggunakan model data relasional untuk
Lokasi Penelitian
merancang basis data, 4) mendefinisikan field data
Lokasi penelitian dilakukan di perairan Selat atribut secara benar, 5) apabila dimungkinkan,
Sunda dengan data yang diolah dan dianalisis setiap field data atribut perlu dirumuskan dengan
berupa data sekunder hasil survei akustik di benar, dan 6) setiap variabel untuk kepentingan
wilayah perairan Selat Sunda. Pemrosesan data manipulasi data harus terwakili dalam basis data.
spasial dengan SIG dilakukan di Laboratorium Pengelolaan data dalam SIG harus didukung
Model dan Simulasi (Lab. MOSI), Divisi oleh fasilitas pengelolaan basis data yang dikenal
Manajemen Sumberdaya Perikanan (Div. MSPi), sebagai Data Base Management System (DBMS)
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, agar berfungsi sebagai sistem informasi. DBMS
FPIK-IPB. Pengambilan data di lapangan ini berperan penting dalam manipulasi, analisis,
dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2013. dan penyajian data spasial. Nurwadjedi (1996)
Analisis data dilakukan pada bulan Januari 2015 mendefinisikan DBMS sebagai paket perangkat
hingga bulan Maret 2015. lunak untuk penyimpanan, manipulasi, dan penya-
Prosedur Pengumpulan Data jian data. Salah satu perangkat lunak yang banyak
dikenal adalah software ArcGIS. Pembuatan
Analisis fluktuasi kelimpahan dan potensi peta-peta tematik secara digital dilakukan dalam
perikanan, serta penentuan prioritas wilayah SIG. Data spasial yang didigitasi terdiri atas peta

26
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)

Selat Sunda, dan titik-titik koordinat posisi stasiun AL tahun 2004. Selain menyediakan fasilitas
pengambilan data akustik. manajemen data, ArcGIS juga menyediakan
fasilitas untuk analisis data termasuk untuk analisis
1. Digitasi
statistik sederhana. Hal ini akan memudahkan
Proses digitasi yang dilakukan pada penelitian
pengguna dalam menganalisis data sehingga dapat
ini adalah menggunakan metode digitasi secara
menghasailkan informasi yang bermanfaat, seperti
on-screen digitizing sehingga membutuhkan
grafik dan label dari data atribut.
scanner peta yang sudah tergeoreferensi. Proses
Pada penelitian ini, pemetaan prioritas
digitasi memegang peranan penting dalam
penangkapan disesuaikan dengan kemampuan
pemeta-an digital karena melalui tahap inilah data
tangkap nelayan tanpa membatasi atau menentukan
(kenampakan di peta/bentuk analog) dipindahkan
jenis ikan yang ditangkap. Berdasarkan kemampu-
dalam bentuk digital.
an armada tangkap nelayan, digunakan data
2. Membuat data spasial
kelimpahan ikan pada ke dalaman <50 m, yaitu
Membuat data vektor dari data raster ke-
strata 1 (4–24 m) dan strata (24–44 m). Dalam
mudian disimpan dalam bentuk shapefile (*.shp)
memetakan wilayah untuk suatu area penangkapan,
dapat dilakukan dengan ArcGIS karena sudah
nilai kelimpahan pada tiap stasiun diklasifikasikan
dilengkapi dengan fasilitas on-screen digitizing.
berdasarkan kedekatan nilai kelimpahan ikan pada
Proses ini diawali dengan mendigitasi data raster
strata 1 dan strata 2. Analisis yang digunakan
yang sudah tergeoreferensi.
untuk mengklasifikasikan stasiun-stasiun tersebut
3. Editing vektor dan atribut
adalah metode Cluster Analysis atau metode
Sering kali kita melakukan proses editing
analisis kelompok.
dalam penanganan data spasial, khususnya data
Cluster Analysis digunakan untuk mengelom-
vektor dan data atribut, baik dalam rangka updating
pokkan unit-unit statistik ke dalam kelompok-
data maupun memperbaiki data yang telah ada.
kelompok yang homogen dari sejumlah variabel
ArcGIS dilengkapi dengan sejumlah modul editing
atau karakter yang kita pelajari (Bengen 2000).
yang terdapat pada menu Edit untuk melakukan
Metode ini bersifat deskriptif di mana tidak ada
proses updating data serta memperbaiki data
satu pun variabel mempunyai peranan yang
vektor dan atribut yang telah ada.
lebih penting dari variabel lain. Cluster Analysis
Analisis Data dibentuk berdasarkan euclidien distance di antara
SIG dapat menyajikan informasi spasial lokasi-lokasi sampling, dengan rumus:
maupun nonspasial secara bersamaan (Gambar
2). SIG dapat dilakukan dengan memanfaatkan D(j,k)(h) = α1D(j,h) + α2D(k,h) + βD(j,k)
perangkat lunak, seperti ArcGIS sehingga akan
memudahkan dalam pemetaan wilayah-wilayah D(j,k) adalah distance antara nilai sam-
yang bisa dijadikan prioritas untuk penangkapan. pling unit (SU) j dan k; serta α dan β adalah nilai
Peta dasar diperoleh dari DISHIDROS TNI- koefisien tertentu dari distance tertentu.

Gambar 1 Diagram Sistem untuk Ilustrasi Sistem Informasi Geografis


(Sumber: Meaden dan Kapetsky 1991)

27
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

HASIL DAN PEMBAHASAN bulan Mei hingga Agustus dapat dibandingkan


keseluruhan kedalaman yang menjadi penga-
Potensi Perikanan di Selat Sunda matan, dari kedalaman 4–84 m. Hal ini menjadi
pada Bulan Mei pertimbangan karena adanya perbedaan suhu,
Nilai rata-rata terbesar dari seluruh kedalaman tekanan, dan salinitas. Ikan akan cenderung
perairan terdapat pada area sebelah timur Pulau melimpah pada lapisan atas dan akan menipis pada
Rakata Kecil dengan kelimpahan ikan maksimum lapisan bawah. Hal ini sesuai dengan pernyataan
sebesar 8.709 ikan/1000m3, rata-rata kelimpahan Mac Lennan (1990) yang menyatakan bahwa
ikan setiap kedalaman pengambilan contoh adalah target strength ikan sangat bervariasi karena
sebesar 4.148 ikan/1000 m3 yang termasuk ke dipengaruhi oleh waktu atau tingkah laku ikan
dalam kategori cukup ikan (Gambar 2). Secara atau kondisi fisik yang tidak diketahui sehingga
keseluruhan, rata-rata kelimpahan ikan pada bulan pada saat survei populasi ikan tidak dianggap
Mei diketegorikan dengan kondisi cukup ikan. sebagai sesuatu yang konstan.
Perubahan densitas ikan pada empat bulan
Potensi perikanan di Selat Sunda yang berbeda terlihat bahwa densitas terbesar
pada bulan Juni terdapat pada bulan Juli yang merupakan
Nilai rata-rata terbesar dari seluruh kedalaman musim timur dengan rata-rata kelimpahan ikan
perairan terdapat pada area sebelah timur laut sebesar 18,392/1000 m3, kemudian diikuti oleh
pulau Panaitan yaitu dengan kelimpahan ikan bulan Juni dengan kelimpahan rata-rata sebesar
maksimum sebesar 12.287 ikan/1000 m3, rata-rata 5.266 ikan/1000 m3 yang merupakan musim timur.
kelimpahan ikan setiap ke dalaman pengambilan Hasil penelitian Supangat (2004) menyatakan pada
contoh adalah sebesar 5.266 ikan/1000 m3 yang bulan Juni (musim timur), sebaran temperatur
termasuk ke dalam kategori melimpah (Gambar permukaan berkisar antara 29,3–29,7°C yang
3). Secara keseluruhan, rata-rata kelimpahan merupakan suhu ideal bagi ikan pelagis dalam
ikan pada bulan Juni termasuk ke dalam kategori mencari makanan, serta suhu yang ideal pula untuk
melimpah. tumbuhnya berbagai jenis plankton. Lalu, diikuti
oleh bulan Mei dengan rata-rata kelimpahan ikan
Potensi perikanan di Selat Sunda sebesar 4.148 ikan/1000 m3 dan yang paling kecil
pada bulan Juli adalah kelimpahan rata-rata pada bulan Agustus
Dilihat dari Gambar 4, dapat diketahui sebesar 3.113 ikan/1000 m3. Hasil penelitian
kelimpahan rata-rata maksimum berada di antara Genisa (2003) yang meneliti tentang struktur
pulau Panaitan dan Tanjung Cukuredak sebesar komonitas ikan dan sebarannya di perairan Selat
58.327 ikan/1000 m3. Kelimpahan rata-rata Sunda diketahui diketahui bahwa ikan yang
sebesar 18,392 ikan/1000 m3 dengan kategori terkumpul dari stasiun-stasiun pengamatan di
sangat melimpah. Selat Sunda berjumlah 3.074 ekor, terdiri atas
49 jenis dan 27 famili. Jenis ikan yang dominan
Potensi perikanan di Selat Sunda adalah Sthelophorus tri, Leiognathus elongatus,
pada bulan Agustus dan Therapon theraps. Sebaran jenis atau spesies
Dilihat dari rata-rata sebaran kelimpahan ikan disemua stasiun tidak merata. Indeks kekayaan
untuk seluruh ke dalaman pada bulan Agustus jenis pada keempat stasiun tidak begitu besar
(Gambar 5), kelimpahan maksimum terdapat pada perbedaannya. Potensi perikanan terbesar dapat
stasiun 28 yang berada di wilayah Pulau Tabuan berada pada bulan Juli yang merupakan musim
dan Pulau Sertung dengan densitas sebesar timur. DISHIDROS TNI AL (1984) menyatakan
13.181 ikan/1000 m3 yang termasuk dalam bahwa pada musim timur angin tidak terlalu besar
kategori sedang. Kelimpahan rata-rata sebesar sehingga tinggi gelombang relatif rendah yang
3.114 ikan/1000 m3 dengan kategori melimpah. menyebabkan kelimpahan ikan masuk dalam
Pada Gambar 26 terlihat bahwa kelimpahan kategori sangat melimpah dan cocok dijadikan
terbesar ada pada ke dalaman 4–24 m diikuti musim tangkap.
oleh ke dalaman 22–44 m. Kelimpahan minimum
Pendugaan Wilayah Prioritas
terdapat pada kedalaman 64–84 m.
Fluktuasi potensi perikanan dapat diketahui
Penangkapan
dengan tepat jika pengambilan data akustik Data time series bulanan yang cukup
yang diharapkan dapat mewakili kondisi yang banyak sangat diperlukan agar dapat mewakili
sebenarnya dari pengambilan data tersebut. Antara kondisi potensi perikanan yang sebenarnya

28
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)

di Selat Sunda. Dengan demikian, penentuan Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Dengan kata lain,
prioritas penangkapan akan menjadi suatu hal pendugaan prioritas wilayah penangkapan akan
yang sulit jika dilakukan dengan data yang digambarkan secara kasar, namun penelitian
terbatas. Pada penelitian ini, pendugaan prioritas ini diharapkan dapat memberikan gambaran
wilayah penangkapan hanya didasarkan pada tentang fluktuasi kelimpahan ikan pada keempat
pengambilan data yang terbatas, yaitu bulan bulan pengambilan contoh tersebut. Menurut

Gambar 2 Sebaran Densitas rata-rata ikan di bulan Mei pada ke dalaman 4–84 m

Gambar 3 Sebaran Densitas rata-rata ikan di bulan Juni pada ke dalaman 4–84 m

29
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

Gambar 4 Sebaran densitas rata-rata ikan di bulan Juli pada ke dalaman 4–84 m

Gambar 5 Sebaran densitas rata-rata ikan di bulan Agustus pada ke dalaman 4–84 m

hasil wawancara dengan nelayan kecil yang 250–350 m dan kedalaman jangkauan jaring hanya
beroperasi di Selat Sunda dan berada di pesisir mencapai 40–50 m. Inilah yang menyebabkan kena-
barat Jawa (PPN Pelabuhan Ratu, PPP Labuan, pa pendugaan prioritas penangkapan hanya dilihat
PPP Karangantu), diketahui bahwa kebanyakan dari kedalaman 4 m hingga kedalaman 44 m.
dari mereka menggunakan alat tangkap mini purse Klasifikasi untuk seluruh stasiun perekaman
sine dan gillnet dalam menangkap ikan. Jenis data dilakukan dengan menggunakan software
alat tangkap ini menggunakan jaring sepanjang Minitab, lalu stasiun-stasiun yang memiliki

30
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)

nilai kelimpahan yang saling berdekatan dapat DAFTAR PUSTAKA


dikelompokkan dengan metode cluster analisys. Bengen D. 2000. Teknik Pengambilan Contoh dan
Hasil dari pengelompokan ini nantinya akan Analisa Data Biofisik Sumberdaya Pesisir
digunakan untuk menentukan prioritas wilayah dan Lautan. PKSPL-IPB. Bogor. 87 hal.
penangkapan. Dari hasil penentuan prioritas DISHIDROS. 1984. Informasi Lingkungan
wilayah penangkapan dengan yang hanya Perairan Selat Sunda. Dinas Hidro-
memfokuskan pada kedalaman dibawah 50 m, Oseanografi TNI AL. Jakarta.
diharapkan akan lebih bermafaat bagi masyarakat Genisa AS. 2003. Struktur komunitas ikan dan
nelayan kecil. sebarannya di perairan Selat Sunda, Jawa
Barat. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan
KESIMPULAN DAN SARAN Torani-UNHAS. Makasar. 13(3): 109–114.
Goodchild MF. 1993. The Stateof GIS for
Kesimpulan Environmental Problem Solving. In
Berdasarkan kelimpahan ikan di perairan Selat Goodchild, et al. Environmental Modelling
Sunda, diketahui puncak musim penangkapan with GIS. Oxford University Press, New
adalah pada bulan Juli yang merupakan musim York.
Timur. Daerah prioritas penangkapan pada bulan MacLennan DN. 1990. Acoustical Measurement
Juli berada di sekitar timur laut Pulau Panaitan of Fish Abundance. J.acoust. Soc.Am.
dan lepas pantai Teluk Banten. Prioritas wilayah 87(1): 1–15.
penangkapan dapat diduga berdasarkan kondisi Meaden GJ dan Kapetsky JM. 1991. Geographical
nelayan yang beroperasi di perairan Selat Sunda Information System and Remote Sensing
yang kebanyakan memiliki kemampuan tangkap in Inland Fisheries and Aquaculture. FAO
maksimum kurang dari 50 m. Fisheries Technical Paper, No. 318. Rome.
FAO. 262p.
Saran Nurwandjedi. 1996. Penggunaan SIG untuk
Pengelolaan Database Wilayah Pesisir.
Perlu adanya data yang real time agar Makalah Pelatihan Perencanaan Wilayah
pendugaan potensi perikanan dan wilayah prio- Pesisir Secara Terpadu. PPLH-LP. IPB.
ritas penangkapan menjadi lebih akurat. Jarak Bogor.
antarlokasi pengamatan dipersempit sehingga Star and Estes. 1990. Geographyc Information
sumberdaya ikan di perairan dapat terdeteksi dan System: An Introduction. Prentice Hall.
pendugaan potensi perikanan lebih representatif. New Jersey.
Sangat disayangkan data yang berhasil didapatkan Supangat A, Wagey T, Burhanuddin S. 2004.
hanya terdiri atas empat bulan pengambilan data. Daya Dukung Kelautan dan Perikanan Tim
Harapannya dengan data yang terbatas tersebut Proyek Carrying Capacity Badan Riset
dapat memberikan gambaran kasar tentang Kelautan dan Perikanan. Jakarta: Badan
fluktuasi potensi perikanan pada bulan-bulan yang Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen
berbeda (bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus). Kelautan dan Perikanan.

31
PETUNJUK BAGI PENULIS

Artikel yang dapat diterima dalam Jurnal tesis atau disertasi. Rujukan kepada komunikasi
Pengelolaan Perikanan Tropis adalah hasil pribadi atau laporan yang tidak tersedia, harus
penelitian, analisis kebijakan/metodologi, dan ditulis di antara tanda kurung dalam teks. Sistem
ulasan ilmiah yang berkaitan dengan pengelolaan Penulis-Tahun harus digunakan dalam teks. Daftar
sumberdaya perikanan. Artikel harus berupa pustaka harus disusun secara alfabetik dari penulis
tulisan asli yang belum pernah dipublikasikan di pertama. Apabila terdapat dua atau lebih publikasi
dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional. dari penulis yang sama dan pada tahun yang
sama, pada tahun penerbitannya ditambahkan
NASKAH. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia satu huruf kecil yang dapat membedakan. Daftar
atau Inggris, diketik dalam dua spasi, setiap pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah harus
halaman diberi nomor halaman. Hendaknya mencantumkan semua nama penulis, tahun terbit,
digarisbawahi kata-kata yang akan dicetak miring. judul lengkap, nama publikasi, nomor volume,
Huruf besar hanya digunakan pada permulaan dan nomor halaman. Untuk buku harus ditulis
kata dari judul artikel, judul paragraf dan nama semua nama penulis, tahun terbit, judul lengkap,
ilmiah dalam bentuk binomial atau trinomial penerbit, tempat penerbitan, dan total halaman.
latin. Satuan Sistem Internasional (SI), termasuk
yang diturunkan harus digunakan. Naskah PENGIRIMAN NASKAH. Naskah berupa file
tidak boleh melebihi 15 halaman ketik, sudah dalam format Microsoft Word (word) dikirim ke:
termasuk tabel-tabel dan gambar-gambar. Artikel
disusun sebagai berikut: Judul (dalam bahasa Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis
Indonesia dan Inggris), Nama Penulis, Alamat E-mail: fisheriesmanagement2017@gmail.com
Penulis, Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Email PIC: sgakmal@apps.ipb.ac.id
Inggris), Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil,
Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, dan Daftar Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pustaka. Abstrak disajikan ringkas maksimum Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
200 kata. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
TABEL. Penomoran tabel dilakukan secara Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga
berurutan. Nomor tabel harus diidentifikasi di Bogor 16680 – Wing C, Lantai 4
dalam teks. Judul singkat dari tabel-tabel yang Telepon (0251) 8622912, Fax (0251) 8622932
disajikan harus diketik dalam bahasa Indonesia Sebagai persyaratan bagi pemrosesan artikel, para
dan Inggris. penyumbang artikel wajib menjadi pelanggan
minimal selama satu tahun. Penulis yang
GAMBAR. Penomoran gambar dilakukan secara artikelnya dimuat wajib memberikan kontribusi
berurutan dan harus diidentifikasi di dalam teks. biaya cetak minimal sebesar Rp550 000 (lima
Judul singkat dari gambar harus diketik dalam ratus lima puluh ribu rupiah), termasuk biaya
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. langganan selama satu tahun.

DAFTAR PUSTAKA. Daftar pustaka terdiri Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan
atas minimal 80% berupa jurnal ilmiah nasional diberitahukan secara tertulis yang dikirim secaara
dan internasional sekurang-kurangnya terbitan elektronik maksimum dua minggu setelah naskah
10 tahun terakhir memuat pustaka yang diterima.
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, seperti
ISSN : 2598 – 8603
ISSN 2598 - 8603
PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Desember 2017, Volume 01, Nomor 01
Halaman 1–66

Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang

Jurnal PENGELOLAAN
(Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ������������������������������������������� 1

Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar
(Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817).................................................................................................................. 11

PERIKANAN TROPIS
Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang
(Sardinella fimbriata) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya
di Perairan Selat Sunda ......................................................................................................................................... 17

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis Journal of Tropical Fisheries Management | Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan
Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda............................................................................................................. 25
Journal of Tropical Fisheries Management
Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis) dan Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla)
di Perairan Selat Sunda.......................................................................................................................................... 33

Yonvitner, Isdradjat Setyobudiandi, Apriansyah, Deni Rahmat Hidayat. Tropical Eel:


Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan................................................................................... 41

Edwarsyah, Rina Safrina. Indeks dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar:
Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya............................................................................................................. 51

Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren
dan Yenburwo, Numfor, Papua)............................................................................................................................ 59

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor
Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Wing C,
Lantai 4 – Telepon (0251) 8622912, Fax. (0251) 8622932.
E-mail: fisheriesmanagement2017@gmail.com.

PT Penerbit IPB Press


IPB Science Techno Park
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com
Penerbit IPB Press @IPBpress

Anda mungkin juga menyukai