Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

SISI LAIN IMF DALAM PEREKONOMIAN PANCASILA


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pembimbing: Dr., Drs. Nana Sutikna, M.Hum

Disusun Oleh:

1. Aisyah (Nomor Induk Mahasiswa : F1D018014)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala dan tidak lupa kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW atas segala karunia nikmatnya sehingga
makalah yang berjudul “Sisi Lain IMF dalam Perekonomian Pancasila” ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu
oleh Dr., Drs. Nana Sutikna, M.Hum. Pemilihan tema ini didasari atas berita yang
menjadi petanyaan terbesar bagi masyarakat.

Makalah ini disusun sedemikian rupa dengan sejumlah informasi yang


saya dapatkan baik melalui pandangan berita yang saya dapat, media cetak,
elektronik, maupun media lainnya. Saya berharap dengan informasi yang saya
dapat dan kemudian saya sajikan ini dapat memberikan penjelasan yang cukup
tentang Sisi lain IMF dalam perekonomian Pancasila.

Demikian yang bisa saya sampaikan kepada seluruh pembaca makalah


ini. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan, saya memohon
maaf dan Semoga semua pihak dapat mengambil esensi dari makalah ini.
Terimakasih.

Purwokerto, Oktober 2018


Penyusun,

Aisyah
F1D018014
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1 Pengertian dan Tujuan IMF .............................................................................. 6
2.2 Pengertian Perekonomian Pancasila ................................................................ 7
2.3 Pandangan IMF Terhadap Indonesia .............................................................. 8
2.4 Bagaimana hubungan IMF dengan Perekonomian Pancasila ....................... 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem ekonomi merupakan suatu keselurahan dari semua lembaga
ekonomi yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu Negara atau bangsa
untuk mencapai cita-cita yang telah di tetapkan. Ekonomi Pancasila merupakan
suatu konsep sistem ekonomi berasal Keadilan Sosial. Ekonomi Pancasila
bercirikan keselarasan dan lebih mengutamakan masyarakat dan bukan
kemakmuran perorangan. Berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi
atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem
ekonomi kita adalah kapitalistis. Sama halnya, tak pula cukup argumentasi untuk
mengatakan, bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis. Indonesia mengakui
pemilikan individual atas faktor-faktor produksi, kecuali untuk sumber daya-
sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh Negara.
Hal ini diatur dengan tegas oleh pasal 33 UUD 1945, maka secara konstitusional
sistem ekonomi Indonesia yang banyak dikenal masyarakat adalah sistem
ekonomi campuran yaitu sistem ekonomi pancasila.
Yang mendasari dari sistem ekonomi pancasila adalah berpedoman dengan
pancasila dan berdasarkan UUD 1945. Dijelaskan bahwa setiap yang dilakukan
oleh rakyat Indonesia telah tercantum dalam Pancasila dan UUD1945, karena
setiap individu diajarkan untuk hidup bergotong royong dan saling membantu
orang yang membutuhkan. Sistem ekonomi Pncasila idak hanya berfokus pada
ekonomi tetapi mencakup dalam bidang lainnya seperti sosial-budaya, bidang
politik dan bidang pertahanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dan Tujuan IMF?
2. Apa yang dimaksud Ekonomi Pancasila?
3. Pandangan IMF terhadap perekonomian Indonesia ?
4. Bagaimana Hubungan IMF terhadan Perekonomian Pancasila ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IMF dan Tujuan IMF
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pancasila
3. Untuk mengetahui pandangan IMF terhadap perekonomian Indonesia
4. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan IMF terhadap Perekonomian Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IMF


Pengertian, Tujuan, dan Sejarah IMF , IMF adalah singkatan
dari International Monetary Fund. IMF adalah organisasi dunia yang bertugas
mengatur sistem keuangan internasional dan menyediakan pinjaman kepada
negara-negara yang membutuhkannya. Sejarah IMF dimulai ketika pertama kali
didirikan pada tanggal 27 September 1945 sebagai bagian dari usaha memperbaiki
kerusakan perekonomian internasional akibat Perang Dunia II. Tujuan IMF adalah
meningkatkan kerja sama moneter internasional, mengembangkan ekspansi dan
pertumbuhan yang seimbang dalam perdagangan internasional, dan meningkatkan
stabilitas kurs Negara anggota. IMF sekarang ini bermarkas di Washington DC,
Amerika Serikat.

LOGO IMF (International Monetary Fund)


IMF bertugas untuk membantu Negara-negara anggota yang mengalami
kesulitan ekonomi dengan cara meminjamkan bantuan dana dengan suku bunga
pinjaman yang ditetapkan. Sebagai syaratnya, negara penerima bantuan pinjaman
diminta mengikuti kebijakan IMF dan Bank Dunia dalam mengatur perekonomian
Negara itu. Misalnya, dengan melakukan privatisasi badan usaha milik Negara
dan menerapkan sistem ekonomi pasar. IniIah yang sering merugikan
perekonomian negara penerima bantuan. Oleh karena itu, sejak reformasi 1998
Indonesia bertekad mengurangi ketergantungan kepada IMF.
Tujuan IMF
Tujuan IMF mulanya untuk menata alat pembayaran (uang) yang nilai
standarnya rusak akibat perang dunia ke-II. Namun, seiring peradaban manusia
yang semakin maju dan semakin kompleks permasalahan perekonomian dunia,
tujuan utama organisasi IMF pun bertambah.Tujuan utama berdirinya IMF terdiri
dari:
 Membantu memperlancar kerja sama melalui perundingan-perundingan
dalam bidang keuangan.
 Membantu memperlancar perdagangan intemasional.
 Membantu memecahkan permasalahan perekonomian negara anggota
sehingga dapat memperluas kesempatan kerja.
 Membantu negara anggota untuk memperbaiki dan mengatasi kesulitan
pembayaran luar negeri melalui pemberian pinjaman.
 Mengusahakan tercapainya stabilitas nilai mata uang (valuta) dan
mewujudkan sistem pembayaran internasional sehlngga dapat mengurangi
hambatan perdagangan antarnegara.
 Membantu mengatasi ketidakseimbangan struktur neraca pembayaran
negara-negara anggota.

2.2 Pengertian Perokonomian Pancasila

Ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang berasaskan nilai dan moral
pancasila. Sistem ekonomi ini menjadi identitas perekonomian Indonesia. Sebutan
lain dari sistem ekonom pancasila adalah sistem demokrasi ekonomi. Di sini
istilah demokrasi ekonomi dan ekonomi pancasila akan digunakan bergantian.
Keduanya dimaknai dalam arti yang mirip satu sama lain. Dalam ekonomi
pancasila terkandung undur demokrasi, maka bisa disebut juga demokrasi
ekonomi.

Pengertian demokrasi ekonomi dapat dideskripsikan sebagai kekuasaan rakyat


melalui pemerintah yang mewakilinya dalam mengelola kegiatan ekonomi.
Ekonomi pancasila menerapkan nilai-nilai pancasila, termasuk demokrasinya pada
sila keempat, sebagai fondasi dari setiap tindakan dan kegiatan ekonomi negara.

Sistem ekonomi pancasila yang diterapkan di Indonesia ini dilihat sebagai tipe
ideal. Bagaimanapun, melihat ekonomi pancasila sebagai tipe ideal lebih relevan
ketimbang realitas. Apakah sistem ekonomi kita benar-benar menerapkan
ekonomi pancasila layak diperdebatkan. Saya langsung saja membahas secara
ringkas pengertiannya untuk membantu pembaca memperoleh pemahaman awal
tentang sistem ekonomi pancasila.

2.3 Pandang IMF terhadap Perekonomian Indonesia


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang telah dilakukan di Desa Saripan
Jepara, Jawa Tengah kemarin memberikan arti sendiri bagi perkembangan
demokrasi di daerah ini. Dibanding pemilihan tahun sebelumnya dimana masih
banyak masyarakat yang tidak memberikan hak pilihnya tahun ini antusias
masyarakat akan pilkadak khususnya di Saripan kini lebih meningkat. Bisa
dibilang Masyarakat Saripan sekarang menjadi melek demokrasi.
Pilkada sebagai alat demokrasi itu sendiri digunakan untuk :
1. Mempertahankan dan mengembangkan sendi-sendi demokrasi di
Indonesia, kita tahu sekarang Indonesia hendak melalui Pilpres 2019 atau
bisa disebut tahun politik yang tentu akan ada banyak isu dan drama
didalamnya. Oleh karena itu mempertahankan sendi-sendi demokrasi
sangatlah penting guna terjaganya integrasi antar masyarakat.
2. Mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
3. tetap tegaknya Pancasila tekhusus pada sila ke empat dan
dipertahankannya UUD 194.

2.4 Permasalahan Pilkada di Desa Saripan


Terdapat beberapa permasalahan Pilkada di Jepara khususnya di Desa
Saripan mulai dari hal yang kecil hingga besar bahkan diantaranya ada yang
mencoreng demokrasi didalam keberlangsungan Pilkada itu sendiri. Permasalahan
itu diantaranya seperti:
1. Sebelum Pemilihan
a. Adanya iming-iming (black campaign) dari salah satu paslon agar dapat
dipilih, salah satu paslon memberikan uang didalam amplop yang ditaruh didepan
rumah lengkap dengan foto paslon didalamnya, hal ini jelas sudah menciderai
demokrasi yang hendak ditunjukkan dalam pilkada
b. Curi start kampanye, meskipun belum saatnya untuk melakukan kampanye
namun spanduk berisikan dukungan untuk salah satu paslon sudah bejejer rapi di
sekitar daerah Saripan.
c. Kampanye negatif seperti menjatuhkan citra salah satu paslon dengan berita
hoaks, dan menghembuskan isu korupsi yang akhirnya menggiring opini
masyarakat untuk percaya.
2. Saat dan Setelah Pemilihan
a. Keterbatasan anggota panwas guna mengontrol hasil perhitungan, panwas (
panitia pengaawas) yang hadir tidak lebih dari 2 orang yang akhirnya membuat
proses penghitungan sedikit terhambat
b. Keberpihakan anggota Panwaslu kepada salah satu pasangan calon, saat
proses penghitungan anggota panwas terlihat lesu bila paslon a mendapatkan
suara namun sebaliknya bila paslon b yang mendapat suara.
c. Banyaknya suara yang tidak sah, hal ini menandakan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai proses pemilihan yang benar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pilkada di desa Saripan menjadi cerminan bahwa masyarakat Indonesia
mulai sadar akan arti berdemokrasi. Namun disisi lain masyarakat banyak terjebak
kepada ketidaktahuan esensi demokrasi itu sendiri. Bagi masyarakat, sekarang
demokrasi dijadikan sebuah tujuan, padahal menurut pikiran umum demokrasi
hanya sekedar alat untuk mencapai tujuan. Pemahaman masyarakat yang
demikian itulah yang menyebabkan pemilukada dijadikan obyek untuk mengeruk
keuntungan materiil bagi masyarakat dan kemenangan bagi yang pihak calon
pemimpin daerah. Kecenderungan ini sekarang sudah menjadi budaya demokrasi
di tengah-tengah masyarakat kita.
Sudah menajadi kewajiban kita bersama untuk memperbaiki keadaan ini,
dengan menuntut paritisipasi aktif seluruh golongan, seperti LSM, mahasiswa,
pers dan sebagainya, sebagai tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas
demokrasi di Indonesia. Pada dasarnya demokrasi tidak dapat dijadikan alat untuk
mencapai kekuasaan, tetapi menjadi sarana untuk menjaga amanah bagi
kesejahteraan rakyat.

B. Saran
Beberapa hal dapat diperjuangkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pertama, memperkuat kesadaran masyarakat tentang demokrasi..
Kedua, optimalisasi peranan pers sebagai penggalang opini. Pers
merupakan salah satu pilar bagi perwujudan demokrasi. Oleh karena itu,
diharapkan agar pers senantiasa kritis dan menjaga perannya sebagai kekuatan
penyeimbang..
Ketiga, menegakkan hukum dengan seadil-adilnya, terkhusus pada
pelanggaran Pilkada. Segala upaya yang dilakukan dan segala peraturan yang
dibentuk tanpa dibarengi penegakan hukum yang baik, akan berjalan sia-sia.

DAFTAR PUSTAKA

http://pengertianahli.id/2015/02/imf-pengertian-tujuan-dan-sejarah-imf.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_daerah_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai