Anda di halaman 1dari 27

Makalah Struktur dan Fungsi Sel

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Sully Millena (RSA1C417004)


2. Bela Mustika (RSA1C417006)
3. Fitri Rohani (RSA1C417009)
4. Nadya Puspita Sari (RRA1C415018)

MATA KULIAH :

Fisiologi Hewan

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Dra. Asni Johari , M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaniirahiim

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, tuhan pemberi
segala nikmat , rahmat, hidayah, ma’unah , ilmu, dan kemampuan, maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Struktur dan Fungsi Sel ”. Tak
lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Makalah yang kami buat ini, diharapkan dapat meningkatkan ilmu para
pembaca dalam mengenal lebih dalam mengenai struktur dan fungsi sel .

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempuranaan
makalah ini. Agar kami dapat lebih mencapai kemajuan dari sebelumnya dalam
hal yang sama.

Selanjutnya, kami berharap makalah yang dibuat ini mendapat ridha Allah
dan bermanfaat, khususnya bagi para pembaca di kalangan pelajar maupun
masyarakat.

Jambi, 08 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Struktur Dan Fungsi Organela Sel ............................................ 3


B. Sifat Fisika Dan Kimia Protoplasma ......................................... 7
C. Metabolisme Sel ........................................................................ 9
D. Membran Biologis Dan Perannya Dalam Transpor Zat ............ 15
E. Struktur Mosaik Cair Membran Sel .......................................... 16
F. Transpor Pasif Dan Aktif ............................ .............................. 18

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan suatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang
didalamnya terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel
(sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau
nukleoplasma. Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan (tidak dapat dibagi-bagi lagi). Sel sendiri merupakan
unit terkecil penyusun makhluk hidup (dilihat secara struktural). Secara
fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan
kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi), kemudian membentuk organisme.
Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Selain itu sel
juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat- sifat makhluk hidup
maka sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Segala hal
tersebut tidak terlepas dari fungsi organel-organel sel itu sendiri.
Semakin pesatnya perkembangan zaman membuat segala bidang
mengalami perkembangan yang pesat, khususnya bidang ilmu pegetahuan. Segala
teori mengenai sel, baik struktur, fungsi, dan organel yang terdapat didalamnya
pun menjadi semakin jelas. Telah disebutkan bahwa dalam sitoplasma terdapat
bangunan-bangunan yang pada mulanya belum diketahui fungsinya. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan maka telah diketahui beberapa bangunan dalam
sitoplasma yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri yang berguna untuk kehidupan
sel dan fungsi sel.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembuataan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa struktur dan fungsi organela sel ?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia protoplasma ?
3. Apa itu metabolisme sel ?
4. Apa saja membran biologis dan perannya dalam transpor zat ?
5. Bagaimana struktur mosaik cair membran sel ?
6. Apa itu transpor pasif dan aktif ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi organela sel
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia protoplasma
3. Untuk mengetahui metabolisme sel
4. Untuk mengetahui membran biologis dan perannya dalam transpor zat
5. Untuk mengetahui struktur mosaik cair membran sel
6. Untuk mengetahui transpor pasif dan aktif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Dan Fungsi Organela Sel


1. Pengertian Sel
Selkata latin cella. Berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert Hooke,
pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tsb).
 Sel merupakansuatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang
didalamnya terdapat cairan (protoplasma).
 Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di
dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan (tidak dapat dibagi-bagi lagi). merupakan unit terkecil penyusun
makhluk hidup .Secara fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi
kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi)
kemudian membentuk organisme. Sel berkembang biak dengan cara membelah
diri (secara mitosis). Selain itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi
penentu sifat-sifat makhluk hidup maka sifat makhluk hidup dapat
diwariskankepada keturunannya.
2. Macam – macam Organel Sel beserta Fungsi
a. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua
molekul dapat melalui membran sel. Komponen penyusun membran sel antara
lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan
ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar
dapat masuk ke dalam sel.
b. Mitokondria
Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan membran
dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran.
Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk memperluas
bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih
efektif. Pada bagian membran dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi
sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat respirasi
aerob.
c. Ribosom
Ribosom merupakan organel pen-sintesis protein. Ribosom sering
menempel satu sama lain membentuk rantai yang disebut poliribosom atau
polisom. Antar unit ribosom diikat oleh mRNA.
d. Aparatus Golgi
Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung pipih,
berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak
ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti (DNA/RNA),
serta membentuk dinding dan membran sel. Badan Golgi (disebut juga aparatus
Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan
fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan
memiliki hingga ratusan badan Golgi.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi menyebutkan beberapa fungsi
badan golgi antara lain:
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-
sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.

3) Membentuk dinding sel tumbuhan.

4) Tempat untuk memodifikasi protein.

5) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel.

6) Untuk membentuk lisosom.

7) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.

e. Sentrosom dan Sentriol


Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole yang
berbentuk seperti bintang. Sentriol berbentuk seperti tabung dan disusun oleh
mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel.
Sentrosom yang berperan dalam proses pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis)
dengan membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik
kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
f.Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di
seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum
diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1) RE kasar (REK)
Dipermukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar
adalah sebagai tempat sintesis protein.
2) RE halus (REH)
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.
3) RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan
kontraksi otot.
g. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik
asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun
sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah
endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel
melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi
tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang
tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel
hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian,
fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (endosom lanjut).
h. Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)
Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang
disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai
‘kerangka’ sel karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel.
Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan
yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat
pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam
proses pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan
contoh peran dari mikrofilamen.
B. Sifat Fisika Dan Kimia Protoplasma
Sifat Fisika protoplasma
a. Sistem koloid
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar. Cairan sel berupa koloid dengan ukuran 0,0001-1 mikron. Dengan
adanya sistem koloid ini memungkinkan sitoplasma mengalami perubahan
kepekatan yaitu fase sol dan fase gel dan sebaliknya.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terus menerus dari suatu partikel zat cair
ataupun gas, artinya partikel-partikel ini tidak pernah dalam keadaan stasioner
atau sepenuhnya diam. Hal ini, pertama kali dibuktikan dan dicetuskan oleh
Robert Brown seorang botanis Skotlandia pada tahun 1827. Molekul-molekul
dalam protoplasma selalu dalam keadaan bergerak. Gerakannya secara bebas dan
acak tidak menentu, hal ini biasa disebut dengan gerak brown. Gerak brown
dipenaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, maka gerakannya semakin cepat.
c. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang
cukup besar. Efek Tyndall ditemukan oleh John Tyndall(1820-1893), seorang ahli
fisika Inggris. Efek tyndall terjadi karena adanya gerak Brown. Adanya gerak
Brown akan menyebabkan adanya pemantulan cahaya yang mengenai sistem
koloid.
d. Siklosis
Siklosis adalah suatu gerakan protoplasma yang berupa aruas melingkar
(rotasi). Yaitu gerak aliran sitoplasma pada tumbuhan. Gerak ini terjadi karena
dipangaruhi oleh tekanan, suhu, PH, dan kekentalan. Gerak siklosis dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Sirkulasi yaitu aliran plasma yang arah pergerakannya lebih dari satu arah
tanpa pola tertentu.
2) Rotasi yaitu aliran plasma yang bergerak ke satu arah dan bergerak
sepanjang dinding sel.
e. Difusi dan Osmosis
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke bagian yang berkonsentrasi
rendah (hipotonis). Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut
gradien konsentrasi.
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Dengan kata lain
osmosis adalah perpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
rendah (hipotonis) ke bagian yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis).
C. Metabolisme Sel
Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah
sel yang merupakan unit kehidupan yang terkecil. Metabolisme adalah proses-
proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup atau sel. Metabolisme
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Anabolisme atau Asimilasi atau Sintesis
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi
senyawa kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
2. Katabolisme atau Dissimilasi
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa sumber. Bila
pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses
respira, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
a. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh :

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + 6H2O + 688KKal→ (glukosa)

b. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob. Namun demikian,dapat juga terjadi respirasi aerob terhambat pada
sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses
fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya
adalah respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat
atau asam susu dan fermentasi alkohol.
Contoh :
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) → (etanol)

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam


laktat atau asam susu dan fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah
asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya : C6H12O6 → 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya :
1. Glukosa → asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C6H12O6 → 2
C2H3OCOOH + Energi 2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2. C2H3OCOOH + 2 NADH2 → 2 C2H5OCOOH + 2 NAD. (piruvat
dehidrogenasa)
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP − 2 NADH2 = 8 -2(3 ATP) = 2 ATP.
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena
asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah
menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul
glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) → asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat + asampiruvat → asetaldehid + CO2 → piruvat
dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 → 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase-enzim.
Ringkasan reaksi : C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam
cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali
lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi: aerob C6H12O6 → 2 C2H5OH → 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa)
bakteri asam cuka asam cuka.

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :
1. Glikolisis : peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat –
Fruktosa
2. 1,6 difosfat
3. fosfogliseral dehid (PGAL) atau Triosa fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat
2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa
2. Daur Krebs : Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
merupakan
pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

3. Transpor elektron respirasi : Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion
H+ yang dibawa sebagai NADH2(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2,
sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan
dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh


melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan
hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai


berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis : Glukosa → 2 2 NADH 2 ATP
asam piruvat

2. Siklus Krebs : 2 asetil


8 NADH 2 ATP
piruvat → 2 asetil KoA + 2
CO2
3. Rantai transnpor 30 ATP 2 FADH2
elektron respirator : 10
NADH + 502 → 10
NAD+ + 10 H20

D. Membran Biologis Dan Perannya Dalam Transpor Zat


Hewan selalu melakukan atau mengalami pertukaran zat dengan
lingkungannya. Hewan bersel satu , contohnya amoeba ,
menyelenggarakan proses pertukaran gas , menyerap makanan, dan
mengeluarkan zat - zat sisa melalui seluruh permukaan tubuhnya .
Berbagai aktivitas tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan komposisi
zat antara didalam dan diluar sel . Perbedaan komposisi tersebut
mendorong terjadinya lalu lintas berbagai macam zat dari dalam keluar sel
, atau sebaliknya .
Pada hewan multisel yang kompleks , proses-proses tersebut
berlangsung pada jaringan dan organ khusus . Untuk memperoleh
gambaran yang mudah mengenai organ khusus tersebut , perhatikanlah
fungsi jaringan atau organ berikut . Sel epitel insang memiliki fungsi
khusus untuk transpor gas dan ion , paru – paru dikhususkan untuk
pertukaran gas O2 dan CO2 , sistem pencernaan digunakan untuk
mencerna dan menyerap sari makanan , dan ginjal digunakan untuk
mengelluarkan zat – zat sisa .
Sejumlah sel mempunyai tugas khusus untuk mengikat zat tertentu
dan menghasilkan senyawa khusus , antara lain sel kelenjar yang
menghasilkan hormon . Contoh untuk sel khusus semacam itu ialah sel
kelenjar tiroid (kelenjar gondok) , yang mempunyai kemampuan unik ,
yaitu mengikat iodium dan menghasilkan hormon tiroksin. Iodium dari
darah akan masuk kedalam kelenjar gondok dengan melintasi membran sel
kelenjar. Sebaliknya , pengeluaran hormon tiroksin dari kelenjar gondok
juga harus melintasi membran sel .
Memperhatikan uraian diatas maka jelas bahwa dalam tubuh
hewan selau terjadi perpindahan zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian
lain , melalui suatu pembatas . Pembatas yang dimaksud dapat berupa
struktur yang kompleks , misalnya kulit , atau struktur sederhana berupa
selaput tipis , seperti dinding kapiler darah dan selaput alveoli paru – paru
, atau bahkan berupa membran sel . Untuk masuk kedalam sel , suatu zat
harus dapat menembus membran sel atau membran plasma . Membran
plasma disebut juga plasmalema . Membran sel memiliki susunan unik
yang sering dilukiskan dengan model mozaik cair.

E. Struktur Mosaik Cair Membran Sel


Membran sel berfungsi sebagai barier semipermeabel yang
memungkinkan molekul yang berukuran kecil dapat keluar masuk ke
dalam sel . Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel
menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utama adalah fosfolipid,
yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor
nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar
membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada
bagian dalam dan luar membran.

Fungsi Membran Sel yaitu :

1. Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa


kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma.
Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain
itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen
yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat
penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat
berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat
bekerja sama.
2. Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu


sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin
pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.

3. Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu


sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk
ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini
memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari
yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.

4. Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel


terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran
sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan).
Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan
berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.

5. Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme


multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain,
berikatan dan saling bertukar materi dan informasi

6. Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam


dua arah seperti gula, asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan
produk limbah metabolism meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk
respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur
konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara
mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane
plasma. Meskipun lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel
itu bersifat selektif permeable (membrane hanya dapat dilewati oleh ion
dan molekul polar tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul
air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara
sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan
ion kecil dan menolak yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi
bergerak melintasi membrane pada laju yang berbeda.

Model Membran Mosaik Cair

F. Transpor Pasif Dan Aktif


Transpor aktif adalah contoh yang baik dari proses dari sel yang
membutuhkan energi. Contoh transpor aktif termasuk penyerapan glukosa
di usus pada manusia dan penyerapan ion mineral ke dalam sel-sel rambut
akar tanaman. Transpor pasif adalah gerakan biokimia dan zat atom atau
molekul lain pada membran sel. Tidak seperti transpor aktif, tidak
memerlukan masukan energi kimia, yang didorong oleh pertumbuhan
entropi sistem.
Tingkat transpor pasif tergantung pada permeabilitas membran sel,
yang, pada gilirannya, tergantung pada organisasi dan karakteristik
membran lipid dan protein. Empat jenis utama transportasi pasif adalah
difusi, difusi difasilitasi, filtrasi dan osmosis.
Istilah-istilah berikut ini digunakan unuk menggambarkan
pergerakan zat ke dalam, keluar, dan di antara sel:
1. Pergerakan zat dapat terjadi melewati membran permeabel selektif
(seperti membran plasma). Membran permeabel selektif hanya
melewatkan zat-zat tertentu saja.
2. Zat, yang gerakannya sedang dijelaskan, mungkin berupa air (pelarut)
atau zat yang dapat larut dalam air (zat terlarut).
3. Pergerakan zat dapat terjadi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
(menuruni landaian konsentrasi) atau arah yang berlawanan (menaiki
atau melawan landaian konsentrasi).
4. Konsentrasi-konsentrasi larutan beragam. Larutan dapat bersifat
hipertonik (mempunyai konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi),
hipotonik (mempunyai konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah) atau
isotonik (mempunyai konsentrasi zat-zat terlarutnya sama) dibandingkan
dengan daerah-daerah lain.

Contoh transpor aktif primer, di mana energi dari hidrolisis ATP secara
langsung digabungkan dengan gerakan suatu zat tertentu melintasi membran
independen.

Difusi adalah contoh transpor pasif.


Proses transpor pasif
Transport pasif menggambarkan pergerakan zat menuruni landaian
konsentrasi dan tidak membutuhkan konsumsi energi.
1. Aliran besar (bulk flow) adalah pergerakan kolektif zat ke arah yang sama
sebagai tanggapan terhadap suatu gaya, seperti tekanan. Darah yang
mengalir melewati pembuluh darah adalah salah satu contoh aliran besar.
2. Difusi sederhana atau difusi adalah pergerakan bersih zat dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Pergerakan
ini terjadi sebagai akibat dari sifat-sifat gerakan semua molekul (atom atau
ion) yang acak dan terus-menerus, dan bebas dari gerakan molekul yang
lain. Karena pada suatu waktu, beberapa molekul dapat bergerak melawan
landaian konsentrasi dan beberapa molekul lain bergerak menuruni
landaian konsentrasi (ingat bahwa gerakan ini acak), kata “bersih”
digunakan untuk untuk menunjukkan hasil akhir gerakan secara
keseluruhan. Jika terdapat perbedaan konsentrasi, maka molekul (yang
selalu bergerak) lama-kelamaan akan disebarkan secara merata (mencapai
titik keseimbangan).
3. Osmosis adalah difusi molekul air melewati membran permeabel selektif.
Ketika air memasuki suatu badan melalui osmosis, tekanan hidrostatik
(tekanan osmosis) dapat menumpuk di dalam badan itu.
4. Dialisis adalah difusi zat terlarut melewati membran permeabel selektif.
5. Difusi dipermudah adalah difusi zat terlarut melalui protein saluran dalam
membran plasma. Perhatikan bahwa air dapat melewati membran plasma
dengan bebas tanpa bantuan protein-protein tertentu.

Proses transpor aktif


Transport aktif adalah gerakan zat terlarut melawan landaian konsentrasi
dan membutuhkan pelepasan energi (biasanya ATP). Transport aktif biasanya
dicapai melalui satu dari dua mekanisme berikut ini:

1. Protein transport dalam membran plasma memindahkan zat terlarut seperti


ion-ion kecil (Na+, K+, Cl-,H+), asam amino, dan monosakarida.
2. Vesikula atau badan-badan lain dalam sitoplasma memindahkan molekul-
molekul makro atau partikel-partikel besar melewati membran plasma. Jenis-
jenis transport vesikula meliputi:
a) Eksositosis, menggambarkan proses vesikula bergabung dengan
membran plasma dan melepaskan isinya ke bagian luar sel. Proses ini
umum terjadi ketika sel menghasilkan zat untuk dibawa keluar sel
b) Endositosis, menggambarkan penangkapan zat di luar sel ketika
membran plasma bergabung untuk menelannya. Zat tersebut secara
berurutan memasuki sitoplasma yang terbungkus di dalam vesikula. Ada
tiga macam endositosis:
1) Fagositosis (“sel makan”) terjadi ketika material yang tidak bisa larut
memasuki sel. Membran plasma menelan material padat, membentuk
vesikula fagosit.
2) Pinositosis (“sel minum”) terjadi ketika membran sel menekuk ke
dalam membentuk terowongan yang memungkinkan zat terlarut
memasuki sel. Ketika terowongan ini menutup, cairan tersebut
berputar-putar di dalam vesikula pinositik.
3) Endositosis yang diperanatarai reseptor (receptor-mediated
endocytosis) terjadi ketika molekul tertentu di dalam cairan sekitar sel
terikat pada reseptor tertentu di dalam membran plasma. Seperti pada
pinositosis, membran plasma menekuk ke dalam dan diikuti
pembentukan vesikula. Hormon tertentu mampu memilih sasaran sel
tertentu dengan endositosis yang diperantarai reseptor.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masing-masing organel memiliki fungsi utama sebagai berikut,
dinding sel berfungsi untuk melindungi dan menguatkan sel,
membrane plasma berfungsi menjaga stabilitas kondisi sel dari
lingkungan eksternal, sitoplasma berfungsi sebagai media untuk
reaksi-reaksi kimiawi (sintesis protein, respirasi, metabolisme, dll),
nucleus berfungsi sebagai pusat kendali seluruh kegiatan sel,
mitokondria berfungsi sebagai organ respirasi, reticulum
endoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan lemak,
lisosom berfungsi mencerna dan menguraikan makromolekul,
ribosom berfungsi dalam perakitan asam amino menjadi protein,
apparatus golgi berperan dalam proses pengeluaran (ekskresi),
sentriol berperan dalam proses pembelahan sel, vakuola merupakan
termpat menyimpan cadangan makanan dan zat lain, dan plastida
berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis.
2. Sifat Fisika protoplasma yaitu , sistem koloid , gerak brown , efek
tyndall , siklosis , disfusi dan osmosis . Secara kimiawi , komponen
penyusun protoplasma yang terbesar ialah air .
3. Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh
sebuah sel yang merupakan unit kehidupan yang terkecil
4. Dalam tubuh hewan selau terjadi perpindahan zat dari bagian tubuh
yang satu ke bagian lain , melalui suatu pembatas . Pembatas yang
dimaksud dapat berupa struktur yang kompleks , misalnya kulit ,
atau struktur sederhana berupa selaput tipis , seperti dinding kapiler
darah dan selaput alveoli paru – paru , atau bahkan berupa
membran sel . Untuk masuk kedalam sel , suatu zat harus dapat
menembus membran sel atau membran plasma . Membran plasma
disebut juga plasmalema . Membran sel memiliki susunan unik
yang sering dilukiskan dengan model mozaik cair.
5. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel
menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer.
(disebut sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utama
adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar
(hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini
tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang
diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar
membran.
6. Transpor aktif adalah contoh yang baik dari proses dari sel yang
membutuhkan energi. Contoh transpor aktif termasuk penyerapan
glukosa di usus pada manusia. Transpor pasif adalah gerakan
biokimia dan zat atom atau molekul lain pada membran sel.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arwin dan Tri Jalmo. 2002. Biologi Umum. Bandar Lampung:

Universitas Lampung

Campbell Dan Reece. 2008. Biology edisi 8. Jakarta: Erlangga

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Juwono. 2002. Biologi Sel. Jakarta : EGC

Kartolo, S, W. 1990. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan . Bandung: Fakultas MIPA


ITB

Lumowa, Sonja Verra Tinneke. 2016. Biologi sel. Universitas Muhammadiyah

Malang

Subowo. 2012. Biologi Sel. Bandung: CV Angkasa

Anda mungkin juga menyukai