Anda di halaman 1dari 7

ii

Maspari Journal 03 (2011) 51-57

http://masparijournal.blogspot.com

Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii


dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda
di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Tri Wijayanto, Muhammad Hendri, Riris Aryawati


Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Indralaya Indonesia

Received 25 January 2011; received in revised form 08 April 2011;


accepted 15 June 2011

ABSTRACT
Research on Growth Studies Seaweed (Eucheuma cottonii) with Various Different
Planting Methods on Kalianda Strait, South Lampung" was done March until April 2010. The
aim of this research ware to know and analyze the ratio of floating raft method, long line
method, and off-bottom method to growth from Eucheuma cottonii covering as follows : growth
rate; growth relative; and weight accretion. The data obtained were analyzed using parametric
statistics with more than two different test groups (One Way ANOVA) and continued with LSD
test on α = 5% level if data was significantly affected. The results of showed that the floating
raft method is more effective than other farming methods. The highest growth rate of
Eucheuma cottonii on the floating raft method amounted to 48.40% gr / day. As the same with
highest growth relative was found in the floating raft method amounted to 1.569 g and weight
accretion of highest on the method of long line of 122.39 gr.

Key Words : Seaweed Farming Method, Eucheuma cottonii,

ABSTRAK
Penelitian mengenai Studi Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cotonii) dengan
berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan telah
dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2010. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
dan menganalisis perbandingan metode budidaya rakit apung (floating raft method), rawai
panjang (long line method), dan lepas dasar (off-bottom method) terhadap pertumbuhan
Eucheuma cottonii melalui pengukuran : laju pertumbuhan; pertumbuhan nisbi/relatif, dan
pertambahan berat. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik parametrik dengan
uji beda lebih dari dua kelompok (One Way Anova) dan apabila berpengaruh nyata maka diuji
lanjut dengan uji LSD pada taraf α = 5%. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa
metode budidaya rakit apung lebih efektif dibanding dengan metode budidaya lainnya. Laju
pertumbuhan tertinggi Eucheuma cottonii didapatkan pada metode rakit apung sebesar 48,40
%gr/hari. Pertumbuhan nisbi/relatif tertinggi didapatkan pada metode rakit apung sebesar
1,569 gr dan pertambahan berat tertinggi didapatkan pada metode long line sebesar 122,39 gr.

Kata Kunci : Metode Budidaya Rumput Laut, Eucheuma cottonii

I. PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah


satu jenis tanaman tingkat rendah dalam
Negara kepulauan Indonesia golongan ganggang yang hidup di air
memiliki perairan pantai yang baik dan laut. Rumput laut merupakan salah satu
posisi strategis serta berpeluang sebagai komoditas laut yang memiliki nilai
pusat perdagangan komoditi perikanan ekonomis cukup tinggi. Indonesia
karena berada pada posisi persilangan memiliki luas area untuk kegiatan
dua benua. budidaya rumput laut seluas 1.110.900
ha, tetapi pengembangan budidaya

Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62711581118


E-mail address: masparijournal@gmail.com
Copy right © 2011 by PS Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI, ISSN: 2087-0558
52 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

rumput laut baru memanfaatkan lahan penyakit ice-ice, cuaca, perubahan atau
seluas 222.180 ha (20% dari luas areal penurunan kualitas lingkungan
potensial) (Diskanlut Sulteng dan LP3L budidaya, serta kualitas SDM yang
TALINTI, 2007). rendah.
Salah satu jenis rumput laut Pembudidaya rumput laut di
yang dibudidayakan oleh masyarakat Lampung Selatan sampai saat ini masih
adalah Eucheuma cottonii (Kappaphycus belum banyak mengetahui dan
alvarezii). Jenis ini banyak memahami metode-metode dan
dibudidayakan karena teknologi teknologi budidaya rumput laut yang
produksinya relatif murah dan mudah baik secara efisien dan efektif dalam
serta penanganan pasca panen relatif pengembangan budidaya rumput laut.
mudah dan sederhana. Selain sebagai Metode budidaya rumput laut
bahan baku industri, rumput laut jenis yang dimaksud dalam penelitian ini
ini juga dapat diolah menjadi makanan difokuskan pada perbandingan metode-
yang dapat dikonsumsi langsung. metode budidaya rumput laut Eucheuma
Salah satu Kabupaten di cottonii yang telah direkomendasikan
Propinsi Lampung yang memiliki oleh Direktorat Jenderal Perikanan,
wilayah pesisir yang cukup luas dan meliputi: metode lepas dasar, metode
potensial adalah Kabupaten Lampung apung (rakit), metode long line.
Selatan, meliputi pantai barat dan timur Penelitian ini untuk mengetahui dan
Teluk Lampung. Kabupaten ini menganalisis perbandingan ketiga
memiliki wilayah pesisir seluas 1.997 metode budidaya rumput laut tersebut
2
km (Pemerintah Kabupaten Lampung terhadap pertumbuhan rumput laut
Selatan, 1999) dengan berbagai variasi Eucheuma cottonii meliputi laju
pertumbuhan, pertambahan berat, dan
geomorfologis pesisir, mulai dari
kawasan perbukitan hingga pantai yang pertumbuhan nisbi/relatif. Sehingga
landai. Kabupaten Lampung Selatan penelitian ini diharapkan dapat
menyimpan potensi sumber daya memberikan kontribusi berupa sumber
informasi dalam usaha menunjang
kelautan, baik hayati ataupun non-
hayati yang cukup menjanjikan untuk pengembangan budidaya rumput laut
dikelola. Eucheuma cottonii dengan metode
Budidaya rumput laut di budidaya yang berbeda di Perairan
Lampung Selatan menemui kendala Kalianda, Lampung Selatan.
atau hambatan sehingga dapat
menurunkan hasil panen. Kendala yang II. METODOLOGI
umum dialami oleh pembudidaya di
Penelitian budidaya rumput
Kabupaten Lampung Selatan antara lain
adalah pemahaman pembudidaya laut Eucheuma cottonii dilaksanakan
tentang teknik budidaya yang benar pada Bulan Maret - April 2010 di
masih kurang, mutu produk masih Perairan Kalianda, Lampung Selatan.
kurang diperhatikan dan yang paling
dominan adalah masalah harga, dimana Alat dan Bahan
harga ditentukan oleh pembeli atau Bahan rumput laut yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
pengumpul. Selain itu, penanganan
hama rumput laut yang kadang tidak bibit Eucheuma cottonii yang berasal dari
tepat sehingga hama dapat menyebar hasil budidaya yang berada di Perairan
dan menyerang seluruh areal produksi, Kalianda, Lampung Selatan. Bibit yang
53 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

digunakan dibersihkan dari biota epifit


yang mengganggu, kemudian dipilih
bibit yang berkualitas baik. Selanjutnya
bibit ditimbang 50 gr pada tiap
rumpunnya (Sahabuddin dan Tangko,
2008).

Kerangka dan Metode budidaya


rumput laut.
Gambar 1. Metode Rakit Apung (Floating
Sesuai dengan metode budidaya
Raft Method) ( Hasil rekayasa dan ilustrasi
yang diteliti, kerangka budidaya terdiri
peneliti)
dari kerangka rakit, kerangka rawai
panjang (long line), dan kerangka lepas
Metode Long Line
dasar.
Bibit ditanam pada media tali
panjang (tali ris) dengan panjang tali 25
Metode Rakit Apung
meter dengan 2 batang kayu pancang
Rakit yang digunakan
sebagai patok dan pengganti jangkar,
berukuran 2,5 x 2,5 meter, terbuat dari
sebagai pelampung botol plastik 500 ml.
bahan bambu ukuran diameter 8 – 10
pada tali ris diikatkan tali anak
cm. Untuk membuat satu buah rakit
sebanyak 100 titik dengan jarak antara
memerlukan 4 buah bambu ukuran
tali anak satu dengan yang lain berjarak
panjang 3 meter, untuk membentuk
25 cm. botol pelampung diikatkan pada
persegi empat (rangka utama), dan 4
tali ris sepanjang setiap 2,5 meter. Jadi
buah kayu bulat berukuran diameter 3
pada tali sepanjang 25 meter digunakan
cm dan berukuran panjang 50 cm, untuk
botol pelampung sebanyak 10 botol
kaki – kaki pengikat (patok) pada kedua
pelampung.
sudut rakit yang behadapan.
Sesuai dengan metode, pada
kedua sisi rakit sepanjang 2,5 m
diikatkan tali ris sepanjang 2,5 m
sebanyak 10 tali ris, dengan jarak antara
tali ris yang satu dengan yang lain 25
cm. kemudian pada setiap tali ris
diikatkan tali anak sebanyak 10 titik
sehingga jumlah total nya 100 titik. Pada
tali anak itu akan diikatkan bibit rumput
Gambar 2. Metode Tali Panjang (Long Line
laut dengan ikatan simpul hidup yang
Method) (Hasil rekayasa dan ilustrasi
bertujuan agar mempermudah dalam peneliti)
monitoring dan evaluasi pertumbuhan
rumput laut. Metode Lepas Dasar
Sesuai dengan metodenya,
kerangka dasar ditempatkan dekat
dasar perairan dengan menggunakan
tali tunggal sepanjang 25 meter. Metode
tali tunggal lepas dasar dilakukan
dengan cara mengikat bibit rumput laut
pada tali anak yang telah diikatkan pada
54 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

tali ris, yang kemudian direntangkan Laju Pertumbuhan


dekat dasar perairan (± 30 cm dari dasar Penentuan laju pertumbuhan
perairan) dengan cara tali ris direntang rumput laut diukur pada setiap minggu
kemudian diikat pada patok yang telah (sampling) pengamatan (± 42 hari)
disiapkan. Jarak pengikatan bibit dengan menggunakan rumus menurut
rumput laut yang satu dengan yang lain (Atmadja, dkk, 1996) sebagai berikut :
berjarak 25 cm. Metode lepas dasar ini
secara teknis hampir sama dengan  1

metode long line, hanya lokasi   Wn  n 
penempatannya saja yang berbeda.
G= 
 Wo  − 1 x 100%
 
Keterangan :
G = Laju Pertumbuhan (% gr/minggu)
Wn = Bobot Rata-rata Akhir (gr)
Wo = Bobot Rata-rata Awal (gr)
n = Waktu Pengujian

Pertumbuhan Nisbi/Relatif
Penentuan pertumbuhan
Gambar 3. Metode Lepas Dasar (Off-
bottom Method) (Hasil rekayasa dan
nisbi/relatif rumput laut yang diukur
ilustrasi peneliti) pada setiap minggu menurut Effendie
(2003) sebagai berikut: (sampling)
Monitoring dan Evaluasi Pertumbuhan pengamatan selama enam minggu (± 42
Rumput Laut hari) dengan rumus umum
Monitoring atau pemantauan
lokasi budidaya rumput laut bertujuan Wt – Wo
h=
untuk mengamati lokasi budidaya
Wo
terutama rumput laut terhadap hal-hal
yang dapat mengganggu aktivitas dan
Keterangan:
pertumbuhan rumput laut. Evaluasi
h = Pertumbuhan Nisbi/relatif (gram)
pertumbuhan bobot rumput laut
Wt = Berat setelah t hari (gram)
bertujuan untuk mengetahui
Wo = Berat awal (gram)
pertumbuhan rumput laut setiap
minggu. Rumpun rumput laut
Parameter kualitas perairan
dievaluasi pertumbuhannya per metode
Pengukuran parameter kualitas
budidaya melalui penimbangan
perairan dilakukan secara fisika dan
bobotnya. Pada setiap unit budidaya
kimia dan dilakukan satu kali selama
rakit dan long line diambil sebanyak 100
pengamatan pertumbuhan rumput laut
rumpun sedangkan pada unit lepas
Eucheuma cottonii. Pengukuran secara
dasar diambil sebanyak 100 rumpun
fisika, meliputi : suhu, kecepatan arus,
secara acak dan dilakukan penimbangan
kedalaman dan kecerahan dilakukan di
berat. Kegiatan ini dilakukan setiap satu
lokasi budidaya rumput laut Eucheuma
minggu sekali selama 6 minggu
cottonii. Pengukuran parameter kimia,
penelitian.
meliputi : salinitas, oksigen terlarut
(DO), dan derajat keasaman (pH).
55 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

Data Statistik Pertumbuhan Rumput lokasi penelitian dapat dikatakan berada


Laut dalam batas yang kisaran yang layak
Data pertumbuhan rumput laut untuk pertumbuhan rumput laut
Eucheuma cotonii dan data parameter Eucheuma cotonii.
kualitas perairan Kalianda yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 3. Rata-rata Pengukuran Rumput
Adapaun pada analisis ini Laut Metode Rakit apung
menggunakan statistik parametrik
dengan uji beda lebih dari dua
kelompok (One Way Anova) pada taraf α
= 5 %. Semua uji statistik menggunakan
SPSS PC + Var 15.0.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Parameter Kualitas Air Perairan


Tabel 4. Rata-rata Pengukuran Rumput
Kalianda
Laut Metode Long Line

Karakteristik fisik perairan


berperan penting dalam menentukan Tabel 5. Rata-rata Pengukuran Rumput
kesesuaian wilayah untuk budidaya Laut Metode Lepas Dasar
rumput laut dan saling berkaitan,
dimana penelitian ini dilakukan melalui
pendekatan ekologi untuk
melaksanakan budidaya rumput laut di
wilayah perairan Kalianda Lampung
Selatan. Organisme laut memiliki syarat-
syarat lingkungan agar dapat hidup dan
tumbuh dengan baik. Semakin sesuai
kondisi lingkungan perairan maka akan
semakin baik pertumbuhan suatu
Berdasarkan hasil penelitian
organisme. Rumput laut merupakan
diketahui bahwa metode penanaman
salah satu organisme laut yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan
membutuhkan habitat lingkungan
nisbi dan laju pertumbuhan rumput
untuk tumbuh dan berkembang biak.
laut. Berat basah rumput laut saat
Rumput laut Eucheuma cottonii
pengamatan menunjukkan peningkatan
memerlukan habitat lingkungan
dari minggu ke-1 sampai minggu ke-6,
perairan tertentu untuk kelangsungan
hal ini diduga karena faktor-faktor
pertumbuhannya. Dari hasil
parameter lingkungan perairan lokasi
pengukuran parameter kualitas air pada
56 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

penelitian yang mendukung baik secara kandungan nutrisi pada air laut dan
fisika maupun kimia serta biologi. akan mempermudah penyerapan nutrisi
Faktor-faktor parameter perairan yang oleh tanaman sehingga pertumbuhan
mendukung diantaranya terdapat unsur tanaman akan lebih cepat.
hara yang cukup dan juga kecepatan
arus yang relatif normal bagi IV. KESIMPULAN
pertumbuhan rumput laut Eucheuma
cotonii dimana terjadinya proses Berdasarkan hasil pengamatan
percampuran sehingga penyerapan zat selama penelitian dan analisis data
hara oleh rumput laut terindikasi baik pertumbuhan rumput laut Eucheuma
yang menyebabkan pertumbuhan cotonii, maka dapat diambil kesimpulan
rumput laut Eucheuma cotonii cenderung sebagai berikut:
meningkat. Selain itu faktor-faktor lain Berdasarkan hasil penelitian
seperti matahari, suhu, salinitas, pH, diketahui bahwa metode budidaya
gelombang, serta oksigen terlarut juga rumput laut berpengaruh terhadap laju
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan, pertambahan berat dan
pertumbuhan dan perkembangan laju pertumbuhan rumput laut
rumput laut Eucheuma cotonii. Eucheuma cotonii.
Dengan uji statistik Metode rakit apung memiliki
menunjukkan laju pertumbuhan dan nilai tertinggi rata-rata laju
pertumbuhan nisbi/relatif beda nyata pertumbuhan dan pertumbuhan nisbi
antara metode rakit apung, long line rumput laut dibandingkan pada metode
dan metode lepas dasar pada tingkat α = long line dan metode lepas dasar
0,05. sehingga metode rakit apung lebih
Pertumbuhan nisbi dan laju efektif.
pertumbuhan rumput laut Eucheuma Dari hasil pengukuran
cotonii dengan penanaman parameter kualitas air pada lokasi
menggunakan metode rakit paling penelitian dapat dikatakan berada
efektif dibandingkan dengan metode dalam batas yang kisaran yang layak
lepas dasar dan metode long line. Hal ini untuk pertumbuhan rumput laut
diketahui bahwa nilai pertumbuhan Eucheuma cotonii.
relatif dan laju pertumbuhan rumput
laut dengan metode rakit lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan kedua metode
lainnya. Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut.
Pertumbuhan rumput laut Kanisius. Yogyakarta.
Eucheuma cotonii yang menggunakan Afrianto, E dan Liviawati, E. 1993.
metode rakit apung ini, umumnya lebih Budidaya Rumput Laut dan Cara
baik karena pergerakan air dan Pengolahannya. Penerbit
intensitas cahaya cukup memadai bagi Bhratara. Jakarta.
pertumbuhan rumput laut, lebih bisa Atmadja, W.S., A. Kadi; Sulistijo dan
diterapkan pada lokasi dengan kondisi Rachmaniar. 1996. Pengenalan
perairan lebih dalam, tetapi masih Jenis-jenis Rumput Laut
terlindung dari gelombang besar. Indonesia. Puslitbang
Tanaman lebih banyak menerima Oseanologi-LIPI. Jakarta.
intensitas cahaya matahari serta gerakan Cornelia, M.I., Suryanto, H., Dartoyo,
air yang terus memperbaharui A.A. 2005. Prosedur dan
57 T. Wijayanto et al. / Maspari Journal 03 (2011) 51-57

Spesifikasi Teknis Analisis


Kesesuaian Budidaya Rumput
Laut. Pusat Survei Sumber Daya
Alam Laut. Bakorsurtanal.
Bogor.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
2005. Profil Rumput Laut
Indonesia. Departemen Kelautan
dan Perikanan. Jakarta.
Diskanlut Sulteng dan LP3L TALINTI.
2007. Grand Strategi
Pengembangan Budidaya Rumput
Laut di Propinsi Sulawesi Tengah
“Menuju Sulawesi Tengah sebagai
Propinsi Rumput Laut Tahun
2011”. Laporan Final Dinas
Kelautan Dan Perikanan
Propinsi Sulawesi Tengah dan
LP3L TALINTI.
Effendie H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius.
Yogyakarta
Indriani. H dan Sumiarsih. 2003. Rumput
Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Juneidi, AKH.,W. 2004. Rumput Laut,
Jenis dan Morfologinya.
Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Neish, C.I. 2003. The ABC of Eucheuma
Seaplant. Jurnal Ilmiah. www.
SuriaLink.com. 82 hlm. Tanggal
pengaksesan 13 Mei 2007.
Pemerintah Kabupaten Lampung
Selatan. 1999. Kabupaten
Lampung Selatan Dalam Angka
Tahun 1999. Kalianda.
Sahabuddin dan Tangko, A.M. 2008.
Pertumbuhan dan Mutu Kadar
Karaginan Rumput Laut
Eucheuma cotonii Pada Substrat
Dasar Yang Berbeda di Perairan
Bantaeng Sulawesi Selatan. Balai
Riset Perikanan Budidaya Air
Payau Maros. Seminar Nasional
Tahunan V Hasil Penelitian
Perikanan Dan Kelautan.

Anda mungkin juga menyukai