Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRATIKUM SISTEM RANGKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan 1

yang Dibina oleh Bapak Hendra Susanto, S.PD, M.Kes

Oleh :

Kelompok 5

Offering H 2018

Aliyya Suci Arizona (180342618088)

Aisyah Salma Nurfahima (180342618049)

Faisal Basri (180342618014)

Oktaviani Jannati (180342618038)

Wahyu Nengsih (180342618017)

Monny Efuji Pratama (120342422458)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

FEBRUARI 2019
A. Topik
Pratikum Sistem Rangka

B. Tujuan Pratikum
1. Mendeskripsikan sususnan dan struktur anantomi rangka sumbu.
2. Mendeskripsikan susunan dan struktur anatomi rangka anggota.
3. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka mamalia.
4. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka amfibi.
5. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka aves.
6. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka reptilia.
7. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka pisces.

C. Dasar Teori
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, makhluk hidup dibagi menjadi dua kelompok.
Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut vertebrata dan yang tidak memiliki tulang
belakang disebut invertebrate. Vertebrata sendiri memiliki dua system rangka yaitu endoskeleton
dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata adalah ikan,katak,burung,kadal,marmot, dan lain
sebgainya ( Kardong, 2009: 13 )
Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi,serta
memegang peranan penting dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata merupakan
endoskeleton (rangka dalam),terdiri dari tulang dan tulang rawan yang paling berhubungan.
Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terrestrial. Tubuh pisces
ditopang oleh lingkungan air disekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu sekuat rangka
hewan-hewan terrestrial. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan
hidupnya. Misalnya struktur tulang burung yang spesifik dan berongga menyebabkan
berkurangnya masa tulang sehingga sangat menguntungkan untuk terbang . Kerangka dibagi
menjadi dua yaitu kerangka somatic dan kerangka visceral. Kerangka somatic terletak dalam
dinding tubuh dan anggota tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan pengganti tulang
rawan. Kerangka somatic dapat dibagi menjadi dua yaitu kerangka aksial dan kerangka apendikular
(Kardong, 2009:14) Sistem ranka memiliki fungsi antara lain sebagai berikut (Kotpal, 2010:15)
1. Pelindung organ dalam atau penunjang tubuh.
2. Tempat melekatnya otot rangka atau alat geral pasif.
3. Penyalur gerakan.
4. Tempat pembentukan sel-sel darah.
Dalam laporan ini akan dibahas susunan dan struktur anatomi tulang-tulang yang
membangun system rangka dari kelas pisces,amfibi,reptile,aves,dan mamalia.

D. Bahan
1. Model rangka manusia.
2. Awetan rangka ikan (pisces).
3. Awetan rangka katak (amfibi).
4. Awetan rangka ular (reptilian).
5. Awetan rangka merpati (aves).
6. Awetan rangka tikus (mamalia).

E. Prosedur Kerja

Menyebutkan semua Mengamati tulang-tulang


Mengamati modul rangka tulang yang tengkorak diantaranya
manusia. menyusun rangka tulang cranium dan tulang-
sumbu dan rangka tulang wajah.
anggota.

Melakukan pengamatan Mengamati tulang-tulang Mengamati tulang-tulang


seperti langkah sebelumnya gelang bahu, tulang belakang, tulang dada dan
pada rangka hewan pisces, anggota gerak depan atau tulang rusuk membedakan
F. Data Pengamatan atas, tulang gelang
amfibi, mamalia, aves dan struktur anatomi masing-
pinggul, tulang anggota masing vertebrata
reptile.
gerak belakang atau
G. Analisis Data
bawah.
F. Data Pengamatan

N Nama Gambar Hasil Pratikum Gambar Literatur


o Rangka
1. Manusia

2. Merpati
(Aves)
3. Katak
(Amfibi)

4. Ular
(Reptil)

5. Ikan
(Pisces)
H. Analisis Data
1. Sistem Rangka Manusia
Pada pengamatan pertama, kita mengamati rangka manusia. Yang kita amati adalah
tulang-tulang penyusun tempurung kepala, tulang penyusun anggota badan, tulang belakang,
ekstremitas superior, dan ekstremitas inferior. Pada tulang tengkorak terdiri atas os frontal, os
ethomoidal, os nasal, os spenoidal yaitu berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang
baji, palatinum (tulang langit-langit) yaitu menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian
atas dari atap rongga mulut, os lacrimal yaitu sekat tulang pipi atau tulang kelenjar air mata, os
zigomaticum yaitu tulang pipi, os maxilla yaitu menyusun sebagian dari hidung, dan langit-
langit, os mandibula yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal, os oxipeta yaitu
daerah belakang dari tengkorak, os temporal yaitu tulang samping kiri kanan kepala dekat
telinga, bagian os parietal yaitu tulang dahi dan bagian ethmoid yaitu tulang yang menyusun
rongga hidung. Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah
tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:

a) Columna cervicalis : 7 buah


Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut
tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari tulang
atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.

b) Columna thoracalis : 12 buah


Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang
punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang
rusuk. Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama
dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-
paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu: Tulang rusuk sejati berjumlah
tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan
ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang
dada dengan perantaraan tulang rawan. Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang.
Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati.
Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan
ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya
pada satu titik di tulang dada. Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk
ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang,
sedangkan ujung depannya bebas.

c) Columna lumbalis : 5 buah


Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih
besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan
sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.

d) Columna sacralis : 5 buah


Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.

e) Columna coccigialis : 4 buah


Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga
terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.

Tulang dada Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi
kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk,
tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari
kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: tulang hulu (manubrium), terletak di
bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
Tulang badan (gladiolus) , terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga
sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh. Tulang taju pedang
(xiphoid process), terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang
rawan.
Tulang penyusun anggota badan terdapat bagian-bagian berupa os clavicula, os
manubrium, os corpus sterni, os prosessus xypodeus, os illium, os ischium, os pubicum,os costa
fluktuantes os costa spuria, dan os costa vera. Pada ekstremitas superior terdiri atas bagian-
bagian yaitu : os humerus ( tulang lengan atas). Termasuk kelompok tulang panjang atu pipa,
ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. Pada bagian bawah memiliki
dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna, os ulna radius (pengumpil)
dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di
humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah
dibandingkan ulna, os carpal (pergelangan tangan), tersusun atas 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligamen, os metacarpal (telapak tangan). Tersusun atas lima buah tangan.
Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges), os phalanges (tulang jari-jari), tersusun atas
14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun
atas 2 buah, distal phalanges, medial phalanges, proksimal phalanges, prosessus stiloideus ulna,
tuberositas radi, dan trochlea humeri. Sedangkan pada ekstremitas inferior terdiri atas os femur
(tulang paha) yaitu termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul
sampai ke lutut., os patella/ tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga.
Patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut., os tibia fibula/ tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan
dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih
besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.
Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. Os tarsal (tulang pergelangan kaki).
Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
Os metatarsal (tulang telapak kaki). Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar. Os
phalanges ( tulang jari-jari tangan). Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas
14 tulang., os calcaneus, os maleolus lateral, dan maleolus medial.

2. Sistem Rangka Merpati (Aves)


Tengkorak burung terdiri dari lima tulang utama yaitu frontal (atas kepala), parietal
(belakang kepala), premaksilari dan hidung (paruh atas), dan mandibula (paruh bawah). Mata
burung menempati sebagian besar tengkorak dan dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin
tulang kecil yang mengelilingi mata. Sistem tulang belakang dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu cervical (11-25) (leher), Synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada
pinggul), dan pygostyle (ekor).
Dada terdiri dari furcula (tulang garpu) dan coracoid (tulang leher), di mana dua tulang,
bersama-sama dengan tulang belikat membentuk pectoral korset. Sisi dada dibentuk oleh tulang
rusuk, yang bertemu di tulang dada.
Bahu terdiri dari skapula (tulang belikat), coracoid (tulang leher), dan humerus (tulang
lengan atas). Lengan atas bergabung dengan tulang pengumpil dan ulna (lengan) untuk
membentuk siku. Tulang-tulang karpus dan metakarpus membentuk pergelangan tangan dan
tangan dari burung, dan jari-jari yang digabungkan bersama. Tulang-tulang di sayap sangat
ringan sehingga burung bisa terbang lebih mudah.
Pinggul terdiri dari panggul yang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul), iskium
(sisi pinggul), dan pubis (depan pinggul). Ketiga tulang ini menyatu menjadi satu (tulang
innominate). Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang memungkinkan
burung untuk bertelur. Mereka bertemu di acetabulum (soket pinggul) dan mengartikulasikan
dengan tulang paha, yang merupakan tulang pertama dari kaki belakang. Kaki bagian atas
terdiri dari tulang paha. Pada sendi lutut, tulang paha menghubungkan ke tibiotarsus (tulang
kering) dan fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus membentuk bagian atas kaki, serta
jari yang membentuk kaki.

3. Sistem Rangka Katak (Amfibi)

Pada pengamatan ini yang kita amati adalah rangka pada katak (amphibi). Katak memiliki
tempurung yang besar dan pipih yeng terdiri dari :
a) Cranium yang sempit
b) Beberapa pasang scapula sensoris dari hidung capsula pendengar dan capsula
besar untuk mata.
c) Tulang-tulang rahang, dan bagian atas cranium sebagian besar terduduk oleh
os frontal, os parietal, os nasalis yang menutupi capsula nasalis. Os prooctic
sebagai pelindung bagian dalam telinga, sedangkan di sebelah posteriornya
dijumpai os oxipetal yang masing-maisng mamiliki satu tonjolan bulat.
d) Ekatremitas anterior dari katak terdiri atas humerus, radius, ulna, carpal,
metacarpal dan phalanges.
Pada pengamatan ini yang diamati adalah skeleton pada amphibi, dalam halini yang
mewakili adalah katak. Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-
bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital,
melekatnya otot daging yang berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu)
tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada
sambungansambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin. Tempurung
kepala, vertebrae dan sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton
appendiculare. Tulang-tulang rahang, Os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton
visceral). Bagian atap cranium sebagian beasr tersusun oleh Os fronto parietalis, Os nasalis
yang menutupi capsula nasalis, Os prooctic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga,
sedang di sebelah posteriornya kita jumpai os exoocipital yang masing-masing mempunyai
suatu tonjolan bulat. Tempurung kepala yang besar pipih terdiri atas cranium yang sempit dan
beberapa pasang capsula sensoris dan hidung capsula, pendengar dan capsula yang besar untuk
mata.

4. Sistem Rangka Ikan (Pisces)


Pada ikan (pisces) sisik dan sirip merupakan exoskeleton, sedangkan endoskeleton terdiri
dari tulang tempurung kepala, columne vertebralis, dan tulang-tulang kecil tambahan yang
menyokong sirip. Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula
untuk tempat beberapa pasang organon sensoris. Dan skeleton veceralis yang merupakan
bagian pembentukan tulang rahang dan insang untuk mekanisme. Columna vertebralis
merupakan ruas-ruas yang sama masing-masing terdiri dari beberapa. Pada pengamatan ini
yang diamati adalah skeleton pisces. Sisik dan sirip merupakan exeskeleton sedang
endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingualum pectoralis,
tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip. Tulang tempurung kepala terdiri atas
cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris dan
skeleton viceralis yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah
insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna
vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada
tulang premaxilla, vomer dan tulang palatina. Pada embryo dan ikan yang masih muda, cranium
berupa tulang rawan, akhirnya sebagian besar akan diganti oleh tulang-tulang rawan yang
mendapat tambahan tulang membran sebagai hasil penulangan jaringan ikat pada masa embrio.

5. Sistem Rangka Ular (Reptil)


Rangka Apendikular
a) Gelang Bahu
 Coracoid dan scapula dengan ukuran yang tereduksi atau kadang malah tidak ada.
 Clavikula, cleithrum, supracleithrum
b) Vertebral column atau tulang punggung dan rusuk
 Memanjang dari tengkorak hingga ekor.
 Memiliki tonjolan yang berhubungan langsung dengan rusuk.
c) Tulang dada atau Sternum
 Tidak memiliki tulang dada

Rangka Aksial
a) Cranium terdiri dari operculum, penutup otak atau frontal, rahang atas, rahang bawah atau
dentary, orbital. Yang lainnya yaitu prameksila, preoperkulum, postemporal, hyomandibular,
supracleithrum, quadrate, articular.

I. Pembahasan
1. Sistem Rangka Manusia
Pada tulang tengkorak terdiri atas os frontal, os ethomoidal, os nasal, os spenoidal yaitu
berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji, palatinum (tulang langit-langit), os
lacrimal yaitu sekat tulang pipi atau tulang kelenjar air mata, os zigomaticum yaitu tulang pipi,
os maxilla yaitu menyusun sebagian dari hidung, os mandibula yaitu menempel pada tulang
tengkorak bagian temporal, os oxipeta yaitu daerah belakang dari tengkorak, os temporal yaitu
tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga, bagian os parietal yaitu tulang dahi dan bagian
ethmoid yaitu tulang yang menyusun rongga hidung. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi
diantaranya melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan
ginjal, dan membantu pernapasan. Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang
dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5 bagian yaitu: Columna
cervicalis (7 buah), Columna thoracalis (12 buah), Columna lumbalis (5 buah), Columna
sacralis (5 buah), dan Columna coccigialis (4 buah). Tulang dada termasuk tulang pipih,
terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari
rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-
paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: tulang
hulu / manubrium, tulang badan / gladiolus, dan tulang taju pedang / xiphoid process Untuk
tulang penyusun anggota badan terdapat bagian-bagian berupa os clavicula, os manubrium, os
corpus sterni, os prosessus xypodeus, os illium, os ischium, os pubicum,os costa fluktuantes os
costa spuria, dan os costa vera. Pada ekstremitas superior terdiri atas bagian-bagian yaitu : os
humerus/ tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar,
halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan
tempat melekatnya tulang radius dan ulna, os ulna radius/ pengumpil dan hasta. Tulang ulna
berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius
memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna, os carpal/
pergelangan tangan tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen, os
metacarpal/ telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan
dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-
tulang jari (phalanges), os phalanges/ (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari
tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah, distal
phalanges, medial phalanges, proksimal phalanges, prosessus stiloideus ulna, tuberositas radi,
dan trochlea humeri. Sedangkan pada ekstremitas inferior terdiri atas os femur/ tulang paha
yaitu termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
os patella/ tempurung lutut terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi
melindungi sendi lutut. os tibia dan os fibula/tulang kering dan tulang betis. Ukuran tulang
kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat
tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot. Os tarsal/tulang pergelangan
kaki, termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang
tumit. Os metatarsal/tulang telapak kaki. Os phalanges/tulang jari-jari tangan, os calcaneus, os
maleolus lateral, dan maleolus medial.
Pada pengamatan kedua yaitu pengamatan pada tengkorak. Tengkorak tersusun atas tulang
kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi: 1. Os frontal Tulang frontal
merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan tulang parietal
melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut
sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung. 2. Os temporal Terdapat dua tulang
temporal di setiap sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi
oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum
disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu
penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang telinga).
3.Tulang parietal Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura
sagitalis. Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.
4.Tulang oksipital Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak.
Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang
oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula
spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan
oksipital dengan tulang atlas (C1).
2. Sistem Rangka Merpati (Aves)
a) Struktur Histologis
Struktur rangka pada burung banyak mengalami diferensiasi, misalnya pada bagian
kolumna vertebralis atau tulang belakang. Vertebra pada burung (misalnya burung dara)
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra lumbalis,
vertebra sakralis dan vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra tersebut bersatu
membentuk sinsakrum (Mutiara, 2011).
Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum (dada) berdiferensiasi menjadi
lebar dan kuat, yang disebut karina sterni. Sternum tersebut berfungsi untuk
perlekatan otot-otot pektoral yang kuat, yang berperanan penting untuk terbang.
Rusuk sterna (rusuk ventral) pada aves tersusun dari jaringan tulang rawan (Rani,
2012).
Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar gelang
pektoral yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan),
meliputi korakoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan
ikat), yaitu klavikula. Pada aves yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu
dibagian tengah dengan interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf
V. Bagian ujung furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves
memiliki korakoid sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum, sedangkan
skapula tersusun sepasang, panjang, dan bersendian dengan kosta (Mutiara, 2011).

b) Struktur Anatomi
Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat ringan,
namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang, dan mendarat.
Salah satu kunci adaptasi yakni tergabungnya tulang dalam osifikasi tunggal. Hal ini
membuat burung memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup
di darat. Burung juga tidak memiliki gigi bahkan rahang, namun memiliki paruh yang lebih
ringan. Paruh pada anak burung memiliki "gigi telur" yang digunakan untuk membantu
keluar dari cangkang telur (Mutiara, 2011).
Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah
kekuatan struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antarspesies, meskipun
burung yang terbang dengan melayang atau melambung cenderung memiliki tulang
berongga yang lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk
kantung-kantung udara dalam tulang semi berongga pada kerangka burung. Beberapa
burung yang tidak mampu terbang seperti penguin atau burung unta hanya memiliki tulang
yang padat, hal ini membuktikan hubungan antara kemampuan terbang burung dengan
adaptasi pada sistem rongga pada tulang (Rani, 2012).
Rangka aves terdiri dari rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial yang tersusun
atas caput (kepala), kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus (badan), dan kosta
(tulang-tulang rusuk), sedangkan rangka apendikular pada aves tersusun atas extremitas
(tulang-tulang anggota gerak).
Pada bagian caput terdapat tulang-tulang tengkorak kepala yang terdiri dari beberapa
tulang, yaitu rostum (paruh), cranium (tulang kotak otak), nares (lubang hidung), dan
tulang rongga mata. (Staf dosen Universitas Yogyakarta, 1990). Rostum terdiri dari 2
bagian, yaitu os premaksila (paruh bagian atas yang langsung berhubungan dengan nares)
dan mandibula (paruh bawah). Kranium terdiri dari os frontal (tengkorak bagian atas), os
parietal, dan os oksipital. Tengkorak burung normal biasanya beratnya sekitar 1% dari
berat badan keseluruhan burung. Mata burung menempati sebagian besar tengkorak dan
dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang mengelilingi mata.
Sistem tulang belakang (kolumna vertebralis) aves dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu
vertebra servikalis (leher), vertebra torakalis (bagian badan), synsacrum (menyatu pada
tulang punggung, juga menyatu pada pinggul), vertebra kaudalis (ekor), dan pygostyle
(ujung ekor). Ruas pertama pada vertebra servikalis disebut tulang atlas, sedangkan ruas
kedua disebut tulang aksis. Burung memiliki tulang leher (bagian collum/cervix) yang
lebih banyak dibanding binatang lainnya. Kebanyakan burung memiliki tulang leher yang
sangat fleksibel yang terdiri dari 13 - 25 tulang.

Pada bagian truncus, tepatnya bagian sternum (dada) terdapat cinglum anterior/ cinglum pektoral
(gelang bahu) yang dibentuk oleh tulang-tulang frucula (tulang garpu), korakoid (tulang leher), dan skapula
(tulang belikat). Ketiga tulang tersebut bersama-sama membentuk pektoral korset. Sisi dada dibentuk oleh
tulang rusuk, yang bertemu di tulang dada (Hasan, 2012). Frucula berfungsi sebagai penopang otot
pada saat terbang, atau serupa pada penguin untuk menopang otot pada saat berenang. Adaptasi ini tidak
dimiliki oleh burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta. Menurut catatan, burung perenang
memiliki tulang dada yang lebar, burung yang berjalan memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi,
sementara burung yang terbang memiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati sama
(Mutiara, 2011).
Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang yang membengkok
yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan
pada Sphenodon. Sphenodon juga memiliki tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti pada
beberapa reptil. Sphenodon memiliki tengkorak diapsid seperti pada reptil dengan lekukan air mata.
Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal (Hasan, 2012).
Pada bagian kosta (tulang-tulang iga) terdapat kosta servikalis yang melekat pada vertebra
servikalis dan kosta torakalis yang melekat pada vertebra torakalis (Staf dosen Universitas Yogyakarta,
1990). Extremitas anterior pada aves tersusun atas tulang bahu yang terdiri dari skapula (tulang belikat),
korakoid (tulang leher), dan humerus (tulang lengan atas). Humerus bergabung dengan radius (tulang
pengumpil) dan ulna (tulang hasta) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpal dan metakarpal
membentuk karpometakarpus (Rani, 2012).
Pinggul aves terdiri dari panggul yang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul), iskhium
(bagian posterior), dan pubis (bagian anterior). Ketiga tulang ini menyatu menjadi satu membentuk tulang
innominate. Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang memungkinkan burung untuk
bertelur. tulang innominate bertemu di acetabulum (soket pinggul) dan mengartikulasikan dengan femur
(tulang paha), yang merupakan tulang pertama dari kaki belakang (Hasan, 2012).
Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian atas terdiri dari os femur (tulang paha). Pada sendi
lutut (patella), femur menghubungkan ke tibiotarsus (tulang tibia yang bersatu dengan bagian proksimal
dari tulang tarsal) dan fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus (persatuan antara tulang-tulang tarsal
bagian distal dengan metatarsal) membentuk bagian atas
kaki aves, serta jari (digiti) yang membentuk kaki. Tulang
kaki burung merupakan tulang yang paling berat,
berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini
membantu dalam penerbangan. Sebuah kerangka burung
terdiri dari hanya sekitar 5% dari total berat badan burung
(Rani, 2012).
Struktur rangka Aves dapat dilihat pada gambar 2.5 di
samping.

Gambar Kerangka Burung Merpati (Anonim, 2010)

Keterangan Gambar
1. Kranium 10. Tibiotarsus 19. Skapula
2. Servikal vertebralis 11. Fibia 20. Lumbar vertebrae
3. Frucula 12. Femus 21. Humerus
4. Korakoid 13. Iskhium 22. Ulna
5. Sternum 14. Pubis 23. Radius
6. Keel 15. Illium 24. Karpus
7. Patela 16. Vertebral kaudalis 25. Metakarpus
8. Tarsometatarsus 17. Pygostyle 26. Digiti
9. Digiti 18. Synsacrum 27. Alula

Selain itu, kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl, zygodactyl, heterodactyl, syndactyl
atau pamprodactyl. Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga jari di
depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi, burung pengicau, elang,
rajawali, dan falkon. Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang menyerupai
anisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan menyatu seperti yang terdapat pada
burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan karakteristik burung dari ordo Coraciiformes.
Zygodactyl (dari bahasa Yunani ζυγον, kuku) adalah bentuk kaki burung, dengan dua jari kaki
menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari 1 dan 4). Pengaturan ini paling
sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies yang naik batang pohon atau memanjat melalui
dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl dapat dijumpai pada burung bayan, burung pelatuk dan beberapa burung
hantu. Dari hasil penelusuran, zygodactyl telah ditemukan dari peride 120 - 110 juta tahun yang lalu (awal
jaman kapur), 50 juta tahun sebelum fosil zygodactyl pertama kali di identifikasikan (Mutiara, 2011).
Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada heterodactyl jari 3 dan 4
menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti ini hanya ditemukan
pada trogon, sedangkan pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana keempat jari dapat menghadap ke
depan, atau burung dapat memutar kedua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini merupakan karakteristik
dari burung walet (Hasan, 2012). Berikut ini gambar berbagai jenis kaki pada burung.
Gambar Jenis kaki Aves (Anonim, 2010)

3. Sistem Rangka Katak (Amfibi)


a) Struktur Histologis
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak. Pada fase
berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada sambungan-
sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin (Ahmad, 2013).
Pada katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas pada bagian
central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada diaphyse dan
epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh sutura. Sutura tersebut masih
berupa tulang rawan yang masih dapat tubuh terus, sedangkan pada burung dan sebagian besar
mammalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu sehingga
pertumbuhan tidak terjadi (Ahmad, 2013).

b) Struktur Anatomi
Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
b. Skeleton apendikular : kaki.
Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas:
a. cranium yang sempit,
b. beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan kapsula yang
besar untuk mata, dan
c. tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx
(skeleton viseral).
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak amfibi
modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang hidung), frontal,
parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada amfibi. Akibatnya,
neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak ditutupi oleh
tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila,
palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental (Ahmad, 2013).
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah
mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada
Salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah
vertedrata kaudalnya bervariasi (Ahmad, 2013).
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)
tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang
sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung, atau
mamalia (Ahmad, 2013).
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kaki
depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada yang berkurang 2
buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada
pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-
jarinya. Tulang punggung bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong
tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing
vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari
centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat semsum.
Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis
yang membuat vertebrae sedikit bergerak (Ahmad, 2013). Namun, beberapa amfibi memliki
tulang tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan (Ahmad, 2013).
Struktur rangka katak dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar Sistem Rangka Katak

4. Sistem Rangka Ikan (Pisces)


a) Struktur Histologis
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta
evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang
menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati.
Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Ville,. dkk,
1999). Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang
disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap
otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak.
Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut
(Ville,. dkk, 1999).

b) Struktur Anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan
ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama
apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor
dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas mulut terdapat
cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata
dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar,
kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan
goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.
Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksoskeleton dan
endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang endoskeleton terdiri
atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang
kecil tambahan yang menyokong sirip.
Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan
kolumna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai
tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic,
auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan
penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat
dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar
kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang
palatine (Jasin, 1984).
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra ekor yang
tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah abdominal (badan) memiliki tulang rusuk
(kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga
badan. Ikan Telostei primitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-masing
sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri dan kanan pada
bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk membentuk lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa
tahun).
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang pektoral pada ikan
bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi. Struktur dari tulang membran (tulang
dermal) meliputi klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri
dari keeping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan
bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk,
Tanpa tahun).
Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare) berupa sirip (pinna). Terdapat 2 macam
sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
1. Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari:
 Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal dorsalis); terdapat pada sepanjang garis medio dorsal.
 Sirip anal (pinna analis); terdapat diantara anus dan ekor.
 Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor.
Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak terbalik atau oleng ketika
berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai kemudi.
Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu:
 Tipe protoserkal; kolumna vertebralis bagian dorosal dan ventral terbagi hampir sama, ujung
ekor membulat dan biasanya terdapat pada siklostomata dewasa.
 Tipe difiserkal; kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi simetris dari luar maupun
dalam, ujung ekor meruncing, dan biasanya terdapat pada ikan paru-paru.
 Tipe heteroserkal; kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian dorsal, sehingga ekor
terbagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan biasanya terdapat pada Selachei dan
Ganoidae.
 Tipe homoserkal; kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor terbagi simetris dari
luar, asimetris dari dalam, dan biasanya terdapat pada ikan berangka tulang.
Tipe sirip ekor pada ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Tipe Sirip Ekor


Sumber: (Tenzer, dkk, tanpa tahun)
2. Sirip berpasangan terdiri dari:
 Sirip dada (pinnae torakales/pektorales).
 Sirip pelvis atau sirip perut (pinnae abdominales). Sirip ini tidak dimiliki oleh belut.
Sirip berpasangan juga berfungsi sebagai penyeimbang tubuh.
Berdasarkan letaknya rangka ikan dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:
 tulang tengkorak
 tulang punggung
 tulang rusuk
 tulang penyokong insang, disebut rangka visceral
 tulang penyokong sirip, disebut rangka appendicular
 tulang-tulang penutup insang; terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
3. Operculum
4. Sub operculum – di bawah.
5. Pre operculum – di depan.
6. Interculum – diantara.
5. Sistem Rangka Ular (Reptil)
Hewan yang termasuk dalam kategori reptil yaitu kadal, kura-kura, ular, buaya, dan
sebagainya. Contohnya ular. Ular bergerak dengan cara merayap atau melata baik di atas tanah,
air maupun pada saat berenang di air.
Karakteristik Rangka
Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang ekor. Pada
tulang badan, terdiri dari ratusan buah ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan pada tulang rusuk
ular terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang lentur dan kuat. Dengan
bentuk tubuh dan banyaknya ruas-ruas tulang belakang inilah yang menyebabkan ular bergerak
dengan cara meliuk-liukan badannya ke kanan dan ke kiri dengan cepat.

J. Tugas Evaluasi
1. Pada pisces, semua vertebra abdominalis mempunyai rusuk. Ada dua jenis rusuk: rusuk dorsal dan
rusuk ventral. Rusuk dorsal tumbuh laterad di dalam septum horisontal, sedangkan tusuk ventral
melengkung ke arah ventral di dalam miosepta. Rusuk ventral bagian ekor bertemu
membentuk lengkung hemal.
Pada tetrapoda, rusuknya khas, berkepala dua (bicipital). Kepala rusuk bagian dorsal disebut
tuberculum yang bersendian dengan diapofisis, sedangkan kepala rusuk bagian ventral disebut
capitulum yang bersendian dengan parapofisi.

Rusuk leher, biasanya pendek, pd kebanyakan tetrapoda kedua kepala rusuk bersatu dengan
diaofisis dan parapofisis, sehingga membentuk lubang di antara jedua kepala rusuk, disebut
foramen transversus. Sederetan foramen tersebut membangun saluran tempat lalunya arteri dan
vena vertebralis yang menuju dan dari otak.
Rusuk toraks (thorax). Pada amniota, rusuk toraks dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian vertebra
(dorsal) dari tulang dan bagian sternum (ventral) biasanya berupa rawan (cartilago costalis). Pada
burung rusuk bagian sternumnya menulang. Tidak semua rusuk bagian sternum berhubungan
langsung dengan sternum, beberapa langsung (disebut rusuk sejari/costa ferum), beberapa rusuk
posterior berhubungan dengan rusuk sebelumnya (disebut rusuk palsu/costa spurium) dan ada yang
bebas/melayang (disebut costa fluctutans). Pada burung dan beberapa jenis kadala, rusuk toraks
memiliki taju pipih, disebut unicate process, yaitu tempat melekatnya otot scapula.

2. Rangka apendikular, tersusun atas tulang-tulang sebagai berikut.


 Gelang bahu, berjumlah dua yaitu di kanan dan kiri, masing-masing terdiri dari tulang
selangka dan belikat. Tulang belikat melekat pada otot-otot punggung, ujung lateralnya
bersendi dengan selangka dan tulang lengan atas. Gelang bahu tidak terlalu stabil tetapi
memungkinkan alat gerak bagian atas bergerak bebas.
Gelang Bahu
2 tulang belikat (Scapula)
2 tulang selangka (Clavicula)
2) Alat gerak bagian atas, tersusun atas 60 tulang yang terdiri dari, 2 tulang lengan atas,
2 tulang hasta (letaknya searah dengan jari kelingking, 2 tulang pengumpil (letaknya
searah dengan ibu jari), 16 (2 × 8) tulang pergelangan tangan, 10 (2 × 5) tulang telapak
tangan, 28 (2 × 14) jari-jari tangan.
 Rangka Aksial (Rangka Poros)
Rangka aksial, terdiri atas tulang-tulang sebagai berikut.
Tulang penyusun kepala (tengkorak) terdiri dari tulang tempurung kepala (10 tulang)
dan tulang-tulang wajah (13 tulang).
KRANIAL (Tengkorak)
Tempurung (Cranium)
1 tulang dahi (frontal)
2 tulang ubun-ubun (parietal)
1 tulang kepala belakang (osipital)
2 tulang pelipis (temporal)
2 tulang baji (sphenoid) 2 tulang tapis (ethmoid)
Wajah (Facial)
2 tulang hidung(nasal)
2 tulang pipi (zigomaticum)
1 tulang rahang atas (maxlla)
2 tulang rahang bawah (mandibulla)
2 tulang langit-langit di dalam mulut (palatum)
2 tulang air mata (lacrimal)

Organ antara Maxilla dan Mandibulla


TELINGA
TULANG TELINGA
2 tulang martil (Malleus)
2 tulang landasan (Incus)
2 tulang sanggurdi (Stapes)

tulang belakang, tersusun atas ruas-ruas yang kuat dan fleksibel untuk menyangga
kepala. Terdiri dari 33 ruas tulang, yaitu 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5
ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor. Tulang rusuk
atau tulang iga, tersusun dari 12 pasang tulang iga yang semuanya berpangkal pada
tulang punggung dan dapat dikelompokkan sebagaiberikut.
 Tulang Belakang
7 ruas tulang leher(Cervical)
12 ruas tulang punggung(Dorsal/Thorax)
5 ruas tulang pinggang (Lumbalis)
5 ruas tulang kelangkang (Sacrum)
4 ruas tulang ekor (Coccyx)
 Tulang pinggul (os pelvis) ,
Merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh sambungan antara tulang-tulang panggul.
ronggga sebelah atas disebut rongga panggul besar dan sebelah bawah disebut rongga
panggul kecil. Antara rongga panggul besardan rongga panggul kecil dipisahkan oleh
sebuah garis lingkaran yang ditarik kekiri dan keknan dari romontorium menuju
kesimfisis pubis. pada rongga panggul besar terdapat alat-alat kandungan sedangkan
pada rongga panggul kecil terdapat organ vesika urinaria.

Perbedaan Sternum

Sternum aves: memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot
terbang yang luas.

Sternum mamalia: Pada mamal, sternum terdiri dari sederetan tulang disebut sternebra, yaitu:
a. Presternum di anterior
b. Mesosternum di tengah
c. Metasternum, di posterior dan pada ujungnya melekat cartilago xiphoideum.

Sternum pisces: tidak memiliki sternum

Sternum reptil : reptil tidak memiliki sternum

Sternum amfibi: Kelas amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)
tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang sehingga
tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal. Sebagian besar
amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari kaki pada kaki depan dan lima jari kaki
belakang.Jumlah jari mungkin ada yang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak
ada pada Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya.

K. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.


1. Secara histologis, rangka pisces (ikan) ada yang terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut
chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya, misalnya pada
bagian tengkorak ikan Elasmobranch dan pada tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Sedangkan secara anatomi, rangka pisces
tersusun atas 3 bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor.
2. Secara histologis, rangka amfibi (katak) tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang
lunak. Tulang yang panjang dibedakan atas bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua
ujungnya disebut epiphyse. Sedangkan secara anatomi, rangka katak dibagi menjadi 2, yaitu skeleton
axiale (terdiri dari tempurung kepala, vertebra, dan sternum) dan skeleton appendiculare (contohnya
pada kaki).
3. Secara histologis, rangka reptil (ular) Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang
badan, dan tulang ekor. Pada tulang badan, terdiri dari ratusan buah ruas-ruas tulang belakang.
Sedangkan pada tulang rusuk ular terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang
lentur dan kuat. Dengan bentuk tubuh dan banyaknya ruas-ruas tulang belakang inilah yang
menyebabkan ular bergerak dengan cara meliuk-liukan badannya ke kanan dan ke kiri dengan cepat.
4. Secara histologis, rangka aves (burung) tersusun atas jaringan tulang rawan, jaringan tulang keras dan
jaringan ikat. Sedangkan secara anatomi, rangka aves tersusun 2 bagian, yaitu rangka aksial (terdiri dari
caput, lolumna vertebralis, truncus, dan kosta) dan rangka apendikular (tersusun atas extremitas).
5. Secara histologis, rangka mamalia umumnya tersusun atas tulang rawan dan tulang-tulang pengganti
tulang rawan (tulang keras). Sedangkan secara anatomi, rangka mamalia (marmot “Cavia cobaya”)
terdiri dari 4 bagian utama, yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas
(anggota gerak).
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, Reza. 2013. Sistem Rangka Kadal. (Online), diakses pada 25 Januari 2015 dari:
http://ibanez-powell.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-vertebrata-kadal-biologi.html
Anonim. 2010. Anatomi Vertebrata (Online). Diakses dari:
http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/anatomi-vertebrata.html
Anonim. 2012. Morfologi dan Anatomi Kelinci (Online). Diakses dari :
http://saruedisimamorae.blogspot.com/2012/09/morfologi-dan-anatomi- kelinci.html
Hasan, Muhammad. 2012. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:
https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologi- vertebrata/
Mutiara, Dian. 2011. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:
https://www.academia.edu/8837867/Zoologi_Vertebrata
Puspita, Rena. 2013. Sistem Rangka Amphibi.(Online), http://rhenapuspita49.blogspot.com/2013/05/class-
amphibi.html, diakses pada 25 Januari 2015
Raharjo, Galih Aditya. 2009. Anatomi Marmot (Cavia porcellus). Purwokrto. Departemen Pendidikan
Nasional, Universitas Jenderal Soedirman.
Rani. 2012. Anatomi Rangka Vertebrata (Online). Diakses dari:
http://ranietariga.blogspot.com/2012/03/anatomi-rangka-vertebrata.html
Staf Dosen/Asisten Zoologi Dasar/Anatomi Hewan. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-
Zoologi. Yogyakarta. Laboratorium Anatomi Hewan, Jurusan Zoologi, Fakultas Biologi, Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur Perkembangan Hewan I (NBIO606).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery Rahayu, Nuning
Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. Tanpa tahun. Struktur Perkembangan Hewan I (SPH 1) (Bagian 1).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Ville, A. Claude, Warren F. Walker, Robert D. Barnes. 1999. Zoologi Umum (terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Adnan, Pagarra Halifah. 2010. Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Adnanb, Pagarra Halifah. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
Anonim, 2010. Rangka Tulang. http//wekipedia/biologi/jaringan tulang/org. diakses pada tanggal 05 Mei
2010.
Anonimb, 2010. Amfibi. http//google/biologi/jaringan tulang/org. diakses pada tanggal 05 Mei 2010.
Machmudin Dadang. 2001. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UPI.
Bandung. Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Soewolo, Basoeki Soedjono, Yudani Titi. 2003. Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNEM.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai