PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Ada beberapa tipe dari dormansi dan kadang-kadang lebih dari satu tipe
terjadi didalam benih yang sama. Di alam, dormansi dipatahkan secara perlahan-
lahan atau disuatu kejadian lingkungan yang khas. Tipe dari kejadian lingkungan
yang dapat mematahkan dormansi tergantung pada tipe dormansi.
Dormansi primer adalah dormansi yang paling sering terjadi, terdiri dari
dua sifat:
1. Dormansi Fisik
Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam keadaan
dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan
embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka embrio akan tumbuh dengan segera. Tipe
dormansi ini juga umumnya dijumpai pada beberapa genera tropis seperti
Pterocarpus, Terminalia, Eucalyptus, dll ( Doran, 1997). Pada tipe dormansi ini
juga didapati tipe kulit biji yang biasa dilalui oleh air dan oksigen, tetapi
perkembangan embrio terhalang oleh kekuatan mekanis dari kulit biji tersebut.
Hambatan mekanis terhadap pertumbuhan embrio dapat diatasi dengan dua cara
mengekstrasi benih dari pericarp atau kulit biji.
Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau
jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai
oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk
kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada
daerah dengan temperatur hangat. Benih kacang adalah benih sayur yang tidak
kenal masa dormansinya.
a. Immaturity Embrio
b. After ripenin
Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi
dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu
mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi
dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan
keperluan akan perlakuan chilling.
Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi
dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu
mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi
dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan
keperluan akan perlakuan chilling.
• Rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh
struktur benih (kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air
ke dalam benih.
• Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp dalam kulit
benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam benih menjadi
terhambat dan menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan mobilisasi
cadangan makanan dalam benih.
• Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, karena kulit biji
yang cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman
pangan, dormansi sering dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran
dormani sering dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah
dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat,
asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak
sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
- Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama
20 menit sebelum tanam.
- Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.
Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam
hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan
hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
HCl adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada
benih.
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan
lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih
yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau
terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan
stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu
famili.
E. Perlakuan dengan cahaya
Di bawah ini adalah tabel tipe-tipe dari dormansi beserta metode pematahan
dormansi.
Abdi. 2008. Dormansi Pada Benih Tanaman Pangan Dan Cara Praktis
Membangkitkannya. Diakses dari http://www.tanindo.com/abdi5/hal0401.htm.
pada tanggal 28 November 2010 pukul 20.20 WIB
Goldsworthy, Peter, 1992, Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Soerodikoesomo, Wibisono, 1994, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Depdikbud,
Jakarta