primasuci
4 tahun yang lalu
Iklan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang anak hidup paling aktif di dalam masa perkembangannya. Kepribadian sedang dalam
pembentukan dan di dalam stadium perkembangan banyak sekali terjadi perubahan atau modifikasi
tingkah laku. Sebab itu kita perlu mengetahui ciri tingkah laku normal pada setiap stadium
perkembangan anak dan membedakan setiap tingkah laku anak. Semua anak memiliki berbagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk memastikan perkembangan akan berlangsung baik.
Anak-anak memang sangat tabah dan teguh. Dalam kebanyakan kasus, dibutuhkan tekanan atau
pengorbanan ekstrem agar memberikan pemecahan yang signifikan dan berdampak lama. Namun,
jika anak tidak diberikan kebutuhan dasar dalam kadar yang cukup, akibatnya mungkin terjadi
kelambatan dalam perkembangan.
Seperti dalam hal penggunaan pendekatan perkembangan untuk melihat kelainan yang diderita oleh
anak sebenarnya berlandaskan empat tema dasar atau prinsip, yaitu pertama kelainan muncul atau
terjadi hanya pada individu yang mengalami perkembangan, prinsip yang kedua kelainan
perkembangan atau psikapatologi harus dipandang dalam kaitannya dengan perkembangan yang
normal, tugas-tugas perkembangan utama dan perubahan-perubahan yang muncul sepanjang
rentang kehidupan, selanjutnya prinsip yang ketiga yaitu tanda-tanda awal dari perilaku berkelainan
harus dipelajarisecara serius, dan yang terakhir prinsip yang keempat bahwa ada beragam patokan
atau karakteristik perkembangan baik yang normal maupun berkelainan .
Dalam kenyataan sehari-hari yang kita hadapi, tidak semua anak mengalami perkembangan yang
normal sesuai dengan usia dan rata-rata anak sebayanya. Ada anak-anak yang membutuhkan
perhatian khusus karena ia memiliki kebutuhan khusus dalam aspek perkembangan. Pada masa lalu
anak yang mengalami gangguan dianggap mengganggu dan mendapatkan pendidikan tidak selayak
anak yang normal. Bahkan ada anggapan bahwa anak-anak seperti itu tidak dapat dididik sehingga
tidak perlu mendapatkan pendidikan. Sementara anak-anak yang normal, namun mengalami
masalah pada satu atau beberapa aspek perkembangannya, dirasakan menjadi masalah bagi
kelancaran pendidikan dan teman-teman sekelasnya.
Anak yang mengalami gangguan adalah anak yang memiliki kemampuan yang berada di luar rentang
kemampuan anak sebayanya. Sehingga guru dan orang tua perlu mengintervensi atau menangani
anak yang mengalami gangguan. Dalam pembahasan ini kelompok kami akan membahas tentang
gangguan sosial emosi anak usia dini. Kita ketahui bahwa gangguan sosial emosi dapat terjadi pada
setiap individu dari semua usia. Keadaan tersebut biasanya ditandai dengan ciri-ciri tertentu.
Kebanyakan masalah sosial emosional dianggap sebagai hasil faktor lingkungan, seperti penyiksaan
terhadap anak, pengasuhan yang tidak konsisten, kondisi hidup yang penuh tekanan, lingkungan
yang penuh dengan kekerasan,atau penggunaan alcohol dan kekerasan fisik yang terjadi dalam
keluarga. Pada saat yang bersamaan, penyebab bilogis,seperti faktor keturunan, ketidakseimbangan
zat-zat kimia dalam tubuh, kerusakan jaringan otak, dan penyakit yang diderita, juga berperan dalam
masalah sosial emosi anak.
Perkembangan sosial dan emosi anak memainkan peranan penting dalam hidup seseorang. Tiap
bentuk emosi pada dasarnya membuat hidup terasa lebih menyenangkan. Karena dengan emosi dan
hubungan sosial anak akan merasakan getaran-getaran perasaan dalam dirinya maupun orang lain.
Bulan-bulan serta tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa yang penting dan rawan
dalam perkembangan sosial emosi anak. Bila orang tua kurang menyadari pentingnya arti kualitas
hubungan serta sikap penuh kasih saying pada masa ini, maka anak bisa mengalami berbagai
masalah dan gangguan sosial emosional yang serius dikemudian hari. Tapi sebaliknya bila kebutuhan
sosial emosinya terpenuhi secara seimbang dalam awal kehidupan, dikemudian hari ia pun akan
berkembang menjadi individu yang bahagia dan diharapkan mampu mewujudkan potensi-
potensinya secara optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Gangguan Perkembangan sosial emosional anak usia dini?
2. Apa saja jenis-jenis gangguan perkembangan sosial emosi anak usia dini?
3. Apa saja yang menjadi faktor-faktor perkembangan sosial emosi anak usia dini?
4. Bagaimana upaya preventif dan intervensi gangguan perkembangan sosial emosi anak usia dini?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisannya adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari gangguan sosial emosi anak usia dini
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari gangguan sosial emosi anak usia dini
3. Untuk mengetahui faktor-faktor dari gangguan perkembangan sosial emosi anak usia dini
4. Untuk mengetahui upaya preventif dan intervensi dari gangguan sosial emosi anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
Sudah jelas bahwa dengan demikian anak pada kelompok neurotik, mengalami gangguan yang
sifatnya fungsional, sedangkan pada kelompok psikotis di samping mengalami gangguan fungsional,
anak juga mengalami gangguan yang sifatnya organis. Oleh karena itu, anak-anak yang termasuk
psikotis kadang-kadang memerlukan perawatan medis.
Salah satu bentuk ketunalarasan adalah agresivitas. Izzaty seperti yang dikutip oleh Mashar
memaparkan agresivitas sebagai istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan-perasaan
marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara
fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau
merendahkan. Tindakan agresi pada umumnya merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ada dua tujuan utama agresi yang saling bertentangan satu
dengan yang lain, yakni untuk membela diri di satu pihak dan di pihak lain adalah untuk meraih
keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya.
Nugraha dan Rachmawati mendefinisikan agresivitas sebagai tingkah laku menyerang baik secara
fisik maupun verbal atau baru berupa ancaman yang disebabkan adanya rasa permusuhan dan
frustasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agresivitas merupakan tindakan menyerang
baik fisik, verbal, maupun ekspresi wajah yang mengancam atau merendahkan untuk mencapai
tujuan tertentu, yang didasari adanya perasaan permusuhan atau frustasi.
Agresivitas pada anak TK memiliki beberapa bentuk umum. Yang paling sering muncul adalah bentuk
verbal, misalnya dengan mengeluarkan kata-kata “kotor” yang terkadang anak tidak selalu mengerti
maknanya. Kedua, agresi dalam bentuk tindakan fisik. Misalnya dengan menggigit, menendang,
mencubit, mencakar, memukul, dan semua tindakan fisik yang bertujuan untuk menyakiti fisik.
Biasanya sasaran perilaku agresi ini adalah orang-orang dekat yang ada di sekitar anak, seperti orang
tua, pengasuh, pendidik, teman, dan objek fisik lain seperti tembok, lemari, sarana sekolah, atau
sasaran lainnya.
Agresivitas pada anak usia dini dapat berdampak psikologis dan sosial. Dampak psikologis yang
mungkin muncul berupa kecenderungan untuk meningkatkan perilaku agresi baik dalam frekuensi
maupun intensitas jika perilaku tidak ditangani secara efektif. Selain itu, perilaku agresi juga dapat
menyebabkan anak cenderung menjadi antisosial karena ketidakmampuannya menahan emosi dan
lebih terjebak dalam perilaku-perilaku impulsif. Selain dampak psikologis, dampak sosial bagi
perilaku agresi anak juga dapat mengakibatkan anak cenderung dikucilkan dan ditakuti oleh teman-
teman sebayanya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan tunalaras , yaitu:
1. Psikotes
Psikotes dilakukan untuk mengetahui kematangan sosial dan gangguan emosi. Sedangkan alat tes
yang lain yaitu tes proyektif yang memiliki beberapa jenis tes yaitu :
a. Tes Rorchach
Tes ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan kepribadian, kelainan dan perlunya
psikoterapi. Gambaran ini ditafsirkan dari reaksi anak terhadap gambar-gambar yang terbuat dari
tetesan tinta.
b. Thematic Apperception Test (TAT)
Tes ini memperlihatkan berbagai situasi-emosi dalam bentuk gambar-gambar. Gambaran
kepribadian nampak dari tafsiran anak mengenai situasi emosi tersebut untuk itu disediakan skala
khusus.
c. Tes Gambar Orang
Dalam tes ini persoalan-persoalan emosi nampak dari gambar yang harus dibuat oleh anak.
Gambarnya ialah seorang laki-laki dan seorang perempuan.
d. Dispert Fable Tes
Tes ini memberikan gambaran mengenai: iri hati, rasa dosa, rasa cemas, tanggapan terhadap diri
sendiri, ketergantungan kepada orang tua, dan sebagainya.
Yang berhak melakukan psikotes dan mengumumkannya adalah psikolog, psikiater, dan counselor,
atau orang lain di bawah bimbingannya. Tenaga-tenaga ini ada yang membuka praktek sendiri, ada
pula yang tidak membuka praktek sendiri tetapi bekerja di Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran,
Lembaga Kesehatan Jiwa, Balai Bimbingan dan Penyuluhan, Biro Konsultasi Psikologi, dan
sebagainya.
2. Sosiometri
Sosiometri adalah alat tes yang digunakan untuk melihat/ mengetahui suka atau tidaknya seseorang.
Caranya ialah tanyakan kepada para anggota kelompok siapa diantara anggotanya yang mereka
sukai. Setiap anggota hendaknya memilih menurut pilihannya sendiri. Dari jawaban itu akan
diketahui siapa yang lain disukai oleh para anggota.
Perlu diperingatkan bahwa hasil-hasil sosiometri adalah hasil sementara yang perlu ditelaah lebih
lanjut. Anak yang terpencil dalam suatu saat belum tentu anak yang tunalaras, bahkan mungkin tidak
terpencil lagi dalam sosiometri berikutnya. Walaupun demikian, sosiometri dapat dipakai bersama-
sama dengan cara yang lain.
3. Membandingkan dengan tingkah laku anak pada umumnya
Keadaan tunalaras dapat diketahui dengan jalan membandingkan tingkah laku anak dengan tingkah
laku anak pada umumnya. Pekerjaan membandingkan boleh dilakukan oleh setiap orang dewasa.
Anak yang jahat dapat diketahui jahatnya oleh masyarakat. Demikian juga anak yang tidak jahat
tetapi kelakuannya tidak sesuai dengan norma yang berlaku, diketahui oleh masyarakat. Masyarakat
mempunyai ketentuan-ketentuan untuk menetapkan jahat dan tidaknya atau serasi dan tidaknya
tingkah laku para anggotanya. Siapa yang melanggar ketentuan ini akan dibenci, dimarahi,
diasingkan, malah ditindak, tetapi yang baik akan dihargai , diterima kehadirannya malah dipuji.
Adanya gangguan emosi dan gangguan sosial karena penyesuaian ya