Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KIMIA TANAH:
Mineral liat, koloid, pH, KTK, KB

Ir. R.M. Purwandaru Widyasunu Tondokusuma, MSc.Agr.


Lab. Ilmu-Ilmu Tanah/Manajemen Sumberdaya Lahan dan
Agroklimatologi.
V. KIMIA TANAH
PENDAHULUAN :

Sifat kimia dan fisika tanah sangat dipengaruhi oleh kolloid tanah
yaitu kolloid liat dan kolloid humus yang merupakan pusat aktivitas
tanah.

Pembentukan struktur, tata air dan udara tanah, drainase, adsorbsi


kation, pH, KTK, KB, juga aktivitas jasad renik tanah sangat ditentukan
oleh adanya kolloid tanah.

Oleh karena itu pembicaraan kimia tanah meliputi :

1. mineral liat, 2. kolloid tanah, 3. reaksi tanah (pH), 4. KTK dan KB.
1. MINERAL LIAT

Mineral liat adalah mineral yang berukuran < 2 µ, terbentuk dari :

a. Alterasi/perubahan dari mineral primer

b. Rekristalisasi dari hasil pelapukan mineral primer

Hasil pelapukan mineral primer dipengaruhi oleh reaksi tanah (pH)

Tanah masam liat kaolinit ( type liat 1:1 )

Tanah netral - basa liat montmorilonit ( type liat 2:1 )


KOMPOSISI KIMIA KULIT BUMI :
± 90 % kulit bumi tersusun dari 8 unsur kimia, yaitu :
O = 46,6 % Fe = 5,0 % K = 2,6 %

Si = 27,7 % Ca = 3,6 % Mg = 2,1 %

Al = 8,1 % Na = 2,8 %

Sehingga hampir 75 % didominasi oleh Oksigen (O), Silika (Si) dan

Almunium ( Al)

STRUKTUR MINERAL LIAT :

Struktur mineral liat terdiri dari struktur Si – tetrahidron dan Al –

oktahidron
Si – tetrahidron :

Si
Si

Al- oktahidron :

OH Al
Al
Hasil pengamatan mineral liat dengan Scanning Electrocope Microscope (SEM)
dg perbesaran 38.000 – 45.000 x, diperoleh bahwa bentuk mineral liat Lempeng
dengan susunan molekulnya tetap yaitu type liat 1 : 1 ; 2 : 1 ; 2 : 2.

Type liat 1 : 1 Type liat 2 : 1

O O
Al H-bonding Si mol air
Al
Si OH Si O

Al Si
Koalinit Al Montmorilonit
Si Si
Perbedaan liat I : 1 dengan 2 : 1 :
1. Ikatan antar kisi liat 1 : 1 ada jembatan H, sehingga sukar disisipi
air, maka tanahnya mempunyai derajat kerut kecil. Sebaliknya
ikatan antar kisi liat 2 : 1 lemah, air mudah masuk dan tanahnya
akan mempunyai derajat kerut besar.
2. Type liat 1 : 1 mempunyai muatan (-) kecil, berasal dari patahan
tepi kristal liat. Sebaliknya type liat 2 : 1 mempunyai muatan (-)
besar berasal : patahan tepi kristal dan
subtitusi isomorfik Si+4 Al+3
2. KOLLOID LIAT

Kolloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik yang sangat
halus, ukurannya < 1µ (0,001 mm), mempunyai luas permukaan
yang besar.
KOLLOID LIAT :
disebut sbg misel (micro sel), umumnya bermuatan (-), berasal :
a. Patahan kristal pada Si-tetrahidron / Al-oktahidron
b. Disosiasi H + dari gugus OH pada tepi kristal

OH O- + H +
Pada pH rendah ion H+ terikat kuat
pH tinggi H+ mudah lepas, (-)

3. Subtitusi isomorfik :
Pergantian struktur kristal oleh kation yg lebih rendah
Si+4 diganti oleh Al+3 ; Al+3 diganti oleh Mg+2

KOLLOID ORGANIK :
Humus mempunyai muatan (-) yang berasal dari gugus karboksil dan
gugus phenol.
gugus karboksil C O gugus phenol - OH
OH
O muatan negatifnya tergantung pH
humus
C00

Kolloid liat kolloid humus


1. Al, Si, O C, H,O
2. Lempeng Amorphous (tak berbentuk)
3. KTK lebih rendah KTK lebih tinggi
4. Sukar dihancurkan Mudah dihancurkan
MINERAL LIAT Al-Silikat

(1) Mineral liat Al-silikat berbentuk kristal (kristalin)


Contoh: kaolinit, haloisit, montmorilonit dan ilit.

(2) Mineral liat Al-silikat tidak berbentuk (amorf)


Contoh: alofan, mempunyai muatan (+)
Mineral Oksida Fe dan Al
Mineral oksida banyak ditemukan pada
tanah tua di daerah tropika, misalnya
Oxisols

Mineral primer
Misalnya kuarsa, feldspar ditemukan
dalam fraksi liat
3. REAKSI TANAH

• Menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang


dinyatakan dengan nilai pH (power of H+)
• Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion H+
(hidrogen) di dalam tanah.
• Makin tinggi kadar ion H+ maka tanah makin masam
• Secara kuantitatif, pH = -log [H+] atau log 1/[H+]

• Nilai pH berkisar antara 0 – 14


Pentingnya mengetahui pH tanah
1. Menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap
tanaman.
Secara umum unsur hara mudah diserap tanaman pada
pH sekitar netral.

Jika tanah bereaksi masam , unsur P tidak dapat diserap


tanaman, karena diikat oleh Al dan Fe.
Jika pH tanah alkalis/ basa unsur P diikat oleh Ca atau
Mg menjadi CaPO4 atau Mg PO4
2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur beracun.
Tanah masam, ion Al selain mengikat P juga merupakan racun
bagi tanaman
Pada tanah rawa pasang surut, pH yang sangat rendah
menunjukkan kandungan sulfat tinggi, yang bersifat toksik bagi
tanaman.

Tanah masam, unsur mikro ditemukan dalam jumlah banyak.


Unsur mikro diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila
terdapat dalam jumlah banyak bersifat toksik bagi tanaman.
Contoh unsur mikro: Fe, Mn, Zn.

Sebaliknya pada tanah bereaksi alkalis, sering ditemukan unsur


Mo (Molibdenum) dan garam dalam konsentrasi yang tinggi,
sehingga bersifat toksik bagi tanaman
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

- Bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5


atau lebih, pada pH < 5,5 perkembangan bakteri
sangat terhambat

- Jamur dapat berkembang baik pada kisaran pH


yang luas. Pada pH > 5,5 jamur harus bersaing
dengan bakteri

- Bakteri pengikat N dari udara dan bakteri


nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik
pada pH > 5,5
Bagaimanakah mengubah pH Tanah ?

- Tanah masam dapat dinaikkan pH-nya dengan


menambahkan kapur ke dalam tanah (dikenal
dengan istilah Pengapuran)

- Tanah alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan


penambahan belerang
4. Kapasitas Tukar Kation (KTK) :
Banyaknya kation yang dapat dijerap oleh tanah
per satuan berat tanah. (biasanya per 100 g
tanah kering mutlak)

KTK dinyatakan dalam satuan kimia miliekivalen


per 100 g (me/100 g)

1 miliekivalen atau 1 me adalah suatu jumlah


yang secara kimia setara dengan 1 g
hidrogen.
KTK merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah

Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyedia-


kan hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai KTK yaitu:


(1) kandungan bahan organik;
(2) kandungan liat;
(3) jenis mineral liat
No. Jenis mineral liat KTK (me/100 g tanah
1. Humus 100 – 300

2. Khlorit 10 – 40
3. Montmorilonit 80 – 150

4. Kaolinit 3 – 15

5. Haloisit. 2H2O 5 – 10

6. Haloisit. 4H2O 40 – 50

7. Sesquioksida 0-3
1 miliekivalen atau 1 me adalah suatu jumlah yang
secara kimia setara dengan 1 g hidrogen.

1 me H+ = 1 mg H
1 me K+ = 39 mg K
1 me Na+ = 23 mg Na

1 me Ca2+ = 40/2 mg Ca
1 me Mg2+ = 24/2 mg Mg
Suatu tanah mengandung kation K sebesar
0,6 me/100 g artinya:

= 0,6 x 39 mg/100 g
= 23,4 mg/100 g
= 234 mg/1000 g atau
234 mg/1.000.000 mg
= 234 ppm (part per million)
5. KEJENUHAN BASA (KB)

Merupakan perbandingan antara jumlah kation basa


dengan jumlah semua kation (kation basa + kation asam)

Kation basa: Ca, Mg, K dan Na


Kation asam: H dan Al

KB = Jumlah kation basa X 100 %


Jumlah semua kation
Hubungan KB dengan pH tanah

Tanah dengan pH rendah, umumnya mempunyai KB rendah,


sebaliknya tanah dengan pH tinggi umumnya mempunyai KB
tinggi

DISKUSI KELOMPOK:

Mengapa tanah di Indonesia bagian barat umumnya mem-


punyai nilai KB lebih rendah dibandingkan dengan tanah
Indonesia bagian timur ?
TUGAS KELOMPOK (dikumpulkan):

1. Suatu tanah mengandung 30 me/100 g kation Ca2+.


Hitunglah berapa ppm Ca2+ dalam tanah tersebut ?

2. Suatu tanah mengandung kation Al3+ sebesar 450 ppm,


ubahlah menjadi satuan me/100 g tanah.

Anda mungkin juga menyukai