Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru

The Influence Of Buteyko Respiratory Techniques ToPulmonary Ventilation Function

Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2


1
Dosen PSIK STIKes Perintis Sumatera Barat
Email : perawat.arif@yahoo.co.id
2
Dosen Akademi Keperawatan Nabila Padang Panjang
Email : mariza_elvira@yahoo.com

Naskah Masuk : 15-04-2018 Naskah Diterima : 28-04-2018 Naskah Disetujui : 04-06-2018

Abstract
Patients suffering from asthmadevelop bronchospasm and bronchokontriksi resulting in hyperventilation
resulting in decreased ventilation and oxygenation. Interventions to maintain lung oxygenation ventilation
function one of them with Buteyko respiratory technique intervention. The purpose of this study was to
identify the effect of Buteyko respiratory technique on lung oxygenation ventilation function in bronchial
asthma patients. The research design used quasy experiment nonequivalent pre-post control group, and
sample number of both groups respectively 15 respondents.The intervention group performed Buteyko
breathing technique for 6 weeks.Sampling by consecutive sampling technique. The results of this study
indicated that there was a significant difference in pulmonary oxygen ventilation function after Buteyko's
breathing technique for 6 weeks (p = 0.00, α = 0.05). The researcher's recommendation is to improve the
ventilation function of lung oxygenation by intervening Buteyko respiratory technique in bronchial asthma
patient.

Keywords : Buteyko breathing techniques, ventilation function of lung oxygenation, bronchial asthma

Abstrak
Pasien yang menderita asma terjadi bronchospasme dan bronchokontriksi yang mengakibatkan hiperventilasi
sehingga terjadi penurunan ventilasi dan oksigenasi.Intervensi untuk mempertahankan fungsi ventilasi
oksigenasi paru salah satunya dengan intervensi teknik pernapasan Buteyko.Tujuan penelitian adalah
mengidentifikasi pengaruh penerapan teknik pernapasan Buteyko terhadapfungsi ventilasi oksigenasi paru
pada pasien asma bronkial.Desain penelitian menggunakan quasy eksperiment nonequivalent pre-post
control group, dan jumlah sampel kedua kelompok masing-masing 15 responden.Pengambilan sampel
dengan teknik consecutive sampling.Kelompok intervensi melakukan teknik pernapasan Buteyko selama 6
minggu.Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada
perbedaan bermakna fungsi ventilasi oksigenasi paru setelah melakukan teknik pernapasan Buteyko selama 6
minggu (p= 0.00, α= 0.05). Rekomendasi peneliti adalah sebaiknya untuk meningkatkan fungsi ventilasi
oksigenasi paru dilakukan intervensi teknik pernapasan Buteyko pada pasien asma bronkial.

Kata kunci: Teknik Pernapasan Buteyko, Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru, Asma Bronkial

PENDAHULUAN karbondioksida sebagai zat sisa


Tubuh membutuhkan asupan metabolisme dari sel ke udara secara
oksigen yang konstan untuk menyokong bebas. Proses respirasi agar dapat
pernapasan (Black & Hawk, berlangsung secara sempurna memerlukan
2014).Pernapasan berarti pergerakan fungsi yang baik dari saluran pernapasan,
oksigen dari atmosfer menuju ke sel untuk otot-otot pernapasan, elastisitas jaringan
proses metabolisme dalam rangka paru serta dinding dada. Proses respirasi
menghasilkan energi dan keluarnya dapat terganggu bila terjadi gangguan

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 45
pada proses ventilasi, difusi dan transport inflamasi yang didahului oleh faktor
oksigen dan karbondioksida. Ventilasi pencetus (Alsagaff & Mukhty, 2010).
yang adekuat tergantung pada gerakan Trigger yang berbeda akan
bebas udara melalui jalan napas atas dan menyebabkan eksaserbasi asma oleh
bawah. Pada banyak kondisi jalan napas karena inflamasi saluran napas atau
menjadi menyempit atau tersumbat bronkospasme akut atau keduanya.
sebagai akibat proses penyakit, Sesuatu yang dapat menyerang asma ini
bronkokonstriksi (penyempitan jalan sangat bervariasi antara individu dengan
napas oleh konstriksi serabut otot), benda individu yang lain dan dari yang satu
asing atau sekresi. Gangguan ventilasi waktu kewaktu yang lain. Beberapa hal
sering terjadi pada pasien asma (Price & diantaranya adalah faktor alergen, polusi
Wilson, 2006). udara, infeksi saluran napas, kelelahan,
Asma merupakan penyakit perubahan cuaca, makanan, obat atau
gangguan inflamasi kronis saluran ekspresi emosi yang berlebihan (Sudoyo,
pernapasan yang ditandai dengan adanya 2006).
episode wheezing, kesulitan bernapas, Inflamasi saluran napas pada asma
dada yang sesak dan batuk. Inflamasi ini merupakan proses yang sangat kompleks,
terjadi akibat peningkatan responsive melibatkan faktor genetik, antigen
saluran pernapasan terhadap berbagai berbagai sel inflamasi, interaksi sel dan
stimulus (Lemon & Burke, 2000). mediator yang membentuk proses
Hal yang selalu dapat ditemui pada inflamasi kronik dan remodeling. Dalam
penderita asma adalah saluran serangan asma, sangat mudah untuk
pernapasannya yang hiperresponsif menegakkan diagnosisnya, tetapi ketika
terhadap stimulus.Untuk setiap penderita berada dalam episode bebas gejala, tidak
stimulusnya tidak selalu sama. mudah untuk menentukan seseorang
Penyempitan saluran napas pada asma menderita asma.Serangan asma biasanya
bronkial, bukanlah penyempitan yang bermula dengan mendadak dengan batuk
diakibatkan oleh penyakit infeksi dan rasa sesak dalam dada, disertai
menahun pada saluran napas (seperti dengan pernapasan lambat, mengi,
bronkitis menahun) ataupun penyempitan laborius/snoring.Ekspirasi selalu lebih
sebagai akibat kerusakan dinding saluran panjang dibanding inspirasi, yang
napas (misal pada bronkiektasis ataupun mendorong pasien untuk duduk tegak dan
emfisema paru), namun karena reaksi

46 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


menggunakan setiap otot aksesori masyarakat diberbagai negara diseluruh
pernapasan. dunia dengan kekerapan yang bervariasi
Penderita asma akan mengalami disetiap negara dan cenderung meningkat
hiperventilasi yang menyebabkan pada negara-negara berkembang. Angka
rendahnya kadar CO2 yang akan diikuti kejadian asma 80% terjadi di negara
dengan pergeseran efek Bohr dan berkembang akibat kemiskinan,
akibatnya oksigenasi akan semakin kurangnya tingkat pendidikan,
berkurang. Gejala asma dapat menjadi pengetahuan dan fasilitas pengobatan.
lebih buruk dengan terjadinya komplikasi Berdasarkan data WHO pada tahun 2011,
terhadap asma tersebut sehingga sebanyak 235 juta orang diseluruh dunia
bertambahnya gejala terhadap distress menderita asma, dan sekitar 250.000
pernapasan yang biasa dikenal dengan penderita meninggal pertahun karena
status asmatikus(Brunner & Suddarth, asma di seluruh dunia.Angka kematian
2001). yang disebabkan oleh penyakit asma di
Fungsi ventilasi paru ini dapat seluruh dunia diperkirakan akan
dilihat melalui pemeriksaan fungsi paru meningkat 20% untuk sepuluh tahun
menggunakan peak flow meter, mengukur mendatang, jika tidak terkontrol dengan
jumlah aliran udara dalam jalan napas baik. Data American Lung
untuk memonitor kemampuan paru dalam Associationpada tahun 2009, sebanyak
menggerakkan udara dan untuk 3.388 orang meninggal pertahun karena
mengetahui adanya obstruksi jalan asma. Mengamati tingginya angka
napas.Sedangkan penilaian oksigenasi kesakitan dan kematian akibat asma dan
paru dapat menggunakan pulse oximetry terus meningkatnya angka tersebut dari
untuk menunjukkan status oksigenasi tahun ke tahun menuntut keseriusan dari
dengan akurasi pengukuran dipengaruhi bidang kedokteran untuk menanganinya.
Hb. Peningkatan terjadi juga di negara-
Penyakit asma yang merupakan negara Asia Pasifik seperti
penyakit inflamasi kronik saluran Indonesia.Studi di Asia Pasifik baru-baru
pernapasan yang ditandai dengan ini menunjukkan bahwa tingkat tidak
obstruksi aliran napas yang dengan terapi masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi
spesifik dapat secara total ataupun parsial dibandingkan dengan di Amerika Serikat
diredakan gejalanya, adalah penyakit yang dan Eropa (Rengganis, 2008).Di
menjadi masalah serius pada kesehatan Indonesia, ditemukan data prevalesi asma

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 47
yang diperoleh berdasarkan hasil Riset keterbatasan aktivitas dan tidak ada efek
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 samping penggunaan obat (Yunus F,
dari 33 Provinsi di Indonesia, Provinsi 2008). Asma yang tidak diobati
Sumatera Barat menempati urutan 10 menyebabkan penderita harus dirawat di
besar sebagai penyumbang angka rumah sakit, tidak masuk sekolah atau
kesakitan pada penyakit asma sebesar 2,7 kerja, terbatas aktivitas fisiknya, tidak bisa
%, sementara yang menduduki peringkat tidur, bahkan pada beberapa kasus
pertama adalah Provinsi Sulawesi Tengah mengakibatkan kematian.
dengan prevalensi sebesar 7,8 % dan Menurut Supriyantoro (2004),
peringkat kedua adalah Provinsi NTT menyatakan bahwa gangguan saluran
sebesar 7,3 %. Ditemukan kejadian pernapasan yang cukup serius ini apabila
penyakit asma lebih tinggi pada tidak ditangani dengan baik dapat
perempuan dibanding laki-laki dengan menghambat aktivitas pasien asma hingga
kelompok usia diatas ≥ 45 tahun 30%. Oleh karena itu, perlu diupayakan
(RISKESDAS, 2013). agar setiap penderita asma mendapatkan
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar diagnosis dan pengobatan yang tepat serta
Bukittinggi berdasarkan rekam medis mampu mengelola asmanya. Pasien asma
jumlah pasien asma bronkial pada tahun harus dapat mengontrol penyakitnya.
2013 sebanyak 153 pasien dengan rerata Asma yang tidak terkontrol dapat
12 atau 13 pasien perbulan. Peningkatan menyebabkan gejala bertambah berat,
kualitas hidup pasien asma diwujudkan sehingga pasien memerlukan bantuan
dengan penatalaksanaan asma yang medis atau harus dibawa ke unit gawat
tepat.Tujuan akhirnya adalah kualitas darurat di rumah sakit. Pasien asma
hidup pasien asma meningkat dengan membutuhkan terapi yang kontinyu
tingkat keluhan minimal, tetapi memiliki sepanjang hidupnya. Terapi asma yang
aktifitas maksimal.Menurut panduan asma terus menerus tentu akan berefek buruk
internasional (Global Initiative for bagi kesehatan penderita asma. Oleh
Asthma/GINA) yang disebut sebagai asma karena itu, banyak penelitian yang
terkontrol adalah asma yang menunjukkan menemukan metode alami untuk
gejala-gejala kronis termasuk munculnya menyembuhkan/mengurangi gejala asma
gejala pada malam hari, jarang terjadi sehingga efek samping yang ditimbulkan
kekambuhan, tidak ada kunjungan ke oleh terapi tersebut dapat diminimalisir.
ruang gawat darurat, tidak ada Tujuan dasar penatalaksanaan dari asma

48 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


mengusahakan agar asma menjadi akibat perut yang dikempiskan.Cenderung
terkontrol yang ditandai dengan gejala tegang dan panik sewaktu serangan, yang
yang tidak ada atau minimal, tidak ada membuat sukar mengatur (kontrol)
keterbatasan aktivitas, faal paru yang pernapasan dan membuat konstriksi
normal atau mendekati normal, tidak ada (menyempitnya) saluran napas bronkus
penggunaan obat agonis β-2 atau minimal bertambah (Herman, 2007). Latihan
dan tidak ada kunjungan ke unit gawat pernapasan bertujuan untuk melatih cara
darurat. bernapas yang benar, melenturkan dan
Dalam penatalaksanaan asma, pola memperkuat otot pernapasan, melatih
hidup sehat sangat dianjurkan. Pola hidup ekspektorasi yang efektif, meningkatkan
sehat akan sangat membantu proses sirkulasi dan mempertahankan asma yang
penatalaksanaan asma. Dengan terkontrol. Pada penderita asma latihan
pemenuhan nutrisi yang memadai, pernapasan selain ditujukan untuk
menghindari stres, dan olahraga atau yang memperbaiki fungsi alat pernapasan, juga
biasa disebut latihan fisik teratur sesuai bertujuan melatih penderita mengatur
toleransi tubuh (The Asthma Foundation pernapasan jika terasa akan datang
of Victoria, 2002). Latihan pernapasan serangan, ataupun sewaktu serangan asma.
merupakan alternatif sarana untuk Selain itu, juga terdapat serangkaian
memperoleh kesehatan yang diharapkan terapi komplementer yang bisa bermanfaat
bisa mengefektifkan semua organ dalam bagi penderita asma.Tujuannya bukan
tubuh secara optimal dengan olah napas untuk menggantikan pengobatan
dan olah fisik secara teratur. Sehingga konvensional yang sedang dijalani,
hasil metabolisme tubuh dan energi melainkan sebagai upaya pelengkap yang
penggerak untuk melakukan aktivitas bisa mempercepat proses penyembuhan.
menjadi lebih besar dan berguna untuk Beberapa terapi komplementer tersebut
menangkal penyakit (Wardoyo, 2003). adalah terapi herbal, homeopati, terapi
Pasien asma memiliki pola nutrisi, tissue salt therapy, aromaterapi,
pernapasan yang salah dan cenderung akupunktur, akupresur, refleksologi,
menggunakan pernapasan dada atas dan meditasi, Yoga, relaksasi progresif,
mengempiskan perut saat inspirasi.Pada Chikung dan teknik pernapasan Buteyko
kondisi ini energi yang diperlukan tinggi (VitaHealth, 2006).
sedangkan pengembangan paru minimal, Teknik pernapasan Buteyko
karena diafragma yang terdorong keatas merupakan bentuk terapi komplementer

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 49
atau terapi fisik alternatif yang signifikan dalam gejala asma sehari-hari,
mengusulkan penggunaan latihan peningkatan yang signifikan dalam PEFR,
pernapasan sebagai pengobatan untuk dan uji jeda pengendalian dalam
asma serta kondisi lainnya. Metode ini kelompok intervensi, sementara ada
dikembangkan sekitar tahun 1950-an oleh perubahan signifikan dalam kelompok
ilmuwan Rusia, Konstantin Buteyko kontrol.Pemberian teknik latihan
Pavlovich. Metode Buteyko merupakan pernapasan Buteyko secara teratur akan
rangkaian latihan pola napas yang memperbaiki buruknya sistem pernapasan
dirancang untuk melatih pola napas. pada penderita asma sehingga akan
Metode ini terkenal di Rusia, studi resmi menurunkan gejala asma. Prinsip latihan
pertama pada tahun 1968 tentang teknik pernapasan Buteyko ini adalah
efektivitas metode Buteyko pada asma di latihan teknik bernapas dangkal.
Leninggrad Institute of Pulmonologi, yang Peran perawat dibutuhkan sebagai
kedua di Moscow Institute of Pediatric pemberi asuhan keperawatan khususnya
pada April 1980, kemudian metode ini pada pasien asma.Perawat mempunyai
diperkenalkan ke Australia, Selandia wewenang dalam memberikan tindakan
Baru, Inggris dan Amerika Serikat, tetapi atau intervensi baik mandiri maupun
hampir tak terdengar ditempat lain kolaboratif.Tindakan-tindakan
(Rowland, 2006). Terapi ini membantu keperawatan yang dilakukan mulai dari
untuk mengurangi jumlah dari tingkat tindakan preventif, promotif, kuratif dan
keparahan serangan serta dosis obat. rehabilitatif.Masalah keperawatan yang
Sebagai hasil dari terapi ini, indikator sering muncul pada pasien asma adalah
keseimbangan asam-alkali dan ventilasi pola napas tidak efektif akibat perubahan
paru-paru meningkat.Dalam teknik ventilasi pada paru-paru.Salah satu
pernapasan ini, secara sederhana intervensi keperawatan untuk mengatasi
penanganan asma didasarkan pada usaha pola napas tidak efektif yaitu dengan
mengembalikan cara bernapas yang benar melatih pasien dalam mengontrol pola
(VitaHealth, 2006). napasnya.Latihan ulang pernapasan terdiri
Penelitian yang dilakukan oleh atas latihan dan praktik pernapasan yang
Hassan pada tahun 2012 menjelaskan dirancang dan dijalankan untuk mencapai
bahwa pengaruh latihan teknik pernapasan ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien,
Buteyko pada pasien dengan asma dan untuk mengurangi kerja
bronkialmenunjukkan penurunan yang bernapas.Latihan pernapasan dapat

50 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


dipraktikan dalam beberapa posisi, karena memperoleh oksigen dan mengurangi
distribusi udara dan sirkulasi pulmonal hiperventilasi paru.
beragam sesuai dengan posisi dada. Tujuan penelitian ini untuk
Fenomena yang terjadi dilapangan mengidentifikasi manfaat intervensi
pada pasien saat serangan asma, pasien teknik pernapasan Buteyko dalam
mengalami batuk, kesulitan bernapas dan meningkatkan fungsi ventilasi oksigenasi
memerlukan usaha untuk bernapas. Tanda paru pada pasien asma bronkial.
usaha untuk bernapas antara lain napas
METODOLOGI
cuping hidung, bernapas melalui mulut,
Penelitian ini merupakan penelitian
dan penggunaan otot bantu pernapasan.
kuasi eksperimen dengan pendekatan
Teknik pernapasan digunakan oleh
nonequivalent pre-post control group, dan
sebagian besar penderita asma cenderung
jumlah sampel kedua kelompok masing-
bernapas dalam dan berlebihan yang tidak
masing 15 responden. Penelitian
disadari. Bila penderita asma bernapas
dilaksanakan selama 6 minggu.
dengan teknik pernapasan dalam, hal ini
Pengumpulan data dilakukan sebelum dan
semakin memperburuk sistem pernapasan
setelah dilakukan intervensi.Populasi
pasien sehingga dapat menstimulasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien
terjadinya penyempitan saluran napas dan
asma bronkial yang dirawat disebuah RS
peningkatan mukus sehingga akan
di Bukittinggi.Jumlah sampel pada
memperburuk gejala asma. Selain itu
penelitian ini adalah 30 orang responden
pasien asma yang dirawat di rumah sakit
yang terdiri dari 15 orang kelompok
jarang diajarkan tentang cara dan manfaat
intervensi dan 15 orang kelompok kontrol.
latihan pernapasan secara spesifik.
Teknik pengambilan sampel dengan
Padahal ada salah satu tindakan yang
caraconsecutive sampling. Kriteria
dapat diberikan untuk menghilangkan
sampel: bersedia menjadi klien dan
gejala hiperventilasi dan meningkatkan
kooperatif, klien dengan asma bronkial,
fungsi ventilasi pada pasien asma
memiliki riwayat pengobatan.
didasarkan pada usaha mengembalikan
cara bernapas yang benar. Teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
pernapasan Buteyko sangat efektif pada Hasil
pasien asma, karena teknik pernapasan ini Hasil penelitian dijabarkan dalam
dapat meningkatkan paru dalam dua bentuk yaitu analisa univariat dan

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 51
analisa bivariat seperti dalam tabel berikut dilakukan intervensi pada kelompok
ini : kontrol adalah 5.73 (SD= 0.46) dengan
nilai skor terendah 5.00 dan skor tertinggi
Tabel 1. Hasil Pengukuran Mean, SDFungsi
Ventilasi Oksigenasi Paru Sebelum 6.00. Keyakinan 95% nilai fungsi ventilasi
dan Setelah Intervensi Teknik
Pernapasan Buteyko oksigenasi paru sebelum pada kelompok
kontrol berada diantara skor 5.48 sampai
No Jenis Mean SD n
Kelompok skor 5.99. Sedangkan rerata skor fungsi
1 Intervensi 15 ventilasi oksigenasi paru setelah dilakukan
Sebelum 6.27 0.46
Setelah 7.60 0.51 teknik pernapasan Buteyko pada
2 Kontrol 15
Sebelum 5.73 0.46 kelompok kontrol adalah 5.87 (SD= 0.64)
Setelah 5.87 0.64
dengan nilai skor terendah 5.00 dan skor
Sumber : Hasil Analisis
tertinggi 7.00. Keyakinan 95% nilai fungsi
Hasil analisa univariat menunjukkan ventilasi oksigenasi paru setelah intervensi
bahwa rerata skor fungsi ventilasi pada kelompok kontrol diantara skor 5.51
oksigenasi paru sebelum dilakukan sampai 6.22
intervensi teknik pernapasan Buteyko
Tabel 2. Rerata Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru
pada kelompok intervensi adalah 6.27 Pasien yang Diberikan Tekhnik
Pernafasan Buteyko dan yang Tidak
(SD= 0.46) dengan nilai skor terendah Diberikan Tekhnik Pernafasan Buteuko
6.00 dan skor tertinggi 7.00. Keyakinan
No Kelompok Mean SD p_value
95% nilai fungsi ventilasi oksigenasi paru 1 Intervensi 1.33 0.49
0.000*
2 Kontrol 0.13 0.83
sebelum pada kelompok intervensi berada
Sumber : Hasil Analisis
diantara skor 6.01 sampai skor 6.52.
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.9
Sedangkan rerata skor fungsi ventilasi
dapat disimpulkan bahwa rerata selisih
oksigenasi paru setelah dilakukan teknik
meandari skor fungsi ventilasi oksigenasi
pernapasan Buteyko pada kelompok
paru setelah intervensi teknik pernapasan
intervensi adalah 7.60 (SD= 0.51) dengan
Buteyko pada kelompok intervensi
nilai skor terendah 7.00 dan skor
sebesar 1.33 dengan standar deviasi 0.49,
tertinggi8.00. Keyakinan 95% nilai fungsi
sedangkan rerata selisih meandari skor
ventilasi oksigenasi paru setelah intervensi
fungsi ventilasi oksigenasi paru setelah
pada kelompok intervensi diantara skor
intervensi pada kelompok kontrol sebesar
7.32 sampai dengan skor 7.88.
0.13 dengan standar deviasi 0.83. Hasil uji
Hasil analisis rerata skor fungsi
t tidak berpasangan (Mann-Whitney t-test)
ventilasi oksigenasi paru sebelum

52 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


diperoleh nilai p= 0.000 (p< 0.05, maka skor fungsi ventilasi oksigenasi paru
dapat disimpulkan ada perbedaan yang sebesar 1.33. Secara klinis peningkatan
signifikan rerata selisih fungsi ventilasi tersebut baik, berarti terjadi perubahan
oksigenasi paru setelah intervensi antara fungsi ventilasi oksigensi paru dari kurang
kelompok intervensi dengan kelompok baik menjadi baik.Sedangkan pada
kontrol. kelompok kontrol setelah enam minggu
dilakukan observasi terhadap fungsi
Pembahasan ventilasi oksigenasi parunya juga
Hasil penelitian ini menunjukkan meningkat sedikit dengan kenaikannya
bahwa pasien asma bronkial yang rerata 0.13.
diberikan intervensi teknik pernapasan Pada kelompok kontrol, walaupun
Buteyko selama empat kali pada hari tidak diberikan intervensi teknik
pertama dan dua kali latihan pada hari pernapasan Buteyko tetapi berdasarkan
kedua dan selanjutnya selama 6 minggu rerata skor fungsi ventilasi oksigenasi
dengan durasi setiap latihan 20 menit paru terjadi peningkatan nilai skor fungsi
memperlihatkan adanya perbedaan yang ventilasi oksigenasi paru 0.13 (SD= 0.83)
bermakna rerata fungsi ventilasi meski tidak memperlihatkan adanya
oksigenasi paru sebelum dan setelah perbedaan yang signifikan pada fungsi
intervensi teknik pernapasan Buteyko (p= ventilasi oksigenasi paru (p= 0.55).
0.00, α= 0.05). Dengan demikian dapat Peningkatan fungsi ventilasi oksigenasi
disimpulkan bahwa hipotesis mayor yang paru pada kelompok kontrol disebabkan
menyatakan bahwa ada pengaruh karena penggunaan obat-obat
intervensi teknik pernapasan Buteyko bronchodilator.Obat bronchodilator
terhadap fungsi ventilasi oksigenasi paru digunakan oleh pasien asma kelompok
pada pasien asma bronkial. kontrol adalah golongan obat beta2
Data statistik diatas menunjukkan agonist.Obat beta2 agonist menstimulasi
bahwa dengan intervensi teknik reseptor adrenergic sel-sel otot polos
pernapasan Buteyko yang dilakukan oleh saluran pernapasan sehingga otot menjadi
pasien asma selama 6 minggu, dimana 4 relaksasi dan jalan napas menjadi
kali dilakukan pada minggu pertama dan 2 dilatasi.Golongan obat antikolinergik juga
kali untuk minggu seterusnya selama 6 diberikan untuk memblok efek dari sistem
minggu intervensi dengan sesi 20 menit saraf parasimpatis.Obat antikolinergik
selama latihan dapat meningkatkan rerata dapat meningkatkan tonus vagal otot-otot

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 53
saluran pernapasan (Sudoyo. 2006). restriksi saluran napas dan peningkatan
Namun demikian jika dilihat dari mukus.Rerata penderita asma bernapas 3-
perbedaan selisih mean kelompok 5 kali labih sering dan lebih cepat
intervensi dengan kelompok kontrol dibandingkan yang normal (Dupler,
menunjukkan nilai yang signifikan. Hal 2005).
ini berarti terapi bronkodilator yang Secara garis besar pasien asma
dikombinasi dengan teknik pernapasan sering mengalami
Buteyko lebih efektif meningkatkan untuk hiperventilasi.Hiperventilasi terjadi karena
nilai skor fungsi ventilasi oksigenasi paru mengembangnya tingkat kedalaman
pada pasien asma bronkial dibandingkan pernapasan melebihi batas normal
dengan hanya menggunakan terapi sehingga memperburuk sistem pernapasan
benkodilator saja. karena terjadi kehilangan karbondioksida
Beberapa tindakan perawatan dan secara progresif.Hal ini dapat
medik yang telah diterapkan selama menstimulasi terjadinya penyempitan
rawatan berdampak positif pada saluran napas dan peningkatan mukus.
peningkatan fungsi ventilasi oksigenasi Bila penderita asma melakukan
paru, walaupun sampai minggu ke- 6 pada pernapasan dalam, maka jumlah CO2 yang
kelompok kontrol belum dapat mencapai dikeluarkan akan semakin meningkat. Hal
nilai fungsi ventilasi oksigenasi paru yang ini dapat menyebabkan jumlah CO2
baik, sehingga perlu dipertimbangkan diparu-paru, darah dan jaringan akan
pembahasan fungsi ventilasi oksigenasi berkurang. Terjadinya defisiensi CO2
paru yang telah dicapai pada kelompok disebabkan oleh cara bernapas dalam yang
intervensi, untuk mengetahui lebih jauh dapat menyebabkan pH darah menjadi
tentang manfaat latihan teknik pernapasan alkalis. Perubahan pH dapat menganggu
Buteyko. keseimbangan protein, vitamin dan proses
Asma terjadi karena penderita asma metabolisme. Bila pH mencapai nilai 8,
telah mengembangkan tingkat kedalaman maka hal ini dapat menyebabkan
pernapasan yang jauh melebihi yang gangguan metabolik fatal.Terjadinya
seharusnya, dan tubuh penderita defisiensi CO2 menyebabkan spasme pada
mengkompensasinya dengan langkah- otot polos bronkus, kejang pada otak,
langkah defensive untuk memaksa pembuluh darah, spastic usus, saluran
penderita agar dapat mengurangi frekuensi empedu dan organ lainnya.Bila penderita
pernapasannya.Hal ini menyebabkan asma bernapas dalam, maka semakin

54 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


sedikit jumlah oksigen yang mencapai ke bernapas melalui hidung akan mengurangi
otak, jantung, ginjal dan organ lainnya hiperventilasi (bernapas dalam) sehingga
yang mengakibatkan hipoksia disertai cara terbaik untuk menghemat CO2 yang
dengan hipertensi arteri. Kekurangan CO2 keluar adalah dengan merelaksasikan otot-
pada organ-organ vital (otak) dan sel saraf otot pernapasan sehingga insufisiensi
meningkatkan stimulasi terhadap pusat udara yang terjadi saat serangan asma
pengendalian pernapasan di otak yang dapat berkurang (Thomas, 2004).
menimbulkan rangsangan untuk bernapas, Latihan pernapasan Buteyko
dan lebih lanjut meningkatkan pernapasan membantu menyeimbangkan kadar
sehingga proses pernapasan lebih intensif karbondioksida dalam darah yang hilang
yang kemudian dikenal dengan akibat hiperventilasi sehingga membantu
hiperventilasi. Over breathing dapat pelepasan hemoglobin dalam darah untuk
menybabkan ketidakseimbangan kadar melepaskan oksigen sehingga transportasi
CO2 didalam tubuh (paru dan sirkulasi) oksigen ke jaringan berjalan lancar (Roy,
sehingga hal ini akan mengubah kadar O2 2006). Teknik pernapasan Buteyko juga
dalam darah dan menurunkan jumlah O2 dapat membantu mengurangi kesulitan
seluler. Keseimbangan asam basa tubuh bernapas pada penderita asma dengan cara
juga dipengaruhi oleh pola napas dan menahan karbondioksida agar tidak hilang
konsentrasi O2/CO2.Pada waktu serangan secara progresif akibat hiperventilasi.
over breathing dapat menyebabkan stress Sesuai dengan sifat karbondioksida yang
pada tubuh. mendilatasi pembuluh darah dan otot,
Teknik pernapasan Buteyko maka dengan menjaga keseimbangan
merupakan suatu metode kadar karbondioksida dalam darah akan
manajemen/penatalaksanaan asma yang mengurangi terjadinya bronkospasme
bertujuan untuk mengurangi konstriksi pada penderita asma (Kolb, 2009).
jalan napas dengan prinsip latihan Penelitian yang dilakukan oleh
bernapas dangkal.teknik pernapasan Hasan M.H, dkk tentang pengaruh teknik
Buteyko bertujuan untuk memperbaiki pernapasan Buteyko pada pasien asma
pola napas penderita asma dengan cara bronkial. Responden dibagi menjadi 2
memelihara keseimbangan kadar CO2 dan kelompok yang sama, kelompok
nilai oksigenasi seluler yang pada intervensi terdiri dari 20 pasien menerima
akhirnya dapat menurunkan gejala asma teknik pernapasan Buteyko dan obat yang
(Dupler, 2005).Menurut Buteyko, diresepkan oleh dokter, sedangkan

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 55
kelompok kontrol terdiri dari 20 pasien Sesungguhnya dengan melakukan
tidak melakukan program terapi fisik latihan teknik pernapasan Buteyko pada
hanya obat mereka diresepkan oleh pasien asma memberikan dampak positif
dokter. Program dilakukan selama 6 terhadap peningkatan fungsi ventilasi
minggu.Hasil penelitian menunjukkan oksigenasi paru, sehingga intervensi
penurunan yang signifikan dalam gejala teknik pernapasan Buteyko merupakan
asma sehari-hari, peningkatan yang tindakan yang sangat bermanfaat untuk
signifikan dalam PEFR, dan uji jeda memperbaiki fungsi paru.Tindakan
pengendalian pada kelompok dengan tersebut dapat dilakukan perawat secara
intervensi teknik pernapasan Buteyko, nyata dan mandiri dengan mengedepankan
sementara ada perubahan signifikan dalam pelayanan keperawatan yang professional.
kelompok kontrol. Teknik pernapasan Buteyko akan
Hasil penelitian juga sejalan dengan dapat menambah dan melengkapi
temuan Dalimunthe S.D bahwa latihan tindakan-tindakan prosedur perawatan
teknik pernapasan Buteyko yang diberikan terutama terapi modalitas keperawatan
pada pasien asma bronkial diperoleh tuk yang telah ada pada konteks perawatan
gejala asma mingguan (p= 0.002 dan intensif. Monitoring harus dilakukan
gejala asma bulanan p= 0.012), artinya secara terus menerus untuk mengantisipasi
terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan fungsi ventilasi oksigenasi
gejala asma sebelum dan setelah tidak adequate sehingga perlu dilakukan
melakukan teknik pernapasan Buteyko. tindakan emergency untuk
Teknik pernapasan Buteyko mengatasinya.Penyebab paling sering
merupakan salah satu bagian dari pada fungsi ventilasi oksigenasi yang
rehabilitasi paru yang bertujuan untuk tidak adekuat adalah obstruksi jalan napas
memperbaiki ventilasi dan mengurangi serta beberapa faktor penyakit yang
kerja pernapasan sehingga napas sesak mendasarinya.
berkurang. Latihan selama 6 minggu akan Teknik pernapasan Buteyko sebagai
mempercepat perbaikan fungsi ventilasi pilihan terapi modalitas keperawatan
oksigenasi paru. Peningkatan kemampuan dalam menajemen pernapasan menjadi
adaptasi paru melalui perbaikan fungsi kajian terbaru untuk dapat diterapkan
ventilasi oksigenasi merupakan hal yang lebih baik pada pelayanan
sangat berguna bagi pasien asma bronkial. keperawatan.Pada akhirnya memberikan

56 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


peranan yangnyata dan mandiri bagi Bagi manager pelayanan
profesi keperawatan. keperawatan, intervensi teknik pernapasan
Buteyko dapat dijadikan standar
PENUTUP operasional prosedur dalam asuhan
Kesimpulan keperawatan pasien asma bronkial yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat mengalami gangguan fungsi ventilasi
disimpulkan bahwa ada pengaruh oksigenasi paru.
bermakna antara rerata nilai skor fungsi
ventilasi oksigenasi paru sebelum dan
DAFTAR PUSTAKA
setelah intervensi teknik pernapasan Alsagaff, Hood & Mukhty (2010). Dasar-
Buteyko pada kelompok intervensi, dasar Ilmu Penyakit Paru.Cet 7.
Surabaya : Airlangga University Press
namun tidak serupa halnya pada
Arikunto (2006).Prosedur Penelitian: Suatu
kelompok control dan ada perbedaan yang Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 5.
Jakarta : Rineka Cipta
bermakna pada selisih mean fungsi
Black.JM & Hawks (2014).Keperawatan
ventilasi oksigenasi paru setelah intervensi Medikal Bedah :Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan Ed 8.
teknik pernapasan Buteyko antara
Singapura : Elsevier Inc
kelompok intervensi dan kelompok Bowler S.D, Green A, and Mitchell C.A
kontrol. (1998).Buteyko Breathing Techniques
in Asthma: a blinded randomized
controlled trial. eMJA Medical
Journal of Australia ; 169 : 575-578
Saran
Brashers, Valentina L (2007).Aplikasi Klinis
Intervensi teknik pernapasan Patofisiologi : Pemeriksaan &
Buteyko dapat dijadikan salah satu Manajemen, Ed. 2. Jakarta : EGC
Creswell, J.W (2002). Research Design :
intervensi keperawatan mandiri pada
qualitative & quantitative
pasien asma dengan gangguan fungsi Approaches. Jakarta : KIK Press

ventilasi oksigenasi paru.Namun demikian Dahlan, M.S (2008). Statistik untuk


Kedokteran dan Kesehatan. Edisi
untuk dapat melaksanakan intervensi 3.Jakarta : Salemba Medika
teknik pernapasan Buteyko, perawat Dahlan, M.S (2005). Besar Sampel untuk
Penelitian Kedokterandan
pelaksana harus dapat melaksanakannya Kesehatan.Jakarta : Arkans
dengan benar sehingga diperlukan Djojodibroto, D (2009). Respirologi
(respiratory medicine).Jakarta : EGC
peningkatan pengetahuan dan
Global Initiative for Asthma (GINA)
keterampilan melalui pelatihan atau (2005).Global Strategy for Asthma
seminar pernapasan khususnya mengenai Management and Prevention, diakses
dari http://www.ginaasthma.com
teknik pernapasan Buteyko. /Guideline Item asp? Int Id= 1170

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 57
Guyton & Hall (2014).Buku Ajar Mc. Keown, P (2004). Close Your Mouth:
FisiologiKedokteran. Ed 12. Buteyko Clinic Handbook for Perfect
Singapore : Elsevier Health. Unit Six : Ireland : Calbro
House. Diperoleh 04 April 2014dari
Hasan M.H, Riad N. M & Ahmed F. H
http://asthma.about.com/od/faq/f/BB_
(2013).Effect of Buteyko Breathing
Buteyko_exercise.htm
Technique on Patients with Bronchial
Asthma : The Egyptian Society of Murphy, A (2005). The Buteyko (Shallow
Chest Disease and Tuberculosis Breathing) Method for Controlling
diperoleh dari Asthma.Diakses dari http://
www.sciencedirect.com btinternet.com/-andrew. Murphy /
asthma_buteyko_Shallow_breathing.
Herman P, Deddy (2007). Senam Nafas Sehat
html
sebagai Salah Satu Pilihan Terapi
Latihan pada Penderita Asma
Bronkial. Online
Notoatmodjo (2005).Metodologi Kesehatan.
(http://fisiosby.com/senam -nafas-
Jakarta : Rineka Cipta
sehat-sebagai-salah-satu-pilihan-
terapi-latihan-pada-penderita-asma- Patrick McHugh (2003). Buteyko Breathing
bronkial/) Technique for Asthma : an Effective
Intervention. Diperoleh dari
Halloway E. A (2003).Breathing Exercise for
http://www.nzna.org.nz/journal/116-
Asthma.Online : April 2014
1187/710
Hidayat, A. Aziz Alimul (2011). Metode
PDPI (2006).Asma (Pedoman &
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Penatalaksanaan di Indonesia),
Analisa Data. Edisi Pertama. Jakarta :
www.klikpdpi.com/
Salemba Medika
konsesnsus/asma/asma.html
http://endosama.com/2011/06 Asma
Potter P.A, Perry A.G. (2010). Fundamental
bronkial/html.10:14
Keperawatan, Edisi 7. Jakarta :
http://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology_of Salemba Medika
_asthma
Pollit, D.F & Beck, C.T (2004).Nursing
Ignatavicius, D. D & Workman, M. L Research : Principles and Methods,
(2006).Medical Surgical Nursing ; 7Th Edition, Lippincott William &
critical thingking for collaborative Wilkins. A Wolters Kluwer
care. Fifth edition, Volume 2. Company. Philadelpia
Westline Industrial Drive, St. Luois,
Pratiknya, A.W (2011). Dasar-dasar
Missouri : Elsevier Saunders
Metodologi Penelitian Kedokteran
Kolb, P (2009). Buteyko for Reversal of dan Kesehatan. Ed. 1.Jakarta :
Chronic Hyperventilation.Diakses RajawaliPers
dari http://knol.google.com/k/alex-
Price, S.A & Wilson, L.M
spence/buteyko.
(2006).Pathophysiology : clinical
Kozier.Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis concepts of disease process. 6 edition
Kozier Erb : Elsevier Science
Lemone, Burke, Bauldoff (2011). Medical Priyanto (2010).Pengaruh Deep Breathing
Surgical Nursing.Fifth Edition. Exercise Terhadap Fungsi Ventilasi
United States : Pearson Oksigenasi Paru Pada Klien Post
Ventilasi Mekanik. Diperoleh dari
Lewis, Sharon M, Heitkemper, Margaret, M
http://www.fkui.org
& Direksen, Shanon (2000). Medical
Surgical Nursing :assessment and Program Pascasarjana Universitas
management of clinical problem (5th Muhammadiyah Jakarta
Ed). St. Louis. CV. Mosby

58 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60


(2010).Pedoman Bimbingan Smeltzer, Suzanne C (2001). Buku Ajar
Tesis/Disertasi.Jakarta : UMJ Press Keperawatan medical-bedah Brunner
& Suddarth. Ed. 8.Jakarta : EGC
Rengganis, I (2004).Peranan Antihistamin
pada Inflamasi Alergi. Cermin Dunia Stalmatski A (1999). Freedom From Asthma
Kedokteran No. 142 :Buteyko’s Revolutionary Treatment.
London : Kyle Cathie Limited
(2013). Riset Kesehatan
Dasar.Badan Penelitian dan Sudoyo A.W, dkk (2006). Buku Ajar
Pengembangan Kesehatan: IlmuPenyakit Dalam.Jilid II Edisi
Kementerian Kesehatan RI IV.Jakarta : Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FIK UI
Rosleny M (2013). Psikologi Eksperimen.
Bandung : CV. Pustaka Setia Sugiyono (2010).Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Ed
Rowlands, B (2006). Asma & Alargi.London :
10. Bandung : Alfabeta
A Quantum Book
Taniredja, T & Mustafidah, H.
Sabri, L &Hastono, S.P (2011).Statistik
(2012).Penelitian Kuantitatif :sebuah
Kesehatan, Edisi 6. Jakarta : Rajawali
pengantar. Bandung :Alfabeta, cv
Pers
VitaHealth (2006).Asma: Informasi Lengkap
Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2011). Dasar-
untuk Penderita dan Keluarganya.
dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Ed 4. Jakarta : CV. Sagung Seto
Utama
Sharon L, Lewis … [et.al] (2011). Medical
Wardoyo (2003).Revitalisasi Senam
Surgical Nursing : assessment and
Penyembuhan Medica. Yogjakarta :
management of clinical problems. 8Th
Spa Medica
Ed. Elsevier Mosby
_________ (2014).Bimbingan dan Teknik
Sherwood, Lauralee (2011). Fisiologi
Penulisan Tesis Program Pasca Sarjana
Manusia : dari sel ke sistem. Ed 6.
Keperawatan.Universitas Muhammadiyah
Jakarta : EGC
Jakarta

Pengaruh Tekhnik Pernafasan Buteyko Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru -


Muhammad Arif1 dan Mariza Elvira2 59
60 Jurnal Pembangunan Nagari Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018 : 45 - 60

Anda mungkin juga menyukai