Abstrak
Faktor risiko kardiovaskular memegang peranan penting dalam perjalanan penyakit jantung koroner.
Faktor risiko yang dapat ditangani dengan baik dapat menurunkan risiko seseorang mengalami penyakit
jantung koroner. Apoteker memegang peranan penting di apotek dalam memberikan pharmaceutical
care khususnya pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular. Tujuan penelitian ini untuk melihat
pengaruh pharmaceutical care pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular di komunitas,
khususnya di apotek. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain before after
study. Pharmaceutical care dilakukan selama 3 bulan pada tahun 2013 dan meliputi: review pengobatan,
pemberian edukasi, dan monitoring pengobatan. Perhitungan faktor risiko menggunakan Framingham
score. Faktor risiko kardiovaskular pasien diukur sebelum dan sesudah pemberian pharmaceutical
care dan diuji secara statistik menggunakan t-test. Terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter
nilai kolesterol, HDL-C, tekanan darah sistol, dan Framingham score pada nilai sebelum dan sesudah
mendapatkan pharmaceutical care. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pharmaceutical care
memberikan pengaruh pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular. Pharmaceutical care memberikan
nilai tambah dalam hal pengobatan pasien. Pasien tidak hanya mendapatkan terapi obat tetapi juga
mendapatkan edukasi serta perhatian khusus dari apoteker terkait pengobatan yang diterimanya.
Korespondensi: Ike Dhiah Rochmawati, M.Farm-Klin.,Apt , Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya,
Indonesia, email: ikedhiah@gmail.com
24
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
25
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
26
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
adalah 189,5 mg/dL sedangkan setelah 5 kali seminggu. Pengaturan pola makan
diberikan pharmaceutical care sebesar 175,79 dilakukan dengan pembatasan asupan garam
mg/dL. Nilai HDL-C rata-rata sebelum ke dalam pola makan sehari-hari. Asupan
diberikan pharmaceutical care adalah 52,57 garam tidak hanya dari garam dapur dalam
mg/dL dan setelah diberikan pharmaceutical proses memasak tetapi juga didapat dari
care sebesar 42,71 mg/dL. Pharmaceutical sumber-sumber lain seperti kecap, saus botol,
care yang diberikan berupa optimasi dan makanan kemasan lainnya. Perubahan
penggunaan obat statin yang telah diresepkan gaya hidup yang meliputi pola makan dan olah
oleh dokter. Optimasi tersebut berupa edukasi raga akan dapat merupakan faktor penting
mengenai ketepatan penggunaan statin yang di luar pengobatan menggunakan obat pada
digunakan pada malam hari menjelang tidur penderita penyakit kardiovaskular.7,8
terkait sintesis kolesterol. Selain optimasi Skor Framingham sebelum diberikan
penggunaan obat, pharmaceutical care yang pharmaceutical care sebesar 16,37 dan
diberikan berupa edukasi untuk perubahan setelah diberikan pharmaceutical care
pola makan yang lebih baik. Penatalaksanaan sebesar 14,96. Penurunan skor Framingham
diet tersebut antara lain pengurangan jumlah untuk faktor risiko tersebut merupakan hal
makanan berlemak, peningkatan asupan ikan, yang sangat baik. Penurunan risiko akan
serta lebih banyak mengonsumsi serat yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan jauh
diperoleh dari buah dan sayuran. dari risiko penyakit jantung koroner. Tentunya
Nilai tekanan darah sistol rata-rata hal tersebut tidak dapat dicapai hanya dalam
sebelum diberikan pharmaceutical care waktu singkat. Konsistensi masing-masing
127,86 mmHg sedangkan setelah diberikan subjek untuk terus menjalankan pola hidup
pharmaceutical care sebesar 123,71 mmHg. sehat dan compliance terhadap terapi obat
Tekanan darah memegang peranan penting yang diberikan oleh dokter.
dalam patogenesis penyakit jantung koroner. Kerjasama yang kuat antara apoteker
Seseorang dengan hipertensi memiliki risiko dan dokter sangat diperlukan untuk
mengalami penyakit jantung koroner lebih mengoptimalkan perawatan pasien.9 Selama
besar dibandingkan dengan individu normal. penelitian ini tidak didapatkan drug related
Pencegahan seseorang menderita hipertensi problems pada masing-masing subjek. Dokter
merupakan salah satu pencegahan yang dapat telah lama bekerja sama dengan apoteker
dilakukan. Pharmaceutical care yang terkait sehingga sering mendiskusikan pilihan terapi
pada bagian ini adalah pemberian edukasi untuk pasien sesuai dengan evidence based.
mengenai olahraga dan pengaturan pola Pharmaceutical care yang dilakukan pada
makan. Subjek yang mengikuti penelitian ini pasien dengan faktor risiko kardiovaskular di
diharapkan untuk dapat melakukan olahraga komunitas memberikan layanan pengobatan
ringan seperti jalan kaki 30 menit minimal yang lebih menyeluruh. Apoteker dapat
27
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
memastikan bahwa pasien sudah mendapatkan sehingga pasien tidak hanya mendapatkan
pengobatan yang rasional dengan menjamin terapi obat tetapi juga mendapatkan edukasi
ketepatan pemilihan obat beserta monitoring. serta perhatian khusus dari apoteker terkait
Selain dari sisi pengobatan, apoteker juga pengobatan yang diterimanya.
memberikan edukasi kepada pasien terkait
faktor risiko kardiovaskular dan akibatnya Daftar Pustaka
kepada status kesehatan pasien. Dengan
pasien mengetahui apa itu faktor risiko 1. World Health Organization. Fact sheet top
kardiovaskular, pasien akan merasa lebih ten cause of death [diunduh 10 Agustus
aware terhadap kesehatannya sehingga pasien 2013]. Tersedia dari: http://www.who.int/
akan lebih menjaga kesehatannya. Selain itu, mediacentre/factsheets/fs310/en.
pasien juga akan lebih mengerti tujuan yang 2. Badan Penelitian dan Pengembangan
diharapkan oleh dokter dengan memberikan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
obat kepada pasien. Pengetahuan pasien Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
akan meningkatkan adherence.10 Pasien tidak (RISKESDAS) Tahun 2010. Jakarta:
hanya merasa ‘disuruh’ untuk meminum Badan Penelitian dan Pengembangan
obat tetapi juga mengerti manfaat dari Kesehatan Departemen Kesehatan RI;
obat-obat tersebut, sehingga pasien dapat 2010.
lebih adherence terhadap pengobatan yang 3. Perk J, De Backer G, Gohlke H, Graham
dijalani. Untuk mencapai tujuan pengobatan, I, Reiner Z, Verschuren WM, et al. The
juga perlu didukung dengan gaya hidup fifth joint task force of the european
yang baik. Di sini apoteker memberikan society of cardiology and other societies
edukasi mengenai penatalaksanaan diet dan on cardiovascular disease prevention in
olahraga. Dalam sebuah studi, diet dan olah clinical practice. Eur Heart J. 2012;33:
raga memberikan pengaruh yang baik pada 1635–701. doi:10.1093/eurheartj/ehs092
penderita penyakit degeneratif.11 4. Wang, TJ. New cardiovascular risk factors
Hasil studi ini sejalan dengan apa yang exist, but are they clinically useful?. Eur
telah diperlihatkan oleh suatu metaanalisis. Heart J. 2008;29(4):441–4. doi:10.1093/
Intervensi farmasis baik itu intervensi tunggal eurheartj/ehm644
maupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan 5. Direktorat Bina Farmasi Komunitas
lainnya pada pasien diabetes melitus di dan Klinik Departemen Kesehatan
komunitas memberikan penurunan nilai pada RI. Pharmaceutical care untuk pasien
faktor-faktor risiko kardiovaskular. Selain itu penyakit jantung koroner: fokus sindrom
juga terdapat peningkatan pada medication koroner akut. Jakarta: Direktorat
adherence, pengetahuan, dan ketepatan Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
penggunaan obat.12–15 Departemen Kesehatan RI; 2006.
6. Supardi S. Pelaksanaan standar pelayanan
Simpulan kefarmasian di apotek dan kebutuhan
pelatihan bagi apotekernya. Jakarta:
Pharmaceutical care pada pasien dengan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
faktor risiko kardiovaskular memberikan Masyarakat; 2011.
perbaikan nilai kolesterol, HDL-C, tekanan 7. Strandberg TE, Strandberg AY, Salomaa
darah sistolik, dan Framingham score. Oleh VV, Pitkälä KH, Tilvis RS, Sirola J,
karena itu, pharmaceutical care memberikan et al. Explaining the obesity paradox:
nilai tambah dalam pengobatan pasien cardiovascular risk, weight change, and
28
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 3, Nomor 1, Maret 2014
29