ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Email: antoarunraja@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kegemukan merupakan masalah cukup serius bagi remaja dan menjadi pandemi global serta
sebagai masalah kesehatan kronis terbesar bagi neraga maju maupun negara berkembang. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan pengaruh konseling memodifikasi gaya hidup terhadap pencegahan obe-
sitas. Desain penelitian Quasy Eksperiment dengan pre-test and post-test yang diberikan pada kelompok
kontrol dan kelompok konseling memodifikasi. Teknik sampel dengan cara random sampling. Hasil
penelitian diperoleh bahwa ada perubahan status gizi normal tetapi tidak ada pengaruh secara bermak-
na konseling memodifikasi gaya hidup terhadap status gizi, ada perubahan pola makan dan asupan gizi
siswa baik tetapi tidak ada pengaruh secara bermakna konseling memodifikasi gaya hidup terhadap pola
makan dan asupan gizi baik pada kelompok perlakuan (ρ = 0,001) maupun kelompok kontrol (ρ=0,060),
aktivitas fisik tidak ada perubahan dan pengaruh yang bermakna konseling memodifikasi gaya hidup
baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol dengan nilai (ρ=0,59). Kesimpulan diperoleh
bahwa konseling memodifikasi gaya hidup dapat memberikan perubahan yang cukup terhadap status
gizi siswa, pola makan dan asupan gizinya.
ABSTRACT
Obesity is a serious problem for teenagers and a global pandemic as well as the biggest chronic
health problem for both advanced and developing countries. The purpose of this study is to prove the effect
of counseling on lifestyle modification on obesity prevention. Design of Quasy Experiment Study "with pre-
test and post-test given to the control group and modifying counseling group. Technique sample by random
sampling and with formula proportional random sampling. The result showed that there was a change of
normal nutrient status but there was no significant effect of counseling to modify the lifestyle to good nutri-
tion status in treatment group (ρ=0,107) and control group (ρ = 0,081), there was change of nutrition pat-
tern and good nutrition but there was no significant effect of counseling to modify the lifestyle to diet and
good nutrition in the treatment group (ρ=0,001) and control group (ρ=0,060), physical activity no change
and meaningful influence of counseling to modify lifestyle both in treatment group and control group with
value (ρ=0,59). Conclusion found that lifestyle modification counseling can give enough change to nutrition
status of student, diet and nutritional intake.
Anto 99
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Anto 100
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
tivitas fisik serta melakukan upaya pening- iliki persentase lebih tinggi yaitu 57,1%
katan kesehatan di masyarakat seperti mem- dibandingkan dengan persentase laki-laki
berikan pendidikan kesehatan sebagai upaya yang hanya 42,9%. Sedangkan untuk distri-
tindakan preventif dan promotif. Gambaran busi usia terdapat paling banyak siswa yang
overweight di masa sekarang berdampak be- berumur 13 tahun 8 bulan sebanyak 42,9%
sar pada gambaran obesitas di masa menda- yang tergolong overweight dan obesitas.
tang, sehingga perlu dicari informasi dan per- Tabel 1 menunjukkan Distribusi
lakuan (konseling memodifikasi) mengenai Siswa Menurut Jenis Kelamin dan Usia yang
overweight dan obesitas remaja dengan cara Tergolong Overweight dan Obesitas
pencegahan melalui Konseling memodifikasi
gaya hidup. Tujuan penelitian ini untuk mem- Tabel 1
buktikan pengaruh konseling memodifikasi
Karakteristik n %
gaya hidup terhadap pencegahan obesitas
(Lubans, Smith, Skinner, & Morgan, 2014). Jenis Kelamin
Anto
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Tabel 2. Distribusi Menurut IMT/U, Pola Makan, Asupan Gizi dan Aktivitas Fisik Siswa yang
Tergolong Overweight dan Obesitas Sebelum dan Setelah Konseling memodifikasi
Waktu Pengamatan
Kelompok Variabel Pre Post
n % n %
Perlakuan Status Gizi
Obesitas 1 14,3 1 14,3
Overweight 6 85,7 5 71,4
Normal 0 0 1 14,3
Pola Makan
Tidak Baik 7 100 4 57,1
Baik 0 0 3 42,9
Asupan Gizi
Tidak Normal 7 100 4 57,1
Normal 0 0 3 42,9
Aktivitas Fisik
Kurang Aktif 4 57,1 4 57,1
Aktif 3 42,9 3 42,9
kontrol didapatkan nilai mean status gizi dangkan pada kelompok kontrol didapatkan
siswa sebelum konseling memodifikasi yaitu nilai mean aktivitas fisik siswa sebelum dan
6,00 dan setelah konseling memodifikasi setelah konseling memodifikasi yaitu 7,00.
5,79 serta hasil uji statistik sebesar nilai Hasil uji statistik sebelum dan setelah kon-
ρ=0,081 (<0,05) ini juga menunjukkan tidak seling memodifikasi gaya hidup pada kedua
ada perubahan bermakna pada status gizi kelompok didapatkan nilai ρ=0,591 (<0,05),
dengan konseling memodifikasi gaya hidup artinya tidak ada perubahan bermakna pada
pada kelompok kontrol. Sedangkan untuk aktivitas fisik siswa antara kedua kelompok.
nilai mean pola makan dan asupan gizi siswa
pada kelompok perlakuan sebelum konseling PEMBAHASAN
memodifikasi yaitu 7,50 dan setelah konsel- Status Gizi Siswa
ing memodifikasi yaitu 9,00 serta hasil uji Hal tersebut menunjukkan bahwa
statistik sebesar nilai ρ=1 (<0,05) ini menun- tidak ada pengaruh secara bermakna antara
jukkan tidak ada perubahan bermakna pada konseling memodifikasi gaya hidup terhadap
pola makan dan asupan gizi siswa dengan status gizi baik pada kelompok perlakuan
konseling memodifikasi gaya hidup pada ke- maupun kelompok kontrol. Tidak adanya
lompok perlakuan. Sedangkan pada ke- perubahan secara bermakna dari hasil uji
lompok kontrol didapatkan nilai mean pola statistik dalam penelitian ini bisa saja
makan dan asupan gizi siswa sebelum kon- disebabkan oleh karena waktu konseling me-
seling memodifikasi yaitu 7,50 dan setelah modifikasi gaya hidup yang telah dilakukan
konseling memodifikasi 6,00 serta hasil uji relatif singkat yaitu hanya selama 6 kali per-
statistik sebesar nilai ρ=0,060 (<0,05) ini temuan dalam 1 bulan kepada siswa yang
juga menunjukkan tidak ada perubahan ber- tergolong overweight dan obesitas sehingga
makna pada pola makan dan asupan gizi peneliti belum dapat mengontrol secara total
siswa dengan konseling memodifikasi gaya gaya hidup siswa. Dalam penelitian ini kon-
hidup pada kelompok kontrol. Sementara seling memodifikasi gaya hidup merupakan
untuk nilai mean aktivitas fisik siswa pada salah satu bentuk edukasi kesehatan bidang
kelompok perlakuan sebelum dan setelah gizi yang sangat penting untuk merubah per-
konseling memodifikasi yaitu 8,00, se- ilaku yang tidak sesuai dengan kaidah gizi.
Tabel 3. Perbandingan Perubahan Status Gizi, Pola Makan, Asupan Gizi dan Aktivitas Fisik
Siswa yang Tergolong Overweight dan Obesitas Sebelum dan Setelah Konseling memodifikasi
Perbandingan Perubahan
Perlakuan (n=7) Kontrol (n=7) Nilai ρ Mann
Variabel
Min/ Min/ Whitney
Mean Med Mean Med
Max Max
Status Gizi
Pre 9,00 1/2 2 6,00 1/2 1 0,10
Post 9,21 1/3 2 5,79 1/2 1 0,08
Pola Makan
Pre 7,50 1/2 1 7,50 1/2 1 1
Post 9,00 1/2 1 6,00 1/2 1 0,06
Asupan Gizi
Pre 7,50 1/2 1 7,50 1/2 1 1
Post 9,00 1/2 1 6,00 1/2 1 0,06
Aktivitas Fisik
Pre 8,00 1/2 1 7,00 1/2 1 0,59
Post 8,00 1/2 1 7.00 1/2 1 0,59
Sumber: Data Primer, 2017
Anto
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Konseling memodifikasi pendidikan gizi pa- porsi makan bisa saja disebabkan waktu
da remaja kelebihan berat badan diharapkan penelitian bertepatan dengan bulan Rama-
dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan dhan. Semua siswa yang termasuk dalam ke-
kemudian pengetahuan gizi yang dimiliki lompok perlakuan dan kontrol yang ber-
dapat berpengaruh terhadap perilaku dalam status gizi overweight dan obesitas adalah
memilih dan mengkonsumsi makanan yang muslim sehingga tentu mereka akan berpua-
memenuhi syarat kebutuhan zat gizi individu sa. Selain itu, pada bulan Ramadhan biasanya
(Shofia & Sulchan, 2015). jenis makanan yang ada lebih bervariasi dan
Konsumsi zat gizi yang sesuai dengan porsinya juga lebih banyak sehingga siswa
kebutuhan remaja kelebihan berat badan ini pasti akan susah dalam mengontrol ting-
akan berdampak pada penurunan IMT rema- kat konsumsinya apalagi pada siang hari
ja kelebihan berat badan sehingga remaja mereka juga berpuasa (Nabawiyah & Sul-
memiliki kondisi gizi/status gizi yang lebih chan, 2015).
baik. Sesuai dengan pada penelitian tentang Meskipun begitu, berdasarkan Food
hubungan status gizi pada anak dengan obe- Recall 24 jam ternyata ada 3 siswa dari ke-
sitas usia 13-15 tahun di Depok tahun 2012 lompok perlakuan yang sudah bisa men-
menyebutkan bahwa frekuensi makan lebih gontrol tingkat konsumsinya mulai dari pem-
dari 3 kali sehari setiap hari memiliki risiko ilihan jenis makanannya yang rendah kalori,
status gizi lebih terjadinya obesitas 2,1 kali karbohidrat, lemak jenuh dan tinggi serat,
dibandingkan makan kurang atau sama frekuensi makan yang tetap teratur dan por-
dengan 3 kali sehari (Haristia, 2012). Data si makan yang sudah cukup. Hal ini berati
dari daerah lain menunjukkan prevalensi bahwa pola makan ketiga siswa ini sudah
obesitas di Semarang pada tahun 2013 prev- baik yang tentu didukung oleh faktor luar
alensi gizi lebih pada remaja perempuan seperti keluarga atau media kesehatan dari
sebesar 37,8% dan 32,3% pada laki-laki, hal televisi maupun handphone. Setiap per-
ini disebabkan karena sering jajan dan temuan terhadap siswa, peneliti mem-
asupan energi tinggi (Dewi & Dieny, 2013). berikan materi panduan asupan gizi yang
Penelitian lain dari pengukuran TB dan BB terangkum dalam media leaflet dan modul
dari populasi di SMK Muhammadiyah Sura- PUGS. Hal tersebut merupakan upaya konsel-
karta, didapatkan siswa-siswi yang mengala- ing memodifikasi yang dilakukan dengan
mi obesitas (Z-score >2 SD) sebanyak 7,03% harapan siswa ini akan mengontrol pola
dan status gizi bermakna terhadap kelebihan makannya yang berdampak pada asupan giz-
berat badan (Rinanti, Muwakhidah, Kes, En- inya. Hal ini sejalan dengan penelitian Nur-
dang Nur, & St, 2016). masyita (2015) yang menyatakan bahwa un-
tuk grup penyuluhan individu sesudah pen-
Pola Makan dan Asupan Gizi Siswa didikan gizi tidak terdapat perbedaan yang
Meskipun secara statistik tidak ada pe- bermakna, dikarenakan subjek kurang
rubahan yang bermakna, akan tetapi pada kontrol terhadap dirinya sendiri sedangkan
penelitian ini konseling memodifikasi gaya grup penyuluhan kelompok terjadi
hidup terhadap siswa cukup berpengaruh penurunan TKE (Nurmasyita, Widjanarko, &
pada perubahan jenis makanan yang dikon- Margawati, 2016).
sumsi dan porsi makannya. Pada frekuensi
makan tidak terdapat perubahan dikare- Aktivitas Fisik Siswa
nakan sebelum konseling memodifikasi su- Hal tersebut menunjukkan bahwa kon-
dah dalam kategori cukup sehingga pada seling memodifikasi gaya hidup yang diberi-
saat melakukan konseling peneliti hanya kan kepada siswa yang tergolong overweight
menekankan pada pemilihan jenis makanan dan obesitas pada saat penelitian tidak be-
yang baik dan pengaturan porsi yang benar. gitu berpengaruh secara bermakna terhadap
Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perubahan aktivitas siswa yang tergolong
pengaruh secara bermakna antara konseling overweight dan obesitas baik pada kelompok
memodifikasi gaya hidup terhadap pola perlakuan maupun kelompok kontrol. Kon-
makan siswa baik pada kelompok perlakuan seling memodifikasi gaya hidup merupakan
maupun kelompok kontrol. Perubahan yang salah satu upaya yang direncanakan sebagai
terjadi pada pemilihan jenis makanan dan upaya dalam pencegahan obesitas terhadap
Anto 104
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Anto
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 7, Nomor 2, Desember 2017
Lubans, D. R., Smith, J. J., Skinner, G., & Mor- Saryono, A. M. (2013). Metodologi penelitian
gan, P. J. (2014). Development and im- kualitatif dan kuantitatif dalam bidang
plementation of a smartphone applica- kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
tion to promote physical activity and Sawka, K. J., McCormack, G. R., Nettel-
reduce screen-time in adolescent boys. Aguirre, A., Hawe, P., & Doyle-Baker, P.
Frontiers in public health, 2. K. (2013). Friendship networks and
McNeil, J., Cameron, J. D., Finlayson, G., Blun- physical activity and sedentary behav-
dell, J. E., & Doucet, E. (2013). Greater ior among youth: a systematized re-
overall olfactory performance, explicit view. International Journal of Behav-
wanting for high fat foods and lipid ioral Nutrition and Physical Activity,
intake during the mid-luteal phase of 10(1), 130.
the menstrual cycle. Physiology & be- Sedibe, H. M., Kahn, K., Edin, K., Gitau, T.,
havior, 112, 84-89. Ivarsson, A., & Norris, S. A. (2014).
Nabawiyah, H., & Sulchan, M. (2015). Qualitative study exploring healthy
PENGARUH KONSELING MODIFIKASI eating practices and physical activity
GAYA HIDUP TERHADAP DENSITAS among adolescent girls in rural South
ENERGI MAKANAN, LINGKAR PING- Africa. BMC pediatrics, 14(1), 211.
GANG, DAN KADAR INTERLEUKIN-18 Shofia, N., & Sulchan, M. (2015). Pengaruh
(IL-18) PADA REMAJA OBESITAS Konseling Modifikasi Gaya Hidup Ter-
DENGAN SINDROM METABOLIK. hadap Asupan Serat, Kadar Glukosa
Diponegoro University. Darah Puasa, dan Kadar Interleukin 18
Nicholls, L., Lewis, A. J., Petersen, S., Swin- (IL-18) pada Remaja Obesitas dengan
burn, B., Moodie, M., & Millar, L. Sindrom Metabolik. Diponegoro Uni-
(2014). Parental encouragement of versity.
healthy behaviors: adolescent weight Todd, A. S., Street, S. J., Ziviani, J., Byrne, N. M.,
status and health-related quality of life. & Hills, A. P. (2015). Overweight and
BMC public health, 14(1), 369. obese adolescent girls: the importance
Nurmasyita, N., Widjanarko, B., & Margawati, of promoting sensible eating and activ-
A. (2016). Pengaruh intervensi pen- ity behaviors from the start of the ado-
didikan gizi terhadap peningkatan lescent period. International journal of
pengetahuan gizi, perubahan asupan environmental research and public
zat gizi dan indeks massa tubuh remaja health, 12(2), 2306-2329.
kelebihan berat badan. JURNAL GIZI Trivedi, S., Burton, A., & Oden, J. (2014). Man-
INDONESIA, 4(1), 38-47. agement of pediatric obesity: A life-
Padwal, R. S., Pajewski, N. M., Allison, D. B., & style modification approach. The Indi-
Sharma, A. M. (2011). Using the Ed- an Journal of Pediatrics, 81(2), 152-
monton obesity staging system to pre- 157.
dict mortality in a population- Van Lippevelde, W., van Stralen, M., Ver-
representative cohort of people with loigne, M., De Bourdeaudhuij, I., De-
overweight and obesity. Canadian forche, B., Brug, J., . . . Haerens, L.
Medical Association Journal, 183(14), (2011). Mediating effects of home-
E1059-E1066. related factors on fat intake from
RI, K. K. (2013). Laporan Riset Kesehatan snacks in a school-based nutrition in-
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakartta: Ba- tervention among adolescents. Health
dan Penelitian dan Pengembangan education research, 27(1), 36-45.
Kesehatan, 13-14. Verrotti, A., Di Fonzo, A., Penta, L., Agosti-
Rinanti, O. S., Muwakhidah, S., Kes, M., En- nelli, S., & Parisi, P. (2014). Obesity and
dang Nur, W., & St, S. (2016). Perbe- headache/migraine: the importance of
daan Asupan Karbohidrat Dan Kebia- weight reduction through lifestyle
saan Sarapan Antara Status Gizi Siswa modifications. BioMed research inter-
Overweight Dan Non-Overweight Di national, 2014.
SMK2 Muhammadiyah Surakarta. UNI-
VERSITAS MUHAMMADIYAH SURA-
KARTA.
Anto 106