Anda di halaman 1dari 44

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Ny. R


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara Provinsi Sumatera Utara

Manalu, Desvan H A

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2893
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

DESVAN H. A. MANALU
142500104

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
sehingga saya diberi kesehatan dan kesempatan untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat
bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. BapakSetiawan,S.Kp.,MNS.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah saya..
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku ketua program studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Roymond H.Simamora, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah saya.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta dan ketiga saudara kandung
saya yang tidak pernah menyerah dalam memotivasi saya dalam bentuk nasehat,
dorongan dan doa.
8. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman saya Zahrina Violla, Inggrid
Monica, Warno Pasaribu, atas bantuan dan semangat yang selalu diberikan kepada
saya.
9. Teman-teman satu dosen pembimbing saya dan tidak lupa saya berterima kasih
kepada semua teman-teman mahasiswa/I Fakultas Keperawatan Universitas

Universitas Sumatera Utara


Sumatera Utara Angkatan 2014 atas kebersamaan yang kita telah lalui selama 3
tahun ini dan terima kasih untuk dukungan dan semangat yang kalian berikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat,
tutur bahasa dan cara penulisan di dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Maka dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua
pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan berkatnya bagi
kita semua.

Medan, Juli 2017

Desvan H A Manalu

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
C. Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS .................................................................... 4


A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Nyeri: Gastritis ................................................. 4
1. Pengkajian................................................................................. 12
2. Analisa Data.............................................................................. 13
3. Rumusan Masalah ..................................................................... 13
4. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 14
5. Perencanaan .............................................................................. 14
B. Asuhan Keperawatan Kasus........................................................... 17
1. Pengkajian................................................................................. 17
2. Analisa Data.............................................................................. 24
3. Rumusan Keperawatan ............................................................. 25
4. Intervensi Keperawatan ............................................................ 26
5. Implementasi dan Evaluasi ....................................................... 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 31

B. Saran ................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalahproses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa


lambung dan secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel
radangpada daerah tersebut(Valle, 2008). Penyakit gastritis terjadi karena dua hal,
yaitu gangguan fungsional dari lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan
struktur anatomi.Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari
lambung yang berkaitan dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat
psikologis.Gangguan suktur anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tumor.Faktor
kejiwaan atau stres juga terhadap timbulnya serangan ulang penyakit gastritis
(Sukarmin, 2011).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap


beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%,
dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui
endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih
tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan
awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis
pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
dari 238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia, Rahmi:2011).Sekitar empat juta penduduk
Amerika Serikatmengalami gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas
sekitar 15.000orang per tahun.

Universitas Sumatera Utara


Angka kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukanKementrian
Kesehatan Republik Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%,Denpasar 46%,
Palembang35,3%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak31,2% (Kemkes RI,
Profil Kesehatan Indonesia, 2009).

Gastritis terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor penyebab


iritasilambung atau disebut juga faktor agresif seperti HCl, pepsin, dan
faktorpertahanan lambung atau faktor defensif yaitu adanya mukus
bikarbonat.Penyebab ketidakseimbangan faktor agresif-defensif antara lain adanya
infeksiHelicobacter pylori(H.pylori) yang merupakan penyebab yang paling sering
(30–60%), penggunaan obat-obatan yaitu obat golonganAnti-inflamasi Non-
Steroid(OAINS), kortikosteroid, obat-obat antituberkulosa serta pola hidup
dengantingkat stres tinggi, minum alkohol,kopi, dan merokok (Ritias, dkk., 2000).

Pasien gastritis sering mengeluhkan rasa sakit ulu hati, rasaterbakar, mual,
dan muntah.Hal ini sering mengganggu aktivitas pasien sehari-hari yang pada
akhirnya menyebabkan produktivitas dan kualitas hidup pasien menurun.Komplikasi
gastritis sering terjadi bila penyakit tidak ditangani secara optimal.Terapi yang tidak
optimal menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada
akhirnya megalamikomplikasi perdarahan, pertonitis, bahkan kematian (Valle,
2008).Pengobatan gastritis meliputi terapi konservatif dan medika mentosa.Terapi
konservatif meliputi perubahan pola hidup, mengatasi stres, tidak merokok, berhenti
minum alkohol, atau kopi.Terapi medika mentosa atau terapi farmakologis adalah
terapi yang menggunakan obat–obatan. Terapi farmakologis meliputi obat – obatan
yang menetralisir keasaman lambung seperti antasida, obat yang dapat mengurangi
produksi asam lambung yaitu Antagonis Histamin-2 (AH2), Proton Pump
Inhibitor(PPI), obat yang meningkatkan faktor defensif lambung yaitu Agonis
Prostaglandin atau Sukralfat dan Antibiotik untuk eradikasi H.pylori (McQuaid,
2007).

Universitas Sumatera Utara


B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Masalah Kebutuhan dasar
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada
gastritis.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.R dengan masalah nyeri
akut pada gastritis.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.R dengan masalah
nyeri akut pada gastritis
d. Mampu melakukan implementasi pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada
gastritis.
e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.R dengan masalah nyeri akut pada
gastritis.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu keperawatan dan peningkatan mutu pendidikan di masa
yang akan datang.
2. Bagi Penulis
Hasil penulisan penyusunan KTI ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran, meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri karena
gastritis.
3. Bagi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan tentang asuhan
Keperawatan pada pasien dengan gangguan nyeri pada penyakit gastritis.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Nyeri: Gastritis
1. Konsep Dasar Gastritis

a. Defenisi Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,kronik


difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah (Suratun & Lusianah, 2010).Penyakit gastritis bisa
disebabkan oleh serangan bakteri yang mengakibatkan gangguan pada saluran
pencernaan. Namun, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian perut
dengan makanan yang dimakan, misalnya makanan yang pedas (cabai atau merica)
ataupun makanan yang memiliki kadar lemak tinggi. Kalau penyebabnya adalah
makanan maka penyakit ini dapat diatasi dengan menjauhkan atau setidaknya
mengurangi asupan makanan tersebut dari menu sehari-hari.Selain karena makanan,
penyakit gastritis dapat pula disebabkan oleh gerakan usus yang lambat saat
mengosongkan makanan di lambung (Yuliarti, Nurheti, 2009).

b. Epidemiologi

Tinjauan terhadap beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh World


Health Organitation(WHO) mendapatkan hasil persentase gastritis di dunia,
diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan Perancis
29,5%. Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis di beberapa daerah juga
cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.
Menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar
31,2%, Denpasar 46%, dan kejadian gastritis yang tertinggi terdapat di kota Medan
yaitu sebesar 91,6% (Gustin, 2012).

4
Universitas Sumatera Utara
c. Etiologi

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis


bakteri, obat, alkohol, stress, penyakit: bile reflux (empedu), kelainan autoimmune
atrophic, Crohn’s disease, radiasi (Hirlan, 2009). Infeksi bakteri, sebagian besar
populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pyloriyang hidup di bagian dalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung.Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti
bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut
terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri ini.Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa kanak-
kanak dan dapatbertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.Infeksi H.
Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophicgastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan
rusak.Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat
mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan
atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko
(tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena
infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala
gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian
orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak (Hirlan, 2009).

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus, Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya
sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer (Hirlan, 2009).

Universitas Sumatera Utara


Penggunaan alkohol secara berlebihan, dapat mengiritasi dan mengikis
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap
asam lambung walaupun pada kondisi normal (Hirlan, 2009). Stress fisik akibat
pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan
gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung (Hirlan, 2009).

Penyakit bile reflux (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna


lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,
empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam
kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve)
akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan gastritis (Hirlan, 2009).Crohn’s disease walaupun penyakit ini
biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun
kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.Ketika
lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut
dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala
gastritis (Hirlan, 2009).

Radiasi dan kemoterapi perawatan terhadap kankerdapat mengakibatkan


peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi
gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan
kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Suratun & Lusianah, 2010).

d. Klasifikasi Gastritis

Menurut jenisnya gastritis dibagi menjadi 2:

1. Gastritis Akut

Universitas Sumatera Utara


Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar merupakan
penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang
manifestasi klinisnya adalah:
Gastritis akut erosif disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung) sedangkan gastritis akut
hemoragic disebut hemoragic karena pada penyakitini akan dijumpai perdarahan
mukosa lambung yang menyebabkan erosidan perdarahan mukosa lambung
dalamberbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnyakontinuitas mukosa
lambung pada beberapa tempat, menyertaiinflamasi pada mukosa lambung tersebut
(Hirlan, 2009).
2. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan
tiga perbedaan sebagai berikut:
Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan: edema,serta perdarahan dan
erosi mukosa. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa
pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel
chief. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada
mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.

e. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul


perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir sama,
seperti: anoreksia, rasa penuh, nyeri pada epigastrium, mual dan muntah, sendawa,
hematemesis (Suratun & Lusianah 2010).

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah:

1. Gastritis akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.

Universitas Sumatera Utara


b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
c. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.
d. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
2. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.

f. Penatalaksanaan

Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien untuk bedrest,
status NPO (Nothing Peroral), pemberian antiemetik dan pasang infuse untuk
mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien biasanya sembuh spontan dalam
beberapa hari.Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan
NGT.Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan begah dan tidak enak di abdomen
dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan pH lambung.Antagonis H2
(seperti ranitidin, rantin dan simetidin) dan inhibitor pompa proton (seperti
omeprazole atau lansoprazole) mampu menurunkan sekresi asam lambung.Antibiotik
diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh helicobacter pylori.Kombinasi dua atau
tiga antibiotik dapat diberikan untuk mengeradikasi Helicobacter Pylori (seperti
clarithromycin dan amoksisilin) (Hirlan, 2009).

Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan transfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan
dilakukan lavage (bilas) lambung.Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan dapat
menjadi alternatif.Pembedahan yang dapat dilakukan pada klien dengan gastritis
adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.Injeksi intravena cobalamin
dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus intervensi keperawatan adalah
bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi faktor penyebab gastritis antara lain
anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi alkohol, kafein, teh panas, atau zat iritan
bagi lambung serta merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi
stress (Suratun & Lusianah 2010).

Universitas Sumatera Utara


Daftar makanan yang direkomendasikan untuk membantu diet gastritis. Hal
yang paling mudah diingat untuk gastritis adalah: Kecambah, brokoli, yang memiliki
bahan kimia di dalamnya disebut sulforpahane, yang membantu membunuh H.
Pylori karena memiliki efek antibakteri. Sebuah studi 2009 yang dipublikasikan
dalam jurnal Cancer Prevention Research menunjukkan bahwa sekelompok orang
dengan H. Pylori yang makan secangkir brokoli setiap hari selama delapan minggu
mengalami berkurangnya radang lambung dan infeksi. Yogurt juga merupakan
pilihan yang sangat baik untuk membantu usus kembali normal dan tingkat
keseimbangan asam di perut (Hirlan, 2009).

Buah pilihan untuk gastritis seperti makan sehari 2-4 porsi apel, pisang, pir,
peach, anggur, melon, dan kiwi untuk meringankan asam lambung.ada juga beberapa
buah dan permen yang dianjurkan untuk penderita gastritis seperti: cranberry,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa cranberry dapat menghambat pertumbuhan
lebih lanjut dari H. Pylori.Secara tradisional digunakan untuk tukak lambung dan
menghambat pertumbuhan lebih lanjut dari H. Pylori.DGL-licorice, permen ini
adalah yang terbaik memakannya satu jam sebelum atau dua jam setelah
makan.Peppermint, ini dapat membantu meringankan gejala tukak lambung (Hirlan,
2009).

g. Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak


mukosa lambung (gastritis erosif).Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung
rusak terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl
di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin.Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast.Histamin akan menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke
ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan
pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan asam dalam lumen + empedu,
NSAIDs, alkohol, lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


Epitel sawar lambung rusak asam kembali berdifusi ke mukosa lambung Pepsinogen-
pepsin asam Histamin perangsangan kolenergik penghancuran kapiler dan vena kecil
perdarahan vasodilatasi kapiler permeabilitas terhadap protein plasma bocor ke
intestum edema plasma bocor kedalam lambung fungsi sawar motilitas pepsinogen
penghancuran sel mukosa regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut
menghilang dengan sendirinya (Suratun & Lusianah 2010).

Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh jaringan fibrin
sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa
lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun
atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus.
Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel
darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia.Selain itu dinding
lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun &
Lusianah 2010).

2. Konsep dasar Nyeri

a. Defenisi Nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat


individual.Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi
nyeri beragam dan tidak biasa disamakan satu dengan lainnya.Hal tersebut menjadi
dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).Nyeri
berhubungan dengan fisik dan psikologis.Nyeri secara psikis biasanya karena adanya
trauma psikologis.Sedangkan nyeri yang berhubungan dengan fisik biasanya
disebabkan oleh trauma, neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-
lain. Nyeri akibat faktor fisik berkaitan dengan terganggunya serabut saraf reseptor,
diantaranya trauma mekanik yang disebabkan oleh benturan, gesekan, ataupun luka,
trauma termis akibat ransangan panas dan dingin, kimiawi akibat zat asam atau basa
yang kuat dan elektrik akibat aliran listrik, neoplasma menyebabkan reseptor nyeri
mengalami tekanan atau kerusakan jaringan, tarikan, dan jepitan (Asmadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara


b. Fisiologi Nyeri

Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (ransang nyeri) dan


reseptor.Reseptor yang dimaksud adalah nosiceptor,yaitu ujung-ujung saraf bebas
pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.Munculnya nyeri dimulai
dengan adanya stimulus nyeri.Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat
kimia, panas, listrik serta mekanik (Prasetyo, 2010).Trauma mekanik menimbulkan
nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan
ataupun luka.Trauma termis menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor
mendapat ransangan akibat panas atau dingin.

Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan dan kerusakan


jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau
metastase.Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor
akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.

c. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada


tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan sifat


Nyeri berdasarkan sifat terbagi atas: nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang (incidental pain), nyeri yang dirasakan dalam waktu yang lama
atau menetap (steady pain), dan nyeri yang berintensitas tinggi dan kuat yang
biasanya terasa ± 10-15 menit lalu hilang (paroxymal pain).
b. Nyeri berdasarkan berat ringan intensitas
Nyeri berdasarkan berat ringannya terdiri dari intensitas rendah (nyeri ringan),
menimbulkan reaksi (nyeri sedang), dan intensitas tinggi (nyeri berat)

Universitas Sumatera Utara


c. Nyeri berdasarkan tempat timbulnya nyeri
Nyeri berdasarkantempat timbulnya nyeri maka dapat dibedakan atas
pheriperal pain (permukaan tubuh), deep pain (permukaan tubuh yang lebih
dalam), refered pain (pada organ/struktur dalam tubuh yang ditranmisikan ke
bagian tubuh di daerah yang berbeda) dan central pain (pada sistem saraf
pusat, spinal cord, batang otak, talamus dana lain-lain).
d. Nyeri berdasarkan lamanya serangan
Nyeri berdasarkan lamanya serangan diklasifikasikan atas nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri atau ketidaknyamanan yang parah yang
dirasakan selama periode penyembuhan yang biasanya dari satu detik hingga
enam bulan, baik yang terjadi secara tiba-tiba maupun lambat tanpa
memperhatikan intensitasnya.
Di sisi lain, nyeri kronis berlangsung berkepanjangan, biasanya nyeri menetap
dan berulang sampai enam bulan atau lebih, dan mengganggu fungsi tubuh
(Asmadi, 2008; Berman, Snyder, Kozier dan Erb., 2009; Carpenito, 2009).

B. Konsep Dasar Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguan Aman


Nyaman: Nyeri.

1. Pengkajian

Langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko, sosio
dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari pengkajian adalah untuk
mendapatkan informasi atau data tentang pasien.Data tersebut berasal dari pasien
(data primer), dari keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data
tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui
wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis.

Universitas Sumatera Utara


2. Analisa data

Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan


pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon
klien.Perawat memperhatikan pola kecenderungan sambil memeriksa kelompok
data.Kelompok data terdiri atas batas karakteristik (Potter & Perry, 2005).Batas
karekteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori
diagnostik.Kriteria klinis adalah tanda dan gejala obyektif dan subyektif atau faktor
risiko (Capernito, 1995).

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan


klien.Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa yang sesuai.Diagnosa keperawatan berfokus pada
mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien. Untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien
dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Herdman (2012), menyebutkan batas karakteristik nyeri akut, antara lain:


Perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung,
perubahan frekuensi pernafasan, laporanisyarat, diaphoresis, perilaku Distraksi
(misalnya, berjalan mondar-mandir, mencari orang lain dan/atau aktivitas lain,
aktivitas yang berulang), mengespresikan perilaku (misalnya, gelisah, merengek,
menangis, waspada, iritabilitas, mendesah), masker wajah (misalnya, mata kurang
bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpancar atau tetap pada satu fokus,
meringis), sikap melindungi area nyeri, fokus menyempit (misalnya, gangguan
persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan), indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari
nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil, melaporkan nyeri secara verbal, fokus
pada diri sendiri, gangguan tidur.

Universitas Sumatera Utara


4. Diagnosa Keperawatan

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul


diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data, pengelompokkan data
dan menentukan diagnosa keperawatan.Diagnosa keperawatan adalah keputusan atau
kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil pengkajian keperawatan. Diagnosa
keperawatan pada klien dengan Gastritis adalah :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang


teriritasi.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.

5. Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intake klien


terpenuhi.

Kriteria Hasil:

a. Intake terpenuhi
b. TTV dalam batas normal (TD: 120/80 mmHg, N: 60-80x/menit, S: 36-37ºC,
P:20x/i)
c. Turgor kulit elastic

Rencana Tindakan:

a. Kaji turgor kulit

Rasional: indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan penggantian


cairan

Universitas Sumatera Utara


b. Catat intake dan output cairan

Rasional: mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada


keseimbangan elektrolit

c. Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi

Rasional: mengurangi terjadinya dehidrasi.

d. Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan asam lambung

Rasional: makanan atau minuman yang dapat merangsang asam lambung dapat
mengakibatkan mual dan muntah.

e. Observasi TTV

Rasional: indikator keadekuatan volume sirkulasi.

f. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic

Rasional: mengurangi mual dan muntah.

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang


teriritasi.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan


rasa nyaman: nyeri teratasi

Kriteria Hasil:

a. Rasa nyeri berkurang


b. Keadaan klien tampak rileks
c. Skala nyeri: 2
d. TTV dalam batas normal (TD:120/80mmHg, N:60-80x/mnt, RR:16-20 x/mnt,
S:36-37ºC).

Universitas Sumatera Utara


Rencana Tindakan:

a. Catat lokasi, lama, intensitas nyeri

Rasional: identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk


memilih intervensi.

b. Kompres hangat pada daerah nyeri

Rasional: meningkatkan relaksasi otot.

c. Observasi TTV

Rasional: indikator keadekuatan volume sirkulasi.

d. Berikan posisi yang nyaman

Rasional: menurunkan rasa nyeri.

e. Ajarkan teknik manajemen nyeri

Rasional: menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi


rasanyeri

f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Rasional: menghilangkan nyeri sedang sampai berat.

Universitas Sumatera Utara


C. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian

I. BIODATA
Identitas Klien

Nama/Inisial : Ny. R

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 49 tahun
Status perkawinan : Menikah

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bunga Ester, Padang Bulan Medan

Tanggal masuk RS : 26 April 201 7

Ruangan/kamar : ICU (Intensive Care Unit)

Golongan darah :A

Tanggal pengkajian : 05 Mei 2017

Tanggal Operasi :-

Diagnosa medis : Gastritis Kronis

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengeluhkan nyeri pada bagian perut sebelah kiri.

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Nyeri timbul secara tiba-tiba yang disebabkan karena asam lambung naik.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Keadaan klien membaik apabila diberi obat anti nyeri.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri.
2. Bagaimana dilihat
Wajah klien tampak pucat dan meringis kesakitan.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Klien mengatakan: “saya merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri”.
2. Apa menyebar
Klien mengatakan: “saya hanya merasakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri
dan tidak menyebar”.
D. Severity
Klien mengatakan: “nyeri pada perut saya sangat mengganggu aktivitas sehari-
hari saya, sehingga saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan saya harus
di bantu oleh suami dan anak-anak saya”.
E. Time
Klien mengatakan: “nyeri saya akan timbul saat saya terlambat makan dan
hampir setiap melakukan aktivitas nyeri nya timbul”.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang dialami
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien tidak pernah mengalami tindakan pengobatan hanya kalau sakit minum obat
yang dijual di apotik.

Universitas Sumatera Utara


C. Pernah dirawat/operasi
Klien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
D. Lama dirawat
Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
E. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang Tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit kesehatan.
B. Saudara Kandung
Saudara klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
C. Penyakit Keturunan
Klien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
D. Anggota Keluarga yang Meninggal
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal.
E. Penyebab Meninggal
Tidak ada.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan dengan berpasrah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2. Identitas diri : Selama sakit, sebagian besar aktivitas klien
dibantu oleh suami dan anak-anaknya.
3. Peran diri : Klien berperan sebagai istri dan sebagai ibu dalam
keluarganya.
4. Ideal diri : Klien berharap agar Ia cepat sembuh dan dapatsegera
pulang agar dapat kembali berkumpul dengan keluarganya.
5. Harga diri : Klien mengatakan ia menerima keadaannya sekarang.

Universitas Sumatera Utara


C. Keadaan emosi
Emosi klien dalam keadaan yang stabil.
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya adalah suami
serta anak-anaknya.
2. Hubungan dengan keluarga
Klien memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan keluarga.
3. Hubungan dengan orang lain.
Klien berhubungan baik dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Kristen Protestan.
2. Kegiatan Ibadah
Beribadah setiap hari minggu ke gereja dan berdoa.

VII.PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum klien baik (compos mentis).
B. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 36º C
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Berat Badan : 60 Kg
Tinggi Badan : 155 Cm
Skala nyeri :6
C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala

Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan tidak


ada benjolan. Kulit
kepala : Kulit kepala klien kurang bersih.

Universitas Sumatera Utara


Rambut
Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.
Bau : Rambut klien tidak bau.
Warna kulit : Warna kulit klien hitam.
Wajah
Struktur wajah : Struktur wajah klien bulat, tidak ada
edema.
Warna kulit : Kulit wajah klien putih.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap dan
simetris antara kanan dan kiri.
Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat.
Pupil : Normal.
Cornea dan iris : Normal.
Hidung
Tulang hidung : Normal, simetris.
Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri.
Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga
Bentuk telinga : Simetris antara telinga kanan dan kiri.
Ukuran telinga : Sama besar antara telinga kanan dan kiri.
Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran.
Ketajaman pendengaran : Klien masih mampu mendengar dengan
baik.
Mulut dan faring
Keadaan mukosa bibir : Mukosa bibir normal.
Keadaan gusi dan gigi : Normal.
Kedaan lidah : Normal.

Universitas Sumatera Utara


Leher
Posisi trachea : Trachea berada pada posisi yang normal.
Thyroid : Tidak ditemukan massa di daerah thyroid
klien, dan tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid.
Pemeriksaan integumen:
Kebersihan : Kulit klien terlihat bersih.
Kehangatan : Kulit klien terasa hangat.
Warna : Kulit klien berwarna putih.
Turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2 detik.
Kelembapan : Kulit klien tidak terlalu lembap.
Kelainan pada kulit : Tidak ada.
Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : Bentuk thoraks klien simetris.
Pernafasan : Irama pernafasan klien teratur dengan
frekuensi tidak terlalu cepat.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola makan dan minum
Frekunesi makan perhari : 2 x sehari
Nafsu/selera makan : Nafsu makan berkurang
Nyeri uluhati : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Mual muntah : Ada
Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore
Jumlah dan jenis makanan : Nasi, lauk dan sayur
Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ditentukan
Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah
B. Perawatan Diri/personal hygiene
1. Kebersihan tubuh : Klien dapat melakukan
kebersihan diri secara mandiri.

Universitas Sumatera Utara


2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi klien terlihat bersih dan
mulut tidak bau.
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan bersih.

C. Pola Kegiatan/Aktivitas
1. Uraian kegiatan klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri, sebagian, atau total.
a. klien mampu melakukan aktifitas seperti makan, minum, mandi, berpakaian
secara mandiri.
2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat/sakit:
b. Selama dirawat dirumah sakit, klien dapat melakukan aktivitas kegiatan
beribadah.

D. Pola Eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 1 kali perhari
Karakter feses : Lunak
Riwayat perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : Pagi hari
Diare : Tidak ada
Penggunaan laktasi : Tidak ada
2. BAK
Pola BAK : 2-3 x perhari
Karakter urin : Kuning jernih
Nyeri/rasaterbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
Penggunaan deuretik : Tidak ada

E. Mekanisme Koping
1. Adaptif:
a. Bicara dengan orang lain.
b. Mampu menyelesaikan masalah.
c. Teknik relaksasi

Universitas Sumatera Utara


d. Asktivitas konstruksi
e. Olah raga
2. Maladaptif: Tidak ada.

2. Analisa Data
Masalah

No. Data Penyebab Keperawatan

1. Data Subjektif: Peningkatan kadar Gangguan rasa nyaman


asam lambung (Nyeri)
- Klien
mengatakan:“Saya
merasakan nyeri
setelah selesai
makan”.
- Klien
mengatakan:“Saya
merasakan nyeri
dibagian perut jika
terlambat makan”.
- Klien mengeluh
sering merasa mual
dan muntah.
Data Objektif:
-Wajah klien kelihatan
pucat.
- Klien tampak lemah
dan tidak berenergi.
2. Data Subjektif: Rasa tidak Risiko tinggi nutrisi
- Klien mengatakan: nyaman setelah kurang dari kebutuhan
“Nafsu makan saya makan, anoreksia, tubuh.
berkurang pada saat mual, muntah.
nyeri timbul”.

Universitas Sumatera Utara


- Klien mengeluh
sering merasa mual
tetapi tidak ingin
muntah.
- Klien
mengatakan:“Saya
hanya makan 2 kali
dalam sehari.
Data Objektif:
- Wajah klien kelihatan
pucat.
- Klien tampak lemah
dan tidak berenergi.
- Berat badan
menurun.
Bb: 57 Kg

3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri
b. Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang
teriritasi.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.

Universitas Sumatera Utara


5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah gangguan
rasa nyaman: nyeri teratasi
Kriteria Hasil:
a. Rasa nyeri berkurang
b. Keadaan klien tampak rileks
c. Skala nyeri: 2
d. TTV dalam batas normal
(TD:120/80mmHg, N:60-80x/mnt, RR:16-20x/mnt, T:36-37ºC

Rencana tindakan Rasional

1. Catat lokasi, lama, intensitas 1. Identifikasi karakteristik nyeri


nyeri. dan factor yang
berhubungan untuk memilih
intervensi.

2. Meningkatkan relaksasi otot.


2. Kompres hangat pada daerah
nyeri. 3. Indikator keadekuatan volume
3. Observasi TTV. sirkulasi.

4. Menurunkan rasa nyeri.


4. Berikan posisi yang nyaman
untuk klien. 5. Menurunkan stimulasi yang
5. Ajarkan teknik manajemen berlebihan yang dapat
nyeri. mengurangi rasa nyeri.
6. Kolaborasi dalam pemberian
6. Menghilangkan nyeri sedang

Universitas Sumatera Utara


analgetik. sampai berat.

No. Dx Perencanaan Keperawatan

2. Tujuan dan kriteria hasil:


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intake klien
terpenuhi.
Kriteria Hasil:
a. Intake terpenuhi
b. TTV dalam batas normal (TD:120/80 mmHg, N:60-80 x/mnt, S:36-
370C, P:20x/i)
c. Turgor kulit elastic

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji turgor kulit. 1. Indikator dehidrasi atau


hipovolemia, keadekuatan
penggantian cairan.

2. Mengganti cairan untuk


2. Catat intake dan output
masukan kalori yang
cairan.
berdampak pada
keseimbangan elektrolit.

3. Pertahankan intake oral dan 3. Mengurangi terjadinya


tingkatkan sesuai toleransi dehidrasi.

4. makanan atau minuman yang


4. Hindari cairan yang bersifat
dapat merangsang asam
asam yang dapat meningkatkan
lambungdapatmengakibatka
asam lambung.
n mual dan muntah.

Universitas Sumatera Utara


5. Indikator keadekuatan
5. Observasi TTV volume sirkulasi.

6. Mengurangi mual dan muntah


6. Kolaborasi dalam pemberian
antiemetic
6. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Hari/ No. Dx Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan
(SOAP)

Jumat, 1. a. Mengkaji dan mencatat S:


05 Mei keluhan nyeri. Klien mengatakan
2017 Sifat nyeri: nyeri timbul nyerinya berkurang
sewaktu-waktu lalu O:
menghilang (incidental Klien tampak
pain). tenang, klien dapat
Lokasi nyeri: bagian perut mengontrol nyeri yang
sebelah kiri. dirasakan.
Karakteristik nyeri: A:
intensitas nyeri sedang. Masalah sebagian
b. Menjelaskan kepada Teratasi: Nyeri berkurang
klien agar menghindari dengan skala nyeri 2
makanan yang P:
mengakibatkan intervensi
peningkatan asam dilanjutkan
lambung, seperti Mengkaji status nutrisi dan
makanan pedas, asam, pola makan klien.
dan mengandung gas.
c. Memberikan klien posisi
yang nyaman pada waktu
tidur (Semi Fowler)
d. Mengajarkan teknik
relaksasi seperti tarik

Universitas Sumatera Utara


nafas dalam,
mendengarkan musik,
menonton TV dan
membaca.

e. Memberikan terapi
analgesik dan antasid.
Contohnya: antasida,
antagonis H2 (Ranitidin,
rantin dan simetidin)
Proton Pump inhibitor
(omeprazole dan
lansoprazole).
f. Mengkaji tanda-tanda
vital klien.
TD: 1110/80mmHg
HR: 82×/menit
RR: 24×/menit
T: 36,7ºC
Sabtu, 2. a. Mengkaji status nutrisi S:
07 Mei dan pola makan klien. Klien mengatakan sudah bisa
2017 Asupan nutrisi yang menghabiskan makanan yang
diberikan pada klien disajikan
sudah terpenuhi dan O:
sesuai dengan kebutuhan Makanan klien habis
yang diperlukan. A:
Pola makan klien: Masalah teratasi
3×sehari. P:
Nafsu makan membaik. Intervensi dihentikan
c. Menjelaskan agar klien
menghindari minuman
yang mengandung
kafein.

Universitas Sumatera Utara


d. Memberikan terapi
multivitamin: Vitamin C
dari buah-buahan dan
antasid sesuai program
medik.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat
akibat adanya kerusakan jaringan yang digambarkan dalam istilah seperti
kerusakan.Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien maupun bagi
tenaga kesehatan.Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat
kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.

Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Ny.R
berusia 49 tahun, perempuan, dengan diagnosa medis Gastritis, masuk ke RS USU
pada tanggal 26 april 2017. Pada klien dilakukan pengkajian, ditemukan data
subjektif klien mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah kiri dan data objektif
antara lain skala nyeri 6 klien tampak meringis, gelisah dan banyak berkeringat.
Dengan data-data diatas maka penulis menegakkan diagnosa keperawatan gangguan
rasa nyaman: nyeri sebagai masalah prioritas. Untuk menangani masalah nyeri
tersebut maka dilakukan tindakan keperawatan antara lain: mengkaji nyeri, lokasi,
skala nyeri, dan tanda-tanda vital,mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam,
memberi posisi nyaman saat tidur atau duduk, mendengarkan keluhan klien, dan
melakukan tindakan kolaborasi dalam pemberian analgetik. Pasien mengalami
penurunan skala nyeri setiap hari, lalu pada hari keempat klien sudah dapat
beradaptasi sepenuhnya terhadap nyeri dengan skala 2, masalah nyeri teratasi.

Tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap nyeri yang sudah teratasi


dengan keadaan pasien yang sudah tampak lebih tenang dan dilakukan pemberian
obat seperti ranitidin obat lambung, ketorolac, antasida untuk menetralkan asam
lambung, dan dengan diberikan tindakan terapi nyeri nonfarmakologi seperti

Universitas Sumatera Utara


distraksi, hipnosis diri, mengurangi persepsi nyeri, stimulus kutenus dan teknik
relaksasi imajinasi.

B. Saran

1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Rumah Sakit Umum khususnya RS USU dapat memberikan


pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim
kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya klien dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman nyeri.

2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan


asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan kebutuhan
rasa nyaman nyeri. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya
sehingga cemas dapat berkurang serta pasien mengerti akan penyakitnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan


profesional agar tercipta perawat yang profesional, terampil, inovatif, aktif dan
bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkan kode etik keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien.Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, L. J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta

Dongoes dkk.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC

Gustin, R. K. (2012).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis


pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Boncah Kota Bukit
Tinggi Tahun.2011.

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2010-


2014. Jakarta: EGC.

Hirlan. (2009). Gastritis dalam IlmuPenyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta:


InternaPublishing.

Kumala, A. (2011). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan


KeperawatanMedikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Ed. II Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan 1.EGC. Jakarta

Suratun & Lusianah.(2010). Asuhan Keperawatan Kien Dengan Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Universitas Sumatera Utara


Tarwoto & Wartonah.(2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
edisi 3.Jakarta:Salemba Medika

Yuliarti, N. (2009). Maag Kenali, Hindari dan Obati. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Hari/ Tindakan
Pukul Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
1. Jumat, 10. 00 – 1. Menanyakan dimana S:
05 Mei 2017 11.00 WIB lokasi nyeri yang Ny. R mengatakan
dirasakan tidak nyeri dirasakan di
nyaman. perut bagian kiri
2. Menanyakan apakah bawah.
nyeri yang dirasakan Ny. R mengatakan
seperti tertusuk- nyeri belum
tusuk, tertekan. berkurang.
3. Menanyakan berapa O:
lama nyeri timbul Klien tampak
dalam sehari. merintih ketika
4. Mengajarkan Ny. R nyeri kambuh.
teknik tarik nafas Skala nyeri 6.
dalam. Tanda-tanda Vital :
5. Menganjurkan klien TD : 100/70
untuk istirahat dan mmHg.
tidur yang adekuat. HR : 75x/menit.
6. Menanyakan pada RR : 24x/menit.
Ny. R apakah sudah T : 370C.
melakukan teknik A:
distraksi yaitu Masalah belum

Universitas Sumatera Utara


menonton TV, teratasi.
membaca, melihat P:
pemandangan dan Intervensi
gambar, berbincang dilanjutkan.
dengan anggota
keluarga, dan
mendengarkan
musik.

No. Hari/ Tindakan


Pukul Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
2 Jumat, 10.00 – 1. Mengkaji status S:
05 Mei 2017 11.00WIB nutrisi dan pola Klien mengatakan
makan klien. bisa menghabiskan
2. Menimbang berat makanan yang
badan klien setiap disajikan
hari dengan alat O:
ukur yang sama. Makanan klien habis
3. Memberikan terapi Berat badan naik
multivitamin: Bb: 58 Kg
Vitamin C dari A:
buah-buahan dan Masalah teratasi
antasid sesuai sebagian
program medik. P:
Intervensi dilanjutkan

No. Hari/ Tindakan


Pukul Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
1 Sabtu, 12.00 - 1. Menanyakan S : Klien
06 Mei 2017 13.00WIB kepada pasien mengatakan nyeri
terkait teknik belum berkurang
distraksi yang walaupun sudah

Universitas Sumatera Utara


sudah dilakukan melakukan teknik
apakah mampu relaksasi.
mengatasi nyeri O : Klien masih
yang dialami oleh tampak merintih
klien. kesakitan.
2. Membantu klien A : Masalah belum
dalam teknik teratasi.
relaksasi: dengan P : Intervensi
mengajarkan tarik dilanjutkan.
napas dalam dan
membuangnya
secara perlahan-
lahan.
2 Sabtu, 12.00- 1. Mengkaji tanda- S:
06 Mei 2017 13.00WIB tanda vital. Klien mengatakan
2. Mengkaji status bisa menghabiskan
nutrisi dan pola makanan yang
makan klien. disajikan
3. Menimbang berat O:
badan klien setiap Makanan klien habis
hari dengan alat Berat badan naik
ukur yang sama. TTV:
TD= 110/80mmHg
HR= 82x/menit
RR= 24x/menit
T= 36,7ºC
Bb: 58 Kg
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Desvan H A Manalu

NIM : 142500104

Judul : Asuhan Keperawatan padaNy. R dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Povinsi
Sumatera Utara

No Hari/Tanggal Materi Konsul Saran Paraf

1. Rabu, 03 Mei Pertemuan dengan dosen Untuk pertemuan selanjutnya


2017 bimbingan KTI. mengajukan judul.

2. Selasa, 09 Pertemuan dengan dosen Lanjut BAB I.


Mei 2017 bimbingan KTI.

Membahas tentang judul


dan BAB I.

3. Jumat,12 Mei Melakukan pengkajian Mengumpulkan data paling


2017 di Rumah Sakit USU. akurat sesuai dengan
pengkajian.
Konsul BAB I.
Perbaikan BAB I dibagian
Latar Belakang.

Universitas Sumatera Utara


Lanjut BAB II

4. Senin, 05 Juni Konsul perbaikan BAB Perbaikan BAB II di bagian


2017 I. analisa data.

Konsul BAB II. BAB II sesuai dengan referensi.

5. Selasa, 20 Konsul BAB II pada Baca buku dan pelajari buku


Juni 2017 konsep keperawatan dan NANDA, NIC dan NOC, serta
Askep. buatlah sesuai NIC dan NOC.

6. Kamis, 06 Membahas tentang Buat askep sesuai dengan


Juli 2017 perencanaan NANDA, NIC, dan NOC.
keperawatan dan
Lanjut BAB III.
pelaksaan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai