Anda di halaman 1dari 23

54

BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun struktur
organisasi sebagai berikut:
Ketua : Veronika Kristiastuti, S.Kep.
Wakil Ketua : Siwi Handayani, S.Kep.
Sekretaris I : Wijar Prasetyo, S.Kep.
Sekretaris II : Ni Putu Nugraheni, S.Kep.
Sekretaris III : Yusep Marsuyanto, S.Kep.
Bendahara : Yuli Purwanti, S.Kep.
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala ruangan
2. Perawat primer
3. Perawat associate
Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri setelah
pelaksanaan model asuhan keperawatan di ruangan.

3.2 Strategi Kegiatan


3.2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional Modifikasi Tim – Primer
Model perawatan Tim - Primer merupakan salah satu model praktik dimana
diharapkan asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
perawat primer. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan dimana keperawatan primer
tidak digunakan secara murni karena perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 keperawatan atau setara, keperawatan Tim tidak digunakan secara
murni karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada
berbagai tim.

3.2. 2 Deskripsi Tugas


3.2.2.1 Deskripsi Model Tim Primer:
1) Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
2) Beranggotakan 6-7 perawat professional dan perawat asosiet bekerja sebagai
tim dan disupervisi oleh ketua tim
3.2.2.2 Tanggung Jawab Kepala Ruangan

54
55

1) Menerima pasien baru


2) Memimpin rapat
3) Mengevaluasi kinerja perawat
4) Membuat daftar dinas
5) Melakukan perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pengawasan
3.2.2.3 Tanggung Jawab Perawat Primer
1) Membuat rencana asuhan keperawatan
2) Melaksanakan tindakan kolaborasi
3) Memimpin timbang terima
4) Mendelegasikan tugas
5) Memimpin ronde keperawatan
6) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan
7) Bertanggung jawab kepada pasien
8) Member petunjuk jika pasien pulang
9) Mengisi resume keperawatan
3.2.2.4 Tanggung Jawab Anggota
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
2) Mengikuti timbang terima
3) Melaksanakan tugas yang didelegasikan
4) Mendokumentasikan tindakan keperawatan

3. 2.2.5 Struktur MAKP Tim - Primer :

KEPALA RUANGAN

PP 1 PP 2

PA 1 PA 2

7 Klien 7 Klien
( Kamar 102 ) ( Kamar 103 )

Gambar 3.1 Sistem pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Team


(Modifikasi)
Keterangan:
56

: Garis koordinasi
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Assosiate

3.2.2.6. Kelebihan dan kelemahan MAKP Tim – Primer.


3.2.2.6.1 Kelebihan :
1) Asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan keperawatan lebih dapat
dipertanggungjawabkan dimana berada di tangan perawat primer.
2) Asuhan keperawatan lebih komprehensif
3) Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi.
3.2.6.2 Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.

3.2.2.7 Tujuan Pelaksanaan MAKP Tim – Primer


3.2.2.7.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Kepertawatan Profesional
dengan model keperawatan Tim – Primer di Pavilun 14 Surabaya.
3.2.2.7.2 Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primary Tim, mahasiswa mampu:
1) Mengatur kebutuhan tenaga perawat,
2) Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan,
3) Melakukan sistem pendokumentasian,
4) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
5) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lain.
3.2.2.8 Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Yusep Marsuyanto, S.Kep.
3.2.2.9 Pelaksanaan
MAKP akan diujikan hari Senin – Selasa tanggal 13 – 14 Juli 2009, MAKP
dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai tanggal 15 – 27 Juli 2009, sampai
dengan praktik profesi menajemen keperawatan di ruang Anak Paviliun 14 tanggal 6
Juli 2009 sampai dengan 31 Juli 2009.
57

3.2.2.10 Rencana Strategis


1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu model Primary Tim.
2) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3) Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
5) Menerapkan model MAKP yang direncanakan.
3.2.2.11 Kriteria evaluasi
1) Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di ruang Anak
Paviliun 14 dikoordinasikan dengan pembimbing dan atas persetujuan dari
pembimbing ruangan yang ada.
2) Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang Anak
Paviliun 14 berjalan sesuai dengan rencana.
3) Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Anak Paviliun 14 tentang model
asuhan keperawatan profesional meningkat.

3.2.3 Dokumentasi Keperawatan.


Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai fungsi lain
sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu pendidikan/peneliti dan
akreditasi. Dokumentasi model ini aplikatif dan efektif karena sudah tampak adanya
masalah keperawatan.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari format pengkajian,
format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap pasien dilakukan
pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa
pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi keperawatan ditulis sesuai dengan
dengan format SAK yang ada. Format cetakan keperawatan diisi oleh perawat
assosiate, sedangkan hasil observasi, vital sign, pemberian obat ditulis dilembar
observasi oleh perawat assosiate.

3.2.3.1 Tujuan
1) Tujuan Umum
58

Mahasiswa mampu menerapkan sistem dokumentasi keperawatan model PIE


dengan benar di Ruang Anak Paviliun 14 RS Katolik St. Vincentius a Paulo
Surabaya.
2) Tujuan Khusus
Mendokumentasikan asuhan keperawatan :
(1) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
(2) Mendokumentasikan masalah keperawatan
(3) Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
(4) Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
(5) Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
(6) Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat
(7) Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan perencanaan
pulang
(8) Mendokumentasikan timbang terima
(9) Mendokumentasikan kegiatan supervisi
(10) Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde
keperawatan
3.2.3.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab: Ngatina, S.Kep
3.2.3.4 Pelaksanaan
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu II dan ke III
3.2.3. 5 Rencana Strategi
1) Menyusun format pengkajian Head to Toe.
2) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah dibuat
sesuai dengan 10 masalah keperawatan yang sering dijumpai di Ruang Anak
Paviliun 14 RS Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
3) Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan
4) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
Metode
1. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari:
1) Lembar penerimaan pasien baru
2) Lembar format pengkajian menggunakan Head to Toe.
3) Lembar advice dokter
4) Asuhan keperawatan (masalah, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi)
5) Lembar observasi
59

6) Discharge planning
7) Resume keperawatan
8) Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
9) Lembar serah terima obat
10) Daftar pemberian obat
11) Surat persetujuan tindakan medis
12) Surat penolakan tindakan medis
13) Surat permintaan konsultasi.

Media
1) Lembar penerimaan pasien baru
2) Lembar format pengkajian menggunakan Head to Toe.
3) Lembar advice dokter
4) Lembar standart asuhan keperawatan (masalah, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)
5) Lembar observasi
6) Lembar discharge planning
7) Lembar resume keperawatan
8) Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
9) Lembar serah terima obat
10) Lembar daftar pemberian obat
11) Lembar surat persetujuan tindakan medis
12) Lembar surat penolakan tindakan medis
13) Lembar surat permintaan konsultasi.
14) Juknis penerimaan pasien baru
15) Juknis format pengkajian menggunakan Head to Toe.
16) Juknis advice dokter
17) Juknis standart asuhan keperawatan (masalah, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi)
18) Juknis lembar observasi
19) Juknis discharge planning
20) Juknis resume keperawatan
21) Juknis surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
22) Juknis lembar serah terima obat
23) Juknis daftar pemberian obat
24) Juknis surat persetujuan tindakan medis
25) Juknis surat penolakan tindakan medis
60

26) Juknis surat permintaan konsultasi.

Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar advice dokter, asuhan
keperawatan (masalah, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume keperawatan, surat
persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat, daftar pemberian obat,
surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan tindakan medis dan surat
permintaan konsultasi.
2) Evaluasi Proses
a. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan interviev.
b. PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.
c. PP melakukan evaluasi setiap masalah keperawatan yang dilakukan setiap
shift.
3) Evaluasi Hasil
a. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat,
relevan dan baru.
b. Job description yang jelas antara PP dan PA

3.2.4 Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepennuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2009). Controlling terhadap gangguan dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga risiko
kerugian secara material dan non material dapat dieliminir. Upaya sistematis meliputi
uraian terinci tentang pengelolaan obat secara tepat oleh perawat diperlukan sebagai
bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan asuhan keperawatan.
3.2.4.1 Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2) Tujuan Khusus
(1) Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian
obat.
61

(2) Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara
moral.
(3) Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien.
(4) Menyeragamkan pengelolaan obat.
(5) Mengamankan obat-obat yang dikelola.
(6) Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, cara.
3.2.4.3 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Purwanto, S.Kep.
3.2.4.4 Pelaksanaan
Kegiatan SO dilaksanakan pada minggu kedua sampai minggu ketiga, selama
mahasiswa praktik di Ruang Anak Paviliun 14 RS Katolik St. Vincentius a Paulo
Surabaya. Ruang yang digunakan adalah nurse station dan ruang perawatan/bed
pasien. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan klien dan
keluarga dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia
mengikuti pengelolaan SO dimana penanggung jawab penuh oleh perawat.
62

3.2.4.4 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER
Pendekatan
Perawat

PASIEN / ASKES
KELUARGA

Depo ASKES
FARMASI /
(Obat sesuai Standar Askes)
APOTEK

PASIEN/KELUARGA  Surat persetujuan sentralisasi


obat dari perawat
 Lembar serah terima obat
 Buku serah terima/
masuk obat
PP / PERAWAT
YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN


OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar 3.2 Alur Sentralisasi Obat

3.2.4.5 Rencana Strategi


1) Menyusun format sentralisasi obat.
2) Menyusun Informed Consent untuk sentralisasi obat.
3) Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien.
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat.
3.2.4.6 Kriteria evaluasi
3.2.4.6.1 Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS di Ruang Anak Paviliun 14.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
63

3) Persetujuan proposal
4) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Anak Paviliun 14.
5) Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat
6) Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat.
3.2.4.6.2 Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk
dilakukan sentralisasi obat
2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang
telah ditentukan.
3) Perawat yang bertugas sesuai perannya
3.2.4.6.3 Evaluasi Hasil
1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1 W
3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
5) Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada
petugas
6) Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 6T 1W
7) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.

3.2.5 Supervisi Keperawatan


Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
3.2.5.1 Langkah-langkah Supervisi
3.2.5.1.1 Pra-supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan.
3.2.5.1.2 Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai konerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang
telah disiapkan.
2) Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi daa
sekunder.
(1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
64

(2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.


3.2.5.1.3 Pasca-Supervisi – 3F
1) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
2) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.
3) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

3.2.5.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
2) Tujuan Khusus
(1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam
pelaksanaan supervisi keperawatan.
(2) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
(3) Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.2.5.3 Pengorganisasian
Penanggung jawab: Ngatina, S.Kep
3.2.5.4 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu III praktik profesi
Manajemen Keperawatan.
3.2.5.5 Rencana Strategi
1) Menyusun konsep supervisi keperawatan,
2) Menetapkan materi supervisi keperawatan,
3) Membuat format supervisi keperawatan,
4) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala ruangan
dan staf keperawatan,
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
65

3.2.5.6 Alur Supervisi

Direktur Pelayanan

Manajer Rawat Inap

PJ Ruang Anak dan Maternitas

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan Anak


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement

Kualitas Pelayanan Meningkat

Gambar 3.3 Alur Supervisi Keperawatan

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi
66

3.2.5.7 Setting Tempat Kegiatan Supervisi

Nurse station Tempat Persiapan Obat Tempat tidur


pasien

Karu
Trolley untuk ♂ ♂ ♂
pelaksanaan tindakan 1 2 3

PP
Meja persiapan Alat
♂ ♂ ♂
PA 6 5 4

Gambar 3. 4 Setting kegiatan Supervisi

3.2.5.8 Evaluasi
1) Struktur:
(1) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
(2) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
(3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
(4) Menentukan materi supervisi.
(5) Persiapan alat dan pasien
2) Proses:
(1) Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer
dan perawat pelaksana
(2) Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai
dengan diskripsi tugas masing-masing
(3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
(4) Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk tehnis pengisian
3). Hasil:
(1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
(2) Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
(3) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
67

(4) Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan


perawat pelaksana

3.2.6 Timbang Terima


Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan
kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,
dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan
yang telah atau belum dilaksanakan (Nursalam, 2007).
3.2.6.1 Langkah-langkah
1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal
apa yang akan disampaikan.
3) Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya
meliputi :
(1) Kondisi atau keadaan klien secara umum.
(2) Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.
(3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.
4) Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung
melihat keadaan klien untuk validasi data
6) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama kembali ke nurse
station untuk klarifikasi dan diskusi.
3.2.6.2 Tujuan
3.2.6.2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat di Pav.14
mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.

3.2.6.2.2 Tujuan Khusus

1) Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).


2) Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
68

4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.


3.2.6.3 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Yuli Purwanti, S.Kep
3.2.6.4 Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu II praktik profesi Manajemen
Keperawatan di Ruang Anak Paviliun 14.
3.2.6.4 Rencana Strategi
1) Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat ruangan.
2) Menyusun materi timbang terima.
3) Membuat format timbang terima dan juknis.
4) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
5) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.

3.2.6.5 Alur Timbang Terima


KLIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /KEADAAN
KLIEN

MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU

Gambar 3.5 Alur Timbang Terima

3.2.6.6 Evaluasi.
3.2.6.6.1 Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : format timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore.
69

Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer yang bertugas saat itu.
3.2.6.6.2 Proses
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners station
kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang terima
mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien
tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
3.2.6.6.3 Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan, masalah keperawatan klien, dan
intervensi keperawatan klien yang belum dilakukan dan sudah diselesaikan.
Sehingga komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

3.2.7 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konselor, Kepala Ruangan, Perawat
Associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2002: 177).
3.2.7.1 Tujuan Ronde Keperawatan
3.2.7.1.1 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan cara berpikir kritis.
3.2.7.1.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien.
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
4) Meningkatkan kemampuan untuk justifikasi terhadap masalaj klien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
7) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
70

Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah,
2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien,
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan,
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah klien, dan
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
3.2.7.2Pengorganisasian
Penanggung jawab : Wijar Prasetyo, S.Kep
3.2.7.3 Pelaksanaan
Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan pada minggu III.
3.2.7.4 Rencana Strategi
1) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
2) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
3) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk
menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
71

3.2.7.6 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA
PP
RONDE

PROPOSAL Penetapan Pasien

Persiapan pasien :
 Informed concent
 Hasil pengkajian/ intervensi
data
Tahap Pelaksanaan di
Nurse Station
 Apa yang menjadi masalah
Penyajian Masalah  Cross cek data yang ada yang
mendukung
 Apa yang menyebabkan masalah
tersebut
 Intervensi apa yang sudah dilakukan
 Apa hambatan yang ditemukan

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi PP – PP, Konselor,


Kamar Pasien KARU

Analisa Data

Lanjutan – Diskusi
di Nurse Station

TAHAP PASCA Kesimpulan dan Rekomendasi


RONDE Solusi Masalah

MASALAH TERATASI Aplikasi Hasil


analisa dan Diskusi

Gambar 3.6 Alur Pelaksanaan Ronde

3.2.7.8 Evaluasi
3.2.7.8.1 Evaluasi Struktur
1) Persyaratan administrative (informed concent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
72

3) Persiapan dilakukan sebelumnya.


3.2.7.8.2 Proses :
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3.2.7.8.3 Hasil :
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
2) Masalah pasien dapat teratasi

3.2.8 Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan proses
pedidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa
kombinasi dan kesempatan pembelajaran (Green (1972) dikutip oleh Notoatmojo
(1997) dikutip oleh Herawani (2001:2)).
3.2.8.1 Tujuan
3.2.8.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan Pendidikan kesehatan di Paviliun 14 RS
Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya.
3.2.8.1.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1) Merencanakan satuan acara pendidikan kesehatan yang akan dilakukan
2) Menyajikan materi pendidikan kesehatan kepada peserta dengan baik.
3) Mampu mengevaluasi proses penyampaian pendidikan kesehatan.
4) Mendokumentasikan HE (health education).
3.2.8.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab: Ni Putu Nugraheni, S.Kep
3.2.8.3 Pelaksanaan
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu II
3.2.8.4 Rencana Strategi
1) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan kesehatan
2) Menyusun materi pendidikan kesehatan.
3) Membuat leaflet untuk pendidikan kesehatan
3.2. 8.5 Metode : Ceramah, tanya jawab.
3.2.8.6 Media : Leaflet. Flipchart
3.2.8.7 Evaluasi
3.2.8.7.1 Evaluasi Struktur
1) Persiapan materi sudah ada sebelumnya
73

2) Persiapan leaflet sudah ada


3) Peserta hadir tepat waktu
4) Persiapan tempat sudah ada
3.2.8.7.2 Evaluasi Prosedur :
1) Peserta mengikuti pendidikan kesehatan sampai selesai.
2) Peserta menanyakan hal – hal yang belum dimengerti
3.2.8.7.3 Evaluasi Hasil
Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali materi yang sudah
diberikan

3.2.9 Discharge Planning


Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
(Carpenito, 1990 dikutip oleh Nursalam, 2008)
3.2.9.1 Tujuan
3.2.9.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan diharapkan perawat
Ruang Anak Paviliun 14 mampu menerapkan discharge plannning dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
3.2.9.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan
perawat ruang anak Paviliun 14 mampu:
1) Mengkaji kebutuhan rencana pulang.
2) Mengidentifikasi masalah pasien.
3) Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4) Membuat perencanaan pasien pulang termasuk memberikan health
education.
5) Melakukan evaluasi pada pasien setelah diberikan health education.
3.2.9.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab: Magdalena Astrid, S.Kep
3.2.9.3 Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan mulai minggu II
3.2.9.4 Rencana Strategi
1) Menyusun konsep discharge planning
2) Menentukan materi discharge planning
3) Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat
74

4) Melaksanakan role play discharge planning


5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning

3.2.9.5 Alur Discharge Planning

Dokter dan tim PP dibantu PA


kesehatan

Keadaan pasien:
1. klinis dan pemeriksaan penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan
pulang

Program HE:
Penyelesaian Lain-lain
1. Kontrol dan
administrasi obat/perawatan
2. gisi
3. aktivitas dan
istirahat
4. perawatan diri

Monitor (sebagai program servis


savety) oleh: keluarga dan
petugas.

Gambar 3. 7 Alur Discharge Planning

3.2.10 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan.
3.2.10.1 Pengorganisasian
Penanggung jawab: Sr. Fransiska Rina OSA, S.Kep
3.2.10.2 Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan mulai minggu II tanggal 16 Juli 2009.
75

3.2.10.3 Rencana Strategi


1) Menyusun Format Kelengkapan Penerimaan Pasien Baru.
2) Melaksanakan role play Penerimaan Pasien Baru.
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru

3.2.10.4 Alur Penerimaan Pasien Baru

Pasien

UGD Kantor terima (dokter praktek, POLI


RS lain, BKIA, Pav 9 )

Paviliun 14

VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Isolasi

Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr Kmr
105 110 106 107 108 109 104 111 112 114 103 102 115 101 A 101 B

KRS

Pulang Paksa Pulang Sembuh Meninggal dunia Pindah ke ruang


lain/RS lain

Kontrol dokter
poli/dokter praktek

Gambar 3. 8 Alur Penerimaan Pasien Baru

3.2.10.5 Evaluasi
3.2.10.6 Evaluasi Struktur
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar serah terima pasien dari ruangan lain atau OK,
informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib
pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.
2) Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
76

3.2.10.7 Evaluasi Proses


1) Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2) PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa
dan catatan khusus.
3) PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
4) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
5) Keluaraga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi
obat.
6) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga
3.2.10.8 Evaluasi Hasil
1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib ruangan
3) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu
alur pengambilan obat.

Anda mungkin juga menyukai