by Daeng Anto
Saya membaca ulang, via Fiksi Lotus, antara lain cerpen-cerpen klasik dunia :
Just Lather, That’s All karya penulis Kolumbia, Hernando Tellez (1908-1966);
The Necklace karya Guy de Maupasant (1850-1893);
Cat In The Rain Ernest Hemingway (1898 – 1961);
The Bet karya Anton Chekov (1860 -1904);
My Lord, The baby karya Rabindranath Tagore (1861 -1941);
God Sees The Truth, But Waits karya leo Tolstoy (1828 -1910); dan..
War karya Luigi Pirandello (1867 -1936).
Sedikitnya ada 4 ‘jurus’ yang mirip diantara mereka, dipergunakan dalam proses penulisan
cerpen.
Hanya saja, memasukkan pesan kedalam cerita adalah hal lain. Butuh keterampilan –
berbeda tiap penulis- untuk itu.
Contoh buruk penyampaian moral cerita bisa anda lihat pada tayangan sinetron religi.
Karakter bersorban, bergamis, tiba-tiba muncul menyitir isi kitab suci dihadapan karakter
antagonis yang lansung bertobat setelah mendengar nasehat itu.
Moral cerita bukan dialog (ucapan karakter) yang berisi ayat-ayat suci, nasehat-nasehat
kebajikan (hindari kejaharan dan perbanyak kebaikan).
Pesan cerita tidak harfiah, atau muncul tersurat berbentuk teks dalam cerita.
Moral cerita adalah kesimpulan yang ditarik dalam persepsi pembaca begitu
selesai membaca.
Moral cerita adalah ruh, spirit, sosok imajiner yang tersebar secara merata, utuh, pada
semua elemen cerita; Karakter, setting, konflik & resolusi.
Bahasa adalah sosok fisik cerita, moral/pesan adalah sosok psikisnya. Moral ada tapi tidak
teraba.
4. Twist Ending
Ini resep menulis yang tak pernah basi. Sebuah kejutan, akhir yang tak terduga.
Coba anda ingat-ingat kembali cerpen yang pernah dibaca. Dua cerpen teratas yang
terbersit hampir pasti diakhiri kejutan.
The Necklace karya Guy de Maupasant, contoh yang bagus bagaimana kejutan yang
sempurna mengakhiri sebuah cerpen.
Sempurna karena pembaca tidak bisa menduga namun menerima kejutan itu masuk diakal,
tidak klise, apalagi diada-adakan.
Tanpa kejutan diakhir cerita, ibarat sayur tak bergaram.
Hindari akhir yang datar, apalagi mengambang. Pembaca menyukai kejutan; ‘ oh,
ternyata..‘
Selanjutnya..
Empat cara penulisan cerpen diatas adalah oleh-oleh yang kubawa dari rekreasi saya
membaca kembali cerpen–cerpen klasik dunia.