Pasien dengan obesitas, polisitemia, cor pulmonale, atau hipertensi
sistemik biasanya mengalami sleep apnea syndrome yang ditandai sering tidurnya pasien saat dianamnesis. Berat Badan. Menurut WHO expert consultation, orang Asia memiliki faktor diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular pada orang yang memiliki IMT dengan cut-off point yang lebih rendah disbanding standar IMT WHO. Obesitas yang terlokalisasi di abdomen memiliki insidensi yang tinggi untuk terkena hipertensi dan diabetes. Tinggi Badan. Pasien dengan sindrom Marfan biasanya memiliki regurgitasi aorta, aneurisma diseksi aorta, dan prolapse katup mitral. Ciri-ciri pasien dengan sindrom Marfan adalah: postur tinggi kurus, dengan panjang rentangan tangan melebihi tingginya, ectopia lentis, jari tangan yang panjang, dan palatum yang tinggi. Pasien dengan sindrom Turner memiliki kecendrungan untuk mengalami coartation of aorta. Cirinya: perempuan, tinggi < 5 kaki atau <152,4 cm, dengan webbing di leher, putting yang lebar, dan jari keempat yang panjang Kulit : Perhatikan warna kulit pasien, apakah terdapat sianosis, anemia, periodic facial flusing, jaundice, atau bronzed pigmentation. Perlu juga diperhatikan apakah pasien memiliki xanthoma atau tidak Nyeri pada jari, nodus osler adalah lesi yang nyeri yang muncul di lempeng jari pada pasien dengan endocarditis infektif. Clubbing finger, merupakan pembengkakan jaringan lunak pada bagian distal dari jari tangan atau kaki di dasar kuku. Clubbing finger dapat ditemukan pada pasien dengan penyakit jantung kongenital sianotik dan endocarditis infektif. Splinter hemorrhage, terlihat sebagai garis tipis warna coklat kemerahan di bawah kuku yang biasa ditemukan pada pasien endocarditis infektif. Tekanan darah sebaiknya diperiksa dikedua tangan, baik secara bersama-sama maupun berurutan. Pada keadaan normal, perbedaan pengukuran kurang dari 10mmHg. Pada beberapa keadaan, terdapat hasil pengukuran tekanan darah yang abnormal. Pada saat pemeriksaan denyut arteri, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yakni kecepatan dan irama jantung, kontur denyut, dan amplitude denyut. Untuk menentukan JVP, pertama-tama pemeriksa harus menentukan tinggi distensi vena dengan menandai puncak gelombang dipulsasi vena jugularis interna. Pemeriksa harus membuat garis horizontal imajiner ke arah sudut sternal. Kemudian pemeriksa mengukur jarak antara sudut sternal ke garis imajiner tersebut. Sebelum menilai kondisi jantung pasien, pemeriksa sebaiknya memerhatikan beberapa hal yang dapat dilihat dari dinding pasien, seperti pernafasan pasien, kelainan kulit, tanda operasi jantung, deformitas tulang berat, bentuk tulang punggung yang abnormal. Ictus cordis atau Point of Maximul Impuls (PMI). Untuk memeriksa ictus cordis, pemeriksa sebaiknya berada di sisi kanan pasien. Pasien diposisikan supinasi. Gunakan ujung jari di daerah dada sela iga ke-5 garis midklavikula, karena daerah tersebut merupakan daerah yang paling sensitive. Thrill. Merupakan sensasi getaran superfisial yang dirasakan di kulit sekitar area turbulensi. Thrill dibedakan menjadi thrill sistolik dan thrill diastolic. Thrill sistolik merupakan thrill yang bersamaan dengan denyutan apeks jantung, sedangkan thrill diastolic merupakan thrill yang tidak bersamaan dengan denyutan apeks jantung Heaves. Merupakan denyut apeks jantung yang penuh teaga dan menetap. Terjadi karena overload ventrikel kiri akibat berbagai kondisi yang meningkatkan laju pengisian ventrikel selama diastole yang terjadi setelah impuls utama ventrikel kiri. Heaves biasanya ditemukan pada pasien dengan stenosis aorta, hipertensi, insufisiensi mitral. Lifts. Yakni dorongan terhadap tangan pemeriksa. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan di ventrikel, seperti pada stenosis mitral. Perkusi jantung dilakukan di sela iga ke-3 dan ke-4 serta ke-5 dari garis aksilla anterior kiri mengarah ke medial. Secara normal akan ada perubahan nada dari resonance ke dullness di sekitar 6 cm lateral dari sisi kiri sternum. Edema pitting dapat ditemukan dengan melakukan penekanan jari ke daerah pretibial, kemudian ketika jari diangkat, terlihat atau teraba bekas lekukan di daerah yang ditekan tadi.