Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dar
i struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya
mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi ti
ngkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk ke
untungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupa
kan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, sal
ah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenan
g dan kekuatan – kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan s
enjata) untuk memperkaya diri sendiri.
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah t
indakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam ber
bagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan perbuat
an. Jujur ialah merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, k
arena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai
hal, termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa kejujuran sangat p
enting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik
, misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme dan tidak memalsukan n
ilai. Lebih luas, contoh kejujuran secara umum dimasyarakat ialah dengan selalu b
erkata jujur, jujur dalam menunaikan tugas dan kewajiban, misalnya sebagai seora
ng aparat penegak hukum ataupun sebagai masyarakat umum dengan membayar p
ajak.
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.
Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencapai tujuan dengan waktu yang le
bih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dengan nilai-nilai anti korup
si lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai h
al. Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur
waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlak
u, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
6. Kerja Keras
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untu
k tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang
sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keingin
annya.
8. Keberanian
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan ti
dak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadila
n sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1
945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai denga
n apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melang
gar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia
hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangs
a Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi. Untuk mencip
takan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur da
lam keadilan.
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
– Proses penganggaran,
– Proses pembahasan,
– Proses evaluasi.
Proses evaluasi ini berlaku terhadap penyelenggaraan proyek dijalankan secara ter
buka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga secara t
eknis dan fisik dari setiap output kerja-kerja pembangunan.
3. Kewajaran
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi pen
yimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi i
ni tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa und
ang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undan
g-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat me
ngetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembua
t kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan ef
ektif apabila didalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan ko
rupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembu
atnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-ak
tor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lem
baga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nil
ai, pemahaman, sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau un
dang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur kebijakan ini akan menentukan ti
ngkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Tak dapat dipungkiri untuk menanamkan nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi perl
u diajarkan sejak dini kepada seluruh masyarakat secara umum. Saat ini sebagain b
esar baru terpusat pada golongan tertentu di tempat tertentu. Untuk langkah yang l
ebih serius, seharusnya penanaman nilai dan prinsip anti korupsi ini harus di terap
kan bukan hanya di bangku kuliah saja sebagai contohnya, tetapi juga dilakukan se
cara merata di berbagai kalangan masyarakat agar hasil yang didapatkan juga bisa
maksimal secara merata.
Yang ironisnya lagi dalam berbagai sistem pemerintahan termasuk di berbagai lem
baga negara praktik korupsi seakan dibiarkan dengan sistem yang menuntun, bahk
an memaksa yang berkepentingan untuk melakukan korupsi. Contoh nyata sistem
perkorupsian itu ialah sistem pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat,
yang bernama Korupsi. Sehingga penulis dapat menyebutkan bahwa “Pemilu meru
pakan sistem perkorupsian baru yang terselubung menjadi penyakit di Indonesia”.
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak koru
psi di Indone-sia, antara lain sebagai berikut :
Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov
Rusia milik Pemda NAD (2004).
Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga mele
kukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan k
euang-an negara Rp 10 milyar lebih (2004).
Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement
deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam
kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebe
sar Rp 15,9 miliar (2004).
Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).
2.4.3 Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
5. UU 15/2002 tentang tindak pidana anti pencucian uang. UU ini telah dirubah m
enjadi UU No 25 tahun 2003
Faktanya fenomena korupsi selalu tidak berhenti menggrogoti negeri kita, korupsi
merupakan kejahatan yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga masyarakat.
Artinya keadilan dan kesejahteraan masyarakat sudah mulai terancam. Maka saatn
ya mahasiswa sadar dan bertindak.
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pen
gontrol dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dik
ontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampa
k positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin mempe
rburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk men
ekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil n
egosiasi yang terbaik. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipa
si politik dan kontrol sosial terkait dengan kepentingan publik. Tidak bersi
kap apatis dan acuh tak acuh. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijak
an mulai dari pemerintahan desa hingga ke tingkat pusat/nasional. Membu
ka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerint
ahan negara dan aspek-aspek hukumnya. Mampu memposisikan diri sebag
ai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan kepu
tusan untuk kepentingan masyarakat luas.
Setiap orang harus berparsitipasi dan berperan aktif dalam usaha menanggulangi k
ejahatan yang menggerogoti negara ini. Pandangan pembentuk undang-undang itu
tertuanhg dalam rumusan Pasal 41 ayat (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 199
9 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, y
ang menyatakan bahwa; masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawabmdalam
upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Bentuk peran serta tersebut, dalam Pasal 41 ayat (2) telah ditentukan wujudnya, ya
itu sebagai berikut:
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada pen
egak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;
4. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang dib
erikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal :
Adapun yang dimaksud dengan hak memberikan informasi ialah hak untuk menya
mpaikan segala macam informasi mengenai dugaan telah terjadinya tindak pidana
korupsi yang salah satu bentuknya ialah “pelaporan” yang disampaikan kepada pe
negak hukum atau komisi pemberantasan tindak pidana korupsi. Peraturan perund
ang-undangan (legislation) merupakan wujud dari politik hukum institusi Negara d
irancang dan disahkan sebagai undang-undang pemberantasan tindak pidana korup
si.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena meng
ancam keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Adapun faktor – faktor pen
yebab korupsi itu ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana f
aktor internal yaitu berasal dari dalam diri setiap manusia seperti sifat raku
s, moral yang kurang kuat dan gaya hidup yang konsumtif sedangkan fakto
r eksternal yaitu pengaruh dari luar diri seseorang adapun aspek yang terda
pat dalam faktor eksternal tersebut ialah politik, ekonomi, hukum dan orga
nisasi. Oleh karena itu perlu peran serta semua lapisan masyarakat. Mahasi
swa adalah salah satu bagian masyarakat yang mempunyai pengaruh signif
ikan dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dan menggerakkan lapisa
n masyarakat yang lain. Sehingga pemberantasan korupsi bisa lebih efektif
. Upaya – upaya yang dilakukan mahasiswa adalah menciptakan lingkunga
n bebas dari korupsi di kampus, memberikan pendidikan kepada masyarak
at tentang bahaya melakukan korupsi dan menjadi alat pengontrol terhadap
kebijakan pemerintah. Maka mahasiswa harus lebih berkomitmen dalam m
emberantas korupsi supaya upaya mereka berjalan semaksimal mungkin.