Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.3 Kasa/Screen
Kasa/ Screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak
gambar di atas benda - benda yang dicap (sablon). Teksturnya sangat halus (seperti
Sutera) dan memiliki jumlah kerapatan pori pori bertingkat, jumlah kerapatan inilah
yang berfungsi menyaring atau menentukan jumlah pasta cap yang keluar melalui
kasa. Kain kasa adalah sarana utama dalam pencapan (sablon), banyak jenis kain
kasa bisa digunakan, pada awalnya kain kasa dibuat dari sutera, katun, viskosa rayon
atau selulosa diasetat, yang semuanya tersebut mempunyai sifat sangat hidrofilik
sedangkan pasta cap mengandung air sehingga kestabilan tegangan kasa sulit dicapai.
Oleh sebab itu perkembangan selanjutnya adalah digunakan kasa yang terbuat dari
serat sintetis, seperti Nilon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga
kestabilan tegangan kasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret, kain kasa
yang mudah mulur ataupun mengkeret menyebabkan berubahnya corak yang telah
ditentukan, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi
sehingga memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa. Kain kasa banyak
diperdagangkan dengan nama nama seperti Monyl, Nytal, Nybolt, Estal dll,
konstruksi kain kasa menentukan jumlah pasta yang keluar, konstruksi kasa biasa
dinyatakan dengan jumlah tetal benang per inchi (Mesh Count) atau per cm kain kasa
(Raster count) yang umum disebut Penomoran Kasa. Fabric Number atau Mesh
Count menentukan banyaknya helai benang perinchi atau per cm. fabric Number kecil
berarti Monyl yang kasar, fabric number besar berarti monyl yang halus, biasanya
pada penomoran monyl dicantumkan juga penomoran sutera. Dalam penomoran
monyl ada 4 macam yang dicantumkan yaitu :
S light (ringan)
M medium (medium)
T heavy (kuat)
HD extrenheavy (sangat kuat)
Semakin rendah nomor kasa jumlah benang dalam satu inchnya atau satu
centimeternya makin sedikit sehingga lubang kasa makin besar, dengan demikian
untuk corak atau motif kasar digunakan kasa yang kasar atau tetal benang yang
rendah, sebaliknya untuk corak atau motif halus digunakan kasa yang halus atau tetal
benang tinggi. Syarat kain kasa untuk pencapan yaitu bahan yang dicap memiliki
aneka jenis serta sifat yang berbeda satu dengan lainnya, baik dalam penggunaan zat
warna, zat pembantu dll. Produk produk kain kasa memiliki keunggulan keunggulan
sendiri sendiri serta memiliki ukuran lebar yang berbeda – beda untuk dapat
memenuhi permintaan industri, kain kasa secara umum harus memiliki persyaratan
berikut :
Memiliki daya lentur dan daya tarik yang tinggi
Tidak berubah baik dalam keadaan basah maupun kering
Anyaman (tenunan) tidak mudah bergeser
Tahan terhadap zat kimia
Mudah dibersihkan kembali setelah proses pencapan
Rangka kasa dapat terbuat dari kayu atau logam. Rangka yang terbuat dari kayu
maupun logam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Stabil,
Tidak berubah bentuk baik dalam keadaan basah maupun kering,
Tidak mudah rusak oleh zat kimia, dan
Permukaan halus
a. Pemasangan Kasa Secara Manual
Kain kasa dipotong seluas rangka bagian luar, masing-masing ditambah 2 cm
(lihat gambar).
Sisi AB dan BC masing-masing disambung dengan kain biasa selebar 10-25 cm.
Kain pada sisi DA dipaku pada sisi rangka dengan paku atau nices. Demikian juga
kasa pada sisi DC. Sisi kain penyambung AB digulung pada sepotong kayu
berpenampang bulat atau persegi panjang sambil ditarik sampai kain kasa tegang,
kemudian kain kasa dipaku pada rangka. juga dikerjakan pada sisi kain penyambung
B”C’. Akhirnya kain penyambung dilepas dan pinggir kasa dirapikan. Selanjutnya
bagian yang diberi quick fixed dipoles dengan aseton sampai larut, sehingga kain kasa
dapat menempel pada rangka dengan kuat. Apabila dipakai rangka kayu beralur,
pemasangannya tidak menggunakan paku,pines, neces, tetapi dipergunakan batang
kayu yang dimasukan dalam alur tersebut, keudian dipaku. Dapat juga rangka yang
beralur pada pemasangan kasanya dipakai neces dahulu, kemudian dikombinasi
dengan batang yang dimasukan dalam alurnya. Cara kombinasi ini lebih mudah dan
tegangan gasa kebih maksimal. Untuk kasa yang dapat mengendor pada waktu basah,
sebelum pemasangan harus dibasahi lebih dahulu dan dipasang dalam keadaan basah.
1.4 Coating
Setelah screen bersih baru dilakukan pemberian corak pada kasa. Disini
digunakan cara dengan menggunakan kertas film tembus pandang (Kodatrace). Proses
awal yang dilakukan adalah menggambar motif pada kertas kodatrace tersebut dengan
cat khusus yang berwarna gelap. Setelah selesai kasa yang telah bersih diberi lapisan
larutan yang bersifat peka cahaya, dimana disini digunakan larutan chromatin.
Larutan peka cahaya ini dibuat melapisi screen secara merata menggunakan coater
kemudian dikeringkan. Pengeringan setelah pelapisan larutan peka cahaya dilakukan
dengan oven, dengan hair dryer atau kipas angin, pengeringan dilakukan pada ruang
gelap dan upayakan tidak terkena sinar matahari ataupun sinar yang mengandung
ultraviolet seperti lampu neon. Sinar matahari maupun lampu neon menyebabkan
larutan peka cahaya sulit dibangkitkan.
3.2 Bahan :
- Natrium hidroksida
- Kaporit
- Air
- Zat peka cahaya (diazol)
- Natrium Bikromat
- Minyak kelapa
- Lakban
1. Gambar
2. Teepol
3. Kain nylon
4. Staples
5. Rangka kasa
IV. DIAGRAM ALIR
V. CARA KERJA
1. Pembuatan gambar non repeat
- Buat batas gambar dan ukurannya
- Tentukan desain yang akan dibuat
- Buat beberapa sket gambar yang sesuai dengan desainnya
- Pilih salah satu sket yang paling baik
- Sempurnakan gambar
3. Pembuatan Kasa
- Rangka direndam selama 20 menit
- Pasang kasa pada dua rangka sisi yang bersambung kemudian di hekter
dua sisinya
- Letakkan dan hekter pada sisi papan penarik yang disambung
menggunakan kain sambung
- Gerakan/ tekan ke bawah rangka kasa, sehingga terjadi penarikan
- Periksa tegangan kasa, kemudian lanjutkan tekanannya sampai rata
dengan papan
- Hekter sisi kasa yang sudah ditarik
- Lakukan pekerjaan yang sama untuk sisi yang satu lagi
VII. DISKUSI
7.1 Pembuatan gambar atau motif
Motif yang dibuat pada praktikum ini adalah motif tunggal dan berulang
(repeat). Untuk gambar tunggal, dipilih dengan motif yang tajam dan
memiliki ukuran yang tidak terlalu kecil. Sebab, praktikum dilakukan dengan
skala laboratorium, apabila terdapat motif yang sangat kecil dapat tersumbat
oleh pasta cap. Sedangkan untuk motif repeat tidak diperkenankan motif
yang dibuat akan memotong motif karena dapat menyebabkan adanya celah
ditengah-tengah motif atau dapat menimbulkan penumpukan gambar
(overlap). Motif yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah motif
tunggal. Setelah itu, motif diseleksi menjadi beberapa warna untuk
mengetahui berapa banyak screen yang akan digunakan. Pada praktikum ini,
motif tunggal dibuat dengan minimal 3 warna. Sedangkan saat pemisahan
hanya dipilih 2 warna saja.
Screen baru dibuat dari kain tenun dari filamen poliester atau poliamida.
Pemilahan jenis kain ini guna melihat ketahanan pakai apabila pencapan
menggunakan zat warna reaktif maka gunakaan jenis polimida hal ini karena
poliamida lebih tahan alkali dibandingkan dengan poliester. Sedangkan untuk
jenis poliester lebih tahan asam maka lebih cocok untuk pencapan zat warna
asam.
Pada praktikum screen baru dibuat dari jenis kain poliamida dengan
nomor 14. kayu yang akan digunakan untuk screen telah direndam dahulu
selama 20 menit agar lebih empuk pada saat pemasangan kasa.Selain itu
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti keteraturan
pemasangan steples harus sama posisinya dari awal hingga akhir. Bila posisi
steples miring maka semua sisi juga harus miring, dan bila posisi steples
datar maka semua sisi harus datar. Selain posisi steples, pada saat
pemasangan kain harus tegang dan kuat sehingga ketika dipukul screen akan
bersuara seperti gendang. Penarikan screen dilakukan dengan posisi tegak,
dengan menyambung ujung kain poliamida dengan kain yang lain agar
penarikan lebih kuat dan stabil.
Pada saat pemasangan, kain ditarik dalam kondisi basah untuk mencegah
terjadinya sobek kain. Apabila pemasangan telah selesai, dilakukan proses
pencucian dengan menggunakan teepol hal ini untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang ada pada screen.
Pelapisan dengan zat peka cahaya harus dilakukan dengan merata dan
tidak terlalu tebal ataupun tipis. Karena bila tidak rata maka motif yang
dihasilkan akan berkurang ketajamannya dan begitu pula bila terlalu tebal zat
peka cahaya akan sukar kering dan menjadi lembek serta ikut berpengaruh
pada ketajaman motif. Penyinaran dilakukan setelah zat peka cahaya kering
agar gambar tidak menempel. Agar proses afdruk lebih mudah maka kertas
hvs yang berisi gambar diberi minyak kelapa agar menjadi transparan
sehingga motif akan mudah berpindah ke screen. Pelapisan minyak kelapa
pada kertas tidak boleh terlalu basah ataupun kering. Proses afdruk dilakukan
selama 20 menit dengan cahaya lampu neon.
Untuk proses penguatan, kasa diberi zat hardening agar motif lebih kuat
dan dapat dipakai dalam waktu yang lama. Proses pemberian zat penguat ini
dilakukan pada bagian dalam kasa. Proses pengerjaan dilakukan pada
ruangan terbuka dan ada sinar. Untuk proses perbaikan dilakukan proses
pemeriksaan screen dan pemberian solati pada setiap sisi screen.
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 1. Bandung :
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin., dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan
Pencapan. Bandung : Institute Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan
Pencapan. Bandung : Institute Teknologi Tekstil.