Anda di halaman 1dari 11

Mohammad Agil H.

(160810301038)
Nimas Ayu P.W (160810301097)
Triasty Widya Palupi (160810301115)

BAB I
SIFAT MANAJEMEN STRATEGIK

Definisi Manajemen Strategis


Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan. Manajemen strategis
berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer untuk
mencapai keberhasilan organisasional. Istilah manajemen strategis digunakan untuk merujuk
pada perumusan, implementasi, dan evaluasi strategis, sedangkan perencanaan strategis
merujuk hanya pada perumusan strategis. Tujuan manajemen strategis adalah untuk
mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok,
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek serta berusaha untuk mengoptimalkan tren-
tren dewasa ini untuk esok.
Rencana strategis adalah teknik permainan sebuah perusahaan. Persis seperti sebuah
tim sebak bola memerlukan taknik main yang baik agar menang,suatu perusahaan mesti
memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing dengan sukses. Rencana strategis
dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit atas banyak alternative yang baik, dan hal ini
menandakan komitmen pada pasar, kebijakan, prosedur, dan operasi tertentu di atas tindakan
yang lain “ yang kalah menguntungkan”.

Tahap-Tahap Manajemen Strategis


Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu :
1. Perumusan strategis
Perumusan strategis mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan
ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal,
penetapan tujuan jangka panjang,pencarian strategi alternative, dan pemilihan strategi
tertentu untuk mencapai tujuan. Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnia
apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana
mengalokasikan sumberdaya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan,
perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah merger atau penggabungan
usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan.
2. Penerapan strategis
Penerapan strategis mengharuskan perusahaan menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya, sehingga strategi-
strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategis mencakup
pengembangan budaya yang supportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional
yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran,
pengembangan serta pemanfaatan system informasi, dan pengairan kompetensi karyawan
dengan kinerja organisasi.

3. Penilaian strategis

Ini adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan strategi
tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian maupun evaluasi strategi merupakan salah
satu cara untuk memperoleh informasi.
Aktivitas perumusan, penerapan, dan penilaian strategis terjadi di tiga level hierarki di
sebuah organisasi besar: korporat, divisional atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Dengan menjaga komunikasi dan interaksi antar manajemer dan karyawan lintas tingkat
hierarki, manajemen strategis membantu sebuah perusahaan untuk menjadi suatu tim yang
kompetitif. Sebagaian besar bisnis berskala kecil dan besar tidak memiliki divisi atau unit
bisnis strategis, mereka hanya mempunyai korporat atau fungsional. Namun demikian,
manajer dan karyawan di dua level ini mesti aktif terlibat di dalam aktivitas manajemen
strategis.

Mengintegrasikan Intuisi dan Analisis


Proses manajemen strategis dapat di deskripsikan sebagai sebuah pendekatan yang
obyektif, logis, dan sistematis untuk membuat keputusan-keputusan besar dalam organisasi.
Manajemen strategis betusaha mengorganisir informasi kualitatif dan kuantitatif sedemikian
rupa, sehingga memungkinkan diambilnya keputusan yang efektif dalam kondisi
ketidakpastian yang melingkupi. Namun manajemen strategis bukan ilmu murni yang mampu
menawarkan pendekatan yang nyaman, rapi, dan sangat jelas.
Berdasarkan pengalaman, penilaian, dan perasaan masa lalu, kebanyakan orang
mengakui bahwa intusi sangat penting untuk membuat keputusan strategis yang baik. Intusisi
secara khusus berguna untuk membuat keputusan dalam situasi yang ditandai oleh
ketidakpastian. Intuisi juga membantu ketika terdapat berbagai variable yang saling terkait
atau ketika orang mesti memilih dari beberapa alternative yang masuk akal. Beberapa
manajer dan pemilik bisnis mengaku memiliki kemampuan luar biasa untuk menggunakan
intuisi dalam membangun strategi yang cemerlang.

Mengadaptasi perubahan
Proses manajemen strategi didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi mesti secara
terus menerus memonitor berbagai peristiwa dan trend internal serta eksternal, sehingga
perubahan dapat dibuat pada waktu ketika dibutuhkan. Laju perubahan mempengaruhi
organisasi sangat drastis. Untuk bertahan semua organisasi harus mampu dengan cerdik
mengidentifikasi serta menyesuiakan diri dengan perubahan. Manajemen strategis bertujuan
membantu organisasi untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan dalam jangka
panjang.
Perdagangan maya dan globalisasi merupakan perubahan eksternal yang mengubah
bisnis dan masyarakat saat ini. Dalam peta politik, batas-batas antarnegara bisa jadi jelas,
tetapi dalam peta kompetitif yang menunjukkan aliran riil aktivitas keuangan dan industri,
batas-batas tersebut semakin mengabur. Aliran informasi yang cepat telah menyamarkan
batas-batas nasional, sehingga orang disegenap penjuru dunia semakin dapat melihat
bagaimana orang lain di belahan dunia yang berbeda. Dan ini menjadikan sebuah dunia tanpa
bataslengkap dengan warga global, pesaing global, konsumen global, pemasok global, dan
distribusi global.

Istilah-istilah kunci dalam manajemen Strategis


Sebelum lebih jauh mendiskusikan manajemen strategis, kita perlu mendefinisikan
Sembilan istilah kunci : keunggulan kompetitif, penyusunan strategis, pernyataan visi dan
misi, peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan kelemahan internal, tujuan jangka
panjang, strategi, tujuan tahunan serta kebijakan.

1. Keunggulan Kompetitif
Pada intinya, manajemen strategis adalah tentang bagaimana memperoleh dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Ini dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang
dapat dilakukan dengan jauh baik oleh sebuah perusahaan bila dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan saingan”. Ketika suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang
tidak dapat dilakukan oleh perusahaan saingan, iti dapat merepresentasikan keunggulan
kompetitif. Memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang sebuah organisasi.
Normalnya, sebuah perusahaan dapat mempertahankan suatu keunggulan
kompetitifnya selama kurun waktu tertentu saja sebab perusahaan-perusahaan saingan akan
segera meniru dan mendesak keunggulan tersebut
Semakin banyak perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dengan
memanfaatkan internet untuk penjualan langsung dan untuk komunikasi dengan pemasok,
konsumen, kreditor, mitra, pemegang saham, klien, dan pesaing yang tersebar secara global.
Perdagangan maya memungkinkan perusahaan untuk menjual produk, mengiklankan,
membeli suplai, melacak inventori, meniadakan kerja administratif konvensional, serta
berbagai informasi. Secara total perdagangan maya meminimalisir pengeluaran dan
mengatasi masalah yang terkait dengan jarak, waktu dan ruang dalam melaksanakan bisnis.
Dan demikian menghasilkan layanan konsumen yang lebih baik, efisiensi yang lebih besar,
produl yang lebih bagus, dan profitabilitas yang tinggi.

2. Penyusunan strategi
Penyusunan strategis adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab bagi
keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Para penyusun strategi memiliki beragam
gelar jabatan, seperti pejabat eksekutif kepala, presiden, pemilik, ketua dewan direksi,
direktur eksekutif, penasehat, dekan, atau wirausahawan. Penyusunan strategis membantu
sebuah organisasi mengumpulkan, menganalisis, serta mengorganisasi informasi. Mereka
melacak kecenderungan industry dan kompetitif, mengembangkan peramalan dan analisis
scenario, mengevaluasi kinerja korporat dan individual, mencari peluang pasar,
mengidentifikasi ancaman terhadap bisnis, dan mengembangkan rancangan aksi yang kreatif.
Para perencana strategis umumnya berperan sebagai pendukung atau staff.
Penyusunan strategi berbeda dari organisasi itu sendiri, dan perbedaan-perbedaan
ini mesti diperhatikan di dalam perumusan, penerapan, dan penilaian strategi. Beberapa
penyususnan strategi tidak akan mempertimbangkan tipe-tipe strategi tertentu karena filosofi
personal mereka. Para penyusun strategi berbeda-beda dalam hal sikap, nilai, etika, kesediaan
untuk mengambil risiko, memperhatikan tanggung jawab social, keuntungan tujuan jangka
pendek versus tujuan jangka panjang, dan gaya manajemen.
3. Pernyataan Visi dan Misi

Organisasi dewasa ini mengembangkan suatu pernyataan visi untuk menjawab


pertanyaan, “ Kita ingin menjadi seperti apa ?” mengembangkan penyataan visi sering kali
dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan strategis, bahkan mendahului
pembuatan pernyataan misi. Banyak pernyataan visi berupa satu kalimat tunggal.
Pernyataan misi adalah “ pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan satu
bisnis dari perusahaan-perusahaaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi menunjukkan
cakupan operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar. Pernyataan misi yang jelas
melukiskan nilai dan prioritas dari sebuah organisasi. Mengembangkan sebuah pernyataan
misi memaksa penyusun strategi untuk berfikir mengenai hakikat dan cakupan operasi saat
ini dan menilai potesi pasar dan aktivitas di masa yang akan datang. Pernyataan misi secara
umum menggambarkan arah masa depan suatu organisasi.

4. Peluang Dan Ancaman Eksternal

Ini menunjukkan pada berbagai trend dan kejadian ekonomi, sosial, budaya,
demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan kompetitif yang
dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi di masa yang akan
datang. Sebagian besar peluang dan ancaman berada di luar kendali organisasi, maka karena
itulah kata eksternal dipilih disini. Perubahan-perubahan ini menciptakan jenis konsumen
yang berbeda dan konsekuensinya kebutuhan akan tipe produk, jasa, dan strategi yang juga
berbeda. Ancaman eksternal yang serius akhir-akhir ini yang semakin menggerus pangsa
pasar adalah sistem penjualan online.
Peluaang dan ancaman lain bisa jadi meliputi munculnya aturan perundang-
undangan yang baru, introduksi produk baru oleh pesaing, bencana nasional, atau penurunan
nilai dollar. Kekuatan pesaing juga menjadi sebuah ancaman. Salah satu aspek utama dari
manajemen strategis adalah perusahaan perlu merumuskan berbagai strategi untuk
mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau meminimalkan dampak
ancaman eksternal. Karena alas an ini identifikasi, pengawasan, dan evalusi peluang dan
ancaman eksternal sangat penting bagi keberhasilan.

5. Kekuatan dan Kelemahan Internal


Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi
yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen,
pemasaran, keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, dan aktivitas sistem informasi
manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
internal organisasional dalam wilayah fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas
manajemen strategis yang esensial. Organisasi berjuang sekaligus meniadakan kelemahan
internal.
Kelemahan dan keuntungan keuntungan relatif adalah informasi yang penting, dan
dapat ditentukan lebih oleh elemen-elemen keberadaan daripada kinerja. Faktor internal
dapat ditentukan dengan sejumlah cara, termasuk menghitung rasio, mengukur kinerja, dan
membandingkan dengan pencapaian masa lalu dan rata-rata industri. Berbagai macam survey
juga bisa dilakukan untuk menilai faktor-faktor internal seperti semangat kerja, efektifitas
produksi, dan loyalitas konsumen.

6. Tujuan Jangka Panjang


Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil-hasil spesifik yang ingin diraih oleh suatu
organisasi terkait dengan misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Tujuan
sangat penting bagi keberhasilan organisasional sebab ia menyatakan arah, membantu dalam
evaluasi, menciptakan sinergi, menjelaskan prioritas, memfokuskan kordinasi, dan
menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, serta
pengontrolan. Tujuan sebaiknya menantang, terukur, konsisten, masuk akal serta jelas. dalam
sebuah perusahaan multidimensional, tujuan harus ditetapkan untuk keseluruhan perusahaan
dan untuk tiap-tiap divisi.

7. Strategi
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai.
Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, likuiditas, dan joint ventura. Strategi adalah aksi potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah
besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangkan panjang perusahaan,
biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang.
Strategi mempunyai konsekuensi multifungsi atau multidimensi serta perlu
mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan.
8. Tujuan Tahunan
Tujuan tahunan adalah tonggak jangka pendek yang mesti dicapai organisasi untuk
meraih tujuan jangka panjangnya. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan mesti
terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan terprioritas. Tujuan tersebut
ditetapkan di level korporat, divisional, dan fungsional dalam sebuah organisasi besar. Tujuan
tahunan mesti dibuat untuk bidang manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian
dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Serangkaian tujuan tahunan penting
dalam penerapan strategi, sementara tujuan jangka panjang terutama penting dalam
perumusan strategis. Tujuan tahunan merepresentasikan dasar bagi pengalokasian
sumberdaya.

9. Kebijakan
Kebijakan adalah sarana yang dengan tujuan tahuanan akan dicapai. Kebijakan,
meliputi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya pencapaian
tujuan yang tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk mengambil keputusan dan menangani
situasi yang repetitif atau berulang-ulang.
Kebijakan sangat penting bagi penerapan atau implementasi strategi sebab mereka
menjabarkan pengharapan organisasi pada karyawan dan manajernya. Kebijakan
memungkinkan konsistensi dan kordinasi di dalam dan antar departemen organisasional.
Banyak riset menunjukkan bahwa angkatan kerja sehat dapat secara lebih efektif dan efisien
mengimplementasikan strategi.

Model Manajemen Strategis


Proses manajemen strategis dapat dengan cukup mudah dipelajari dan diaplikasikan
dengan menggunakan sebuah model. Setiap model merepresentasikan proses tertentu.
Menilai visi, misi, tujuan, dan strategi yang dimiliki suatu organisasi saat ini
merupakan titik mula yang logis untuk manajemen startegis sebab situasi dan kondisi
perusahaan saat ini memungkinkan menghalangi strategi tertentu dan bahkan mendikte
langkah aksi khusus. Setiap organisasi mempunyai visi, misi, tujuan, dan strategi, meskipun
elemen-elemen ini tidak dirancang, dituliskan, atau dikomunikasikan secara sadar.
Proses manajemen strategis dinamis dan terus menerus. Satu perubahan di salah satu
komponen utama dalam model tersebut dapat mendorong perubahan disalah satu atau
semua komponen lain. Dan juga penyelenggaraan pertemuan manajemen strategis secara
periodik perlu dilakukan ini bertujuan untuk mendorong kreativitas dan keterbukaan dari para
partisipan. Komunikasi yang baik dan umpan balik dibutuhkan di dalam keseluruhan proses
manajemen strategis.
Penerapan proses manajemen strategis umumnya lebih formal di organisasi-organisasi
yang lebih besar atau mapan. Formalitas disini merujuk pada partisipan, tanggungjawab,
otoritas, tugas, dan pendekatan yang ditetapkan. Bisnis yang lebih kecil cenderung lebih tidak
formal. Perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang kompleks senantiasa berubah
dengan cepat, seperti perusahaan teknologi, cenderung lebih formal dalam perencanaan
strategis mereka. Perusahaan yang memiliki banyak devisi, produk, pasar cenderung lebih
formal dalam mengaplikasikan konsep manajemen strategis. Formalitas yang lebih besar
dalam menerapkan proses manajemen strategis umumnya secara positif terkait dengan biaya,
cakupan, akurasi, dan keberhasilan rencana di semua jenis dan ukuran organisasi.

Manfaat-Manfaat Manajemen Strategis


Manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan
strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi
yang lebih sistematis, logis, dan rasioanal. Ini tentunya akan terus menjadi manfaat terbesar
dari manajemen strategis, namun berbagai riset kini menunjukkan bahwa proses, alih-alih
keputusan atau dokumen, merupakan konstribusi yang lebih penting dari manajemen
strategis. Komunikasi adalah kunci bagi manajemen strategis yang berhasil. Melalui
keterlibatan di dalam prosesnya, manajer dan karyawan berkomitmen untuk mendukung
organisasi. Dialog dan partisipasi merupakan bahan penyusun penting.
Pelaksanaan manajemen strategis utamanya adalah proses untuk mencapai
pemahaman dan komitmen dari semua manajer dan karyawan. Pemahaman merupakan
manfaat paling penting, serta diikuti oleh komitmen. Manfaat besar pada akhirnya adalah
hadirnya peluang bahwa proses tersebut menyediakan ruang yang mampu memperdayakan
individu. Pemberdayaan merupakan tindakan meningkatkan efektifitas karyawan dengan
mendorong mereka berpartisipasi di dalam pembuatan keputusan dan untuk mengambil
inisiatif serta menggunakan imajinasi mereka.
Semakin banyak perusahaan dan lembaga menggunakan manajemen strategis untuk
membuat keputusan yang efektif. Nsmun, manajemen atrategis sendiri bukanlah jaminan
keberhasilan, ia bisa tidak berfungsi jika dijalankan dengan baik dan benar.
Keuntungan Keuangan
Organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan
berhasil daripada yang tidak. Bisnis menggunakan berbagai konsep manajemen strategis
menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjuaan, profitabilitas, dan produktivitas
dibandingkan dengan perusahaan yang tanpa aktivitas perencanaan strategi yang
sistematis.perusahaan yang berkinerja tinggi cenderung membuat perencanaan sistematis
untuk mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi masa depan dalam lingkungan internal dan
eksternal. Dan juga biasanya menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang
relatif lebih baik.
Perusahaan berkinerja tinggi membuat keputusan yang lebih cerdas dengan antisipasi
yang baik terhadap konsekuensi jangka pendek dan panjang. Disisi lain, perusahaan yang
berkinerja kurang baik sering sibuk dengan berbagai aktifitas jangka pendek yang tidak
mencerminkan perkiraan yang baik akan kondisi yang akan datang. Para penyusun strategi di
organisasi yang kurang baik sering kali terlena oleh upaya menyeleseikan berbagai persoalan
internal dan memenuhi waktu kerja administratif. Mereka biasanya meremehkan kekuatan
pesaing dan menganggap terlampau tinggi kekuatan perusahaan mereka sendiri. Dan juga
sering kali menyatakan bahwa kinerja yang buruk disebabkan oleh beragam faktor yang tak
terkontrol, seperti ekonomi yang lesu, perubahan teknologi, atau persaingan dari perusahaan
asing.

Keuntungan Non-Keuangan
Selain membantu oerubahan menghindari bencana keuangan, manajemen strategi
menawarkan keuntungan nyata lain, seperti meningkatnya kesadaran akan ancaman eksternal,
membaiknya pemahaman akan strategi pesaing, naiknya produktivitas karyawan,
menurunnya resistensi pada perubahan, dan pemahaman yang lebih jelas akan relasi kinerja
dan imbalan. Manajemen strategis meningkatkan kapabilitas pencegahan persoalan organisasi
sebab ia mendorong interaksi antarmanajer di semua level divisional dan fungsional.
Selain memberdayakan manajer dan karyawan, manajemen strategis sering
menciptakan keteraturan dan disiplin pada suatu perusahaan yang dengan cara lain kacau. Ia
bisa menjadi awal dari sebuah system manajerial yang efisien dan efektif, dan juga
membangkitkan kembali kepercayaan pada strategi bisnis yang saat itu dijalankan atau
menunjukkan perlunya aksi-aksi korektif. Proses manajemen strategis menyediakan landasan
untuk mengidentifikasi dan merasionalisasi perlunya perubahan dilakukan oleh semua
manajer dan karyawan di sebuah perusahaan. Ia membantu untuk melihat perubahan sebagai
suatu peluang bukan sebuah ancaman.

Panduan untuk Manajemen Strategis yang Efektif


Kegagalan untuk mengikuti paduan khusus dalam menjalankan manajemen strategis
dapat memunculkan kritisme terhadap proses dan menciptakan persoalan bagi organisasi.
Satu bagian integral dari penilaian strategis merupakan evaluasi atas kualitas proses
manajemen strategis tersebut.
Manajemen strategis tidak boleh menjadi sebuah mekanisme birikratis untuk
memperjuangkan dan melanggengkan kepentingan pribadi. Ini mesti menjadi sebuah proses
reflektif yang membuat para manajer dan karyawan di dalam sebuah organisasi lebih familiar
dengan isu-isu strategi kunci dan alternatif yang masuk akal untuk menyeleseikan beragam
persoalan. Manajemen strategis tidak boleh menjadi ritualistik, tak terjangkau, terpaku, atau
terlalu formal, dapat diprediksi, dan kaku. Salah satu peran utama penyusunan strategis
adalah memfasilitasi proses pembelajaran dan perubahan organisasional secara terus-
menerus.
Sebuah panduan penting untuk manajemen strategis yang efektif adalah keterbukaan.
Kesediaan dan keinginan untuk mempertimbangkan informasi baru, sudut pandang baru,
gagasan baru, dan kemungkinan baru adalah hal yang penting; semua organisasi mesti
memiliki semangat untuk mencari dan belajar. Manajer dan karyawan mesti mampu
mendeskripsikan posisi para penyusun strategi, disiplin semacam ini akan mendorong
munculnya pemahaman dan pembelajaran.
Keputusan strategi harus memilih seperti antara pertimbangan jangka panjang versus
jangka pendek atau memaksimalkan keuntungan versus meningkatkan kekayaan pemegang
saham. Pemilihan strategi melibatkan penilaian dan prefensi subjektif. Dalam banyak kasus,
kurangnya objektivitas di dalam perumusan strategi mengakibatkan hilangnya keunggulan
kompetitif dan profitabilitas. Kebanyakan dewasa ini menyadari bahwa berbagai konsep dan
teknik manajemen strategis dapat meningkatkan efektivitas keputusan. Faktor-faktor subjektif
seperti sikap terhadap risiko, konsen tanggung jawab soaial, dan budaya organisasional akan
selalu mempengaruhi keputusan perumusan strategis, tetapi organisasi perlu seobjektif
mungkin dalam mempertimbangkan berbagai faktor kualitatif.

Membandingkan Bisnis dan Strategi Militer


Satu perbedaan mendasar antara strategi militer dan bisnis adalah bahwa strategi
bisnis dirumuskan, diterapkan, dan dinilai dengan asumsi kompetesi, sementara strategi
militer didasarkan atas asumsi konflik. Namun demikian, konflik militer dan persaingan
bisnis sangat mirip, sehingga banyak teknik manajemen strategis dapat diterapkan. Para
penyusun strategis bisnis memiliki akses ke wawasan berharga para pemikir militer yang
telah diolah selama kurun waktu yang panjang. Perumusan dan penerapan strategis yang
unggul dapat mengalahkan keunggulan lawan dalam hal jumlah dan sumberdaya.
Baik organisasi bisns maupun militer mesti beradaptasi pada perubahan dan terus-
menerus memperbaiki diri agar sukses. Tak jarang, perusahaan tidak mau mengubah strategi
mereka ketika kondisi lingkungan dan persaingan membutuhkan adanya perubahan.

Anda mungkin juga menyukai