Oleh:
Kelompok 1
A. Tujuan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Penghasilan
(income) meliputi:
Pendapatan (revenue)
Keuntungan (gain)
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.
B. Ruang Lingkup
Pernyataan standar ini diterapkan untuk :
Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang
dibeli untuk dijual kembali.
Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas tugas yang telah disepakati
secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu
Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga,royalti dan dividen
Pernyataan ini tidak mengatur pendapatan yang timbul dari:
perjanjian sewa (lihat PSAK 30 (revisi 2007): Sewa);
dividen yang timbul dari investasi yang dicatat sesuai metode ekuitas (lihat PSAK
15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi);
kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Akuntansi Asuransi
Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa.
perubahan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan atau pelepasannya (lihat
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);
perubahan nilai aset lancar lainnya;
ekstraksi hasil tambang (lihat PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum).
C. Definisi
Berikut merupakan definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
1. Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar (arm’s length transaction).
2. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
D. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.Pada
umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, jika arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut
mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima.
E. Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini diterapkan secara terpisah pada
setiaptransaksi.Dalam kondisi tertentu kriteria diterapkan padakomponen-komponen
yang dapatdiidentifikasi secara terpisah dari suatutransaksi tunggal atau suatu transaksi
tidakdapat dilepaskan dari transaksi lainnya makadianggap sebagai transaksi tunggal.
F. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli;
2) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan
atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
3) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut; dan
5) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
diukur dengan andal.
G. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi
dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
1) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diperoleh entitas;
3) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal; dan
4) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal.
I. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode
yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan
pemberian jasa;
2. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
penjualan barang;
penjualan jasa;
bunga;
royalti;
dividen; dan
3. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
B. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan
pencatatan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi
kesalahan periode lalu. Dampak pajak perbaikan kesalahan periode sebelumnya dan
penyesuaian retrospektif untuk perubahan kebijakan akuntansi diperlakukan dan
diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Pajak Penghasilan.
C. Definisi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak
perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah:
(a) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi atau peristiwa dan kondisi
lainnya yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan
(b) pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan periode
mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu
tidak pernah terjadi.
D. Kebijakan Akuntansi
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau
kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan
PSAK tersebut. SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak
penerapannya tidak material. Namun, hal yang tidak tepat untuk membuat, atau
membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK untuk mencapai suatu
penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas.
SAk dilengkapi dengan pedoman untuk membantu entitas dalam menerapkan
persyaratan dalam SAK. Pedoman yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
SAK bersifat wajib diterapkan. Sementara pedoman yang bukan bagian tidak
terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan keuangan. Dalam hal
tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan
dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai; dan
b) andal, dalam laporan keuangan yang:
menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya,
dan bukan hanya bentuk hukum;
netral, yaitu bebas dari bias;
pertimbangan sehat; dan
lengkap dalam semua hal yang material.
Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan mempertimbangkan
keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa
dan terkait; dan
definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, laibilitas,
penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.
Dalam membuat pertimbangan, manajemen juga mempertimbangkan standar
akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lainnya
yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan standar
akuntansi, literatur akuntansi lainnya dan praktik akuntansi industri yang berlaku,
sepanjang tidak bertentangan dengan sumber pada paragraf sebelumnya.
2. Konsistensi Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik
mengatur atau mengizinkan kelompok item-item dimana kebijakan akuntansi yang
berbeda adalah hal yang mungkin sesuai dengan keadaan. Jika suatu PSAK
mengatur atau mengizinkan pengelompokkan semacam itu, maka kebijakan
akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap
posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan keuangan
entitas sepanjang waktu untuk mengidentifi kasi kecenderungan dalam posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi
yang sama diterapkan pada setiap periode dan dari suatu periode dengan periode
berikutnya, kecuali suatu perubahan kebijakan akuntansi memenuhi kriteria pada
paragraf sebelumnya. Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
1) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
2) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilaikembali aset sesuai dengan PSAK
16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan dalam
kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK
16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
4. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:
(a) Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal
suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK
tersebut, jika ada;
(b) Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan secara
sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
5. Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan:
(a) Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal.
(b) Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
6. Keterbatasan Penerapan Retrospektif
Ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan
dampak spesifik periode atau dampak kumulatif periode tersebut.
7. Pengungkapan Penerapan Awal
Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau
periode lalu, akan memiliki dampak semacam itu kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau memiliki dampak pada periode mendatang,
entitas mengungkapkan:
(a) judul PSAK;
(b) ketika dapat diterapkan, bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan
sesuai dengan ketentuan transisinya;
(c) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
(d) ketika dapat diterapkan, penjelasan ketentuan transisi;
(e) ketika dapat diterapkan, ketentuan transisi yang memiliki dampak pada
periode mendatang;
(f) untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
(i) untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
(ii) jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan, laba per saham dasar dan dilusian;
(g) jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan,
sepanjang praktis; dan
(h) jika penerapan retrospektif disyaratkan tidak praktis untuk suatu periode lalu
tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan di
atas. Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada
periode berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak pada periode itu kecuali
tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau memiliki dampak pada
periode mendatang, entitas mengungkapkan:
(a) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
(b) alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan;
(c) untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan untuk entitas, laba per
saham dasar dan dilusian;
(d) jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
(e) jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau
untuk periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan, keadaan
yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.
E. Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-
elemen dalam LK.
(a) Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan dapat diandalkan.
(b) Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara akurat
namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada aktivitas
bisnis.
(c) Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan
LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan
andal. Perubahan estimasi akuntansi adalah:
(a) Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik
aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan
kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
(b) Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan
baru dan,
(c) Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut:
(a) Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi
tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau
ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
(b) Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui
secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahanestimasi akuntansi yang berdampak
pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang,
kecuali pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu. Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak
diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan hal itu.
F. Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan
unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK jika
mengandung kesalahan material, atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas tertentu.
1. Kesalahan periode lalu
Kesalahan Periode Lalu adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam
mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang
timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk:
Dampak kesalahan perhitungan matematis,
Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
Kecurangan.
2. Keterbatasan penyajian kembali retrospektif
Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali secara retrospektif
kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau
dampak kumulatif kesalahan.
Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif adalah praktis
(mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua
periode lalu
Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan
secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal.
3. Pengungkapan kesalahan periode lalu
a. Sifat kesalahan periode lalu;
b. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:
Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
c. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d. Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu
tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan
bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.
4. Ketidakpastian penerapan retrospektif dan penyajian kembali retrospektif
(a) Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah seluruh usaha rasional dilakukan.
(b) Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk menerapkan suatu
perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali
secara retrospektif untuk mengoreksi kesalahan, jika:
dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif tidak
dapat ditentukan;
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan
asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu tersebut;
atau
penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif memerlukan
estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan
secara obyektif informasi mengenai estimasi yang:
menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk
diterbitkan dari informasi lain.
B. Tujuan PSAK 46
a. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
b. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak :
c. pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui
pada laporan posisi keuangan entitas.
d. transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada
laporan keuangan entitas.
e. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat
dikompensasi ke tahun berikut.
f. Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : SKP, penambahan kesesuaian dengan
peraturan perpajakan untuk definisi aset pajak tangguhan
C. Definisi
a. Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada
periode masa depan sebagai akibat adanya:
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
akumulasi rugi pajak belum dikompensasi
akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan
mengizinkan.
D. Incomes Tax
ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif
a. pajak penghasilan adalah pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dan pajak yang
dibayar oleh anak perusahaan , asosiasi atau bergabung dengan usaha distribusi
kepada investor .
b. beban pajak inccome (pendapatan) yang diakui dalam suatu periode adalah jumlah
dari pajak saat ini ditambah perubahan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan selama
periode tersebut , tidak termasuk pajak diakui di luar laba rugi atau timbul dari
combintion(pergabungan) bisnis .
c. pajak kini merupakan jumlah hutang (recoverable) pajak penghasilan sehubungan
dengan laba kena pajak (rugi) untuk periode
b. pajak tangguhan diakui untuk estimasi pengaruh pajak masa depan perbedaan
temporer , saldo rugi fiskal yang dilakukan ke depan dan kredit pajak yang tidak
terpakai dilakukan ke depan .
c. Perbedaan temporer adalah perbedaan antara bas pajak aset atau kewajiban dan
jumlahnya tercatat dalam laporan keuangan
d. kewajiban pajak tangguhan tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal goodwill
e. kewajiban pajak tangguhan (aset) tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal aset
atau kewajiban dalam suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha , dan pada
saat transaksi mempengaruhi laba akuntansi tidak atau laba fiskal
f. pajak tangguhan tidak diakui dalam hal investasi di anak perusahaan, asosiasi dan
joint venture jika kondisi tertentu terpenuhi
g. aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa hal itu akan
terwujud
h. pajak penghasilan diukur berdasarkan tarif yang berlaku pada tanggal pelaporan.
i. pajak tangguhan didasarkan pada cara yang diharapkan penyelesaian (kewajiban)
atau pemulihan (aset)
j. pajak tangguhan diukur secara didiskontokan.
k. pajak tangguhan diklasifikasikan sebagai om-saat dalam sebuah pernyataan
diklasifikasikanmenempatkan keuangan
l. pajak penghasilan yang terkait dengan item yang diakui di luar laba atau rugi sendiri
diakui di luar laba atau rugi
E. Revenue (Pendapatan)
ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif:
a. Pendapatan diakui hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal
b. pendapatan termasuk masuknya bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh entitas
untuk kepentingan sendiri. dalam hubungan badan, jumlah yang dikumpulkan atas
nama kepala sekolah tidak diakui oleh agen .
c. ketika pengaturan mencakup lebih dari satu komponen, mungkin perlu untuk
memperhitungkan pendapatan disebabkan setiap komponen secara terpisah
d. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat entitas telah mentransfer risiko
signifikan dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan tidak lagi mempertahankan
kontrol pr memiliki keterlibatan manajerial dalam barang
b. pendapatan kontrak layanan berupa diakui dalam periode di mana layanan ini
diberikan, umumnya menggunakan metode persentase penyelesaian
c. kontrak konstruksi dicatat dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.
metode kontrak selesai tidak diizinkan
d. pengakuan pendapatan tidak memerlukan pertimbangan kas. Namun, ketika barang
atau jasa dipertukarkan serupa di alam dan nilai, transaksi tidak menghasilkan
pendapatan
Soal 1.
Pada tahun 2015, PT Elang mengubah metode perhitungan persediaan dari average cost
method menjadi FIFO. Berikut adalah data persediaan akhir PT Elang menggunakan kedua metode tersebut
dalam 4 tahun terakhir.
Diminta:
1. Hitunglah laba bersih PT Elang apabila menggunakan metoda FIFO.
2. Jika perusahaan tahun 2015 mengubah metode persediaan dari rata-rata ke metode
FIFO, bagaimana dampak perubahan tersebut dalam laporan keuangan komparatif
3. Bagaimana perubahan tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan?
4. Termasuk dalam perubahan jenis apakah kejadian di atas? Bagaimana standar
akuntansi mengharuskan pelaporan yang paling baik atas perubahan tersebut dalam
laporan keuangan?
Jawab :
1. Laba Bersih saat menggunakan metode FIFO
Kedua akan merubah Laba perusahaan, karena Pendapatan dikurangi dengan HPP
kemudian mendapatkan Laba, karena perubahan metode merubah angka HPP, maka
Laba pun ikut berubah pada Laporan Keuangan Komparatif.
3. Perubahan tersebut disajikan dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan,
yang menjelaskan kebijakan akuntansi apa yang digunakan oleh perusahaan salah
satunya metode perhitungan persediaan barang dagangnya.
4. Laporan perubahan secara retrospektif. Penerapan secara retrospektif dari kebijakan
akuntansi yang berbeda untuk menyusun kembali laporan keuangan yang telah
diterbitkan sebelumnya seolah-olah kebijakan baru selalu digunakan. Dengan kata lain,
perusahaan kembali dan menyesuaikan tahun sebelum pernyataan secara konsisten
dengan kebijakan baru diadopsi.
Soal 2.
Pada saat pemeriksaan laporan keuangan PT Rumah Kita tahun 2015, ditemukan beberapa
kesalahan sebagai berikut :
1. Utang kepada toko peralatan kantor sebesar Rp 50.000.000 yang berasal dari transaksi
pembelian tanggal 30 Desember 2014, baru dicatat pada saat barang diterima yaitu
tanggal 4 Januari 2015, karena menggunakan FOB Destination Point, namun akun
perlengkapan per tanggal 31 Desember 2014 sudah memasukkan transaksi tersebut.
2. PT Rumah Kita belum mencatat beban komisi penjualan kepada staf yang berhasil
melakukan penjualan unit rumah kluster Rumah Kita di luar target sebesar Rp
20.000.000 terutang pada tanggal 31 Desember 2015.
3. Nilai persediaan akhir atas unit rumah PT Rumah Kita overstated sebesar Rp
500.000.000 pada tahun 2015.
4. Pada pertengahan tahun 2015, PT Rumah Kita membeli bangunan sebagai kantor
pemasaran baru senilai Rp 420.000.000 yang memiliki masa manfaat 6 tahun dengan
nilai sisa Rp 60.000.000. Bangunan tersebut didepresiasikan dengan metoda garis lurus.
Pada saat pencatatan, nilai sisa belum dikurangkan saat penghitungan beban depresiasi.
Diminta:
1. Buatlah jurnal penyesuaian yang harus dibuat oleh PT Rumah Kita pada tahun 2015
sehubungan dengan kesalahan di atas, dengan asumsi laporan keuangan PT Rumah
Kita belum tutup buku.
2. Buatlah jurnal penyesuaian/koreksi yang harus dibuat oleh PT Rumah Kita pada tahun
2015 sehubungan dengan kesalahan di atas, dengan asumsi laporan keuangan PT
Rumah Kita sudah tutup buku.
Jawab :
1. Jurnal Penyesuaian Belum Tutup Buku Tahun 2015
a) Dibukukan pada tanggal 1 Jan 2015, dan menghapus jurnal pada tanggal 4 Januari
2015, jurnal tanggal 1 Jan 2015 sebagai berikut:
Peralatan Rp 50.000.000
Utang Usaha Rp 50.000.000
b) Mengakui beban komisi penjualan pada tanggal 31 Des 2015, jurnalnya sebagai
berikut:
Dwi Martani dkk, 2015, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Buku 2, Salemba
Empat: Jakarta
Modul Charatered Accountant: Pelaporan Korporat. 2015. Ikatan Akuntan Indonesia