Anda di halaman 1dari 9

ISSN 1410-4628

PENGARUH RETURN ON ASSETS, LEVERAGE,


CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN
DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL PADA TAX AVOIDANCE

Tommy Kurniasih & Maria M. Ratna Sari


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana
Email: maria.ratna65@yahoo.com

Abstract: This research studied the impact of financial statement indicator to tax avoidance. ROA,
leverage, corporate governance, company’s size, and fiscal lost compensation were used as an
independent variable which were assumed have an impact to tax avoidance (dependent variable)
proxied by Cash Effective Tax Rates (CETR). This research used purposive sampling criteria and
double linear regression analysis test.
The result was ROA, leverage; corporate governance, company’s size, and fiscal lost compensation
had a simultanous significant impact to tax avoidance in manufactur companies listed in BEI 2007-
2010 period. ROA, company’s size, and fiscal lost compensation influence tax avoidance partially and
significantly. Leverage and Corporate Governance had no partial significant influence to tax
avoidance. This result was consistent to previous research of Sari and Martani (2010)
Key words: ROA, leverage, corporate governance, company’s size, fiscal lost compensation, tax
avoidance

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikator dari laporan keuangan pada
tax avoidance. ROA, leverage, corporate governance, ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal
digunakan sebagai variabel bebas yang diduga memberikan pengaruh terhadap variabel terikat tax
avoidance yang diproksikan dengan Cash Effective Tax Rates (CETR). Penelitian ini menggunakan
kriteria purposive sampling dan menggunakan uji analisis regresi linear berganda.
Hasil Penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), Leverage, Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tax
avoidance perusahaan manufaktur di BEI periode 2007-2010; Return on Assets (ROA), Ukuran
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance
sedangkan Leverage dan Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
tax avoidance. Simpulan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Sari dan Martani (2010).
Kata Kunci: ROA, leverage, corporate governance, company’s size and fiscal lost compensation

PENDAHULUAN undang-undang yang disebut juga tax


Pajak merupakan sumber pendapatan avoidance, yang merupakan suatu pelaksanaan
bagi negara, sedangkan bagi perusahaan efisiensi bagi perusahaan dengan cara yang
pajak adalah beban yang akan mengurangi legal dikarenakan adanya ketidaksempurnaan
laba bersih. Perbedaan kepentingan dari dalam Undang-Undang Perpajakan.
fiskus yang menginginkan penerimaan Return on Assets (ROA) merupakan
pajak yang besar dan kontinyu tentu satu indikator yang mencerminkan performa
bertolak belakang dengan kepentingan dari keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai
perusahaan yang menginginkan pembayaran ROA, maka akan semakin bagus performa
pajak seminimal mungkin (Hardika, 2007). perusahaan tersebut. ROA berkaitan dengan
Selain itu, fluktuasi kegiatan perekonomian laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak
yang dialami perusahaan kerap tidak penghasilan untuk Wajib Pajak Badan. Rasio
mendapatkan toleransi dari pihak fiskus, Leverage menunjukkan pembiayaan suatu
dikarenakan fiskus menginginkan perolehan perusahaan dari utang yang mencerminkan
pajak yang progresif dan stabil. Pengaruh semakin tingginya nilai perusahaan. Leverage
fluktuasi kegiatan perekonomian tersebut, merupakan penambahan jumlah utang yang
tentu akan berakibat terhadap pelaporan mengakibatkan timbulnya pos biaya tambahan
keuangan perusahaan dan pelaporan pajaknya. berupa bunga atau interest dan pengurangan
Upaya minimalisasi pajak yang tidak beban pajak penghasilan WP Badan.
melanggar undang-undang umumnya disebut Corporate Governance (CG) menunjukkan
tax planning yang memiliki ruang lingkup perbedaan kepentingan antara manajer dan
pada perencanaan pajak yang tidak melanggar pemilik suatu perusahaan yang berkaitan

BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 58


ISSN 1410-4628

dengan keadaan baik-buruknya tatakelola hubungan keagenan sebagai kontrak antara


suatu perusahaan dengan tindakan pengambilan satu atau beberapa orang (pemberi kerja
keputusan perpajakannya. Ukuran perusahaan atau principal) yang mempekerjakan orang
menunjukkan kestabilan dan kemampuan lain (agen) untuk melakukan sejumlah jasa
perusahaan untuk melakukan aktivitas dan memberikan wewenang dalam
ekonominya. Semakin besar ukuran suatu pengambilan keputusan.
perusahaan maka semakin menjadi pusat Teori agensi menyatakan adanya
perhatian dari pemerintah dan akan menimbul asimetri informasi antara manajer (agen)
kan kecenderungan bagi para manajer dan pemegang saham (prinsipal) karena
perusahaan untuk berlaku patuh (compliances) manajer lebih mengetahui informasi internal
atau agresif (tax avoidance) dalam perpajakan. dan prospek perusahaan di masa yang akan
Kompensasi rugi fiskal merupakan proses datang dibandingkan pemegang saham dan
peralihan kerugian dari satu periode ke stakeholder lainnya. Rahmawati (2008)
periode lainnya yang menunjukkan perusahaan menyatakan bahwa laporan keuangan yang
yang sedang merugi tidak akan dibebani disampaikan kepada stakeholder dapat
pajak. Kompensasi rugi fiskal diduga dapat meminimumkan asimetri informasi yang
dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan terjadi. Hal tersebut menjelaskan bahwa
tax avoidance. laporan keuangan merupakan sarana
Penelitian ini bertujuan untuk komunikasi informasi keuangan kepada
mengetahui bahwa Return on Assets (ROA), pihak-pihak di luar perusahaan.
Leverage, Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Return on Assets (ROA)
memengaruhi tax avoidance perusahaan ROA berguna untuk mengukur
manufaktur di BEI periode 2007-2010. sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
kontribusi teori berupa bukti empiris dimilikinya (Siahan, 2004). Dendawijaya
mengenai pengaruh ROA, Leverage, (2003: 120) menyatakan bahwa ROA
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan menggambarkan kemampuan manajemen
dan Kompensasi Rugi Fiskal secara simultan untuk memperoleh keuntungan (laba).
dan parsial terhadap tax avoidance. Selain itu, Semakin tinggi ROA, semakin tinggi
hasil penelitian ini diharapkan dapat keuntungan perusahaan sehingga semakin
memberikan tambahan informasi, wawasan baik pengelolaan aktiva perusahaan. Menurut
dan referensi di lingkungan akademis serta Lestari dan Sugiharto (2007: 196), ROA
bermanfaat bagi pengembangan ilmu merupakan pengukur keuntungan bersih yang
pengetahuan. Sedangkan kontribusi praktik diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin
dari penelitian ini diharapkan dapat tinggi rasio ini maka semakin baik
memberikan masukan-masukan dan sumbangan produktivitas asset dalam memperoleh
pemikiran mengenai tax avoidance bagi keuntungan bersih.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI serta dapat menjadi referensi dalam Leverage
tindakan pengambilan keputusan bagi Leverage menunjukkan penggunaan
pemilik perusahaan, manajer, regulator dan utang untuk membiayai investasi (Sartono,
investor. 2002). Leverage merupakan rasio yang
mengukur seberapa jauh perusahaan
KAJIAN PUSTAKA menggunakan utang. Leverage menggambar
Teori Agensi (Agency Theory) kan hubungan antara total assets dengan
Teori Agensi menyatakan hubungan modal saham biasa atau menunjukkan
kontrak antara agen (manajemen suatu penggunaan utang untuk meningkatkan laba
usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Agen (Husnan, 2002).
melakukan tugas-tugas tertentu untuk
prinsipal, prinsipal mempunyai kewajiban Corporate Governance
untuk memberi imbalan pada si agen Corporate Governance (CG)
(Hendriksen dan Breda, 1992). Jensen dan didefinisikan sebagai efektivitas mekanisme
Meckling (1976) menyatakan bahwa yang bertujuan meminimumkan konflik
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 59
ISSN 1410-4628

keagenan, dengan penekanan khusus pada tahun 2000. Adapun beberapa poin penting
mekanisme legal yang mencegah dilakukan yang perlu diperhatikan dalam hal kompensasi
nya ekspropriasi atas pemegang saham kerugian ini adalah sebagai berikut.
minoritas (Johnson dkk, 2000 dalam 1) Istilah kerugian merujuk kepada kerugian
Darmawati dkk, 2004). Hunger dan Wallen fiskal bukan kerugian komersial.
(2000) dalam Forum for Corporate Kerugian atau keuntungan fiskal adalah
Governance in Indonesia (FCGI) (2003:32) selisih antara penghasilan dan biaya-
mendefinisikan korporasi sebagai mekanisme biaya yang telah memperhitungkan
yang dibangun agar berbagai pihak dapat ketentuan Pajak Penghasilan.
memberikan kontribusi berupa modal, 2) Kompensasi kerugian hanya di
keahlian, dan tenaga demi manfaat bersama. perkenankan selama lima tahun ke
Prinsip CG di Indonesia dengan KepMen depan secara berturut-turut. Apabila
BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang pada akhir tahun kelima ternyata masih
penerapan praktik good corporate pada ada kerugian yang tersisa maka sisa
BUMN pada Bab II pasal 3 meliputi lima kerugian tersebut tidak dapat lagi
prinsip yaitu Transparansi (transparency), dikompensasikan.
Kemandirian (independency), Akuntabilitas 3) Kompensasi kerugian hanya diperuntukan
(accountability), Pertanggungjawaban Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi
(responsibility), Kewajaran (fairness). yang melakukan kegiatan usaha yang
penghasilannya tidak dikenakan PPh
Ukuran Perusahaan Final dan perhitungan Pajak Penghasilannya
Machfoedz (1994) dalam Suwito tidak menggunakan norma penghitungan.
dan Herawati (2005) menyatakan bahwa 4) Kerugian usaha di luar negeri tidak bisa
ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dikompensasikan dengan penghasilan dari
dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi dalam negeri.
perusahaan besar dan kecil menurut
berbagai cara seperti total aktiva atau total Tax Planning (Perencanaan Pajak)
aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata Tax Planning adalah upaya legal
tingkat penjualan, dan jumlah penjualan. yang bisa dilakukan wajib pajak karena
Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam penghematan pajak tersebut dilakukan
3 kategori, yaitu large firm, medium firm, dengan cara tidak melanggar ketentuan yang
dan small firm. berlaku. Secara teoritis, tax planning
Tahap kedewasaan perusahaan merupakan bagian dari fungsi-fungsi
ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin manajemen pajak, yang terdiri dari planning,
besar total aktiva menunjukkan bahwa implementation dan control (Lumbantoruan,
perusahaan memiliki prospek baik dalam 1996).
jangka waktu yang relatif panjang. Hal ini Soemitro (1988) menyatakan bahwa
juga menggambarkan bahwa perusahaan tax planning adalah suatu perencanaan
lebih stabil dan lebih mampu dalam pajak yang dilakukan oleh seorang tax
menghasilkan laba dibanding perusahaan planner untuk Wajib Pajak tertentu baik
dengan total aktiva yang kecil (Indriani, perorangan, badan atau suatu usaha dengan
2005 dalam Rachmawati dan Triatmoko, menerapkan peraturan-peraturan perundang-
2007). Watts dan Zimmerman (1986) dalam undangan pajak secara legal dan terhadap
Achmad et al. (2007) menyatakan bahwa suatu keadaan atau perbuatan yang melanggar
manajer perusahaan besar cenderung atau bertentangan dengan undang-undang
melakukan pemilihan metode akuntansi sehingga Wajib Pajak membayar pajak
yang menangguhkan laba yang dilaporkan seringan-ringannya atau sama sekali tidak
dari periode sekarang ke periode mendatang membayar pajak. Menurut Zain (2003:43),
guna memperkecil laba yang dilaporkan. tax planning adalah usaha wajib pajak atau
kelompok wajib pajak meminimumkan utang
Kompensasi Rugi Fiskal pajaknya, baik pajak penghasilan maupun
Kompensasi kerugian dalam Pajak pajak-pajak lainnya, sepanjang dimungkinkan
Penghasilan diatur pada Pasal 6 ayat (2) oleh ketentuan peraturan perundang-
Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 undangan perpajakan.
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 60
ISSN 1410-4628

Suandy (2003) menyatakan ada tiga secara signifikan, pengaruh CG terhadap


kecenderungan yang memotivasi manajemen hubungan kepemilikan keluarga dan tax
melakukan tax planning yaitu a) Kebijakan avoidance juga tidak terbukti secara
Perpajakan (Tax Policy), b) Sistem pembayaran signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan
pajak yang berlaku, c) Undang-Undang penelitian tersebut adalah periode penelitian
Perpajakan, dan d) Administrasi Perpajakan. yang diteliti.
Desai dan Dharmapala (2006) meneliti
Tax Avoidance tentang corporate tax avoidance and high
Mortenson dalam Zain (1988) powered incentives. Penelitian ini
menyatakan bahwa tax avoidance merupakan menggunakan simulasi book-tax difference
pengaturan untuk meminimumkan atau data sampel besar dari Standard and Poor’s
menghilangkan beban pajak dengan Compustat Database tahun 1993-2001.
mempertimbangkan akibat pajak yang Hasil Penelitian ini adalah terdapat pengaruh
ditimbulkannya. Tax avoidance bukan signifikan dari pemberian kompensasi
pelanggaran undang-undang perpajakan insentif (salah satu bentuk corporate
karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, governance) terhadap tax avoidance.
menghindari, meminimumkan atau meringankan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
beban pajak dilakukan dengan cara yang tersebut adalah jenis dan jumlah sampel
dimungkinkan oleh Undang-Undang Pajak. penelitian, lokasi penelitian, periode
Adapun cara tersebut menurut Merks (2007) penelitian serta metode analisis data.
adalah a) memindahkan subjek pajak
dan/atau objek pajak ke negara-negara yang Perumusan Hipotesis
memberikan perlakuan pajak khusus atau Pengaruh ROA pada tax avoidance
keringanan pajak (tax haven country) atas Secara logika, semakin tinggi nilai
suatu jenis penghasilan (substantive tax dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari
planning), b) usaha penghindaran pajak laba bersih perusahaan dan semakin tinggi
dengan mempertahankan substansi ekonomi profitabilitasnya. Perusahaan yang memiliki
dari transaksi melalui pemilihan formal profitabilitas tinggi memiliki kesempatan
yang memberikan beban pajak yang paling untuk memposisikan diri dalam tax
rendah (Formal tax planning), c) ketentuan planning yang mengurangi jumlah beban
Anti Avoidance atas transaksi transfer kewajiban perpajakan (Chen et al. 2010),
pricing, thin capitalization, treaty shopping, sehingga dirumuskan hipotesis sebagai
dan controlled foreign corporation (Specific berikut.
Anti Avoidance Rule); serta transaksi yang H1: ROA berpengaruh negatif pada tax
tidak mempunyai substansi bisnis (General avoidance perusahaan manufaktur.
Anti Avoidance Rule).
Pengaruh Leverage pada tax avoidance
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Secara logika, semakin tinggi nilai
Sari dan Martani (2010) melakukan dari rasio Leverage, berarti semakin tinggi
penelitian tentang karakteristik kepemilikan jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga
perusahaan, corporate governance dan yang digunakan perusahaan dan semakin
tindakan pajak agresif, dengan sampel 40 tinggi pula biaya bunga yang timbul dari
perusahaan manufaktur yang listed di BEI utang tersebut. Biaya bunga yang semakin
tahun 2005-2008. Penelitian ini menggunakan tinggi akan memberikan pengaruh berkurang
variabel dependen tax avoidance (yang nya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi
diukur dengan Effective Tax Rates, Cash nilai utang perusahaan maka nilai CETR
Effective Tax Rates, Book-Tax Difference perusahaan akan semakin rendah
Manzon-Plesko dan Book-Tax Difference (Richardson dan Lanis, 2007). Hal tersebut
Desai-Dharmapala) dan 2 variabel independen mendasari dirumuskan nya hipotesis sebagai
(Family dan CG). Hasil penelitian ini berikut.
menunjukkan bahwa tingkat keagresifan H2: Leverage berpengaruh negatif pada
pajak perusahaan keluarga lebih tinggi dari tax avoidance.
pada perusahaan non-keluarga, pengaruh
CG terhadap tax avoidance tidak terbukti
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 61
ISSN 1410-4628

Pengaruh Corporate Governance pada tax pajaknya. Kerugian tersebut dapat


avoidance dikompensasikan selama lima tahun ke
Dewan komisaris dalam menjalankan depan dan laba perusahaan akan digunakan
fungsi pengawasan dapat memengaruhi untuk mengurangi jumlah kompensasi
pihak manajemen untuk menyusun laporan kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima
keuangan yang berkualitas (Boediono, tahun tersebut, perusahaan akan terhindar
2005:177). Komisaris Independen dapat dari beban pajak, karena laba kena pajak
melaksanakan fungsi monitoring untuk akan digunakan untuk mengurangi jumlah
mendukung pengelolaan perusahaan yang kompensasi kerugian perusahaan. Berdasarkan
baik dan menjadikan laporan keuangan uraian di atas, dirumuskan hipotesis
lebih obyektif. Komite audit bertugas penelitian.
melakukan kontrol dalam proses penyusunan H6: Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh
laporan keuangan perusahaan untuk negatif pada tax avoidance.
menghindari kecurangan pihak manajemen.
Berjalannya fungsi komite audit secara METODE PENELITIAN
efektif memungkinkan pengendalian pada Lokasi dan Obyek Penelitian
perusahaan dan laporan keuangan yang Penelitian ini dilakukan di Bursa
lebih baik serta mendukung good corporate Efek Indonesia (BEI) yang memberikan
governance (Andriyani, 2008). Sehingga informasi laporan keuangan pada situs
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai resminya di www.idx.co.id dan di Indonesian
berikut. Capital Market Directory (ICMD).
H3: Komposisi Komisaris Independen Obyek penelitian adalah rasio-rasio
berpengaruh negatif pada tax keuangan perusahaan manufaktur yang
avoidance. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
H4: Keberadaan Komite Audit berpengaruh 2007-2010. Perusahaan manufaktur dipilih
negatif pada tax avoidance dengan pertimbangan agar data yang
didapatkan homogen sehingga menggambar
Pengaruh Ukuran Perusahaan pada tax kan kekhususan hasil pada satu jenis
avoidance perusahaan. Di samping itu, mayoritas
Siegfried (1972) dalam Richardson emiten di BEI adalah perusahaan manufaktur
dan Lanis (2007) menyatakan bahwa sehingga dimungkinkan untuk memperoleh
semakin besar perusahaan maka akan variasi data.
semakin rendah CETR yang dimilikinya,
hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih Variabel Penelitian
mampu menggunakan sumber daya yang Variabel-variabel dalam penelitian
dimilikinya untuk membuat suatu ini antara lain:
perencanaan pajak yang baik (political 1) Variabel tidak bebas (Y) dalam
power theory). Namun perusahaan tidak penelitian ini adalah nilai relevansi tax
selalu dapat menggunakan power yang avoidance.
dimilikinya untuk melakukan perencanaan 2) Variabel bebas (X) dalam penelitian
pajak karena adanya batasan berupa ini adalah Return on Assets (ROA),
kemungkinan menjadi sorotan dan sasaran Leverage, Corporate Governance (CG),
dari keputusan regulator – political cost Ukuran Perusahaan dan Kompensasi
theory (Watts dan Zimmerman, 1986). Rugi Fiskal.
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan Definisi operasional variabel dalam
hipotesis sebagai berikut. penelitian ini antara lain:
H5: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif 1) Return on Assets (ROA)
pada tax avoidance. Return on Assest adalah perbandingan
antara laba bersih dengan total aset
Pengaruh Kompensasi Rugi Fiskal pada pada akhir periode, yang digunakan
tax avoidance sebagai indikator kemampuan
Secara logika, perusahaan yang perusahaan dalam menghasilkan
telah merugi dalam satu periode akuntansi laba, dengan menggunakan rumus
diberikan keringanan untuk membayar sebagai berikut.
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 62
ISSN 1410-4628

Tax Rate (CETR) yang diharapkan


mampu mengidentifikasi keagresifan
perencanaan pajak perusahaan yang
……………………………… (1) dilakukan menggunakan perbedaan
tetap maupun perbedaan temporer
2) Leverage (LEV) (Chen et al. 2010) dengan rumus
Leverage adalah rasio yang sebagai berikut.
mengukur kemampuan utang baik
jangka panjang maupun jangka
……..(3)
pendek membiayai aktiva perusahaan.
Leverage diukur dengan total debt
to equity ratio dengan rumus Jenis dan Sumber Data
sebagai berikut. Penelitian menggunakan data
kuantitatif berupa laporan keuangan
perusahaan dan data kualitatif berupa data
kepemilikan yang diperoleh dari ICMD.
……………………………… (2) Data sekunder eksternal penelitian yang
berupa laporan keuangan auditan oleh
3) Corporate Governance auditor independen diperoleh melalui
CG diukur dengan dua proksi, yakni website BEI dan ICMD.
proksi komposisi komisaris
independen (KOM) dan proksi Metode Penentuan Sampel
keberadaan komite audit (AUD). Populasi penelitian ini adalah semua
Proksi komposisi komisaris perusahaan manufaktur yang terdaftar di
independen (KOM) diukur BEI periode 2007-2010. Sampel penelitian
menggunakan persentase jumlah ditentukan dengan metode nonprobability
komisaris independen terhadap sampling dengan teknik purposive sampling
jumlah total komisaris dalam dengan pertimbangan sebagai berikut.
susunan dewan komisaris perusahaan 1) Perusahaan dengan data yang lengkap
sampel tahun amatan (Andriyani, atau perusahaan yang dimaksud
2008). Proksi keberadaan komite melakukan aktivitas ekonomi.
audit (AUD) diukur dengan 2) Perusahaan yang menggunakan mata
menggunakan variabel dummy yang uang Rupiah, agar kriteria pengukuran
bernilai 1 jika ada komite audit, dan nilai mata uangnya sama.
bernilai 0 jika tidak ada komite audit 3) Perusahaan dengan nilai laba yang
(Andriyani, 2008). positf agar tidak mengakibatkan nilai
4) Ukuran Perusahaan (SIZE) Cash Effective Tax Rate (CETR)
Ukuran ditunjukkan melalui log terdistorsi (Richardson dan Lanis 2007;
total aktiva, karena dinilai bahwa Zimmerman 2003).
ukuran ini memiliki tingkat 4) Perusahaan dengan nilai Cash
kestabilan yang lebih dibandingkan Effective Tax Rate kurang dari satu,
proksi-proksi yang lainnya dan agar tidak membuat masalah dalam
cenderung berkesinambungan antar estimasi model (Gupta dan Newberry,
periode (Jogiyanto, 2000:259). 1997).
5) Kompensasi Rugi Fiskal (RFIS)
Kompensasi rugi fiskal dapat diukur Karakteristik Sampel
menggunakan variabel dummy, yang Populasi penelitian ini sebanyak 169
akan diberikan nilai 1 jika terdapat perusahaan manufaktur yang menerbitkan
kompensasi rugi fiskal pada awal laporan keuangan auditan berturut-turut
tahun t (Sari dan Martani, 2010). setiap periode. Hasil seleksi sampel dengan
6) Tax Avoidance menggunakan purposive sampling terpilih 72
Model estimasi pengukuran Tax perusahaan manufaktur sebagai sampel
avoidance dalam penelitian ini penelitian dengan total pengamatan sebanyak
menggunakan model Cash Effective 288 selama empat tahun (2007-2010). Dari

BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 63


ISSN 1410-4628

157 pengamatan terdapat data outliers yang dari sampel maka total pengamatan menjadi
nilainya terlalu ekstrim sehingga dikeluarkan 131 pengamatan.

Tabel 1
Penyeleksian Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan menerbitkan laporan 169
keuangan auditan berakhir tanggal 31 Desember berturut-turut selama
periode 2007-2010
2 Dikurangi: Perusahaan manufaktur dengan data yang tidak lengkap. (6)
3 Dikurangi: Perusahaan yang menggunakan mata uang selain Rupiah (10)
4 Dikurangi: Perusahaan dengan nilai laba negatif (69)
5 Dikurangi: Perusahaan dengan nilai CETR > 1 (12)
Total sampel penelitian 72
Total Pengamatan (72x4) 288

Analisis Data Keterangan:


Analisis data menggunakan teknik Y = tax avoidance (CETR)
analisis regresi linear berganda melalui α = konstanta
model Ordinary Least Square (OLS). X1 = Return on Assets (ROA)
Analisis ini diolah menggunakan SPSS 18. X2 = Leverage (LEV)
Uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa X3 = Komposisi Komisaris Independen
model regresi yang digunakan bebas dari (KOM)
masalah normalitas, multikolinearitas, X4 = Keberadaan Komite Audit (AUD)
heteroskedastisitas, dan autokorelasi juga X5 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
dilakukan. Bentuk model regresi linear X6 = Kompensasi Rugi Fiskal (RFIS)
berganda ditunjukkan oleh persamaan Ε = residual
berikut ini. Persamaan regresi linear
berganda: HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yang menggambar
………………………………………..(4) kan karakteristik sampel dapat dilihat dalam
tabel 2 berikut.

Tabel 2
Statistik Deskriptif
Keterangan N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
ROA 131 0,0031 0,4066 0,1198 0,0670
LEV 131 0,0765 7,7848 1,0611 1,2654
KOM 131 0,0000 1,0000 0,3612 0,2051
AUD 131 0,0000 1,0000 0,4200 0,4950
SIZE 131 8,2175 14,0525 12,1222 0,8517
RFIS 131 0,0000 1,0000 0,0900 0,2900
CETR 131 0,0000 0,7773 0,2154 0,1175
Sumber : Hasil Penelitian Diolah

Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik terhadap Pembahasan
model regresi menyatakan bahwa model Uji Simultan (F-Test) CETR
regresi telah memenuhi uji normalitas, Hasil regresi menunjukkan Adjusted
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan R Square sebesar 0,121 yang berarti 12,1%
autokorelasi asumsi klasik. variasi CETR mampu dijelaskan oleh

BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 64


ISSN 1410-4628

variasi variabel bebas ROA, Leverage, manufaktur yang terdaftar di BEI


Komposisi Komisaris Independen, Keberadaan periode 2007-2010.
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan 2) Return on Assets (ROA), Ukuran
Kompensasi Rugi Fiskal, sisanya dijelaskan Perusahaan dan Kompensasi Rugi
oleh variabel lain. Fiskal berpengaruh signifikan secara
Hasil uji ANOVA memperoleh nilai parsial terhadap tax avoidance, sedangkan
F sebesar 3,986 dengan nilai signifikansi Leverage dan Corporate Governance
0,001. Karena probabilitas signifikansinya tidak berpengaruh signifikan secara
jauh lebih kecil dari 0,05; maka model parsial terhadap tax avoidance pada
regresi dapat digunakan untuk memprediksi perusahaan manufaktur yang terdaftar
CETR atau ROA, Leverage, Komposisi di BEI periode 2007-2010.
Komisaris Independen, Keberadaan Komite Saran
Audit, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Guna mengurangi kesempatan
Rugi Fiskal berpengaruh secara simultan perusahaan melakukan tax avoidance,
terhadap CETR. hendaknya pihak fiskus meningkatkan
monitoring dan pengawasan atas pelaksanaan
Uji Parsial (t-test) terhadap CETR kewajiban perpajakan perusahaan, khususnya
Tabel 3 bagi perusahaan yang melaporkan rugi.
Ringkasan Output Koefisien untuk CETR Perusahaan yang mengalami kerugian bisa
t Sig. memanfaatkan fasilitas kompensasi rugi
Constant 5.376 .000 fiskal untuk mengurangi beban pajak
ROA -2.221 .028 perusahaan di masa yang akan datang.
LEV -1.414 .160 Sehingga diharapkan jalur pemberian
KOM -.856 .393 kompensasi rugi fiskal ini tidak digunakan
AUD -.354 .724 sebagai upaya tax avoidance perusahaan.
SIZE -3.234 .002
RFIS -2.591 .011 REFERENSI
Achmad, K., Subekti, I., Atmini, S. 2007.
Variabel Leverage, Komposisi komisaris Investigasi Motivasi dan Strategi
independen dan Keberadaan komite audit Manajemen Laba pada Perusahaan
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari Publik di Indonesia. Simposium
0,05 yang berarti tidak berpengaruh Nasional Akuntansi X. Makassar.
terhadap CETR sehingga H2, H3 dan H4 Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh
tidak didukung. Variabel ROA, Ukuran Investment Opportunity Set (IOS),
perusahaan dan Kompensasi rugi fiskal Mekanisme Corporate Governance,
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari Ukuran Perusahaan dan Leverage
0,05; hal itu menunjukkan bahwa variabel- pada Kualitas Laba (Studi pada
variabel tersebut berpengaruh pada CETR. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Oleh karena itu, H1, H5 dan H6 didukung. di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-
Disimpulkan bahwa CETR dipengaruhi oleh 2007). Skripsi Fakultas Ekonomi
ROA, Ukuran perusahaan dan Kompensasi Universitas Udayana.
rugi fiscal. Boediono, Gideon Sb. 2005. Kualitas Laba:
Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
SIMPULAN DAN SARAN Governance dan Dampak Manajemen
Simpulan Laba dengan Menggunakan Analisis
Simpulan penelitian adalah sebagai Jalur. Simposium Nasional Akuntansi
berikut: VII. Bali.
1) Return on Assets (ROA), Leverage, Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T.
Corporate Governance, Ukuran 2010. Are Family Firms More Tax
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Aggressive Than Non-Family Firms?
berpengaruh signifikan secara simultan Journal of Financial Economics. 95,
terhadap tax avoidance pada perusahaan 41-61.
Darmawati, Deni, Khomsiyah, Rika Gelar
Rahayu. 2004. Hubungan Corporate
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 65
ISSN 1410-4628

Governance dan Kinerja Perusahaan. Rachmawati, Andri., Triatmoko, Hanung.


Simposium Nasional Akuntansi VII 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
(Bali). h: 391-405. Mempengaruhi Kualitas Laba dan
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Akuntansi (SNA) X. Makassar.
Desai, M.A., Dharmapala, D. 2006. Rahmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor
Corporate Tax Avoidance and High- Internal dan Eksternal Perusahaan
Powered Incentives. Journal of Terhadap Audit Delay dan Timeliness.
Financial Economics, 79. 145-179. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
X(1):1-10.
Forum for Corporate Governance in Richardson, G., Lanis, R. 2007. Determinants
Indonesia (FCGI). 2003. Corporate of variability in corporate effective
Governance: Tantangan dan tax rates and tax reform: Evidence
Kesempatan bagi Komunitas Bisnis from Australia. Journal of Accounting
Indonesia. Jakarta. and Public Policy, 26 (2007), 689-
Gupta, S., Newberry, K. 1997. Determinants of 704.
Variability in Corporate Effective Tax Sari, Dewi Kartika., Martani, Dwi. 2010.
Rates: Evidence from Longitudinal Karakteristik Kepemilikan Perusahaan,
Data. Journal of Accounting and Corporate Governance dan Tindakan
Public Policy, 16 (1), 1-34. Pajak Agresif. Simposium Nasional
Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. Perencanaan Akuntansi XIII. Purwokerto.
Pajak sebagai Strategi Penghematan Sartono, Agus. 2002. Manajemen Keuangan.
Pajak. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Buku II. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Volume 3 No.2. 103-112. Siahaan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi
Hendriksen, Eldon. S., Breda, M.F. Van. Struktur Modal dan Aplikasinya di
1992. Accounting Theory. Fifth dalam Memaksimumkan Nilai
Edition. USA: Richard D. Irwin Inc. Perusahaan. Jurnal Keuangan dan
Husnan, Suad., Pudjiastuti, Enny. 2002. Moneter. Volume 7 No. 1.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Soemitro, Rochmat. 1988. Seminar Sehari
Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP Perencanaan pajak dan Pemeriksaan
YKPN. Pajak. Jakarta: Yayasan Bina Artha.
Jensen, Michael C., Meckling, William H. Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak
1976. Theory of The Firm: Managerial (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat
Behavior, Agency Costs and Ownership Suwito, Edy., Herawaty, Arleen. 2005.
Structure. Journal of Financial Analisis Pengaruh Karakteristik
Economics, Vol 3, No 4. Perusahaan terhadap Tindakan
Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh
Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Keputusan Menteri BUMN No. Kep- Efek Jakarta. Simposium Nasional
117/M-MBU/2002. Akuntansi VIII. Solo.
Lestari, Maharani Ika., Sugiharto, Toto. Undang-Undang no.17 tahun 2000 tentang
2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank pajak penghasilan
Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Watts, R., Zimmerman, J. 1986. Towards a
Mempengaruhinya. Proceeding PESAT Positive Theory of Accounting. New
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Jersey: Prentice-Hall
Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas www.idx.co.id
Ekonomi, Universitas Gunadarma. Zain, Mohammad. 1988. Paper Pengantar
Lumbantoruan, Shopar. 1996. Akuntansi Perencanaan Pajak. Bandung.
Pajak. Jakarta: PT Gramedia Widisarana Zain, Mohammad. 2003. Manajemen
Indonesia. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Merks, Paulus. 2007. Categorizing International Zimmerman, J. 2003. Taxes and Firm Size.
Tax Planning. Fundamentals of Journal of Accounting and Economics,
International Tax Planning. IBFD. 5 (2), 119-149.
66-69.
BULETIN STUDI EKONOMI, Volume 18, No. 1, Februari 2013 66

Anda mungkin juga menyukai