Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Zulfiana Dewi,SKM,.M.P
Oleh :
Amaruli P07131216093
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen sistem penyelenggaraan makanan adalah bahwa penyelenggaraan
makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapain status yang optimal
melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan,
dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian
makan yang tepat. (Depkes, 2003).
Makanan selingan atau camilan adalah makanan yang dikonsumsi diantara waktu
makan utama. Konsumsi camilan merupakan bagian dari pengaturan diet yang seimbang.
Rentang waktu yang lama antara sarapan dan makan siang dapat menyebabkan
penurunan gula darah. Penurunan gula darah terjadi karena penurunan sumber energi
untuk otak. Konsumsi camilan yang sehat akan membantu menjaga kadar gula darah
normal sehingga otak akan berfungsi dengan baik. Selingan berfungsi untuk menambah
zat gizi yang kurang diperoleh pada saat makan utama biasanya dengan jumlah kalori
150-200 kkal. Makanan selingan tidak bisa menggantikan waktu makan pagi atau
siang/malam karena jumlah kalori yang rendah. Makanan selingan biasanya diberikan
pagi (selingan pagi) pukul 9-10 dan sore selingan sore) pukul 16-17. (Rahayu sari, 2010)
Pengembangan resep adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga
lebih berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Selain itu juga
merupakan cara untuk menambah keanekaragaman menu pada suatu tempat. Modifikasi
ini diharapkan akan meningkatkan rasa, aroma, tekstur dan kenampakan, sehingga dapat
meningkatkan selera makan pasien. Modifikasi ini dilakukan dengan cara mengubah cara
memasak dan penambahan bahan. Penyelenggaraan makanan banyak mempunyai prinsip
yaitu menyediakan makanan yang berkualitas baik, cita rasa yang tinggi, yang sesuai
dengan selera konsumen, dengan pelayanan yang wajar dan tingkat sanitasi yang tinggi.
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan tinggi protein.
Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai
pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein ini merupakan konstituen utama penyusun
tubuh mulai dari jaringan kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut, dan darah. Protein
adalah sel penyusun tubuh yang eksis menyusun semua sel hidup. Oleh karena protein
itu merupakan konsriruen utama enzim–enzim dan banyak hormon yang berfungsi untuk
mengontrol fungsi tubuh.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain , yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein adalah salah satu
makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk strukur sel dari pada makhluk
hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam–asam amino yang
tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai
polipeptida.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluasmelebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaanyang mengancam kehidupan. Pasien yang menderita luka
bakar biasanya harus memperhatikan kandungan makanan yang di
konsumsinya, karena pada pasienluka bakar biasanya terdapat berbagai makanan
yang tidak boleh dikonsumsi yang tujuannya untruk mempercepat penyembuhan luka.
Pasien dengan penyakit luka bakar sangat membutuhkan jumlah protein untuk
membantu memperbaiki jaringan yang rusak. Kerusakan jaringan membuat banyak
protein hilang dalam tubuh. Selain itu, pasien luka bakar juga kehilangan banyak energi
dan hal ini menyebabkan tubuh menjadikan protein sebagai sumber energi utama,
sehingga protein di dalam tubuh pasien luka bakar sangat rendah. Menurut Asosiasi
Dietisien Indonesia, protein yang dibutuhkan pasien luka bakar dalam sehari yaitu sekitar
20-25% dari kebutuhan kalori total. Jika kebutuhan protein tidak dipenuhi
akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, kehilangan massa otot yang
cukup banyak, serta memperlambat proses penyembuhan.
Tahu merupakan lauk nabati. Tahu sumedang ini akan dimodifikasi menjadi tahu isi
ikan tenggiri. Modifikasi ini diharapkan akan meningkatkan rasa, aroma, tekstur dan
kenampakan, sehingga dapat meningkatkan selera makan. Modifikasi ini dilakukan
dengan cara mengubah cara memasak dan penambahan bahan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk menghasilkan produk baru yang tinggi protein berdasarkan resep yang
telah ada
1.2.2 Untuk mengetahui daya terima produk baru yang tinggi protein berdasarkan
resep yang telah ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi esensial
yang dibutuhkan oleh tubuh.
c) Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur, sehingga dapat dihindari kebosanan
yang disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang.
d) Menu dapat disusun sesuai dengan biaya yang tersedia sehingga harga makanan
dapat dikendalikan.
e) Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin. Dengan
perencanaan menu yang matang, bahan makanan yang kering dapat dibeli
sekaligus untuk beberapa minggu sehingga tenaga dan waktu dapat di hemat.
f) Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi yang baik,
karena menu yang baik mengajarkan pola yang baik.
2.3 Protein
Protein merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia karena protein
bukan hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak dan karbohidrat. Protein merupakan
kelompok dari makromolekul organik kompleks yang diantaranya terkandung hidrogen,
okisgen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai
dari asam amino.
Pengertian protein dalam ilmu gizi adalah suatu kelompok makronutrisi berupa
senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong
metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali
lewat makanan seperti halnya makanan yang mengandung protein.
Manusia sangat di anjurkan untuk mengkonsumsi berbagai sumber protein dari
berbagai jenis makanan. Karena makanan satu dengan makanan lainnya mengandung
protein yang berbeda. Fungsi protein berbeda-beda pada setiap makanan. Berikut adalah
sumber protein nabati dan hewani :
Fungsi protein. Protein selain berfungsi sebagai zat pembangun dalam tubuh, protein
juga berfungsi sebagai penyokong berbagai aktifitas organ tubuh dan metabolisme.
Fungsi protein bagi tubuh banyak sekali, berikut adalah beberapa fungsi protein :
a. Setiap gram dalam protein dapat menghasilkan 4,1 kalori, yang cocok sebagai
sumber energi.
b. Mengatur metabolisme tubuh.
c. Protein dapat sebagai asupan energi utama untuk yang sedang diet rendah gula.
d. Menjaga keseimbangan antara asam basa dan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Protein berperan penting dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.
e. Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi seperti halnya hormon, zat
antibodi,dan organel sel lainnya
f. Protein membantu proses pertumbuhan pada anak-anak dan remaja karena sel-sel
tubuh mendapat cukup asupan zat pembangun.
Penyembuhan luka bakar tergantung pada kedalaman luka bakar. Jackson (1959)
menggambarkan tiga zona kerusakan jaringan luka bakar (Arturson, 1996):
a. Zona pusat koagulasi ini adalah bagian tengah dari luka bakar dengan nekrosis
coagulative lengkap.
b. Zona stasis adalah dipinggiran zona koagulasi. Sirkulasi lamban dalam zona ini
tetapi dapat pulih setelah resusitasi awal yang memadai dan perawatan luka yang
tepat.
c. Zona terluar dari hiperemi ini adalah perangkat untuk zona stasis. Ini adalah hasil
dari vasodilatasi intens seperti yang terlihat dalam fase inflamasi setelah trauma.
Hal ini akhirnya pulih sepenuhnya.
Pada tingkat pertama dan kedua derajat luka bakar ringan, penyembuhan spontan
adalah tujuan utama. Tingkat dua luka bakar ringan sembuh dari epitel folikel rambut
sisa, yang berada banyak dalam dermis superfisial. Penyembuhan selesai dalam waktu 5-
7 hari dan bekas luka hampir kurang. Ditingkat dua dalam dan luka bakar tingkat tiga,
penyembuhan secara sekunder, yang melibatkan proses epithelisasi dan kontraksi
(Gambar2), Inflamasi (reaktif), proliferasi (reparatif) dan pematangan (renovasi)
merupakan tiga fase dalam penyembuhan luka. Proses ini sama untuk semua jenis luka,
yang membedakan adalah durasi dalam setiap tahap.
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama
proses penyembuhan, dengan cara :
a. Identitas Pasien/Klien
Nama : Tn. X
Umur : 40 tahun
Berat Badan : 50 kg
b. Antropometri
BB = 50 kg
TB = 158 cm
c. Status Gizi
= 50 / 1.582
= 20.02 kg/m2 (Normal : 18,5 - 25) Status gizi = Gizi baik
d. Kebutuhan zat gizi
Kebutuhan Energi = 25 kkal/kg BBI + 40 kkal x % luka bakar
= 25 kkal x 58 kg + 40 kkal x 35
= 1450 kkal + 1400 kkal
= 2850 kkal
Protein = 25 % x energi total
= 25 % x 2850 kkal
= 712.5 / 4
= 178.125 gram
Lemak = 20 % x energi total
= 20 % x 2850 kkal
= 570 / 9
= 63.3 gram
Karbohidrat = 55 % x energi total
= 55 % x 2850 kkal
= 1567.5 / 4
= 391.875 gram
Pembagian Kalori Sehari
07.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 570 kkal
10.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 285 kkal
13.00 WITA = 30% dari total kebutuhan kalori = 855 kkal
16.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 285 kkal
20.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 570 kkal
21.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 285 kkal
Pembagian Protein Sehari
07.00 WITA = 20% dari total kebutuhan protein = 37 kkal
10.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
13.00 WITA = 30% dari total kebutuhan protein = 53 kkal
16.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
20.00 WITA = 20% dari total kebutuhan protein = 37 kkal
21.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
3.3 Identifikasi Resep Lama dan Resep Baru
Resep Lama
“Tahu Bakso Aci”
Bahan :
- 30 sdm terigu segitiga
- 20 gram tepung tapioka (kanji)
- 1/4 sachet merica bubuk
- 1/4 sachet bawang putih bubuk
- Sejumput garam halus
- Sejumput kaldu bubuk
- 40 ml air panas
- 5 buah tahu pong
Cara Membuat :
- Campur terigu dan kanji, aduh rata tambahkan merica bubuk garam bawang putih
bubuk dan kaldu bubuk. Tambahkan air panas sedikit demi sedikit aduk dengan
sendok. Sampai tercampur rata. Sisihkan Panaskan minyak yang agak banyak
agar tahu bisa terendam.
- Lubangi tahu dengan pisau lalu masukkan adonan tepung secukupnya dengan
sendok. Sampai adonan habis. Pas 10 buah tahu.
- Kukus selama kira kira 15-20 menit
- Angkat dan hidangkan
Resep baru
”Tahu Isi Ikan Tenggiri”
Bahan :
- 60 gr ikan tenggiri
- 20 gr tapioka
- 1 sdt merica
- 1 sdt Garam
- 4 siung bawang putih
- 5 buah tahu pong
Cara Membuat :
Protein Vit.
Bahan Makanan Berat Energi Fat HA Ca Fosfor Fe Vit. A Vit. C Natrium Kalium Colesterol Serat
Hewani Nabati B1
Daging ikan tenggiri 60 53.4 12.9 0 0.2 0 15 124.8 0.54 90 0.006 0 0 0 0 0
177 18.9 3.7 18.8 124.8 197 1.34 90 0.059 0 9 113.25 0 0.375
Total
3.4 Analisis Biaya
Tabel III.3. Analisis Biaya Resep Lama
Resep Lama
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Tahu pong 75 gr Rp. 12.000/sisir Rp. 600,-
Tepung tapioca 20 gr Rp. 8.000/kg Rp. 1.280,-
Terigu 30 gr Rp. 12.000/kg Rp. 240,-
Garam 2 sdt Rp. 1.500/bks Rp. 200,-
Minyak goreng 25 gr Rp. 1.500/btr Rp. 1.000,-
Harga 7 porsi Rp. 40.700,-
Harga 1 porsi Rp. 5.814,-
Resep Lama
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Ikan tenggiri 60 gr Rp. 12.000/kg Rp.600,-
Tepung tapioka 20 gr Rp. 8.000/kg Rp. 1.280,-
Garam Gr Rp. 12.000/kg Rp. 600,-
Merica 2 sdt Rp. 1.500/bks Rp. 200,-
Minyak goreng 25 gr Rp. 1.500/btr Rp. 1.000,-
Tahu sumedang 200 ml Rp. 5.000/kotak Rp. 5.000,-
Bawang putih 10 gr Rp. 7.000/ bks Rp. 350,-
Harga 7 porsi Rp. 13.630,-
Harga 1 porsi Rp. 1.947,-
Kasus
a. Identitas Pasien/Klien
Nama : Tn. X
Umur : 50 tahun
Berat Badan : 50 kg
Medis : luka bakar derajat II-III, luas 38% listrik dan percikan bunga api
listrik dengan trauma inhalasi.
b. Antropometri
BB = 70 kg
TB = 160 cm
c. Status Gizi
= 70 / 1.602
= 27.3 kg/m2 (Normal : 18,5 - 25) Status gizi = Gizi lebih
d. Kebutuhan zat gizi
Kebutuhan Energi = 25 kkal/kg BBI + 40 kkal x % luka bakar
= 25 kkal x 54 kg + 40 kkal x 38
= 1350 kkal + 1520 kkal
= 2870 kkal
Protein = 25 % x energi total
= 25 % x 2870 kkal
= 717.5 / 4
= 179.4 gram
Lemak = 20 % x energi total
= 20 % x 2870 kkal
= 574 / 9
= 63.8 gram
Karbohidrat = 55 % x energi total
= 55 % x 2870 kkal
= 1578.5 / 4
= 394.6 gram
Pembagian Kalori Sehari
07.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 574 kkal
10.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 287 kkal
13.00 WITA = 30% dari total kebutuhan kalori = 861 kkal
16.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 287 kkal
20.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 574 kkal
21.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 287 kkal
Pembagian Protein Sehari
07.00 WITA = 20% dari total kebutuhan protein = 36 kkal
10.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
13.00 WITA = 30% dari total kebutuhan protein = 54 kkal
16.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
20.00 WITA = 20% dari total kebutuhan protein = 36 kkal
21.00 WITA = 10% dari total kebutuhan protein = 18 kkal
Resep Lama
Bahan :
- Maizena 20 gram
- Telur ayam 150 gram
- Jeruk manis 100 gram
- Margarine 10 gram
- Tepung susu penuh 120 gram
- Tepung susu skim 40 gram
Cara membua :
1. Timbang bahan
2. Larutkan tepung maizena dengan sedikit air
3. Kocok telur
4. Rebus tepung susu penuh dan skim dengan air 500 cc dengan api kecil sampai mendidih
5. Masukkan adonan maizena, margarine, dan telur kocok sedikit demi sedikit sambil di aduk
hingga merata
6. Tunggu sampai mendidih kembali
7. Tambahkan air sampai volume formula mencapai 1000 cc
Resep Baru
Bahan :
- Maizena 20 gram
- Daging ikan tenggiri 150 gram
- Jeruk manis 100 gram
- Margarine 10 gram
- Tepung susu penuh 120 gram
- Tepung susu skim 40 gram
- Gula pasir 50 gram
Cara membuat :
1. Timbang bahan
2. Larutkan tepung maizena dengan sedikit air
3. Rebus daging ikan dan blender dengan sedikit air
4. Rebus tepung susu penuh dan skim dengan air 500 cc dengan api kecil sampai mendidih
5. Masukkan adonan maizena, margarine, dan daging ikan yang sudah diblender di aduk hingga
merata
6. Tunggu sampai mendidih kembali
7. Tambahkan air sampai volume formula mencapai 1000 cc
3.6 Analisis Nilai Gizi
Telur ayam 150 243 19.2 0 17.25 1.05 81 270 4.05 1350 0.15 0 237 267 825 0
Tepung susu 120 610.8 29.52 0 36 43.44 1084.8 832.8 0.72 1884 0.348 7.2 456 1440 0 0
Tepung susu
40 144.8 14.24 0 0.4 20.8 520 412 0.24 0.016 0.14 2.8 188 600 0 0
skim
Jeruk manis 100 45 0 0.9 0.2 11.2 33 23 0.4 190 0.08 19 2 162 0 0.25
1184.2 63.98 61.95 93.53 1724.8 1545.4 5.71 3624.02 0.718 29 981.7 2471.3 825 0.25
Total
Tabel III.7. Analisis Nilai Gizi Resep Lama
Ikan tenggiri 150 133.5 30.15 0 0.45 0 37.5 312 1.35 225 0.015 0 0 0 0 0
Tepung susu 120 610.8 29.52 0 36 43.44 1084.8 832.8 0.72 1884 0.348 7.2 456 1440 0 0
Tepung susu
skim 40 144.8 14.24 0 0.4 20.8 520 412 0.24 0.016 0.14 2.8 188 600 0 0
Jeruk manis 100 45 0 0.9 0.2 11.2 33 23 0.4 190 0.08 19 2 162 0 0.25
1074.7 74.93 45.15 92.48 1681.3 1587.4 3.01 2499.02 0.583 29 744.7 2204.3 0 0.25
Total
3.7 Analisis Biaya
Maizena
Rp. 40.700,-
Resep Lama
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Maizena 60 gr Rp. 12.000/kg Rp.600,-
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-protein.html
https://www.academia.edu/29468080/MSPM_MODIFIKASI_MAKANAN_SELINGAN_FIX
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52395/Chapter%20II.pdf?sequence=4&is
Allowed=y
Nessianti A. 2015. Pengaruh Penambahan Puree Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Sifat
Organoleptik pada Siomay Ikan Tenggiri (Scomberomorus Commersoni). Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.