PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bank Indonesia
b. Untuk mengetahui kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara dan modal
Bank Indonesia
c. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan fungsi Bank Indonesia
d. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Otoritas Jasa Keuangan
e. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Drs. Muhamad Djumhana, S.H., Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 40.
2
Ibid., hlm. 45.
3
Agnestesia Putri, Bank Sentral, diakses dari http://www.studiobelajar.com/bank-sentral/ , pada
tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.31
(2) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang ini.
(3) Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini4.
4
DR. H. Zainal Asikin, S.H., S.U., Pengantar HUKUM PERBANKAN INDONESIA, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2013, hlm. 40.
5http://sejarahbangsaindonesia.wordpress.com/2011/03/31/meringkas-tentang-bank-indonesia/ Diakses pada tanggal 3,
September 2017 pukul 19.16 WIB.
2. Tugas, wewenang, tujuan, dan fungsi Bank Indonesia diantaranya;
Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memilik wewenang tertentu yang telah
ditetapkan oleh undang-undang, yaitu:
1. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, yang meliputi:
a.Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur kredit
atau pembiayaan
b.Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
c.Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka
di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta asing
2. Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, yang meliputi:
a. Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
6
Angenestia Putri., op. Cit.
b. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran
c. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kegiatannya
3. Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank,
yang meliputi:
a.Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b.Menetapkan peraturan
c.Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank
d.Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan
Dari beberapa wewenang tersebut Bank Indonesia memiliki tujuan atau fungsi yang
diatur dalam Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Sebagaimana Telah
Diubah Beberapa Kali Terakhir Dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun
2009 (selanjutnya disingkat UU-BI) mengatur:
(1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud, BI melakukan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian8.
Tujuan dan fungsi bank yang utama adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud terdiri dari dua aspek yaitu:
1. Kestabilan terhadap barang dan jasa, yang tercermin dalam kestabilan tingkat inflasi di
Indonesia
2. Kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin dalam nilai tukar mata uang
asing (kurs).
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, Bank Indonesia memiliki tiga tugas
utama yang di atur dalam Pasal 8 UU-BI menetapkan:
(a) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
7
Ibid., hlm. 40.
8
Abdul Rasyid, TUGAS DAN WEWENANG ANTARA BANK INDONESIA DENGAN OTORITAS JASA KEUANGAN
TERHADAP SEKTOR PERBANKAN, diakses dari http://business-law.binus.ac.id/2016/07/30/tugas-dan-
wewenang-antara-bank-indonesia-dengan-otoritas-jasa-keuangan-tehadap-sektor-keuangan-bagian-1-dari-2-
tulisan/ , pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.40
(b) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
(c) mengatur dan mengawasi Bank.
Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Deputi Gubernur yang disulkan oleh Presiden didasarkan pada rekomendasi dari Gubernur
Bank Indonesia. Meskipun diangkat oleh Presiden, anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik selama jangka waktu tiga
bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau
tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.
Saat ini (2017), Dewan Gubernur Bank Indonesia dipimpin oleh Agus
Martowardojo, dengan Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara, serta beranggotakan
empat Deputi Gubernur, yaitu: Perry Warjiyo, Erwin Riyanto, Sugeng dan Rosmaya Hadi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun
2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK didirikan
untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal
dan lembaga keuangan, serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
Dari penguraian diatas OJK memiliki beberapa tujuan dan fungsi, diantaranya;
1. Keseluruhan kegiatan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Dan mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
Tugas dan Wewenang OJK
Tugas OJK yaitu melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap9:
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan serta non perbankan .
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9
Wikipedia Bahasa Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, https://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_Jasa_Keuangan
, diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.18
9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;
4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
8. Memberikan dan/atau mencabut:
a. Izin usaha;
b. Izin orang perseorangan;
c. Efektifnya pernyataan pendaftaran;
d. Surat tanda terdaftar;
e. Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
f. Pengesahan;
g. Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
h. Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.
Di dalam lembaga OJK dikenal adanya Dewan Komisioner yaitu pimpinan tertinggi
OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan Komisioner beranggotakan 9 (sembilan)
orang yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:
1. seorang Ketua merangkap anggota;
2. seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
6. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
7. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan Konsumen;
8. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
9. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat
setingkat eselon I Kementerian Keuangan10.
10
Wikipedia Bahasa Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan,
https://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_Jasa_Keuangan , diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewenangan pengaturan dan pengawasan lembaga perbankan BI saat ini direduksi
oleh munculnya lembaga baru yang dinamakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(selanjutnya disingkat dengan UU-OJK). Dengan adanya lembaga OJK maka kewenangan
BI dalam hal pengawasan keuangan lembaga bank dan non-bank berada pada OJK. Meski
demikian, hal penting yang kerap dilupakan adalah tugas BI dalam menjaga stabilitas
moneter dan sistem pembayaran dalam sistem keuangan nasional tetap berada pada BI. Hal
ini dibuktikan dengan salah satu tugas BI yang penting, yaitu: macroprudential dalam
mengawasi terhadap resiko sistemik pada sistem keuangan. Oleh sebab itu, melihat
kedudukan BI secara yuridis, maka keberadaannya masih tetap penting meski ada lembaga
baru yang bernama OJK.
Daftar Pustaka
Djumhana, Muhamad. 1996. Hukum Perbankan di Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Asikin, Zainal. 2013. Pengantar HUKUM PERBANKAN INDONESIA. PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta.
Putri, Agnestesia. Bank Sentral, diakses dari http://www.studiobelajar.com/bank-sentral/ , pada
tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.31
Rasyid, Abdul. TUGAS DAN WEWENANG ANTARA BANK INDONESIA DENGAN OTORITAS JASA
KEUANGAN TERHADAP SEKTOR PERBANKAN, diakses dari http://business-
law.binus.ac.id/2016/07/30/tugas-dan-wewenang-antara-bank-indonesia-dengan-otoritas-jasa-keuangan-
tehadap-sektor-keuangan-bagian-1-dari-2-tulisan/ , pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 16.40