Abstrak
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam pelarut polar dan hanya
dalam pelarut organik atau nonpolar. Lipid adalah senyawa penting yang ada
didalam tubuh. Lipid berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pertukaran materi,
tempat cadangan makanan.dan sebagai pelarut vitamin. Praktikum uji kelarutan
biomolekul lipid dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada
pelarut tertentu. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu minyak kelapa,
alkohol 96 %, kloroform, aquades, dan larutan Na2CO3. Sedangkan, alat-alat yang
digunakan yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan pipet tetes.Praktikum ini dilakukan
dengan langkah metodologis yaitu penyiapan alat dan bahan serta pengamatan
tingkat kelarutan pada lipid. Dengan menggunakan kloroform lipid dapat larut.
Pada praktikum ini disimpilkan bahwa lipid dapat larut pada senyawa non polar.
Kata Kunci: Kloroform, Lipid, Non polar.
Abstract
Lipids are organic compounds which are insoluble in polar solvents and only in
organic or nonpolar solvents. Lipids are important compounds in the body. Lipids
function as a place for the exchange of matter, where food is stored and as a vitamin
solvent. The practice of the solubility test of lipid biomolecules was carried out
aimed to determine the level of lipid solubility in certain solvents. The ingredients
used in this lab are coconut oil, alcohol 96%, chloroform, aquades, and Na2CO3
solution. Meanwhile, the tools used are test tubes, measuring pipettes, and drops
pipettes. This practice is carried out with methodological steps, namely preparation
of tools and materials as well as observing the level of solubility in lipids. Using
chloroform, lipid can dissolve. In this lab it is concluded that lipids dissolve in non-
polar compounds.
Keywords: Chloroform, Lipid, Non polar.
Pendahuluan
Lipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang
serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Jadi dapat pula dikatakan
Lipid adalah kumpulan zat-zat yang berasal dari tanaman atau hewan yang tidak
dapat larut dalam air karena merupakan senyawa non polar. Lipid merupakan ester
asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun hewani. Kegunaan
lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian integral dari
membrane seldan lipid sebagai pelindung aseluler karena lipid merupakan
pelindung organisme dalam bentuk jaringan integument (Susanti dkk, 2011).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak yakni sebagai nutrisi dan juga
merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan
yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein
fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel.
Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan
dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi
sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai
provitamin D (Sutresna, 2009).
Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik
secara aktual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum
tidak larut dalam air, sehingga lapisan lipid pada permukaan perairan dapat
menghalangi masuknya cahaya matahari dalam badan air sehingga proses
fotosintesis terhambat dan kadar oksigen menjadi rendah dan menyebabkan
organisme aerobik mati. Lipid dapat didegradasi dengan menggunakan
bakteri.Kemampuan bakteri dalam mendegradasi lipid dapat diketahui dengan
melihat pertumbuhannya pada media uji cair yang diberi penambahan minyak
sawit. Intensitas pertumbuhan mikroba dalam media cair dianalisis berdasarkan
tingkat kekeruhan menggunakan metode spektrofotometri serta aktivitas bakteri
juga mampu menurunkan kadar lipid (Januar, 2013).
Lipid dapat diuji dengan beberapa uji seperti uji kelarutan seperti uji Salkowski
dan uji Lieberman Buchard. Uji Salkowski adalah uji untuk kolesterol. Uji ini
bersifat uji kualitatif. Adapun uji kolesterol yang bersifat kuantitatif adalah uji
Lieberman Buchard. UJi Lieberman Buchard dapat menggunakan instrumen
kolorimetri.Lipid akan larut pada beberapa pelarut organik seperti eter, kloroform,
beberapa jenis lipid juga ada yangdapat larut dalam alkali dan asam pada proses
penyabunan. Gliserol dalam bentuk bebas dapat mengalami dehidrasi membentuk
aldehid akrilat. Ada dua jenis asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak
tidak jenuh (Nisa, 2010).
Selain itu adapula metode lain yang dapat digunakan yaitu metode ekstraksi.
Mula-mula menimbang margarin, kemudian dibungkus dengan kertas saring. Lalu
dimasukkan kedalam alat soklet untuk diekstraksi. Setelah itu lemak diekstraksi
pada petroleum eter dengan menggunakan soklet selama 5-8 jam. Labu lemak
dipisahkan dari alat pengektraksian lalu pelarut dipisahkan dari labu yang berisi
lemak. Kemudian labu dikeringkan dalam oven dan ditimbang sampai bobot tepat.
Kemudian mencatat hasil pengamatan (Lapenris 2009).
Peranan lipid pada tanaman sangat penting karena biomolekul lipid sangat
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dimana lipid berperan
sebagai cadangan energi dan pelindung organ tubuh vital tanaman agar dapat
menghasilkan produksi dalam jumlah yang maksimal serta menghasilkan produk
yang berkualitas.
Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid sangat dibutuhkan agar kita dapat
mengetahui sifat-sifat kelarutan pada lipid yang sangat berguna untuk memberikan
pengetahuan yang lebih mendalam tentang reaksi-reaksi kimia atau interaksi
molekul yang terjadi pada tanaman yaitu mempelajari sifat, struktur dan fungsi
komponen dari lipid, untuk menambah wawasan tentang reaksi kimia atau interaksi
molekul yang terjadi pada tanaman salah satunya interaksi molekul lipid.
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum uji kelarutan biomolekul lipid ini yaitu
untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
Metode
Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid dilaksanakan di Laboratorium
Ekofisiologi dan Nutrisi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin,
Makassar. Pada hari Rabu, 20 Februari 2019 pukul 14.50 WITA sampai selesai.
Bahan yang digunakan adalah minyak kelapa, alkohol 96%, kloroform,
aquades, larutan Na2CO3. Adapun alat yang digunakan yaitu 4 buah tabung reaksi,
dan pipet tetes.
Langkah kerja dari praktikum uji fisikokimia minyak tanaman adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan 4 buah tabung reasi yang bersih dan kering. Kemudian berturut-
turut diisi dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan 2-3 tetes minyak kelapa pada setiap tabung.
3. Menghomogenkan larutan, kemudian dibiarkan beberapa saat.
4. Mengamati kelarutan yang terjadi.
5. Mencatat kelarutan ke dalam tabel pengamatan.
Selain itu adapula metode lain yang dapat digunakan yaitu metode ekstraksi.
Mula-mula menimbang margarin, kemudian dibungkus dengan kertas saring. Lalu
dimasukkan kedalam alat soklet untuk diekstraksi. Setelah itu lemak diekstraksi
pada petroleum eter dengan menggunakan soklet selama 5-8 jam. Labu lemak
dipisahkan dari alat pengektraksian lalu pelarut dipisahkan dari labu yang berisi
lemak. Kemudian labu dikeringkan dalam oven dan ditimbang sampai bobot tepat.
Kemudian mencatat hasil pengamatan (Lapenris 2009).
Pada tabung pertama dengan bahan indikator air suling, hasil pengujian
membuktikan minyak kelapa tidak dapat larut pada larutan air suling. Tabung kedua
dengan bahan indikator alcohol 96% membuktikan bahwa dengan pencampuran
alkohol dan minyak membuktikan bahwa minyak tidak dapat larut di alkohol. Pada
tabung ketiga dengan bahan indikator kloroform membuktikan bahwa minyak
kelapa dapat larut pada pelarut kloroform. Pada tabung terakhir yaitu tabung
keempat dengan bahan Na2CO3membuktikan bahwa minyak kelapa tidak mampu
larut pada pelarut Na2CO3 dan membentuk emulsi. Dari keempat tabung tersebut
diperoleh hasil yang berbeda-beda. Haernuryadin (2015) mengatakan bahwa Lipid
sebagai senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang
kadang-kadang mengandung gugus lain tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
Dari hasil yang diperoleh, hanya ada satu bahan indikator yang mampu
melarutkan lemak. Mengapa demikian? Seperti yang dijelaskan oleh Haernuryadin
(2015) diatas, memang benar bahwa pelarut organik termasuk didalamnya
kloroform mampu melarutkan minyak kelapa. Seperti yang kita ketahui bahwa
kloroform adalah pelarut nonpolar, dan lemak juga adalah substasi nonpolar
sehingga kedua bahan tersebut dapat bersatu sebagaimana yang dikatakan oleh
Azhari (2015) bahwa ”pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, dan pelarut
nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar”. Bahan indikator selanjutnya yang
tidak mampu melarutkan lemak adalah air dan Na2CO3, hal itu terjadi karena air
merupakan pelarut polar dan pada pelarut air, hanya gliserol yang larut karena air
dan gliserol sama-sama bersifat polar. Pada hasil praktikum hanya ada satu pelarut
yang mampu membentuk emulsi pada bahan utama minyak kelapa yaitu Alkohol,
sebenarnya alkohol panas dapat melarutkan semua sampel uji. Alkohol bersifat
polar sehingga seharusnya hanya melarutkan gliserol. Akan tetapi, suhu alkohol
yang tinggi dapat membantu proses pelarutan sampel karean meningkatkan
frekuensi tumbukan antarpartikel di dalam larutan. Alkohol dingin hanya
melarutkan asam oleat. Seharusnya asam oleat tidak larut pada alkohol dingin
karena perbedaan sifat polaritasnya (Azhari, 2015). Pada alkohol lapisan atas
alcohol yang agak keruh dan bagian bawah berupa minyak dan terbentuk
gelembung cairan kecil-kecil. Hal ini menunjukan minyak tidak larut dalam alcohol
karena alkohol bersifat polar dan lipid bersifat nonpolar. Selain itu tampak adanya
emulsi yang tampak secara makroskopis tampak homogenya (Haernuryadin, 2015).
Hasil dari percobaan uji kelarutan biomolekul lipid yang dilakukan di
praktikum dengan metode lain sangat berbeda. Dimana saat praktikum hanya
membutuhkan waktu sekitar 90 menit untu pengujiannya. Sedangkan, metode lain
yang saya dapat membutuhkan waktu 5-8 jam dan bahan yang digunakan saat
praktikum lebih sederhana dan terjangkau meski sama-sama menguji lipid.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan uji kelarutan lipid dapat disimpulkan bahwa minyak
tidak larut dalam air dan minyak, Na2CO3 tidak dapat larut dalam minyak dan
membentuk emulsi, namun minyak dapat larut dalam kloroform. Minyak dapat
larut dalam kloroform karena kloroform bersifat nonpolar dan minyak tidak larut
dalam ketiga pelarut lainnya karena bersifat polar. Suatu larutan polar atau nonpolar
akan larut dengan pelarut yang bersifat sama. m
Ucapan Terima Kasih
Dengan terselesaikannya artikel ilmiah ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada asisten pembimbing atas bimbingan, arahan dan koreksi selama
penyusunan dan penulisan artikel ilmiah. Dan kepada teman-teman yang telah
membantu dan mendukung dalam mengerjakan artikel ilmiah ini.
Daftar Pustaka
Azhari, M.A. 2015. Uji kelarutan, Akrolein, Ketidakjenuhan, Ketengikan, dan
Kolesterol Pada Lipid. Bogor: Departemen Biokimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut pertanian Bogor.
Januar, Wilhelmus, dkk. 2013. Kemampuan Isolat Bakteri Pendegradasi Lipid Dari
Instalasi Pengolahan Limbah Cair PPKS PTPN-XIII Ngabang Kabupaten
Lanadak.Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,Pontianak,
Lapenris, Edison. 2009. Penentuan Kadar Lemak Pada Margarin Dengan Metode
Ekstraksi Sokletasi. Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan.
KELOMPOK : 42
2. SENSI
Tanggal Praktikum:
Selasa, 03 Maret 2015 (Karbohidrat 1)
Selasa, 10 Maret 2015 (Karbohidrat II)
yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak
memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan
yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini
berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan
mengandung sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya warna iod akan berbeda
untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan rangkap
setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap semakin
cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk
sabun. Oleh karena itu sering disebut reaksi penyabunan (Saponifikasi). Apabila
rantai karbon pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sedangkan jika rantai
karbon panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang
Diantara sekian banyak jenis minyak, minyak kelapalah yang paling sering
digunakan. Minyak kelapa diperoleh dari ekstraksi terhadap. Minyak kelapa kasar
mengandung komponen bukan minayk seperti fosfatida, gum, sterol (0,06%-