Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MEMBENTUK MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA

DISUSUN OLEH:
FAUZI
NPM : 15113016
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS AMTO A D3 TEKNIK AERONAUTIKA
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa karena atas rahmat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “MENJADI MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA” . Dan
juga penulis berterimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Hidayah dan karunia.
2. Bapak I. Sukamto, SE, MM. selaku dosen pengajar yang telah mengajarkan dan memberikan
tugas karya tulis ini.
3. Orang tua dan rekan-rekan yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
karya tulis ini.

Tujuan penyusunan penulisan ini adalah untuk mempelajari literatur-literatur manusia Indonesia yang
seutuhnya dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep pembelajaran manusia Indonesia
seutuhnya.

Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Penulis menyadari penyusunan karya tulis ini jauh daripada
sempurna. Untuk itu, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini
dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Terima Kasih

Jakarta, 22 Oktober 2015


Penyusun

(Fauzi)
NPM:
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Nicolaus d. dan A. Sudiarja. Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang. (1)
DalamPenghayatan Pancasila, setiap manusia memounyai keinginan untuk mempertahankan
hidup, dan menjaga kehidupan yang lebih baik. Ini merupakan naluri yang paling kuat dalam diri
manusia. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Negara memberikan pedoman bahwa
kebahagiaan hidup manusia itu akan tercpai apabila kehidupan manusia itu diselaraskan dan
keseimbangan, baik hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat,
dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan manusia dengan bangsa, dan dalam
hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan
rokhaniah.(2)

Utuh adalah keadaan sempurna seperti semula, belum mengalami kerusakan dan tidak terkurangi
sedikit pun. Dengan demikian, menjadi manusia Indonesia seutuhnya adalah menjadi manusia dan
warga NKRI yang utuh.

Pancasila menempatkan manusia dalam keseluruhan harkat dan martabatnya mahluk Tuhan Yang
Maha Esa. Manusialah yang menjadi titik tolak dari usaha kita untuk memahami manusia itu sendiri,
manusia dan masyarakatnya, dan manusia dengan segenap lingkungan hidupnya. Adapun manusia
yang kita pahami bukanlah manusia yang luar biasa, melainkan manusia yang disamping memiliki
kekuatan juga manusia yang dilekati dengan kelemahan-kelemahan, manusia yang disamping
memiliki kemampuan-kemampuan juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, manusia yang
disamping mempunyai sifat-sifat yang baik mempunyai sifat-sifat yang kurang baik. Manusia yang
hendak kita pahami bukanlah manusia yang kita tempatkan di luar batas kemampuan dan kelayakan
manusia tadi.
Manusia sebagai mahluk Tuhan adalah mahluk pribadi, sekaligus makhluk sosial. Sifat kodrati
manusia sebagai individu dan sekaligus sebagai mahluk sosial merupakan kesatuan bulat. Perlu
dikembangkan secara seimbang, selaras dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai
arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia hanya mempunyai arti dan
dapat hidup secara layak diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lainnya atau tanpa hidup
bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik. Dalam
mempertahankan hidup dan usaha mengejar kehidupan yang lebih baik, mustahil hal itu dikerjakan
sendiri oleh seseoarang, tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam masyarakat.

Pancasila menempatkan manusia dakam keseluruhan harkat dan martabatnya mahluk Tuhan Yang
Maha Esa. Manusialah yang menjadi titik tolak dari usaha kita untuk memahami manusia itu sendiri,
manusia dan masyarakatnya, dan manusia dengan segenap lingkungan hidupnya. Adapun manusia
yang kita pahami bukanlah manusia yang luar biasa, melainkan manusia yang disamping memiliki
kekuatan juga manusia yang dilekati dengan kelemahan-kelemahan, manusia yang disamping
memiliki kemampuan-kemampuan juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, manusia yang
disamping mempunyai sifat-sifat yang baik memounyai sifat-sifat yang kurang baik. Manusia yang
hendak kita pahami bukanlah manusia yang kita tempatkan di luar batas kemampuan dan kelayakan
manusia tadi.

Kekuatan manuasia pada ddasarnya tiodak terletak pada kemampuan fisiknya atau kemampuan
jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk bekerjasama dengan manusia
lainnya. Dengan manusia lainnya dalam masyarakat itulah manusia menciptakan kebudayaan, yang
pada akhirnya membedakan manusia dari segenap mahluk hidup yang lain, dan mengantarkan umat
manusia ke tingkat mutu, martabat dan harkatnya sebagaimana manusia yang hidup pada zaman
sekarang dan zaman yang akan datang.

Kesadaran akan hal-hal yang tersebut di atas selanjutnya menumbuhkan kesadaran, bahwa setiap
manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang baik untuk orang lain dan masyarakat.
Semuanya itu melahirkan sifat dasar, bahwa untuk mewujudkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbanagn dalam hubungan social antar manusia pribadi dengan masyarakat, manusia perlu
mengendalikan diri. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beranekaragam coraknya, kemauan
dan kemampuan mengendalikan diri pada kepentingan adalah suatu sikap yang mempunyai arti
sangat penting dan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan, yang pada gilirannya akan
menumbuhkan keseimbangan dan stabilitas masyarakat. (dalam kaitan ini hendaknya dibaca 36 butir
wujud Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, sebagaimana ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No
II/MPR/1978).(3)

1.2 TUJUAN PENULISAN


 Mempelajari literatur-literatur pembelajaran manusia Indonesia seutuhnya.
 Mempelajari pendidikan pancasila.
 Menerapkan nilai-nilai konsep manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
 Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai manusia Indonesia seutuhnya.

1.3 RUMUSAN MASALAH


 Apa yang dimaksud manusia Indonesia seutuhnya?
 Bagaimana peran pancasila membentuk manusia Indonesia seutuhnya ?
 Apa saja nilai-nilai luhur Pancasila dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya ?

1.4 METODE PENULISAN


Penulis Melakukan studi pustaka merupakan tahap perencanaan mengetahui pokok bahasan materi
dengan mencari data-data yang akan digunakan dan mempelajari buku-buku atau petunjuk yang
berguna dan relevan. Serta ada pula pembelajaran yang bersumber dari media internet.

(1) Kamelia, “manusia sebagai makhluk yang berbudaya” diakses dari https://kamelia11.wordpress.com/ ,
pada tanggal 22 Oktober 2015.
(2) “manusia Indonesia yang seutuhnya atau manusia pancasila” diakses dari
http://tentangkomputerkita.blogspot.co.id/2010/01/pembentukan-manusia-seutuhnya-atau.html pada
tanggal 22 Oktober 2015.
(3) ”membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya” diakses dari
http://fitrydhiaz.blogspot.co.id/2013/11/membentuk-manusia-indonesia-seutuhnya_9.html pada tanggal
22 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai