Anda di halaman 1dari 120

DAFTAR ISI

I. MOTOR DC

II. MOTOR STEPPER

III. MOTOR AC

IV. PNEUMATIK

V. PROGRAMMABLE CONTROLLER (1)

VI. PROGRAMMABLE CONTROLLER (2)

VII. APLIKASI INDUSTRI MANUFAKTUR 1 (MOTOR AC)

VIII. APLIKASI INDUSTRI MANUFAKTUR 2 (PROTOTIPE INDUSTRI


MANUFAKTUR)
PERCOBAAN I
MOTOR ARUS SEARAH

1.1 MOTOR DC DENGAN MEDAN MAGNET PERMANEN

I. TUJUAN
1) Pengaturan kecepatan motor dc dengan medan magnet permanen.
2) Karakteristik kecepatan motor dc medan magnet permanen dengan beban

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1) Mechatro Labo Kentac 2202
2) Motor dc medan magnet permanen
3) Power supply dc 60 V
4) Sensor Hall effect, Magnet holder 4 pole, dan tachometer

III. DASAR TEORI


Kecepatan rotor (N) dari motor dc dapat diperoleh dari rumus:

Kecepatan-N (rpm) =

K = Konstanta Motor
V = Tegangan supply pada jangkar
Ra = Tahanan pada rangkaian jangkar
Ia = arus pada jangkar
= flux medan

Untuk mengatur kecepatan putaran rotor, dapat dilakukan dengan mengubah V, Ra.Ia, .
Dalam percobaan ini, kita dapat mengubah dua dari V, , dan membuat kurva karakteristik
kecepatan .

IV. RANGAKAIN PERCOBAAN


Diagram rangkaian percobaan pengaturan kecepatan dari motor dengan medan magnet
permanen adalah ditunjukan pada gambar 1.1 sebagai berikut.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 1


Gambar 1.1a Modul percobaan

V M N

Gambar 1.1b Rangkaian Percobaan motor dc magnet permanen

V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1) Of-kan power suppli
2) Pasangkan sensor Hall Effect pada motor medan magnet permanen
3) Lakukan instalasi perkabelan sesuai dengan gambar rangkaian percobaan
4) On-kan power suppli
5) Naikkan tegangan pada terminal V dengan dengan power suppli dc 60 volt, yang
dimulai dari tegangan 10 volt sampai dengan 60 volt dengan kenaikan tegangan
setiap 5 volt.
6) Buatlah grafik dibawah ini berdasarkan data hasil pengukuran pada tabel 1.1

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 2


Tabel 1.1 Hasil percobaan Motor dc Magnet Permanen
Tegangan Kumparan Arus Kumparan Kecepatan putaran
Jangkar V(volt) Jangkar Ia (Amper) rotor N (rps)

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Ia(amper)
N(rps)

V(volt)
Gambar 1.2 Kurva Karakteristik kecepatan

1.2 MOTOR DC DENGAN EKSITASI MEDAN TERPISAH

I. TUJUAN

1) Pengaturan kecepatan motor dc dengan eksitasi medan terpisah


2) Karakteristik kecepatan motor dc dengan eksitasi medan terpisah dengan beban

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 3


II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1) Mechatro Labo Kentac 2202
2) Kumparan stator 6 koil
3) Rotor dc
4) Power supply dc 60 V
5) Power supply dc 18 V
6) Sensor Hall effect, Magnet holder 4 pole, dan tachometer

III. DASAR TEORI


Kecepatan rotor (N) dari motor dc dapat diperoleh dari rumus:

Kecepatan-N (rpm) =

K = Konstanta Motor
V = Tegangan supply pada jangkar
Ra = Tahanan pada rangkaian jangkar
Ia = arus pada jangkar
= flux medan

Untuk mengatur kecepatan putaran rotor, dapat dilakukan dengan mengubah V, Ra.Ia, .
Dalam percobaan ini, kita dapat mengubah dua dari V, , dan membuat kurva karakteristik
kecepatan .

IV. RANGAKAIN PERCOBAAN


Diagram rangkaian percobaan pengaturan kecepatan dari motor dengan medan eksitasi
terpisah adalah ditunjukan sebagai berikut.

(1) Pengaturan medan penguatan (2) Pengaturan tegangan potensial

Gambar 1.3 Rangkaian percobaan motor dc penguatan medan terpisah

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 4


V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1) Pastikan Power suppli dalam posisi OFF
2) Pindahkan kumpulan lilitan stator yang terkonsentrasi 6 koil dan lepaskan sikat dari
brush holder. Masukkan Rotor dc pada stator, dan pasangkan pada bracket.
<perhatian> pasangkan bracket setelah memasang sikat, karena untuk melindungi
dari pembalikan motor dc dan sikat karbon dari kerusakan.
3) Pasangkan Sensor hall effect ke kumpulan dari lilitan stator yang terkonsentrasi 6
koil. Metode ini untuk memperbaiki denagn sekrup mur dibawah spacer yang mana
terletak di atas bagian rak.
Kemudian, masukkan magnet holder ke dalam sumbu rotor, magnet terletak
dibawahnya. Dan turunkan ke sensor hall effect. Naikkan mendekati 2 mm dari
posisinya dan kuatkan dengan sekrup.
4) Rangkai rangkaian percobaan sesuai dengan diagram rangkaian percobaan gambar
1.3
5) Nyalakan Power suppli.

A. Metode kontrol medan ( - berubah)


1) Atur tegangan DC power supply 60 Volt (Tegangan jangkar Va) sebasar 40 Volt
dc
2) Ubahlah arus dari power suppli dc 18 Volt (arus medan If) dari 0,2 sampai 0,6
(A) setiap kenaikan 0,1 (A), atur tegangan (tegangan medan Vf) sehingga sesuai
dengan yang diinginkan.
Baca dan tulis dalam tabel Ammeter Ia dari 60 V sistem power suppli,
tachometer N dan voltmeter Vf dari power supply dc 18 volt.
3) Percobaan selesai ketika ammeter dari power suppli dc 18 Volt meningkat sampai
maksimum.
4) Matikan power suppli
5) Buat kurva karakteristik sesuai dari hasil data percobaan.

Dengan percobaan yang sama, buatlah tegangan dari power suppli dc 60 Volt
(tegangan jangkar) menjadi 1,1 kali dan 0,9 kali dari tagangan yang dinilai.

B. Metode Kontrol tegangan (perubahan V)

1) Atur tegangan (tegangan medan Vf) dari power suppli dc 18 Volt pada 15 Volt.
2) Naikkan tegangan dari power suppli dc 60 Volt (tegangan jangkar Va) dari 10 V
setiap 5V. Dan baca dan catat pada tabel tachometernN dan ammeter dari power
supplli dc 60 volt (arus jangkar Ia )

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 5


3) Ketika tegangan pada sistem volt meter 60 volt naik sampai 50 volt, hentikan
percobaan dan turunkan tegangan dari power suppli 60 volt / 18 volt ke 0 volt.
Tukarkan kabel positif dan negatif pada power suppli dc 60 volt dan ulangi
percobaan di atas. Ubah arah menjadi berlawanan. Jadi kecepatan akan tertulis
menjadi minus ( - )
4) Matikan dc power suppli setelah percobaan selesai.
5) Buat kurva karakteristik dari hasil percobaan.

VI. HASIL PERCOBAAN KONTROL KECEPATAN MOTOR DC DENGAN


EKSITASI TERPISAH.
Hasil percobaan kontrol kecepatan dengan metode kontrol medan pada motor eksitasi
terpisah.
Tabel 1.2 Hasil percobaan dengan Tegangan jangkar Va = 40 volt
Tegangan medan Vf ( V ) Arus medan If ( A ) Kecepatan N ( rps )

N(rps)

If(amper)

Gambar 1.4 Kurva karakteristik Arus medan vs kecepatan putar

Hasil percobaan kontrol kecepatan dengan metode kontrol tegangan pada motor dc
eksitasi medan terpisah.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 6


Tabel 1.3 Hasil percobaan
Tegangan kumparan medan Vf = 15 volt
Tegangan kumparan Arus kumparan jangkar Kecepatan N ( rps )
jangkar V( Volt ) Ia ( Amper )
10
15
20
25
30
35
40
45
50
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
-45
-50

Kecepatan
rotor N(rps)

Tegangan
kumparan jangkar
V (volt)

Gambar 1.5 Kurva karakteristik kecepatan dengan pengaturan tegangan

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 7


1.3 MOTOR DC DENGAN EKSITASI TERPISAH DENGAN BEBAN

I. TUJUAN

Melihat hubungan perubahan beban terhadap besarnya kecepatan dan Torka dari motor
dc dengan eksitasi terpisah

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1) Mechatro Labo Kentac 2202
2) Kumparan stator 6 koil
3) Rotor dc
4) Stator motor dc medan magnet permanen
5) Power supply dc 60 V
6) Power supply dc 18 V
7) Sensor Hall effect, Magnet holder 4 pole, dan tachometer
8) Amper meter dc
9) Pulley dengan gear dan belt
10) Tahanan geser

III. DIAGRAM RANGKAIAN


Rangkaian percobaan seperti pada gambar 1.6 dengan menggunakan modul Mechatro
Labo Kentac 2202, sebagai berikut.

Keterangan : N - tachometer (rps) ; A1- Amper meter dc ; R - tahanan geser

Gambar 1.6 Rangkaian percobaan motor dc penguatan terpisah dengan beban

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 8


IV. LANGKAH PERCOBAAN:

1. Matikan power supply.


2. Lepaskan pegangan dari stator koil 6, dan ambil sikat dari pegangan sikat. Masukkan rotor
dc ke stator, dan kaitkan pada pegangan. Setelah dikaitkan di pegangan/bracket, kaitkan
sikat ke pegangan sikat. Perlu diperhatikan saat sikat dikeluarkan untuk melindungi
kerusakan komutator rotor dc dan karbon sikat.
3. Kaitkan sensor ke pegangan stator koil 6. Langkahnya yaitu dengan mengencangkan
skrup, ring besi dibawah spacer yang ada di atas pegangan.
Selanjutnya, masukkan sebuah pegangan magnet ke dalam sumbu x rotor , magnet
dibawahnya, dan turunkan hingga menyentuh sensor, sekali. Naikkan sekitar 2mm dari
posisi tersebut dan kencangkan skrup.
4. Hubungkan pengkabelan seperti pada gambar dan periksalah.
5. Hubungkan rotor dc, masukkan ke dalam stator koil 6, dengan rotor magnet permanen
pada motor dengan menggunakan sabuk. Tahan sabuk dengan menggunakan gear dan
biarkan melewati sumbu rotor. Kencangkan dengan baut.
6. Nyalakan power suppli.
7. Aturlah tegangan power suppli dc 60V (armature voltage Va) pada posisi 40 V.
8. Atur tegangan dari power suppli dc 18 V (field voltage Vf) pada posisi 15 V.
9. Ubahlah nilai tahanan pada rheostat dari 100 Ohm hingga 10 Ohm dengan interval yang
tetap. Amati dan tulisalah dalam tabel, amati nilai amper meter dc (arus beban Ir), arus
jangkar Ia, arus medan If, dan N.
10. Lepaskan dc power suppli setelah percobaan selesai, dan matikan power supply.
11. Hitunglah nilai daya input P (W) dan tulislah dalam tabel.
P = 40 x arus jangkar Ia (W)
12. Hitunglah torka dan tulislah dalam tabel. Berdasarkan hasil pengujian, gesekan torka dari
sabuk dengan gear sekitar 500 (g-cm), kerugian mekanik dari medan magnet permanen
motor = 0.14 (A), motor konstan sekitar 1700.
Torka (τ) =1700 (Ir-0.14)+500 (g-cm).
13. Hitunglah output (Pm) dan tulislah dalam tabel. Karena nilai N (rps), output dari motor
listrik (Pm) adalah :
-5
Pm=2π x 9.8 x 10 x N x τ (W)
14. Hitunglah nilai efisiensi (η) dan tulislah dalam tabel.
Dengan : Η = Pm/Pi x 100 (%)
15. Buatlah kurva kecepatan berdasarkan data percobaan.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 9


IV. DATA HASIL PERCOBAAN DALAM TABEL BERIKUT :

Tabel 1.4 Data hasil percobaan

Arus Arus Arus Kecepatan Input Torka Output Efisiensi


jangkar medan beban rotor P(W) τ(gcm) Pm(W) η(%)
Ia(A) If(A) Ir(A) N(rps)

Efisiensi (η)
Torka (τ)
Kecepatan N(rps)

Arus jangkar Ia(A)

Gambar 1.7 Kurva karakteristikarus jangkar vs kecepatan dan torka

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 10


1.4 PERCOBAAN MOTOR DC SHUNT

1.4.1 Percobaan Kecepatan Motor DC Shunt

I. TUJUAN
Pengaturan Kecepatan Motor Shunt dengan Metode Pengaturan Medan

II. DASAR TEORI


Kecepatan-N dari motor dc memiliki rumus :

Kecepatan-N (rpm) =

K : konstanta motor
Ra : resistansi sirkit jangkar
: fluks medan
: tegangan jangkar
arus jangkar

Perubahan kecepatan dari motor dc dengan mengubah tegangan jangkar atau fluksi medan.
Dalam praktikum ini Anda dapat mengubah kecepatan motor dc shunt, yang merupakan suatu
cara yang digunakan dalam mengubah fluksi medan yang berbeda. (Metode untuk mengubah
arus medan If).

Fluks medan berbanding lurus dengan arus seperti rumus berikut.


= L . If
reaktansi (H)
arus medan (arus yang melalui lilitan medan)

Masukkan variabel resistan ke lilitan medan secara seri. Dan buatlah kurva kecepatan beserta
perubahan arus medan If.

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1) 6 kumparan yang terpusat pada lilitan stator
2) Rotor dc
3) DC power supply 60 V
4) DC ammeter
5) DC ammeter
6) Sensor Hall Effect, tempat 4-kutub magnet, dan tachometer
7) Rheostat geser

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 11


V. RANGKAIAN PERCOBAAN
Rangkaian untuk percobaan pengaturan kecepatan motor shunt ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1.8 Metode pengaturan medan pada motor dc shunt


Keterangan :
N = Tachometer (rps)
A1= Ammeter dc (DC A)
A2= Ammeter dc (DC A)
R = Rheostat geser

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Matikan masing-masing bagian dari switch power suppli.
2. Lepaskan salah satu braket dari 6 buah kumparan yang terpusat pada lilitan stator, dan
keluarkan sikat dari tempat sikat. Masukkan rotor dc ke dalam stator, dan sertakan
braketnya.
Setelah disertakan braketnya, Anda dapat memasang sikat pada tempat sikat.
<Peringatan> Anda menyertakan braket setelah mengeluarkan sikat, karena perlindugan
dari bahaya komutator rotor dc dan sikat karbon.
3. Sertakan sensor hall effect yang melingkar pada plat dasar pada braket dari kumparan 6-
coil yang terpusat pada lilitan stator. Cara ini adalah untuk memperbaiki dengan sekrup,
sebuah ring besi di bawah spacer yang terdapat pada bagian atas dari braket.
Selanjutnya masukkan suatu pegangan magnet ke sumbu rotor, magnet di bawahnya, dan
lebih rendah dari itu untuk memegang bagian sensor. Naikkan kira-kira 2 mm dari posisi
semula dan kencangkan dengan sekrup.
4. Rangkailah seperti pada gambar 1.8 rangkaian percobaan, dan pastikan rangkaian tersebut
sudah benar.
5. Nyalakan power supply.
6. Pasang tegangan dc power suppli 60 V (tegangan terminal V) pada nilai 40 V.
7. Atur rheostat geser, dan naikkan arus medan (If) dari 0.3(A) hingga 1.3(A) dengan
kenaikan 0.1(A). Baca dan catat dalam table arus medan-If, arus jangkar-Ia, dan
perubahan nilai-N.
8. Kecilkan dc power suppli setelah percobaan selesai, dan matikan power suppli.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 12


9. Buatlah kurva berisi kecepatan sesuai dengan data hasil percobaan.

Percobaan dengan cara yang sama, membuat tegangan dc power suppli 60 V (tegangan
terminal) menjadi 1.1 kali dan 0.9 kali dari nilai tegangan.

VII. DATA PERCOBAAN KECEPATAN MOTOR DENGAN METODE PENGATUR-AN


MEDAN

Tabel 1.5 Data hasil percobaan

Arus jangkar Ia(A) Arus medan If(A) Kecepatan rotor N(rps)

0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
1,3

Kecepatan N(rps)

Arus medan If (A)

Gambar 1.9 Kurva pengaturan arus medan

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 13


1.4.2 PERCOBAAN MOTOR DC SHUNT DENGAN BEBAN

I. TUJUAN

Mempelajari karakteristik Motor dc Shunt dengan menggunakan beban dan membuat


grafik bagaimana perubahann Torkanya.

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1) Stator lilitan dengan 6 koil
2) Rotor dc
3) Motor dengan medan magnet permanen
4) Tegangan dc 60V
5) Amper meter dc
6) Lingkaran ruang sensor basal, 4 kutub magnet pembawa, dan tachometer
7) Pulley dengan gear, sabuk (pendek)
8) Rheostat ( Tolong persiapkan semuanya)

III. RANGKAIN PERCOBAAN


Rangkaian pengkabelan dari percobaan shunt motor dengan beban ditunjukkan di bawah
ini.

Keterangan : N - tachometer (rps) ; A1- Amper meter dc ; R - tahanan geser

Gambar 1.10 Rangkaian percobaan motor dc shunt dengan beban

VII. HASIL PERCOBAAN KONTROL KECEPATAN DARI METODE CONTROL


MEDAN DAI SHUNT MOTOR.

Data hasil percobaan dimasukkan dalam tabel 1.6 sebagai berikut :

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 14


Tabel 1.6 Data hasil percobaan dengan Tegangan terminal 40 Volt

Arus medan Arus Kecepatan


If (A) Jangkar Ia putar N
(A) (rps)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3

IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN :

1. Matikan saklar power suppli.


2. Lepaskan braket dengan 6 koil lilitan stator, dan ambil sikat dari brush holder.
Pasang/sisipkan rotor dc pada stator, dan pasang braket. Setelah kamu memasang braket,
pasang brush ke brush holder.
<PERHATIAN> pasang braket setelah melepaskan sikat, agar melindungi rotor dc
komutator dan sikat karbon dari kerusakan.
3. Pasang piringan sirkuler sebagai dasar sensor hall effect ke braket dengan 6 koil lilitan
stator. Metode ini untuk mengepaskan dengan sekrup, ring besi di bawah spacer yang ada
di bagian atas braket.
Lalu pasang magnet holder ke poros rotor, letakkan di bawahnya, dan lebih rendah agar
menyentuh hall sensor. Naikkan mendekati jarak 2 mm dari posisi awal dan rapatkan
dengan sekrup.
4. Pasang kabel sesuai dangan diagram pengkabelan, dan pastikan itu benar. Pertama-tama
jangan menyambungkan rheostat geser.
5. Sambungkan rotor dc, pasang pada 6 koil lilitan stator dengan rotor magnet permanen
menggunakan sabuk. Gantungkan sabuk pada dua pulleydengan gear dan biarkan
memutari sumbu rotor. Kemudian kencangkan dengan menggunakan baut.
6. Nyalakan setiap saklar power.
7. Atur tegangan dc dengan 40V pada power suppli 60V

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 15


8. Baca dan tulis pada table Arus I (dilihat dari ammeter) dan putar nilai N.
9. Pasangkan nilai beban dengan rheostat geser. Ubah dari 100Ω sampai ke terkecil dengan
interval tertentu. Baca dan tulis pada table ammeter dc (arus beban Ir), arus I (dilihat dari
ammeter power suppli 60V) dan ganti nilai N.
10.Kecilkan dc power supply setelah percobaan. Dan matikan tiap saklar power suppli.
11. Hitung nilai input power Pi (W) dan tulis pada table, Pi=40 x I [w]
12. Hitung torrka τ dan tulis pada tabel. Seperti yang telah diuji, pergeseran torka pada sabuk
yang dipasangkan/digantungkan pada gear mendekati 500[g-cm], rugi-rugi mekanik pada
magnet permanen motor = 0.14 [A]. konstanta motor sekitar 1700 Torka τ = 1700 (Ir –
0.14) + 500 [g-cm]
13. Hitung keluaran-Pm dan tulis pada table. Asumsikan pemutaran nilai N pada motor (rps),
-5
kemudian keluaran (Pm) dari motor listrik adalah Pm = 2 x π x 9.8 x 10 x N x τ [W]
14. Hitung efisiensi ƞ dan tulis pada table ƞ = Pm/Pi x 100 [%]
15.Buat kurva kecepatan, berdasarkan data percobaan.

V. HASIL PERCOBAAN MOTOR DC SHUNT DENGAN PEMBEBANAN

Tabel 1.7 Data hasil percobaan dengan Tegangan terminal 40V

Arus Arus Nilai N Input Torsi Output Efisiensi


Beban (rps)
I(A) Ir(A) P(W) τ (gcm) Pm(W) Ƞ (%)

Efisiensi – ƞ (%)
Torsi – τ (gcm)
Nilai-N (rps)

Arus – I (A)
Gambar 1.11 Kurva karakteristik Motor dc Shunt dengan pembebanan

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 16


1.4 PERCOBAAN MOTOR DC SERI

 Percobaan pengaturan kecepatan motor dc seri menggunakan metode pengaturan tegangan

 Percobaan motor dc seri dengan beban

1.4.1 PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

I. TUJUAN
Untuk mempelajari pengaturan motor dc Seri dengan pengaturan tegangan

II. DASAR TEORI

Kecepatan Motor dc (N), dapat diberikan pada persamaan berikut

Kecepatan-N (rpm) =

K : konstanta motor (pz/2 , p : jumlah kutub, z : jumlah lilitan)


V : tegangan rangkaian jangkar
Ra : tahanan rangkaian jangkar
Ia : arus jangkar
: medan flux

Untuk merubah jumlah lilitan, dapat dilakukan dengan mengubah V, Ra Ia, . Tapi pada
motor dc seri, kumparan medan dan kumparan jangkar tersambung secara seri, sehingga dapat
membuat kurva fitur kecepatan, perubahan pada V, pada percobaan ini.

III. ALAT YANG DIGUNAKAN

1) Mechatro Labo Kentac 2202


2) 6-coil lilitan stator
3) Rotor dc
4) Tegangan suppli dc 60 V
5) Rangkaian hall sensor basal plate, 4-pole magnet holder dan tachometer

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Rangkain lilitan seri percobaan pengaturan kecepatan motor dapat dilihat pada gambar 1.12
dibawah ini.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 17


V M N

Gambar 1.12 Rangkaian percobaan motor dc Seri

Keterangan : N – tachometer (rps)

V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1) Matikan setiap power switch


2) Pindahkan bracket 6-coil lilitan stator, dan ambil sikat dari penyangganya. Masukkan dc
rotor ke stator dan tempelkan pada bracket. Setelah menempelakan pada bracket,
tempelkan sikat ke penyangga sikat.
3) Tempelkan rangkaian hall sensor basal plate pada bracket 6-coil lilitan stator. Metodenya
adalah untuk memastikan baut dengan cincin besi dibawah spacer yang terletak pada
bagian atas dari bracket.
4) Selanjutnya, masukkan penyangga magnet di dalam sumbu rotor, dibawahnya magnet, dan
lebih rendah dari sensor sentuh. Tambahkan pendekatan 2mm dari posisi dan pastikan
dengan baut.
5) Rangkai seperti diagram pengkabelan dan pastikan benar.
6) Nyalakan setiap power switch
7) Ubah tegangan dari 60 V dc power suppli dari 5 V hingga 60 V dengan kelipatan 5 V.
amati dan tulis pada tabel ammeter pada 60 V sistem power suppli (arus I) dan tachometer
N.
8) Kecilkan tegangan dc power suppli sesudah percobaan dan matikan setiap bagian dari
power suppli.
9) Buat kurva berdasarkan data percobaan .

VI. HASIL PERCOBAAN PENGATURAN KECEPATAN LILITAN MOTOR SERI.

Hasil percobaan ini dimasukkan dalam tabel 1.8 dibawai ini.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 18


Tabel 1.8 Data hasil percobaan kecepatan motor dc Seri

Tegangan Arus I Nilai putaran N


Terminal V
(V) (A) (rps)

5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Jumlah putaran

N (rpm)

0 Tegangan Terminal V (Volt)

Gambar 1.13 Kurva kecepatan fungsi tegangan terminal motor dc Seri

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 19


PERCOBAAN II
MOTOR STEPPER

2.1 TUJUAN
a. Memahami prinsip kerja motor stepping 3 phase dan 4 phase.
b. Memahami cara menjalankan motor stepping searah jarum jam (CW) dan berlawanan jarum
jam (CCW).
c. Memahami dan mengerti menjalankan motor stepping dengan eksitasi 1 phase, 2 phase dan 1-
2 phase.
d. Memahami dan mengerti cara mengatur kecepatan motor stepping.

2.2 TEORI DASAR


Motor stepping merupakan satu satunya motor digital, artinya motor ini akan berjalan hanya jika
sinyal input pada motor hanya sinyal digital (bukan sinyal analog). Sinyal digital ini berupa sinyal
pulsa segi empat. Lebar dan sempitnya pulsa serta perpindahan pulsa dari phase satu ke phase
yang lain menentukan besar kecilnya kecepatan putar motor. Urutan perpindahan pulsa dari satu
phase ke phase yang lain menentukan arah putaran motor yaitu searah jarum jam (CW) atau
berlawanan jarum jam (CCW). Besar kecilnya putaran motor ( o) akan ditentukan oleh jumlah
pulsa yang diberikan ( ) dan besarnya derajad putaran berpulsa ( s), sehingga besarnya putaran motor adalah
: o - s.

Berputarnya motor step juga ditentukan cara penguatan (eksitasi) pada masing-masing kumparan
tiap-tiap phasenya.

Gambar 2.1. Rangkaian kumparan dan switching

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 20


U2 V2 W2 U2 V2 W2

U2 V2 W2 U2 V2 W2

U2 V2 W2 U2 V2 W2

Operasi Searah Jarum Jam (CW) operasi Berlawanan Jarum Jam (CCW)

Gambar 2.2. Urutan switching dan posisi motor 3 phase

Tabel 2.1: Menjalankan motor stepping dengan eksitasi 1-2 phase


Step Switch

S1 S2 S3
1 1 0 0

2 1 1 0

3 0 1 0

4 0 1 1

5 0 0 1

6 1 0 1
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 21
Gambar 2.3. Menjalankan motor stepping dengan eksitasi 1-2 phase

START

OUTPUT

TIMER

OUTPUT

TIMER

OUTPUT

TIMER

Gambar 2.4. Flowchart menjalankan motor stepping 3 phase


Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 22
Tabel 2.2: Program untuk menjalankan motor stepping 3 phase. Start
program mulai pada alamat 8400 H dan outputnya OFDH. Kecepatan putar
motor dapat diatur dengan mengubah harga-harga pada timer.

ORG 8400H
00FD DRIVE EQU OFDH

;
8400 3E 02 LOOP: LD A,02H
8402 D3 FD OUT (DRIVE),A
8404 CD 8418 CALL TIMER
8407 3E 08 LD A,04H
8409 D3 FD OUT (DRIVE),A
840B DC 8418 CALL TIMER
840E 3E 20 LD A,08H
8410 D3 FD OUT (DRIVE),A
8412 CD 8418 CALL TIMER
8415 C3 8400 JP LOOP
;

8418 06 64 TIMER: LD B,100


841A 0E 64 LOOPA: LD C,100
841C 0D LOOPB: DEC D
841D C2 841C JP NZ,LOOPB
8420 05 DEC B
8421 C2 841A JP NZ,LOOPA
8424 C9 RET

END

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 23


2.3 PERCOBAAN

2.3.1. Percobaan dengan tombol manual.

a. Rangkaian percobaan
Rangkaian percobaan menggunakan Mechatro Labo Kentac 2200 ML.

b. Langkah-langkah percobaan

(1) Atur semua switch pada posisi OFF dan atur dial tegangan regulator.
(2) Hubungkan terminal motor stepping 3 phase ke rangkaian switching manual, seperti
pada gambar 2.2.
(3) Masukkan rotor pada stator motor stepping.
(4) Atur switch utama pada kondisi ON, dan set dial sampai arusnya mencapai 1 ampere.
(5) Lakukan urutan switching seperti pada gambar 2.6(a) untuk putaran dengan eksitasi 1
phase dan gambar 2.6(b) untuk eksitasi 2 phase.
(6) Baliklah urutan step switching untuk arah putaran yang berlawanan.
(7) Ulangi langkah-langkah percobaan 1 sampai dengan 6 dengan menggunakan motor
stepping 4 phase.

Step P1 P2 P3 Step P1 P2 P3
1 1 0 0 1 1 1 0
2 0 1 0 2 0 1 1
3 0 0 1 3 1 0 1
(a) Eksitasi 1 phase
(b) Eksitasi 2 phase

Gambar 2.5. Eksitasi motor stepping 3 phase.

3.2.2. Percobaan dengan panel mikroprosesor Z-80 board dan switching transistor.

a. Rangkaian percobaan
Rangkaian percobaan lihat Mechatro Labo 2200 ML.

b. Alat-alat
1) Panel percobaan Mechatro Labo 2200 ML.
2) Oscilloscope
3) Panel mikroprosesor board.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 24


c. Langkah-langkah percobaan

(1) Atur semua switch power dalam keadaan OFF.


(2) Hubungkan terminal motor stepping 3 phase ke rangkaian switching transistor, seperti
pada gambar 2.3
(3) Masukkan rotor stepping ke dalam stator.
(4) Hubungkan panel mekroprosesor board ke switching transistor dengan kabel, seperti
pada gambar 2.3.
(5) Set selektor bit pada mikroprosesor board pada 001 (SW4 dan SW5 pada posisi bawah
dan SW6 pada posisi atas) Set arah bit 0 (nol) dengan posisi SW3 pada posisi bawah. Set
bit yang tidak digunakan dengan 01 dengan mengatur switch SW2 pada posisi bawah
dan SW1 pada posisi atas.
(6) Set arah bit dengan 1 dengan SW3 pada posisi atas untuk putaran yang berlawanan dan
kemudian jalankan motor.
(7) Dengan tanpa mengubah selektor bit dan arah bit, set dua bit sebelumnya dengan 10.
Amati perubahan kecepatan rotor.

Tugas
Dengan menggunakan trainer mikroprosesor Z-80, maka :
a. Susunlah program untuk menjalankan motor stepping 3 phase dengan eksitasi 2 phase dan 1-
2 phase (lihat program pada tabel 2.1).
b. Dengan mengubah-ubah timer, amati perubahan kecepatan motor.
c. Bandingkan tingkah laku putaran rotor bila dijalankan dengan eksitasi 2 phase dan eksitasi 1-
2 phase.
d. Berikan kesimpulan yang saudara amati.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 25


PERCOBAAN III
MOTOR AC

3.1 TUJUAN
Menjalankan dan megatur kecepatan motor AC 3 Phasa
3.2 PERALATAN

1) MECHATRO LABO II 2202


2) KENTAC 800Zmk2)
3) PC (KENTAC 98SP)

3.3 TEORI KONTROL INVERTER MOTOR AC 3 PHASA

3.3.1 Prinsip Inverter dengan Switch Manual

[Operasi] Diagram pengkabelan inverter dengan rangkian switch manual ditunjukkan pada
gambar 3.2 dan prosedur operasi ditunjukkan pada gambar 3.3.

Memasukkan rotor Squirrel-cage ke dalam stator motor ac (4/8 kutub), koneksikan ini
seperti gambar 3.2. Tancapkan masing-masing catu daya , minimalisasikan tegangan dc pada
catu daya. Kemudian naikkan tegangan secara perlahan, lihat pada Ammeter dc catu daya.
Pada hal ini, harap berhati-hati dengan arus tidak lebih dari 2A.

Rotor berputar sesuai yang seharusnya jika anda mengoperasikan dari 1-6 seperti pada
gambar 3.3. Jika anda mengoperasikan secara normal, rotor dapat berputar secara terbalik.
Hal ini juga terjadi jika anda merubah pengkabelan stator menjadi 8 kutub, hitung berapa
banyak anda menjalankan switch untuk membuat satu putaran.

[Prinsip] Pengoperasian switch pada rangkaian 3.3, rotor berputar karena masing-masing
phasa dari stator teraliri arus yang ditunjukkan pada gambar 3.3. Setiap kali anda
mengoprasikan switch, resultan medan magnetic berputar 60 . (Ditunjukkan dengan tanda
panah) Tegangan phasa ke phasa ditunjukkan seperti gambar 3.1.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 26


Gambar 3.1 Sinyal tegangan inverter 3 phase phasa ke phasa

Gambar 3.1 Diagram pengkabelan inverter dengan rangkian switch manual

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 27


Keterangan : Lampu ON dan Lampu OFF

Gambar 3.3 Arah arus dan Prosedur inverter 3 phasa secara manual

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 28


3.3.2 Studi dan pengamatan inverter gelombang pulsa

Sebuah inverter gelombang pulsa mengerjakan sebuah metode AC 1 siklus dengan operasi 6
switch, dan itu disebut metode inverter 6 langkah. Ada dua bentuk dasar dari tipe konduktif
0 0
180 / 120 .
0
[Tipe konduktif 120 ]

Jika Anda telah menyelesaikan operasi switch pada gambar 3.5, setiap phasa dari stator
mendapatkan eksitasi untuk memutarkan rotor. Setiap mengoperasikan switch, resultan
0
medan magnetiknya berubah menjadi 60 . Tegangan phasa ke phasanya akan digambarkan
pada 4.6.
0
[Tipe konduktif 180 ]
Jika Anda telah menyelesaikan operasi switch pada gambar 4.2, setiap fase dari stator
mendapatkan eksitasi untuk memutarkan rotor. Setiap mengoperasikan switch, resultan
0
medan magnetiknya (sudut elektris) berubah menjadi 60 . Tegangan garis ke garisnya akan
digambarkan pada 4.3.
[Induksi melalui program]
0 0
Anda dapat mengoperasikan switch tipe konduktif 180 /120 , menggunakan rangkaian
jembatan 3- phasa dengan 6 FET pada sistem, rangkaian jembatan 3- phasa ditunjukkan pada
gambar 4.4 dan port yang dihubungkan : bit dengan KENTAC 800Zmk2, KENTAC 98SP,
KENTAC RM86 ditunjukkan pada table 4.1. Juga, urutan switching FET diindikasikan pada
table 4.2. Ketika Anda mengeluarkan data (hexadecimal) ke port yang terhubung, Anda
dapat menjalankan motor.

Gambar 3.4 Rangkaian Jembatan 3 phasa tipe H

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 29


Gambar 3.5 Rangkaian Switching tipe konduktif 120 derajat

Waktu OFF (mati)


o
Anda membutuhkan untuk menentukan waktu mati dalam kurun 180 .
Seandainya sesuai data yang mana menyalakan FET-1 adalah output pada port output. Pada
fase selanjutnya, FET-2 seharusnya menyala. Ini berarti tiap tiap FET-1 dan FET-2 berubah
menjadi situasi terbalik. Ini memakan waktu untuk FET mentransfer dari kondisi “ON”

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 30


menuju kondisi “OFF”. Jika FET-2 aktif sebelum FET-1 non aktif sepenuhnya, ini
menyebabkan kedua FET akan short dan rusak.
Untuk mencegah hal itu terjadi, kamu harun menatikan sinyal switching pada waktu tertentu.
Ini dinamakan kondisi mati. (lihat gambar 3.7)
Untuk membuat kondisi mati, kamu dapat mengembangkan metode software dan metode
hardware. Pada system ini, kondisi mati pada hardware telah di set. Jadi tidak harus
membuat kondisi mati dengan software.

(Kondisi mati dengan software)


o
Berdasarkan 25H merupakan output menuju port output dalam tipe konduktif 180 . pada
fase selanjutnya, 26H akan menjadi output. FET1 dan FET2 berubah menjadi posisi terbalik,
jadi perlu membuat kondisi mati. Dan juga membuat AND diantara 25H dan 26H sebelum
keluaran 26H, kemudian Output untuk waktu singkat membuat kondisi mati.

FET number 6 54 3 2 1
1 0 0 1 0 1 (25H)

AND 1 0 0 1 1 0 (26H)

100100

Untuk mematikan kedua FET1 dan FET2

FET1 Switching signal

FET2 switching signal

Contoh program
Contoh program yang bekerja pada kondisi 800Zmk2 dan 98SP ditunjukkan pada daftar
o
4.1~4.6. kecepatan konstan pada contoh. Pada kondisi 180 tipe konduktif. Kondisi mati
dapat dibuat dengan software. Kamu dapat mengganti frekuensi dengan merubah waktu jeda.

Frekuensi = 1 (waktu program dari perintah OUT ke Perintah Out selanjutnya x6) kamu
tidak dapat mencoba kondisi delay dengan C dan BASIC software.
Jika CTRL+C ditekan pada semua program, maka output akan hilang dan akan berhenti.
Dalam program Z80, (KENTAC 800Zmk2) kamu dapat menghentikan program dengan

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 31


CTRL+C. Atau ketika meneksekusi dengan tombol hexadecimal , kamu dapat menghentikan
program dengan tomboll MON.
Juga , anda dapat mengkompile bahasa C dengan MS-C (ver 6.0) dan turbo C (ver 2.0).
Ketika mengeksekusi, masukkan rotor kedalam stator motor ac. Kemudian hubungkan
dengan kabel sesuai dengan gambar 4.8. ketika kamu memasukkan daya untuk tiap supply,
setelah meminimalisir tegangan dc power supply dan mematikan switch filter. Secara
bertahap, menaikkan tegangan dengan memperhatikan Ammeter pada dc power supply. Pada
waktu tersebut, harus diperhatikan benar – benar bahwa arus tidak boleh melebihi dari 2A.

Observasi gelombang

Tegangan diantara phasa

diantara TP22 - TP23 dari driver basal konektor U-V tegangan diantara fase

diantara TP23 - TP24 dari driver basal konektor V-W tegangan diantara fase

diantara TP24 - TP22 dari driver basal konektor W-U tegangan diantara fase

Tegangan koneksi bintang (Y)

diantara TP26 - TP22 dari driver basal konektor U-fase tegangan bintang

diantara TP26 - TP23 dari driver basal konektor V-fase tegangan bintang

diantara TP26 - TP24 dari driver basal konektor W-fase tegangan bintang

Arus Fase

diantara TP19 - TP22 dari driver basal konektor U-fase arus bintang

diantara TP20 - TP23 dari driver basal konektor V-fase arus bintang

diantara TP21 - TP24 dari driver basal konektor W-fase arus bintang

<perhatian> jangan mencoba keduanya dalam waktu bersamaan karena hasilnya akan
berbeda

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 32


Tabel 3.1 Koneksi Port FET

FET KENTAC 800Zmk2 KENTAC 98SP KENTAC RM86


PORT BIT PORT BIT PORT BIT
FET 1 FD 0 D2 0 PA 0
FET 2 FD 1 D2 1 PA 1
FET3 FD 2 D2 2 PA 2
FET4 FD 3 D2 3 PA 3
FET5 FD 4 D2 4 PA 4
FET6 FD 5 D2 5 PA 5
Tabel 3.2 Prosedur Switching FET pada Tipe Konduktif Inverter 6-Langkah 120°

Turn 1 2 3 4 5 6
FET 1 1 1 0 0 0 0
1 : FET ON FET 2 0 0 0 1 1 0
FET 3 0 0 1 1 0 0
FET 4 1 0 0 0 0 1
0 : FET OFF FET 5 0 0 0 0 1 1
FET 6 0 1 1 0 0 0
Data of Output Port 09h 21h 24h 06h 12h 18h
(Hexadecimal)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 33


Tabel 3.3 Tipe Konduktif 180°

Turn 1 2 3 4 5 6
FET 1 1 1 1 0 0 0
1 : FET ON FET 2 0 0 0 1 1 1
FET 3 0 0 1 1 1 0
FET 4 1 1 0 0 0 1
0 : FET OFF FET 5 1 0 0 0 1 1
FET 6 0 1 1 1 0 0
Data of Output Port 19 29h 25h 26h 16h 1ah
(Hexadecimal)

Gambar 3.6 Pengukuran dari Macam-Macam Motor AC 3 phasa

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 34


Gambar 3.7 Percobaan Beban dengan Motor Elektrik Induksi 3 phasa

Gambar 3.8 Percobaan Tanpa Beban dengan Menggunakan Rotor Squirrel-Cage


dengan Koneksi Delta

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 35


Gambar 3.9 Percobaan Tanpa Beban dengan Menggunakan Rotor Squirrel-Cage
dengan Koneksi Y

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 36


PERCOBAAN IV
PNEUMATIK

4.1 TUJUAN
1) Untuk mempelajari prinsip kerja sistem pneumatik
2) Membangun sistem kontrol dengan pneumatik

4.2 PERALATAN
Panel percobaan ED Laboratory
1) Silinder penggerak tunggal dan ganda
2) Katub kontrol arah aliran dan posisi manual
3) Katub kontrol arah aliran dan posisi dengan solenoid valve
4) Katub satu arah aliran dan dua arah aliran
5) Distribusi udara
6) Filter udara
7) Kompresor

4.3 PRINSIP DASAR PNEUMATIK


Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang
digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem
pneumatik dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur
dengan valve. Sebagai contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada tekanan
kurang dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam hidraulik
berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan memindahkan/ menggerakkan minyak
dalam sistem yang berasal dalam tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan,maka
minyak akan terdorong oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan
menggunakan valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem
hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur
arah aliran minyak.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 37


A.1 BAGIAN-BAGIAN KERJA PNEUMATIK

a. BAGIAN KERJA GARIS LURUS (PISTON)


Yang menimbulkan adanya gerakan garis lurus pada pneumatik adalah silinder atau piston.

Silinder ini ada dua jenis yaitu silinder penggerak tunggal dan silinder penggerak ganda.

1) Silinder penggerak tunggal


Pada silinder ini udara bertekanan yang diberikan pada silinder hanya satu arah saja,
sehingga jenis ini menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Untuk mengembalikan
kedudukan torak pada posisi awalnya dengan kecepatan yang tinggi maka dipasang pegas.
Panjang langkah pegas yang dipasang kurang lebih 10 cm. Karena gerakannya yang hanya
satu arah saja, jenis ini biasanya digunakan untuk pencekaman, pengungkit, pengepresan,
pengangkatan, penggerak pemakanan dan lainnya.

Gambar 4.1 Silinder penggerak tunggal

Silinder penggerak tunggal meliputi silinder torak, silinder diaprghma dan silinder rol
diapraghma (seperti pada gambar 4.1). untuk mengatasi kebocoran pada silinder torak
dengan memakai bahan yang elastis yang dilekatakn pada torak yang terbuat dari logam
atau plastik. Pada silinder diapraghma maka menggunakan diapraghma yang dibuat dari
karet, plastik dan plat logam untuk mengganti fungsi torak. Konstruksi silinder rol
diapraghma serupa dengan silinder diapraghma. Jika udara bertekanan diberikan ke dalam
sislinder maka diterima oleh diapraghma dan mambuka gulungan sepanjang

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 38


dinding dalm silinder dan menggerakkan batang torak ke depan. Gerakan silinder rol
diapraghma kurang lebih 5 cm – 8 cm.

2) Silinder penggerak ganda (double action).


Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan akan menggerakkan torak pada
silinder penggerak ganda dalam dua arah yaitu gerakan maju dan gerakan mundur. Pada
prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun demikian tekukan dan
bengkokan dari perpanjangan torak harus diperhitungkan.

Silinder penggerak ganda meliputi : silinder dengan bantalan pelindung, silinder penggerak
ganda khusus, silinder tandem, silinder banyak posisi, silinder impact, silinder kawat dan silinder
rotari.
Pada silinder dengan bantalan pelindung, bantalan pelindung digunakan untuk menahan
adanya hentakan yang keras pada bagian ujung sehingga kerusakan pada bagian ujung silinder
dapat dicegah (lihat gambar 4.2). prinsip kerja dari bantalan pelindung ini adalah sebelum torak
mencapai pada posisi akhir, tekanan udara yang mendorong torak dikurangi maka akan terjadi
perlambatan sehingga benturan yang keras dapaat dicegah.

Gambar 4. 2 Silinder dengan bantalan pelindung

Pada silinder penggerak khusus, silinder ini mempunyai bagian batang torak yang menonjol
pada kedua sisinya. Penumpuan batang torak lebih baik karena terdapat dua penahan dan jarak
antara panahan tetap sama, sehingga beban samping terutama beban ringan dapat digunakan.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 39


Gaya yang ditimbulkan pada kedua arah gerakannya sama karena luas penampangnya juga sama
(lihat gambar 4.3).
Pada silinder jenis tandem, jenis ini menggunakan dua buah silinder penggerak ganda yang
digabung menjadi satu kesatuan sehingga dengan pengaturan seperti ini dengan pembebanan
bersama pada kedua torak maka gaya yang diterima pada batang torak hampir dua kali lipat (lihat
gambar 4.4). Silinder jenis ini biasanya digunakan untuk penggerak yang membutuhkan daya yang
besar dengan garis tengah silinder terbatas.
Pada silinder banyak posisi, pada jenis ini terdiri dari dua atau beberapa silinder penggerak
ganda dengan bagian-bagiannya saling dihubungkan. Jika jenis ini mempunyai dua silinder yang
mempunyai panjang langkah yang berbeda maka mempunyai empat posisi (lihat gambar 4.5).

Gambar 4.3 Silinder penggerak khusus

Gambar 4.4 Silinder jenis tandem

A. PENENTUAN UKURAN SILINDER


Faktor yang menentukan besarnya ukuran silinder ditentukan oleh besarnya gaya yang
diterima oleh silinder dan panjang langkah yang harus dilakukan oleh silinder untuk memindahkan
beban. Untuk menentukan ukuran silinder dapat menggunakan grafik pada gambar 4.8.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 40


Grafik tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

.d2
F = p --------------- - R
4

dimana : F = gaya torak efektif (Newton)


p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)
d = garis tengah torak (cm)
R = gesekan (Newton) diambil 3 – 20% dari gaya terhitung

Gaya gesek ditentukan oleh pelumasan, tekanan balik, bentuk dari seal dan sebagainya. Gaya
torak efektif sangat berarti dalam perencanaan silinder. Dalam perhitungan gaya torak efektif,
hambatan gesek harus diperhitungkan. Dalam kondisi operasi normal batas tekanan 400 – 800 kPa
atau 4—8 bar.
Untuk silinder penggerak tunggal, maka berlaku :
F = A . p – (Rf +Rr)
Untuk silinder penggerak ganda, maka berlaku :
F = A . p – Rr : untuk maju
F = A’ . p – Rr : untuk mundur
Keterangan : Rf = gaya lawan pegas
Rr = gaya gesek
A = luas penampang silinder tanpa batang torak
A’= luas penampang silinder dengan batang torak

a. Beban tekuk
Beban yang diberikan pada batang torak tidak boleh melebihi harga maksimum yang
diijinkan. Hal ini berhubungan dengan panjang langkah dan garis tengah batang torak. Besarnya
gaya tekuk yang diijinkan (Fk) adalah sebagai berikut :

.E.J
Fk = ---------------
L.S

Keterangan :
Fk = gaya tekuk yang diijinkan (N)
E = modulus elastisitas (N/mm2)
J = momen inersia (cm )

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 41


L = panjang langkah efektif (cm) = 2x panjang langkah
S = angka keamanan (diambil 5)

b. Panjang langkah
Panjang langkah silinder pneumatik tidak boleh melebihi dari 2000 mm. Dengan diameter
silinder yang besar dan langkah yang panjang, pemakaian udara yang besar membuat
peralatan pneumatik menjadi tidak hemat.
Dengan langkah yang besar, tegangan mekanik pada batang torak dan pada bearing pemandu
terlalu besar. Untuk menghindari adanya tekukan, maka diameter batang torak yang besar
dipilih untuk panjang langkah yang besar. Kemudian apabila panjang diperbesar maka jarak
antara bearing bertambah dan batang torak diperbesar.

c. Kecepatan torak
Kecepatan torak tergantung dari tekanan udara yang berlaku, panjang pipa, luas penampang
pada bagian kontrol akhir dan bagian kerja juga aliran rata-rata yang melalui bagian kontrol
akhir. Juga dipengaruhi oleh posisi akhir bantalan pelindung. Ketika terjadi gerakan dari
posisi akhir bantalan pelindung, aliran melalui katup hambat bantu (thortte relief valve),
sehingga kecepatan torak dapat diturunkan. Kecepatan torak rata-rata silinder standart sekitar
0,1 – 1,5 m/detik. Dengan silinder khusus (impact silinder), kecepatan dapat mencapai 10
m/detik. Kecepatan torak dapat diatur dengan menggunakan katup.

d. Pemakaian udara
Untuk mendapatkan informasi banyaknya pemakaian udara dalam ruangan adalah sebagai
berikut :
Untuk silinder penggerak tunggal :
Q = 0,785 x D x h x n

Untuk silinder penggerak ganda :


Q = {0,785 x D x h + 0,785 (D - d) x h} n x pk

Keterangan :
Q = volume udara setiap centimeter langkah (liter)
D = garis tengah torak (mm)
h = panjang langkah (mm)
n = banyaknya langkah setiap menit

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 42


pk= perbandingan kompresi (liter/menit)

Untuk tekanan operasi khusus, garis tengah torak tertentu dan suatu langkah tertentu
banyaknya pemakaian takanan udara dapat dihitung melalui perbandingan kompresi (pk) yaitu :

101,3 + tekanan
pk = (kPa)
101,3

C. KATUP (VALVE)
Komponen katup pneumatik dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok katup kontrol aliran,
yaitu ;
katup kontrol arah aliran dan posisi;
katup tekanan
katup kontrol aliran

a. Katup kontrol aliran dan posisi


Katup kontrol arah aliran dan posisi untuk mengontrol arah aliran yang masuk atau keluar.
Macam-macam katup kontrol arah aliran dan posisi antara lain sebagai berikut.
1. Katup kontrol arah aliran 2/2 way.
A

P
2. Katup kontrol arah aliran 3/2way posisi normal tertutup.

P R

3. Katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal terbuka.

A
Buku Petunjuk Industri 2 43

Praktikum Elektronika
P R
4. Katup kontrol arah aliran 4/2.
B A

P R

5. Katup kontrol arah aliran 5/2.

B A

P
S R

6. Katup kontrol arah aliran 5/3 posisi normal tengah tertutup.

B A

SP R

Pengembangan dari berbagai kombinasi komponen, ditemukan katup kontrol arah aliran
lainnya, antara lain sebagai berikut.

1. Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve)


Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve) berfungsi untuk menghambat arah aliran
untuk satu arah aliran.

2. Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve)


Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shule valve) berfungsi untuk
mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang masuk.
Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 44
A

X Y

3. Katup kontrol tekanan ganda arah aliran/fungsi AND (two pressure valve) berfungsi untuk
mengontrol arah aliran dari dua sumber tekanan yang masuk.
A

X Y

b. Katup kontrol tekanan


Katup kontrol tekanan berfungsi untuk mengontrol tekanan yang masuk atau keluar.
Macam-macam katup kontrol tekanan antara lain;

1. Katup kontrol tekanan jenis relief.


A

2. Katup kontrol tekanan jenis non relief.


A

c. Katup kontrol aliran


Katup kontrol aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju aliran).
Macam-macam katup kontrol aliran antara lain;

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 45


1. Katup kontrol dua arah aliran
Katup kontrol dua arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju aliran)
dari dua arah aliran.

2. Katup kontrol satu arah aliran


Katup satu arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju aliran) hanya
dari satu arah aliran.

3. Katup kontrol penunda waktu arah aliran.


Katup kontrol penunda waktu arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau laju
aliran) terhadap fungsi waktu atau menunda waktu arah aliran.

A
X A

P R

Mekanisme pengontrol pada komponen pneumatik dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. digerakkan dengan mekanik
2. digerakkan dengan pneumatik

1. Kelompok yang digerakkan dengan operasi manual mekanik adalah:

a) operasi manual

b) operasi tombol

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 46


c) operasi tuas

d) operasi pegas
e) operasi rol

f) operasi rol dan idle

Simbol-simbol pada komponen pneumatik, antara lain;


A,B,………..: menyatakan garis kerja aliran udara
P……………: menyatakan hubungan tekanan udara dengan kompresor
R,T,………..: menyatakan saluran buang udara
Z,X,Y,……. : menyatakan saluran pengontrol arah aliran.

D. PERALATAN PENDUKUNG PNEUMATIK

Peralatan pendukung pneumatik, antara lain;


kompresor
Kompresor berfungsi sebagai pengadaan dan penyaluran udara bertekanan.

Unit pemeliharaan udara bertekanan

Unit udara bertekanan terdiri dari :


- penyaring udara bertekanan berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel debu dan
kandungan uap air disalurkan ke luar

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 47


- pengatur tekanan udara berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang akan digunakan
relatif tetap
- pelumas udara bertekanan berfungsi untuk menyalurkan pelumas yang dikabutkan dan
dialirkan ke sistem distribusi udara dari sistem kontrolkomponen pneumatikyang akan
digunakanuntuk mencegah terjadinya korosi pada komponen pneumatik.

4.4 PERCOBAAN .

A. Sistem kontrol terhadap silinder kerja tunggal


1: Katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan alat pencekam dalam
keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol digunakan katup kontrol
arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.

c. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol secara langsung dengan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain;

1. silinder kerja tunggal 1 buah


2. katup kontrol operasi arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. selang penghubung secukupnya
4. meja kerja 1 buah
5. unit pemelihara udara 1 buah
6. distrubusi tekanan udara 1 buah

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 48


Gambar kerja

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut :


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A melalui selang
penghubung masuk ke ruang piston silinder kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar
dengan melawan gaya pegas.
Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal,
maka piston bergerak mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja tunggal melalui
selang penghubung mengalir dari A ke R atau ke atmosfir.

2: Katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak langsung.

a. Pemasalahan
Pencekaman benda kerja dengan beban besa, dengan kondisi selama tombol yang digunakan
ditekan alat pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal. Katup kontrol yang digunakan harus dengan
ukuran yang besar, dan tidak mungkin dilakukan pengontrolan secara manual, sehingga harus
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 kedua posisi normal tertutup operasi normal tertutup
operasi tombol dan pegas.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 49


c. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol secara langsung dengan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain :
1. silinder kerja tunggal 1 buah
2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol arah 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

b A

a A P R

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A dan sinyal dibangkaitkan pada saluran gerakan
langsung pneumatik Z pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi
pneumatik (b).

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 50


Udara bertekanan dari A melalui selang penghubung masuk ke ruang piston silinder kerja
tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas. Kondisi seperti
diatas disebut pengontrol secara tak langsung.

Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi semula,
dan memindahkan sinyal gerakan pada katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal juga, maka
piston bergerak mundur/maju. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja tunggal melalui
selang penghubung mengalir dari A ke R atau ke atmosfir.

3 : Katup kontrol balik fungsi aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari salah satu atau dua katup
kontrol arah aliran, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan.
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol digunakan katup kontrol
arah aliran 3/2 posisi normal tertutup tombol dan pegas. Penghubung katup kontrol arah aliran
digunakan katup arah balik fungsi arah aliran.

c. Alat dan bahan.

Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup balik fungsi arah
aliran, antara lain;

1. silinder kerja tunggal 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol balik fungsi arah aliran 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 51


Gambar kerja

X Y

a A b A

P R P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila salah satu atau dua tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 (a) dan (b) posisi normal
tertutup ditekan, maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. Udara bertekanan dari A
melalui selang penghjubung masuk ke X dan atau Y pada katup balik fungsi arah aliran
diteruskan ke A masuk ruang piston silinder kerja tunggal mendorong piston bergerak
maju/keluar dengan melawan gaya pegas.
Apabila salah satu atau dua tombol katup kontrol arah aliran 3/2 (a) atau (b) dilepas pegas
mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, maka piston bergerak
mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja tunggal melalui selang penghubung
mengalir dari A melalui X atau Y pada katup balik fungsi arah aliran ke R atau atmosfir.

4 : Katup kontrol satu arah aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari katup kontrol arah aliran
dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan mencekam. Jika
tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 52


b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Pengaturan kecepatan
gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.

c. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol satu arah
aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain;

1. silinder kerja tunggal 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

a A

P
R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka udara
bertekanan mengalir dari lubang P atau A. udara bertekanan dari A melalui selang

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 53


penghubung masuk ke B pada katup kontrol satu arah aliran dengan pengaturan kecepatan
sesuai dengan yang diinginkan, diteruskan ke A masuk ruang piston silinder kerja tunggal
mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.

Apabila tombol dilepas, pagas mengembangkan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal,
maka piston bergerak mundur/masuk. Udara bertekanan keluar dari silinder kerja tunggal
melalui selang penghubung mengalir dari A melalui katup kontrol penghambat arah aliran pada
katup kontrol satu arah aliran ke R atau ke atmosfir.

5: Katup kontrol satu arah aliran dan penghambat arah aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari katup kontrol arah aliran
dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan mencekam. Jika
tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Pengaturan kecepatan
gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.

c.Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol satu arah
aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain :

1. silinder kerja tunggal 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 54


Gambar kerja

2
a

P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A melalui selang
penghubung masuk ke B pada katup kontrol satu arah arah aliran (1) dengan pengaturan
kecepatan sesuai dengan yang diinginkan. Dari B udara bertekanan melalui katup kontrol
penghambat aliran pada katup kontrol aliran satu arah(2), diteruskan ke A masuk ruang piston
silinder kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan gaya pegas.

Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal,
maka piston tidak bergerak mundur/masuk atau udara bertekanan dihambat eloh katup kontrol
pengahambat arah aliran pada katup kontrol satu arah aliran (2).

6: Katup kontrol tekanan ganda arah aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup kontrol arah
aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan mencekam.
Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 55


b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Pengaturan kecepatan
gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.

c. Daftar alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol satu arah
aliran atau pengaturan kecepatan gerakan, antara lain;

1. silinder kerja tunggal 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 1 buah
4. selang penghubung secukupnya
5. meja kerja 1 buah
6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja

A
X Y

a A b A

P R P R

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 56


d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.
Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) dan (b) ditekan,
maka udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A melalui selang
penghubung masuk ke X dan Y pada katup kontrol arah arah aliran diteruskan ke A masuk
ruang piston silinder kerja tunggal mendorong piston bergerak maju/keluar dengan melawan
gaya pegas.

Apabila tombol dari dua katup kontrol arah aliran 3/2 (a) dan (b) dilepas, pegas mengembalikan
katup kontrol arah aliran ke posisi awal, maka piston bergerak mundur/masuk. Udara
bertekanan keluar melalui X dan Y pada katup kontrol arah aliran ke R atau atmosfir..

Catatan : apabila salah satu tombol katup kontrol arah aliran 3/2 ditekan, maka udara
bertekanan tidak dapat diteruskan ke ruang piston silinder atau silinder tidak bergerak.

B. Penggerak Ganda
1 : Katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak langsung
a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup kontrol arah
aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan mencekam.
Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Untuk mengontrol
gerakan digunakan katup kontrol arah aliran 5/2 operasi pneumatik.
c. Daftar alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol langsung dengan katup kontrol
satu arah aliran 3/2 posisi normal tertutup, antara lain;

1. silinder kerja ganda 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 57


3. katup kontrol arah aliran 5/2 dengan
operasi pneumatik 1 buah
4. selang penghubung secukupnya

5. meja kerja 1 buah


6. unit pemelihara udara 1 buah
7. distrubusi tekanan udara 1 buah

Gambar kerja
B A

Z X Y
a S
P R
A b A
P R P R

d. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut.

Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan dari lubang P ke A. udara bertekanan dari A masuk ke ruang piston sislinder
kerja ganda mendorong piston bergerak maju/keluar dan udara yang ada didalam silinder
bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari B ke R atau ke atmosfir.
Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) dilepas, pegas
mengembalikan katup kontrol arah 3/2 ke posisi awal, dan posisi piston tetap maju.

Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. dari A melalui selang penghubung masuk ke Y
pada kontrol arah aliran 5/2 memindahkan posisi arah aliran udara dari lubang P ke B. udara
bertekanan dari B masuk ruang piston silinder keja ganda mendorong piston bergerak
maju/masuk dan udara yang ada didalam silinder bertekanan rendah, mengalir keluar melalui
selang penghubung dari A ke R atau atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 58


3/2 posisi normal tertutup (b) dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke
posisi awal, dan posisi piston tetap mundur.

2: Katup kontrol satu arah aliran

a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari dua katup kontrol arah
aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat pencekam dalam keadaan mencekam.
Jika tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah digunakan katup
kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas. Pengaturan kecepatan
gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran 5/2 operasi pneumatik.

c. Alat – alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup kontrol satu arah
aliran (pengaturan kecepatan gerakan), antara lain;

1. silinder kerja ganda 1 buah


2. katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup 1 buah
3. katup kontrol arah aliran 5/2 dengan operasi pneumatik 1 buah
4. katup kontrol satu arah aliran (1) dan (2) 2 buah
5. selang penghubung secukupnya
6. meja kerja 1 buah
7. unit pemelihara udara 1 buah
8. distrubusi tekanan udara 1 buah

d. Prinsip kerja diagram rangkaian


Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. Dari A melalui selang penghubung masuk ke Z
pada katup kontrol arah aliran 5/2 memindahkan posisi arah aliran udara dari lubang P ke A.
Melalui selang penghubung masuk dari A ke B pada katup kontrol arah aliran (l) dengan

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 59


pengaturan kecepatan sesuai dengan yang diinginkan, udara bertekanan dari B ke A masuk
ruang piston silinder kerja ganda mendorong piston bergerak maju/keluar dan udara yang ada
didalam silinder bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari B ke R
atau ke atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (a)
dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, dan posisi piston
tetap maju.

Apabila tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup (b) ditekan, maka
udara bertekanan mengalir dari lubang P ke A. Dari A melalui selang penghubung masuk ke Y
pada katup kontrol arah aliran 5/2 memindahkan posisi arah aliran udara dari lubang P ke B.
Melalui selang penghubung dari B ke A pada katup kontrol satu arah aliran (2) dengan
pengaturan kecepatan sesuai dengan yang diinginkan, udara bertekanan dari A ke B masuk
ruang piston silinder kerja ganda mendorong piston bergerak mundur/masuk dan udara yang
ada didalam silinder bertekanan rendah, mengalir keluar melalui selang penghubung dari A ke
R atau ke atmosfir. Ketika tombol pada katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup
(b) dilepas, pegas mengembalikan katup kontrol arah aliran 3/2 ke posisi awal, dan posisi
piston tetap mundur.

2 1
B
B A

X Y
S
P R
a A b A
P R P R

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 60


e. Langkah kerja

1. Siapkan alat-alat/komponen pneumatik yang digunakan.


2. Pasang komponen pneumatik sesuai dengan gambar kerja (termasuk unit pemelihara udara
dan distribusi tekanan udara) pada meja kerja.
3. Sambung selang penghubung dari komponen satu ke komponen lainnya.
4. Hidupkan kompresor.
5. Atur tekanan udara yang akan digunakan (pada unit pemelihara udara).
6. Salurkan udara bertekanan dengan menggerakkan pengatur on-off pada distrubusi tekanan
udara.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 61


PERCOBAAN V
PROGRAMMABLE CONTROLLER

5.1 TUJUAN :

1. Memahami dasar pengoperasian PLC OMRON serta modulnya.

2. Mengetahui jenis-jenis I/O.

3. Dapat menentukan address I/O.

4. Mempelajari Pemrograman dengan CX Programmer

5.2 PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN:

a. Software CX Programmer.

b. PLC OMRON beserta modul I/O.

5.3 PENGKABELAN

Berikut ini adalah pengaturan pengkabelan pada power supply PLC, jenis Power Supply yang digunakan
adalah PA204S.

Pada kabel sumber AC 220 Volt sudah terdapat label keterangan pada ujung –ujungnya. Label L1
merupakan kabel fase, sedangkan N merupakan kabel Netral, dan yang terakhir merupakan GND yaitu
ground. Untuk menghindari kerusakan, pastikan tidak terdapat jumper pada Pin Voltage Selector sebelum
tegangan AC 220 Volt masuk pada Pin masukan tegangan AC. Untuk memastikan bahwa Unit Power
Supply telah mendapat catudaya AC, dapat dilihat pada indikator power yang terdapat pada pojok kiri atas.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 62


Pengaturan Penempatan Rak

Posisi disusun dari kanan ke kiri

1. Power Supply Unit (PA204S)


2. CPU (OMRON SYSMAC CS1H) dan Communication Unit (SCB21-V1)
3. Kosong
4. Kosong
5. AC Input Unit (IA111)
6. Digital to Analog Module (DA041)
7. Analog to Digital Module (AD041-V1)
8. Output Module (OC201)
9. Digital Input Unit (ID211)

Peletakan slot pada rak mempengaruhi sistem memori yang akan digunakan. Alamat memori yang
disediakan oleh omron berkisar CIO 0000 hingga CIO 0319. Alamat memori dari PLC dimulai dari kiri ke
kanan yang dimulai dari alamat CIO0000.

Untuk memasangkan output dari I/O unit pada Modul I/O PLC diterapkan aturan berikut ini. Dibawah ini
merupakan modul I/O bagian atas dari PLC yang terdiri dari deretan keluaran dari PLC. Label A pada
konektor DB 25 difungsikan sebagai keluaran yang dapat dihubungkan dengan komponen luar,
sedangkan Label B pada konektor DB25 merupakan output nyala lampu.

Konektor lain yaitu Analog Output. Konektor ini merupakan keluaran dari Digital to Analog modul unit

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 63


Modul bagian bawah adalah deretan modul yang terdiri dari masukan digital maupun analog. Modul
ini terhubung dengan ID211 (masukan digital) dan modul AD041-V1 (masukan analog)

Memastikan modul siap digunakan

1. Pada modul PLC bagian bawah terdapat sumber tegangan 24 Volt. Gunakan kabel jumper untuk
menghubungkan positif 24 Volt dengan masukan COM PLC.
2. Hubungkan negatif 24 Volt dengan COM SW.
3. Pastikan lampu pada EXTERNAL INPUT menyala saat saat toggle switch di-on-kan , jika ada
salah satu lampu yang tidak menyala, pastikan indikator pada Digital Input menyala. Jika pada
indikator menyala, sedangkan lampu pada modul tidak menyala, menandakan lampu mengalami
kerusakan.
4. Pastikan pada tiap unit slot tidak muncul pesan error.

Pengaturan PLC

1. Pastikan tiap modul PLC siap digunakan.


2. Pada CPU SLOT, terdapat PORT Peripheral dan pasangkan kabel RS232C pada PORT tersebut.
3. Tekan Power untuk menyalakan PLC.

CX-Programmer

1. Untuk membuat program pada PLC, digunakan software CX-Programmer untuk membuat
program dari ladder diagram.

2. Buka CX-Programmer dengan cara klik Start  All Program  OMRON  CX-One 
CX-Programmer. Atau juga bisa dilakukan dengan cara mengklik pada icon CX-
Programmer .

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 64


3. Untuk membuat proyek baru lakukan dengan cara memilih menu file  New, lalu akan
muncul lembar isian yang harus diisi.

4. Isi form sesuai dengan isian sesuai gambar berikut ini. Device Name dapat diisi sesuai dengan
kebutuhan. Device Type dapat dilihat pada label CPU, dan yang digunakan adalah CS1H-H.
Network Type diisi dengan Toolbus.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 65


5. Lakukan pengaturan pada device type dengan menekan tombol setting di dalam frame tersebut
(sesuai dengan gambar nomor 4). Kemudian pilih CPU Type menjadi CPU64 sesuai gambar di
bawah ini.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 66


6. Selanjutnya atur Network Type dengan menekan tombol Setting sesuai dengan gambar pada
langkah ke 4. Klik tab Driver kemudian isi Port Name pada frame Connection untuk pemilihan
jalur download pengaturan dan program dari PLC.

Untuk mengetahui port mana yang digunakan untuk jalur download dapat dilihat pada device
manager. Dengan mengikuti langkah berikut ini. Computer  Manage  Device Manager
 Port (COM & LPT).

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 67


7. Untuk dapat mengkonfigurasi rak PLC, sebelumnya ubah mode PLC menjadi Work Online.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 68


8. Langkah selanjutnya adalah mengatur konfigurasi slot pada rak PLC. Klik IO Table dan Unit
Setup, ambil pengaturan slot PLC secara otomatis dengan memilih menu Option kemudian klik
transfer from PLC.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 69


9. Selanjutnya akan muncul dialog yang menyatakan pengaturan yang akan dibuat siap ditransfer
kepada PLC.

10. Klik transfer.

11. Dengan demikian PLC sudah siap untuk diprogram.


12. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mode PLC menjadi mode offline
dengan menekan Work Online saat PLC online.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 70


13. Buat program self konservatif seperti di bawah ini untuk selanjutnya didownloadkan ke PLC

14. Untuk menentukan alamat dari kontak maupun koil, dapat dilihat sesuai dengan konfigurasi dari
rak.

Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa CS1W-ID211(DC Input Unit) memiliki alamat 0000.
Dengan demikian untuk mengakses toggle switch dengan nomor 10, alamat yang diberikan
adalah sebagai berikut 0.10. Contoh lain adalah 0.05 (toggle switch posisi ke 5).

15. Buat kontaktor dengan alamat 0.10 (toggle switch ke 10)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 71


16. Buat kontaktor dengan alamat 0.11 (toggle switch ke 11)

17. Buat koil dengan alamat 1.06 (output lampu nomor 6)

18. Transfer Program PLC dengan step berikut ini. Ubah mode PLC menjadi Work Online.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 72


19. Maka akan muncul form pertanyaan berikut ini. Cocokan dengan COM yang telah diatur
sebelumnya pada praktikum 1.

20. Jika PLC telah terhubung online dengan PC, maka transfer program dengan step berikut ini.
PLC -> Transfer -> To PLC.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 73


21. Untuk pertama kali konfigurasi PLC, centang seluruh point yang ada pada Download Options.
Untuk selanjutnya jika yang diubah hanya programnya, maka cukup mencentang Program(s).

22. Amati dan gambarkan timing diagramnya.


23. Buat Ladder di bawah ini dengan prosedur yang sama seperti di atas dan gambarkan timing
diagramnya.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 74


INSTRUKSI SET, RESET, TIMER, DAN COUNTER

Tujuan : 1. Memahami prinsip kerja dari Timer dan Counter.

4. Mempelajari Pemrograman dengan CX Programmer

Peralatan yang Dipergunakan:

a. Software CX Programmer.

b. PLC OMRON beserta modul I/O.

Langkah Percobaan :

SET mengubah bit yang dioperasikan menjadi ON sedangkan RSET mengubah bit yang dioperasikan
menjadi OFF. Untuk memahami fungsi dari SET dan RSET, buat program di bawah ini.

1. Buat kontaktor dengan alamat 0.00 (toggle switch ke 0)

2. Klik New PLC Instruction pada menubar untuk menggunakan instruksi SET.

3. Ketikan instruksi SET pada textbox paling atas, dan isi operand (bit yang dikenakan operasi)
dengan alamat W1.0 (tipe Word dengan alamat 1.0).

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 75


4. Selanjutnya buat kontak lagi dengan alamat 0.01 (toggle switch ke 1).

5. Klik New PLC Instruction pada menubar untuk menggunakan instruksi RSET.

6. Ketikan instruksi SET pada textbox paling atas, dan isi operand (bit yang dikenakan operasi)
dengan alamat W1.0 (tipe Word dengan alamat 1.0).

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 76


7. Dengan demikian, maka akan terbentuk ladder diagram sebagai berikut.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 77


8. Transfer Program PLC dengan step berikut ini. Ubah mode PLC menjadi Work Online.

9. Maka akan muncul form pertanyaan berikut ini. Cocokan dengan COM yang telah diatur
sebelumnya pada praktikum 1.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 78


10. Jika PLC telah terhubung online dengan PC, maka transfer program dengan step berikut ini.
PLC -> Transfer -> To PLC.

11. Centang seluruh item jika diperlukan, atau centang program jika yang diubah hanya program
(bukan konfigurasi).

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 79


12. Switch on saklar toggle 0 dan amati yang terjadi. Switch on saklar toggle 1 dan amati yang
terjadi.

TIMER DAN COUNTER

13. Buat kontaktor dengan alamat 0.02 (toggle switch ke 2)

14. Klik New PLC Instruction pada menubar untuk menggunakan instruksi TIMER.

15. Ketikan instruksi TIM pada textbox paling atas. Pada baris pertama list operand, isikan nomor
dari timer, sedangkan pada baris ke dua isikan pewaktuan dengan format sebagai berikut #X,
dimana X jumlah perulangan timer tiap100 ms dari perubahan keadaan kontak OFF hingga
kontak ON.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 80


16. Buat kontaktor dengan alamat 0.03 (toggle switch ke 3)

17. Klik New PLC Instruction pada menubar untuk menggunakan instruksi COUNTER.

18. Ketikan instruksi CNT pada textbox paling atas. Pada baris pertama list operand, isikan nomor
dari counter, sedangkan pada baris ke dua isikan nilai awal pada counter dengan format sebagai
berikut #X, dimana X adalah nilai awal dari counter.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 81


19. Buat kontaktor
dengan alamat 0.04
(toggle switch ke 4)

20. Dengan demikian, maka akan terbentuk ladder diagram sebagai berikut.

21. Transfer Program PLC dengan step berikut ini. Ubah mode PLC menjadi Work Online.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 82


22. Maka akan muncul form pertanyaan berikut ini. Cocokan dengan COM yang telah diatur
sebelumnya pada praktikum 1.

23. Jika PLC telah terhubung online dengan PC, maka transfer program dengan step berikut ini.
PLC -> Transfer -> To PLC.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 83


24. Untuk pertama kali konfigurasi PLC, centang seluruh point yang ada pada Download Options.
Untuk selanjutnya jika yang diubah hanya programnya, maka cukup mencentang Program(s).

25. Amati dan gambarkan timing diagramnya.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 84


PERCOBAAN VI

APLIKASI INDUSTRI MANUFAKTUR (1)


(MOTOR AC TIGA PHASA)

7.1. TUJUAN

Memahami metoda starting motor induksi tiga phasa sistem DOL dan Sistem Star-Delta

7.2. PERALATAN
1) Motor induksi tiga phasa
2) Kontaktor
3) Timer
4) Switch (Push ON dan Push OFF)

7.3. DASAR TEORI


Motor iduksi 3 phase yang mempunyai kapasitas daya yang besar biasanya mempunyai
persoalan yang cukup runit dalam penentuan cara starting yang sesuai untuk motor
tersebut.

Pemilihan starting motor banyak dipengaruhi:


a. Factor kapasitas daya,
b. Jenis motor misalnya rotor sangkar atau rotor lilit,
c. Jenis rancangan motor (motor basic, torsi tinggi, torsi rendah)
d. Jenis-jenis beban yang digerakan.

ADA 2 METODA STARTING MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3 PHASA


1. Starting dengan menggunakan tegangan penuh dari jaringan dihubungkan langsung
keterminal motor. Metoda starting disebut Direct on Line Starting (DOL)
2. Starting dengan Menurunkan tegangan

1. Diagram Starter DOL (Direct On Line)


1) Metoda dipakai untuk motor induksi yang mempunyai kapasitas daya kecil.
2) Motor yang akan dijalankan langsung di swiTch On ke sumber tegangan jala-jala
sesuai dengan besar tegangan nominal motor.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 85


Gambar 7.1 Diagram rangkaian Starting Motor (DOL Starting)

Gambar 7.2 Karakteristik Starting Motor (DOL Starting)

2. Starting Dengan Penurunan Tegangan

Untuk menjalankan sebuah motor induksi diperlukan daya besar yang diberikan oleh tegangan
sumber. Besarnya daya yang diperlukan ini cukup besar dibandingkan dengan motor sesudah
beroperasi penuh (running). Arus yang diperlukan oleh motor untuk start antara 4 sampai dengan
8 kali arus beban penuh motor.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 86


Oleh karena itu untuk mengatasi bahaya yang mungkin timbul akibat besarnya arus yang
mengalir pada waktu start, digunakan beberapa metoda starting dengan cara menurunkan
tegangan, yaitu :

a. Starting dengan menggunakan system sambungan Y-∆ starting


b. Starting dengan menggunakan tahanan primer (rimary Resistance Starting).
c. Starting dengan menggunakan menggunakan Autotransformer (Autotransformer Starting).

Gambar 7.3 Diagram rangkaian Starting Motor (Star-Delta Starting)

Gambar 7.4 Karakteristik Starting Motor (Star-Delta Starting)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 87


Nilai Arus Start
Tegangan motor induksi 380/660 volt, pernyataan ini mempunyai arti lilitan phasa motor dapat
menerima tegangan sebesar 380volt.
Jadi kalau motor diberi sumber listrik 380 volt tegangan yang diterima oleh lilitan fasa
menjadi:
380 220Vol (pada saat hubung Y)
3
I I V 3
phase
start jala jala

Z
phasa

Kalau I staI start Y dibandingkan dengan I start ∆ akan diperoleh:


V / 3
V Z 1
starY phasa
Z V 3 3
starDelta
Z
phasa

Jadi I start Y = 1/3 I start ∆

3. Starting Dengan Menggunakan Tahanan Primer


Starting dengan menggunakan tahanan primer adalah suatu cara menurunkan tegangan yang
masuk kemotor melalui tahanan terhubung pada sisi stator.

Gambar 7.5 Diagram rangkaian Starting Motor (dengan Tahanan Primer)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 88


Gambar 7.6 Karakteristik Starting Motor (dengan Tahanan Primer)

4. Starting Autotransformer
Starting dengan menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder autotransformer terendah.
Setelah beberapa saat motor dipercepat tap autotransformer diputuskan dari rangkaian dan
motor terhubung langsung pada tegangan penuh.

Gambar 7.7 Diagram rangkaian Starting Motor dengan autotransformer

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 89


4. Starting dengan Pengaturan Tahanan Rotor

Menggunakan tahanan ( R )
yang dihubungkan pada
rangkaian rotor. Starting ini
hanya dapat Dipakai untuk
motor induksi rotor lilit
(motor slipring).

Gambar 7.7 Diagram rangkaian Starting Motor dengan Tahanan Rotor

Gambar 7.8 Karakteristik Starting Motor dengan Tahanan Rotor

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 90


7.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Sebelum melakukan praktikum menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen yang dipakai
untuk menjalankan motor induksi, pelajari terlebih dahulu peralatan berikut :

1) KONTAKTOR
Adalah suatu alat yang dapat dipakai untuk menghubungkan atau memutus suatu aliran listrik,
bekerjanya alat ini jika kumparan coilnya dialiri arus listrik. Kontaktor ini ada yang tegangan
kerjanya 220 V atau 380 V, mempunyai beberapa kontak utama dan Auxilliary NO (Normally
Open) maupun NC (Normally Closed) tergantung kebutuhan apa yang akan digunakan.

2) TIMER
Timer merupakan pengaturan utuk menentukan waktu delay time yang dikehendaki.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 91


3. Tombol tekan (push button)
Adalah alat yang berfungsi untuk menghubungkan kontak satu ke kontak lainnya dengan
cara ditekan. Tombol tekan dibagi menjadi dua yaitu push button normally open dan push
button normally close.

Percobaan 1 : Direct On Line (DOL)


Bahan dan Alat yang dipakai :
1. Motor Induksi 3 phasa (380 V)
2. Kontaktor Elektromagnetik, 1 buah
3. Push Button, 2 buah
4. Kabel penghubung secukupnya
5. AVO Meter

Rangkaian Direct On Line (DOL)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 92


Percobaan 2 : Start Star / Delta
Bahan dan Alat yang dipakai :

1. Motor Induksi 3 phasa (380 V / 660V)


2. Kontaktor Elektromagnetik, 3 buah
3. Time Relay
4. Push Button, 2 buah
5. Kabel penghubung secukupnya
6. AVO Meter

Rangkaian Start Star - Delta

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 93


PERCOBAAN VII

APLIKASI INDUSTRI MANUFAKTUR (2)


(PROTOTIPE INDUSTRI MANUFAKTUR)

7.1 TUJUAN
Untuk memahami aplikasi Programmable Controller pada industri manufaktur yang terkait
dengan pengaturan posisi dan kecepatan

7.2 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN


1) Modul prototipe industri manufaktur
2) Modul pneumatik
3) PLC Omron CPM 1A
4) Kabel

7.3 LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN


1) Gunakan modul seperti pada gambar 7.1
2) Buat program dengan PLC aplikasi pengecekan kotak
3) Sambungkan sistem perkabelan dari PLC ke modul pada gambar 7.1 sesuai dengan
petunjuk instruktur
4) ON-kan modul prototipe industri manufaktur
5) Lakukan pengamatan setelah program di Running
6) Ulangi langkah 1 sampai dengan 5 untuk aplikasi lainnya sesuai petunjuk instruktur.

Aplikasi : Pengecekan Kotak

Dalam aplikasi ini ,produk yang rusak akan dideteksi dan dibuang dari konveyor berjalan.
Konfigurasi sistem ditunjukkan pada gambar berikut.
Photoelectric sensor (PH1) merupakan input data buat shift register. Sinyal output dari sensor
ini akan ON ketika terdeteksi produk yang rusak ;selain itu tetap OFF.
Photoelectric sensor (PH2) digunakan sebagai pembangkit pulsa yang digunakan sebagai input
pulsa ke shift register. PH2 ini akan membangkitkan setiap satu pulsa untuk setiap produk
yang lewat, dan kosong pada interval waktu antar produk yang telah ditetapkan oleh jarak
tertentu.
Bila suatu waktu terdeteksi produk rusak oleh PH1, ini akan diketahui oleh shift register
sampai produk tiba pada posisi yang telah ditentukan pada konveyor maka katup magnetik
MV akan difungsikan.

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 94


TABEL :
KODE MNEMONIC PENGECEKAN KOTAK

Addres Instruksi Data


s
0000 LD 00002
0001 LD 00003
0002 LD 25314
0003 SFT H00
H00
0004 LD H0004
0005 OUT 010000
0006 END(01)

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 95


Gambar 7.1 Modul percobaan Prototipe Industri Manufaktur

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 96


Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 97
DAFTAR PUSTAKA

1. Mohammad H. Rashid, Power Electronics : Circuits, Devices, and Application, Printice Hall,
1993
2. Petruzella, Industrial Electronics, Mc Graw Hill, Singapore, 1996
3. Colin D, Simson, Industrial Electronics, Prentice Hall International Editioans, New Jersey,
1996
4. John Web, Industrial Control Electronics, Merill Publishing Company, New York, 1992
5. OMRON, Operation Manual Programmable Controllers: Cysmac CS Series, 2002
6. Peter Rohner, Pneumatic Control for Industrial Automation, John Wiley & Sons, 1990
7. Thomas Kissell, Motor Control Technology for Industrial Maintenance, Prentice Hall.Inc,
Singapore, 2002.
8. James A Rehg, Introduction to Robotics in CIM System, Prentice Hall, Ner Jersey, 2003

Buku Petunjuk Praktikum Elektronika Industri 2 98

Anda mungkin juga menyukai