Anda di halaman 1dari 2

AKU DAN HARAPANKU

Langit terlihat begitu sendu, matahari terlihat bersembunyi di balik awan tebal, hujan seakan ingin
menyapa tapi angin menolaknya.

Ketika harapan tidak sesuai dengan keinginan? Mungkin hati akan merasa sakit, tapi aku mencoba
menyakinkan hati kalau semua adalah garis hitam di dalam hidupku. 1 tahun yang lalu, ketika aku
menduduki kelas 3 SMP aku dibuat bingung dengan berbagai pilihan. Anak remaja yang tidak tahu dunia
seluruhnya, harus memilih antara aku harus sekolah dan berkerja ketika keinginanku untuk bersekolah
terhenti begitu saja aku terpaksa mengubur semua mimpi, cita-cita, harapan dan semua yang ada di
dalam imajinasi kecilku.

Aku memang bukan seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kaya raya, bukan anak yang bisa
melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Tapi aku hanya seorang anak yang terlahir dari keluarga
sederhana, ayahku berkerja sebagai pedagang sedangkan Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Sedih
memang, tapi aku coba untuk ihklas menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Aku masih percaya akan
sebuah keajaiban dan mukjizat yang datangnya dari Allah asal aku berusahan sekuat tenaga dan terus
berdoa sebaik baiknya kepada Allah SWT. Agar aku bisa melanjutkan sekolah dan bisa membuat
kehidupan ini berubah.

Hari pertama aku berkerja di sebuah warung makan, di dalam hati aku bertekad untuk berkerja keras
supaya bisa membantu perekonomian keluargaku, setelah aku berkerja ternyata aku merasakan bahwa
mencari uang yang halal itu sangat sulit tidak semudah kita menghambur hamburkannya untuk sekedar
barang yang tidak penting.

Letih, mungkin orangtuaku lebih…

Cape, mungkin orangtuaku lebih..

Mengeluh mungkin orangtuaku tidak pernah…

Tapi beda dengan aku sekarang baru sebentar berkerja sudah merasakan yang namanya cape tapi aku
coba menepisnya aku kembali semangat, demi untuk membuat orang orang yang aku sayangi di dunia ini
yaitu orangtuaku bisa tersenyum penuh bangga terhadapku bisa membuat mereka bahagia dengan
caraku yang sederhana.

Setelah beberapa bulan aku berkerja akhirnya aku sudah bisa mengumpulkan sedikit demi sedikit uang
untuk hari minggu nanti aku bawa untuk pulang ke kampung halaman, rasa rinduku terhadap orangtuaku
yang jauh di sana sudah mulai terasa aku mencoba menguatkan diri sendiri.

“sabar masih hari minggu”

Sambil ku duduk termenung di teras kosanku di dalam setiap doaku aku masih berharap bahwa ini bukan
akhir dari segalanya, aku selalu percaya akan sebuah kejutan yang Allah berikan di hari yang akan datang.
Hari minggu yang aku tunggu pun telah tiba rasa rindu yang memuncak seakan bisa kulepaskan di hari
ini, cairan bening itu menetes tak henti aku terus memeluk orang yang paling berjasa dalam hidupku ini
seorang wanita yang sangat aku hargai dan cintai wanita itu, adalah Ibuku. Aku memeluk ibuku begitu
erat rasanya rindu ini begitu besar.

Setelah melepas rasa rindu itu ibu ayahku dan aku sedang berkumpul di ruang tengah kami sedang
ngobrol santai dan menceritakan pengalaman aku pertama kali berkerja. Tapi di tengah obrolan santai
tersebut tiba tiba ayahku berkata..

“nak ayah boleh bertanya?”

“boleh, memangnya ayah ingin bertanya apa?”

“ayah ingin bertanya apakah di dalam hati kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan sekolah?” tiba
tiba ku terdiam memikirkan pertanyaan itu rasannya aku ingin menjawab segera semua pertanyaan itu,
tapi hatiku mencoba untuk terlihat tenang di hadapan ayah.

“sejak dulu sampai sekarang jawabanya masih sama ayah, aku masih bertekad untuk bisa melanjutkan
sekolah”

“memangnya untuk apa kamu sekolah?”

“agar aku bisa membuat ayah dan ibu bisa bahagia dan merubah kehidupan kita menjadi lebih baik lagi”

sekarang giliran ayahku yang tiba tiba terdiam entah apa yang dia pikirkan tapi aku melihat sorot
matanya yang seperti ingin menangis tapi dia mencoba untuk menahanya untuk keluar.

“tahun ini kamu lanjutkan sekolah lagi” tiba tiba ayahku berkata seperti itu dan entah apa yang aku
rasakan intinya aku merasakan kebahagian yang luar bisa

“tapi ayah…”

“nggak ada tapi tapian ayah yang akan berkerja keras agar kamu bisa sekolah dan bisa melanjutkan
pendidikan yang layak”

Pada saat itu aku benar benar bahagia sampai aku bersujud syukur kepada allah dan inilah keajaiban
yang Allah janjikan untuk aku dan aku merasa bersyukur atas apa yang telah aku lalu karena itu sebagai
pelajaran yang berharga yang bisa aku ambil hikmahnya di suatu saat nanti.

Sekarang aku sudah bersekolah kembali di sebuah sekolah SMA, aku merasa bahagia karena aku bisa
melanjutkan impian dan cita citaku yang sempat terhenti dan aku akan mewujudkanya dengan cara
bersekolah. Sekarang aku akan berjuang untuk orang yang memperjuangkanku. orangtuaku berjuang
untuk bisa menyekolahkanku dan aku berjuang untuk bisa membanggakan kedua orangtuaku dengan
semangat untuk sekolah dan belajar.

Anda mungkin juga menyukai