Anda di halaman 1dari 3

KERANG HIJAU

KESIMPULAN :

Kejadian keracunan pangan di Kabupaten Cirebon pada tanggal 9 – 13 Desember 2016

merupakan Kejadian Luar Biasa yang disebabkan oleh biotoksin yang diproduksi fitoplankton

dari golongan dinoflagelata, yaitu Pyrodinium bahamense yang sedang blooming di perairan

tempat budidaya kerang hijau. Keracunan pangan ini tersebar di 15 desa yang berada dalam

7 kecamatan dengan jumlah penderita 115 orang dan kematian 2 orang (CFR : 1,7%).

Sebagian besar (54,8%) penderita berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar (67,8 %)

penderita berada pada umur produktif yaitu umur 20 – 59 tahun sedangkan kematian

berada pada umur balita dan usia lanjut. Pola penularan keracunan pangan bersifat

continuous common sourcedengan masa inkubasi tersingkat adalah 30 menit (7 orang),

masa inkubasi terpanjang adalah 14 jam (1 orang) dan median masa inkubasi adalah 3 jam.

Ada 4 gejala utama yang dirasakan penderita yaitu pusing (100%), kesemutan yang bermula

dari bibir kemudian menjalar keseluruh tubuh mengakibatkan kaku pada bibir, leher, dan

seluruh tubuh (100%), mual (98,3%) dan lemas (100%). Hasil laboratorium pada kerang hijau

mentah dan matang serta pengujian kelimpahan fitoplankton menunjukan bahwa sedang

terjadi blooming fitoplankton jenis Pyrodinium bahamense yang menghasilkanbiotoksin

jenis saxitoxin dalam jumlah tinggi.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN :

KEKURANGAN : Perlu dilakukan lagi monitoring kualitas air secara periodic sehingga dapat

diketahui pola terjadinya blooming fitoplankton untuki menyusun waktu budidaya dan

selain itu juga, setelah dipanen dan sebelum di jual, harus dilakukan pengujian mutu
keterangan terlebih dahulu seperti mikrobiologi, biotoksin, dan juga logam berat. Selain itu

perlu juga dilakukan sanitasi pada produk pasca panen (cuci tangan dengan air bersih dan

mengalir, depurasi, pengepakan dan pemyimpanan dingin).

KELEBIHAN : Dari jurnal ini pengetahuan masyarakat tentang blooming fitoplankton semakin

meningkat, sehingga jika terjadi lagi, maka kejadian konsumsi ikan, Kerang dan komoditas

laut lainnya dapat dihentikan. Pengetahuan masyarakat tentang tindakan pencegahan

sangat penting, sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah rumah tangga ke dalam

sungai dan limbah industri pun bisa diawasi dengan ketat agar tidak lagi terjadi kejadian

blooming fitoplankton.

LITERATURE :

Literature yang digunakan sudah tepat, dimana semua bahan acuan dalam bentuk jurnal,

buku ataupun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi atau acuan pada bagian ini.

Reference yang dirujuk harus;lah benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian

tersebut.

Penulisan Daftar Pusaka Sistem Harvard (author-date style)

Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan

pemunculan berdasarkan nama penulis dan secara Alfabetis. Alamat internet ditulis cetak

miring.

Contoh :

Nurlina A., Liambo Aswalt A. 2016. Kejadian Luar Biasa PARALYTHIC SHELLFISH POISONING

Pada Konsumsi Kerang Hijau Terkontaminasi Savitoxin Di Kabupaten Cirebon, Indonesia.


Disertai Program Studi Magister Epidemiologi, Peminatan Epidemiologi Terapan, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Penggunaan literature sudah tpat, yaitu menggunakan sumber-sumber acuan yang dapat

dipercaya dan sesuai atau mendukung teori dalam penelitian ini. Secara umum penyusunan

daftar pusaka terbagi menjadi dua jenis, yaitu dengan cara penomoran dan penyusunan

secara alfabetis. Pada penelitian ini, penulisan daftar pustaka menggunakan teknik alfabetis.

Anda mungkin juga menyukai