Green Tea
Green Tea
BAB I. PENDAHULUAN
Peranan teh hijau sebagai kemopreventif kanker ialah mencegah reaksi reduksi-
oksidasi (redoks). Menurut Fujuki,dkk (1992), mengkonsumsi atau meminum teh
hijau dalam jumlah besar (10 cangkir per hari) dapat mencegah terjadinya kanker.
2.1 Definisi
Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik (ekstrak rimpang) atau campuran bahan
tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Selama ini dunia obat tradisional dari tumbuhan jumlahnya lebih besar
dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral sehingga sebutan untuk obat
3
tradisional selalu identik dengan tanaman obat. Ada tiga hal yang bisa menjadi alasan
kuat tumbuhan untuk dikatakan sebagai tanaman obat, yaitu
Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yan dapat diminum atau
ditempelkan pada permukaan kulit. Tetapi tidak tersedia dalam bentuk suntikan atau
aerosol. Dalam bentuk sediaan obat-obat tradisioal ini dapat berbentuk serbuk yang
menyerupai bentuk sediaan obat modern, kapsul, tablet, larutan, ataupun pil (BPHN,
1997)
1. Larutan
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan
suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan
tersebut. Zat cair atau cairan biasanya ditimbang dengan botol yang
digunakan sebagai wadah yang diberikan. Cara melarutkan zat cair ada
dua cara yakni zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan
pemanasan (Anief, 2000)
2. Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati,
digerus terlebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelha itu
dikeringkan pada suhu tidak lebih 50⁰C.
4
5. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil
(5) sampai nomor paling besar (000), dan ada juga kapsul gelatin keras
ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang
memberikan kapasitas isi yang lebih besar tanpa peningkatan diameter,
contohnya kapsul pencekap (Farmakope IV, 1995)
Ciri-ciri dari obat tradisional adalah bahan-bahan atau ramuan bahan yang digunakan
berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sairan(galenik), atau campuran dari bahan
tersebut secara turun temurun.
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman
sebagai penyusun jamu tersebut jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat
jumlahnya antara 5 – 10 macam, bahkan bisa lebih . Menurut peraturan menteri
kesehatan nomor 917/menkes/per/X/1993, obat adalah sediaan atau paduan-paduan
yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologis atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan konstrapensi.
merupakan obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-
obatan. Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan teknologi
modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Kadar air obat tradisional adalah banyaknya air yang terdapat di dalam obat
tradisional yang dapat berasal dari kandungan simplisia, penyerapan air pada saat
produksi atau penyerapan uap air dari udara pada saat berada dalam peredaran atau
distribusinya. Kadar air yang dipersyaratkan secara umum adalah tidak lebih dari 10%,
hal ini dengan pertimbangan dengan kadar air yang kurang dari 10% diharapkan tidak
terjadi pertumbuhan mikroba dalam sediaan obat tersebut yang dapat mengkontaminasi
dan merusak obat tradisional yang diproduksi.
kapsul yang tidak larut. Pengujian waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau
bahan aktifnya terlarut sempurna.
Makin cepat daya hancur pil, tablet, kapsul diharapkan semakin besar dan makin
cepat zat aktif yang diserap oleh tubuh. Makin besar dan makin cepat zat aktif yang
diserap oleh tubuh, sehingga semakin cepat dirasakan hasilnya. Waktu hancur untuk
sediaan berbentuk pil yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 60 menit, untuk
sediaan kapsul tidak lebih dari 15 menit, untuk sediaan yang berbentuk tablet tidak
bersalut tidak lebih dari 20 menit dan untuk tablet yang bersalut tidak boleh lebih dari
60 menit.
Keseragaman bobot dalam sediaan obat tradisional seperti dalam pil atau tablet
obat tradisional terutama untuk takaran tunggal perlu diperhatikan agar ketepatan
takaran yang dianjurkan dapat dipenuhi sehingga dosis yang dikonsumsi dapat seragam,
karena keseragaman dalam sediaan tersebut. Untuk pengujian biasanya dilakukan
sampling terhadap 20 sampling terhadap 20 sample baik itu serbuk, pil, kapsul, maupun
tablet, kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Di samping keseragaman bobot ysng
dipersyaratkan oleh Departemen Kesehatan ada juga persyaratan metrologi dari
Departemen Perdagangan yang tujuannya bukan ketepatan takaran tetapi mencegah
pengurangan jumlah, isi maupun berat dari sediaan obat tradisional yang dihasilkan.
>300 mg 5% 10%
Agar sediaan obat tradisional yang dibuat aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat,
maka sediaan obat tradisional tersebut harus terhindar dari kontaminasi akibat mikroba
pathogen. Yang dimaksud mikroba pathogen adalah semua mikroba yang dapat
menyebabkan orang menjadi sakit bila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional
untuk penggunaan obat dalam seperti obat tradisional berbentuk cair yang diminum
maupun dalam bentuk padat, perlu diwaspadai adanya mikroba seperti Salmonella,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginose. Obat tradisional
untuk penggunaan obat luar seperti bentul tapel, pilis maupun parem kocok, perlu
diwaspadai adanya mikroba seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginose,
Candida albicans, Clostridium perftingens, Bacillus antracis. Bakteri-bakteri tersebut
dapat menyababkan penyakit seperti pneumonia, diare, penurunan daya tahan tubuh,
penyakit kuku dan mulut, dan penyakit infeksi-infeksi lainnya bahkan bisa menimbulkan
kematian.
Angka lempeng total dan angka kapang atau khamir dapat digunakan sebagai
petunjuk sampai tingkat berapa dalam pembuatan obat tradisional tersebut
melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Makin kecil angka
lempeng total dan angka kapang atau khamir bagi setiap produk yang dihasilkan dan
9
menunjukkan semakin tinggi nilai penerapatn CBOTB dalam pembuatan obat tradisional
tersebut. Angka lempeng total dan angka kapang atau khamir yang dipersyaratkan untuk
sediaan obat tradisional yang dibuat pada umumnya dalah tidak lebih dari 10.
Jumlah jamur atau kapang dan khamir yang besar, menunjukkan kemunduran
dari mutu obat tradisional yang dihasilkan. Pada beberapa kapang tertentu ada yang
menghasilkan zat racun atau toksin seperti pada jamur Aspergilus flavus dapat
menghasilkan aflatoksin yang dapat meracuni organ tubuh bahkan dapat mengakibatkan
kanker. Untuk obat tradisional dipersyaratkan secara umum jika terdapat aflatoksin maka
tidak boleh lebih dari 30 bjp ( bagian per juta) dari sediaan tersebut.
benzoat yang dikenal dengan Nipasol, asam sorbat atau garamnya, garam natrium
benzoat dalam suasana asam, serta pengawet lainnya yang disetujui.
Untuk memberikan rasa yang enak untuk dikonsumsi, biasanya dalam obat
tradisional ditambahkan bahan pemanis atau perasa tertentu. Pemanis yang biasanya
digunakan sesuai dengan persyaratan adalah gula tebu(gula pasir), gula aren, gula
kelapa, gula bit, dan pemanis alam lainnya yang belum menjadi zat kimia murni. Untuk
sediaan obat tradisional yang berbentuk cair dipersyaratkan tidak mengandung etanol
lebih dari 1% dan kadar etanol lebih dari 0,1% yang dihitung terhadao kadar etanol.
Makanan
Jenis-jenis teh :
1. Teh putih
Diantara jenis teh yang ada, teh putih atau white tea merupakan teh dengan
proses pengolahan teh dengan proses
pengolahan paling sederhana, yaitu
pelayuan dan pengeringan. Bahan baku
yang digunakan untuk proses pembuatan
teh putih inipun hanya berasal dari pucuk
dan dua daun dibawahnya. Biasanya proses
pelayuan ini mampu mengurangi kadar air sampai 12%.
2. Teh hijau
Secara umum, teh hijau dibedakan menjadi teh hijau China (Panning Type)
dan teh hijau Jepang
(Steaming Type). Baik teh
hijau China maupun
Jepang, prinsip dasar
proses pengolahannya
adalah inaktivasi enzim
polifenol oksidase untuk mencegah terjadinya oksimatis yang merubah
polifenol menjadi senyawa oksidasinya berupa teaflavin dan tearubigin.
Daun teh kemudian dilayukan. Setelah dilayukan daun teh kemudian
digulung dan dikeringkan sampai dengan kadar air tertentu.
3. Teh hitam
Dibandingkan dengan jenis teh lainnya, teh hitam adalah teh yang paling
banyak diproduksi yaitu
sekira 78%, diikuti teh hijau
20%, kemudian sisanya teh
oolong dan teh putih yaitu
2%. Diantara teh lainnya, teh
hitam inilah yang
pengolahannya paling sulit. Teh hitam merupakan daun teh yang paling
banyak mengalami proses fermentasi sehingga dapat dikatakan pengolahan
15
teh hitam dilakukan dengan fermentasi penuh. Teh hitam juga biasa
disebut dengan teh merah, hal tersebut dikarenakan orang timur yang
menyebutnya teh merah dikarenakan larutan teh yang dihasilkan dari teh
ini akan berwarna merah
4. Teh oolong
Teh olong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku
khusus, yaitu varietas tertentu
seperti Camellia sinesis
varietas sinensis yang
memberikan aroma khusus.
Proses pembuatan dan
pengolahan teh oolong berada
diantara teh hijau dan teh hitam, dimana teh oolong dihasilkan melalui
pross pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan
daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi, oleh karena
itu teh oolong disebut dengan teh semi fermentasi.
Katekin teh hijau dan ekstrak teh hijau kini diakui sebagai preventives kanker
non-toksik bagi manusia. Berdasarkan bukti dijelaskan bahwa katekin teh hijau,
(-) -epigallocatechin gallate (EGCG) dalam air metastasis paru-paru menghambat
sel melanoma B16, meneliti penghambatan mekanisme metastasis dengan katekin
teh hijau menggunakan alat biomekanik, atomic force microscopy (AFM) dan
tandu optik mikofluida. Didapat hasil penelitian bahwa minum lebih dari 5
cangkir (120 ml / cup) teh hijau per hari bisa mencegah kambuhnya kanker di
berbagai organ pada manusia. Disini juga dikenalkan bahwa sejarah
perkembangan teh hijau dan EGCG sebagai preventives kanker pada manusia.
Senyawa EGC dan EGCG yang banyak terdapat dalam teh hijau memiliki
efek antipoliferasi dan penghambatan aktivitas sel kanker. Teh hijau merupakan
salah satu minuman yang mengandung polifenol dengan sifat antikarsinogenik.
teh hijau maupun EGCG (komponen utama teh hijau), mempunyai efek
antimutagen pada pertumbuhan bakteri, menghambat mutagenesis dari Trp-P-1
dari triptofan pirolisat.
16
3.3 Farmasetika
3.3.1.1 BSO
Bentuk Sediaan Obat dari ekstrak teh hijau berupa ekstrak liquid. Bentuk
sediaan liquid digunakan dengan menyeduh teh yang sudah melalui proses
pengolahan. Penyeduhan daun teh dengan air, teh kemudian akan melarut. Jumlah
takaran teh yang diseduh biasanya sudah terdapat pada bungkus teh tersebut,
sehingga akan dengan mudah untuk mengaplikasikannya.
Berdasarkan pernelitian pada jurnal pendukung, penggunaan ekstrak teh hijau
diberikan pada mencit. Umumnya dalam satu hari, orang dewasa rata-rata
mengkonsumsi tiga cangkir seduhan teh hijau. Berat rata-rata mencit ialah 25 gr.
Berat rata-rata orang dewasa ialah 50 kg (50.000 gr). Satu kantong teh hijau celup
berisi 2 gr bubuk teh hijau. Jadi, seduhan teh hijau yang diberikan pada mencit
ialah 0,24 ml/hari. Seduhan teh hijau dibuat dengan cara menyeduh satu kantong
teh hijau dengan 160 ml air 70ºC selama 5 menit.
enzim. Sementara itu, proses teh hijau Jepang menggunakan steamer dalam
menginaktivasi enzimnya. Daun teh yang sudah dilayukan, kemudian digulung
dan dikeringkan sampai kadar air tertentu.
3.4 Farmakokinetik
3.5 Farmakodinamik
3.6 Dosis
Katekin teh hijau baru-baru ini menarik perhatian untuk efek pencegahan pada
penyakit kardiovaskular, komplikasi diabetes, dan penyakit neurodegenerative
termasuk Alzheimer dan penyakit Parkinson, banyak uji klinis selain pencegahan
kanker, diantisipasi seluruh dunia. Hal ini penting untuk dicatat bahwa sejak
minum katekin teh hijau atau ekstrak teh hijau tidak memiliki efek samping yang
serius dalam uji klinis, minum teh hijau adalah praktis. Metode pencegahan
penyakit bagi orang-orang dunia. Jumlah yang disarankan adalah kurang dari 5
cangkir teh hijau per hari, sekitar 2,5 gram ekstrak teh hijau sangat penting untuk
kesehatan. Selain itu, dengan biofisik dilakukan penyelidikan EGCG dan teh hijau
19
3.7.2 Kontraindikasi
Konsumsi teh hijau yang berlebihan, yakni melebihi dari anjuran yang
diberikan akan menyebabkan beberapa efek samping, yakni :
Gelisah
Insomnia/sulit tidur
Diare
Mudah tersinggung
Sakit kepala
Hilangnya napsu makan
menimbulkan efek samping berupa gelisah, insomnia atau sulit tidur, diare, mudah
tersinggung, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
Daftar Pustaka
lAMPIRAN