Gastroenteritis
Gastroenteritis
oleh :
Kelompok 8
Kelas A 2016
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GASTROENTERITIS
oleh :
Diwali Sukma Alyani NIM 162310101004
Febria Savitry Arum Melati NIM 162310101019
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah
memberikan anugrah serta kesehatan dan kemampuan penyusun sehingga mampu
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Sindrome Nefrotik
matakuliah Keperawatan Anak di Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber informasi. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini atas nama penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini., S.Kep., M.Kes. selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Keperawatan Anak yang telah membimbing terkait sistematika
pembuatan makalah tugas ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas.
3. Teman-teman yang telah memberikan masukan berupa kritikdan saran
demi kesempurnaan tugas yang penulis buat.
Semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat, terutama untuk
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Saya selaku penyusun
mengharap kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan pada masa yang akan
datang.
Penyusun
BAB 1. STUDI KASUS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal adalah infeksi sauran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibro,
E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb)
b. Infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,dll)
c. Infeksi parasit (E. Hystolytica, G. Lamblia, T. Hominis) dan jamur
(C.albicans)
d. Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan
yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
2.4 Patofisiologi
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorgaisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, pembiakan
kuman untuk mengetahui kuman apa, tes resistensi terhadap berbagai
antibiotik serta untuk mengetahui kadar pH dan kadar gula jika diduga ada
intoleransi glukosa
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap, analisis darah dan elektrolit terutama Na, Ca,
K, P, dan serum pada diare yang disertai kejang
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, Kalsium, dan Bikarbona
4. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare
kronik
2.6 Penatalaksanaan
3.1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah
menentukan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman
yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang
dilakukan klien (Potter & Perry, 2005). Pengkajian klien melputi:
1. Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi golongan
darah, nomor registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), dan
diagnosa medis. Dengan fokus meliputi nama, umur, berat badan, jenis
kelamin, alamat rumah, suku bangsa, agama dan orang tua.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien mencari pertolongan kesehatan
adalah mengeluh berak encer dengan disertai atau tanpa lendir dan disertai
darah lebih dari tiga kali sehari. Anak menjadi rewel dan gelisah, badan
menjadi lemah dan aktivitas berkurang.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian pada pasien gastroenteritis menurut Arif Muttaqin (2011) adalah
sebagai berikut,
a. Dengan keluhan Diare
b. Dengan keluhan muntah
Pengkajian adanya keluhan muntah pada pasien akan menentukan
intervensi selanjutnya. Muntah merupakan gejala gastroenteritis dengan
keterlibatan bagian proksimal intestinal respons dan inflamasi khususnya
dari neurotoksin yang diproduksi oleh agen infeksi.
c. Dengan keluhan demam
Peningkatan suhu tubuh secara umum merupakan respons sistemik dari
ainvasi agen infeksi penyebab gastroenteritis. Penurunan volume cairan
tubuh yang terjadi secara akut juga merangsang hipotalamus dalam
meningkatkan suhu tubuh. Keluhan demam sering didapatkan pada pasien
gastroenteritis.
d. Nyeri abdomen
Keluhan nyeri pada abdomen dapat dikaji dengan pendekatan PQRST.
1. P : keluhan nyeri dicetuskan akibat perasaan mules, sering mual/
muntah dan keinginan untuk melakukan BAB.
2. Q : keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien, khususnya pada
pasien anak-anak. Ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat kolik akut
atau perut seperti dikocok-kocok akibat mules.
3.2. Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan
potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang
berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional
lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian (Potter & Perry,
2005).
Dari kasus gastroenteritis dapat diangkat diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diare berhubungan dengan adanya infeksi yang menyebabkan penyerapan
dalam usus berkurang dan meningkatkan peristaltic usus
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan
dengan intake yang kurang
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekuatnya intake dan output
4. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
5. Mual berhubungan dengan proses inflamasi di dalam saluran pencernaan
6. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan anak dan orang tua
akan kondisi anak
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan meningkatnya frekuensi buang
air besar
8. Defisien pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala,
proses, komplikasi, dan cara penanganan diare pada anak
9. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena
meningkatnya frekuensi buang air besar
10. Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kurangnya
nutrisi yang dikonsumsi anak
Menggambarkan pola pemahaman klien dan orang tua tentang kesehatan,
kesejahteraan, dan bagaimana mereka mengatur dan peduli untuk menjaga
kesehatan.
d.Pola Metabolik – Nutrisi
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan
suplai gizi: meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit,
rambut, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan.
e. Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan
kulit), termasuk pola individu sehari - hari, perubahan atau gangguan, dan
metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi.
f. Pola Aktivitas – Olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan
rekreasi; termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas
olahraga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti
otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi)
g.Pola Tidur - Istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk
merubah pola tersebut.
h.Pola Persepsi – Kognitif
Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi
keadekuatan bentuk sensori (penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan, dan pembauan), pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan
kemampuan fungsi kognitif.
i. Pola Persepsi Diri - Konsep Diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri;
kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.
j. Pola Hubungan Peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan; meliputi
persepsi terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi
kehidupan saat ini.
Pola Reproduksi – Seksualitas Menggambarkan kepuasan atau
ketidakpuasan dalam seksualitas; termasuk status reproduksi wanita, pada
anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan
mengetahui alat kelaminnya.
k.Pola Koping - Toleransi Stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping
dalam mentoleransi stress.
l. Pola Nilai dan Keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk
kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya
hidup.
11. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Terkait dengan keadaan klien secara umum terlihat.
b. Tanda-tanda vital
TTV klien biasanya mengalami kenaikan suhu, tekanan darah, nadi dan
frekuensi napas akibat proses infeksi, kemungkinan Bb menurun akibat
eliminasi berlebihan yang tidak diimbangi dengan intake yang adekuat.
c. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut : meliputi bentuk kepala dan keadaan kulit kepala
2. Rambut: bagaimana keadaan rambut terkait kebersihan, warna dan
persebaran
3. Wajah: bagaimana warna kulit di wajah, dan bagaimana bentuk wajah
4. Mata: meliputi kelengkapan dan kesimetrisan, keadaan dan fungsi
masing – masing bagian mata, apakah ada kelainan atau tidak
5. Hidung: terkait keadaan hidung dan lubang hidung, adakah pergerakan
cuping hidung
6. Telinga: bentuk dan ukuran telinga, ketajaman pendengaran
7. Mulut dan faring: mukosa bibir biasanya terlihat kering karena
kekurangan cairan, periksa juga keadaan lidah, gigi dan gusi
8. Leher: periksa keadaan leher, adakah massa di daerah leher, periksa
adanya pembengkakan kelenjar limfe dan bagaimana suara yang
dikeluarkan anak, apakah ada kelainan atau tidak
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas;
termasuk status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu
membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
d.Pola Koping - Toleransi Stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping
dalam mentoleransi stress.
e. Pola Nilai dan Keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk
kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya
hidup.
12. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Terkait dengan keadaan klien secara umum terlihat.
b. Tanda-tanda vital
TTV klien biasanya mengalami kenaikan suhu, tekanan darah, nadi dan
frekuensi napas akibat proses infeksi, kemungkinan Bb menurun akibat
eliminasi berlebihan yang tidak diimbangi dengan intake yang adekuat.
c. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut : meliputi bentuk kepala dan keadaan kulit kepala
2. Rambut: bagaimana keadaan rambut terkait kebersihan, warna dan
persebaran
3. Wajah: bagaimana warna kulit di wajah, dan bagaimana bentuk wajah
4. Mata: meliputi kelengkapan dan kesimetrisan, keadaan dan fungsi
masing – masing bagian mata, apakah ada kelainan atau tidak
5. Hidung: terkait keadaan hidung dan lubang hidung, adakah pergerakan
cuping hidung
6. Telinga: bentuk dan ukuran telinga, ketajaman pendengaran
7. Mulut dan faring: mukosa bibir biasanya terlihat kering karena
kekurangan cairan, periksa juga keadaan lidah, gigi dan gusi
3.3. Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan
potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang
berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional
lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian (Potter & Perry,
2005).
Dari kasus gastroenteritis dapat diangkat diagnosa keperawatan sebagai berikut:
6. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan anak dan orang tua akan
kondisi anak
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan meningkatnya frekuensi buang air
besar
8. Defisien pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala, proses,
komplikasi, dan cara penanganan diare pada anak
9. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena
meningkatnya frekuensi buang air besar
10. Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kurangnya
nutrisi yang dikonsumsi anak.
3.3 Analisa Data
1 DS :
- Klien mengatakan BAB Infeksi saluran pencernaan Diare
berkali – kali dan fesesnya
cair Peristaltik usus
- Klien mengatakan nyeri pada
bagian perut Diare
-
DO :
- Terdengar bising usus
meningkat
- Feses berbenuk cair
2 DS : Defisien volume
- Klien mengatakan BAB Infeksi saluran pencernaan cairan
berkali – kali dan fesesnya
cair Peristaltik usus
- Klien mengatakan lemas
DO : Diare
- Turgor kulit menurun
- Penurunan tekanan darah Peningkatan kehilangan
cairan dan elektrolit
- Peningkatan frekuensi nadi
- Kulit kering
Defisien volume cairan
- Suhu tubuh meningkat
3 DS :
Infeksi saluran pencernaan
- Klien tidak mau makan Ketidakseimbangan
Respon pada lambung
- Klien merasakan asam di Anoreksia nutrisi: kurang dari
dalam mulut Mual
kebutuhan tubuh
DO : Klien tidak mau makan
- BB klien turun drastis
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
4 DS:
Infeksi saluran pencernaan
- Klien rewel Hipertermi
DO:
- Frekuensi napas menurun Proses inflamasi
- Frekuensi nadi menurun
- Tekanan darah menurun Merangsang hipotalamus
- Kulit terlihat kemerahan meningkatkan suhu tubuh
5 DS :
Infeksi saluran pencernaan
- Klien tidak mau makan Mual
- Klien merasakan asam di
dalam mulut Respon pada lambung
DO :
- Klien terlihat sering menelan Anoreksia
Mual
6 DS:
- Klien dan Ibu klien Infeksi saluran pencernaan
Ansietas
mengatakan bingung dengan Peristaltik usus
yang harus dilakukan
DO: Diare
- Klien/orang tua klien terlihat
cemas Kurang terpajan informasi
mengenai diare
Defisien pengetahuan
9 DS :
Infeksi saluran pencernaan
- Klien mengatakan nyeri Risiko
Peristaltik usus
dibagian anus kerusakan
DO : integritas kulit
Diare
- Klien nampak meringis
- Daerah anus klien terlihat
Frekuensi BAB meningkat
merah
Iritasi daerah anus
10 DS :
Infeksi saluran pencernaan
- Klien mengatakan BAB Risiko
berkali – kali dan fesesnya keterlambatan
cair Peristaltik usus perkembangan
- Klien mengatakan nyeri pada
bagian perut Diare
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan Penyerapan nutrisi dalam
usus menurun
DO :
- Terdengar bising usus
meningkat Malnutrisi
INTERVENSI
NO DIAGNOSA
NOC NIC
1. DIARE Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare (0460)
Definisi : Pasase feses yang lunak dan selama 1x24 jam diharapkan kontinensi usus 1. Tentukan riwayat diare
tidak berbentuk (0500) klien dapat dipertahankan pada skala 2. Ajarkan klien dan keluarga cara penggunaan
obat antidiare secara tepat
3 dan ditingkatkan pada skala 5 dengan
3. Intruksikan klien dan keluarga untuk mencatat
Batasan karakteristik : indikator : warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
1. Nyeri abdomen 1. Klien dapat mengenali keinginan 4. Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang
2. Ada dorongan untuk defekasi untuk defekasi dikonsumsi sebelumnya
3. Kram 2. Persarafan sfingter tetap fungsional 5. Identifikasi faktor yang menyebabkan diare
4. Bising usus hiperaktif 3. Klien tetap minum cairan secara 6. Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi
sering, dan tingkatkan porsi secara bertahap
5. Defekasi cair >3 dalam 24 jam adekuat
7. Amati turgor kulit secara berkala
4. Klien dapat mengonsumsi serat secara
Faktor yang berhubungan : adekuat
Manajemen Cairan (4120)
Adanya infeksi (virus, bakteri, parasit) 5. Klien atau keluarga dapat memantau
1. Timbang berat badan setiap hari dan monitor
dalam saluran pencernaan jumlah dan kontinensi feses
status klien
2. Jaga intake dengan akurat dan catat output
(klien)
3. Monitor status hidrasi (misalnya: membran
mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
tekanan darah ortostatik)
4. Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi dan
hitung asupan kalori harian
5. Monitor TTV klien
Batasan karakteristik: 2. Diet habis 1 porsi yang disediakan 3. Monitor intake atau asupan dan asupan cairan
secara tepat
1. Kram abdomen 3. Mual muntah tidak ada
4. Monitor asupan kalori makanan harian
2. Nyeri abdomen 4. Berat badan naik
5. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk
3. Diare meningkatkan berat badan
4. Enggan makan
Monitor nutrisi (1160)
5. Asupan makanan kurang dari
1. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
RDA
2. Identifikasi perubahan berat badan terakhir
3. Monitor turgor kulit dan mobilitas
Faktor yang berhubungan:
4. Identifikasi abnormalitas kulit
1. Faktor biologis
5. Monitor diet dan asupan kalori
3.5 Implementasi
3.6 Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan menurut Potter & Perry (2005)
yaitu mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
klien kearah pencapaian tujuan. Adapun tahapannya, yaitu :
1. Membandingkan respon klien dengan kriteria.
2. Menganalisis alasan untuk hasil dan konklusi.
3. Memodifikasi rencana asuhan.
4. Syarat dokumentasi keperawatan
VI. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB
dimana frekuensinya kebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih 200-
250 gram (Syaiful Noer, 1996). Infeksi ini dapat disebabkan oleh bebarapa
faktor, yaitu infeksi (virus, bakteri, jamur) . malabsorpsi, makanan yang
basi, dan psikologis. Dari kasus gastroenterits dapat diambil diagnosa
keperawatan antara lain : diare berhubungan dengan adanya infeksi yang
menyebabkan penyerapan dalam usus berkurang dan meningkatkan
peristaltic usus, defisien volume cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan dengan intake yang kurang, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan
output, hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi , mual
berhubungan dengan proses inflamasi di dalam saluran pencernaan.
4.2 Saran
Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I.
Jakarta : Salemba Medika.
Setiati, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta:
Interna Publishing.