FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KINETIKA REAKSI
OLEH :
NAMA : DZIKRA MAULIDYAWATI
STAMBUK : 15020180139
KELAS : C7
KELOMPOK : II (DUA)
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi
disebut kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia adalah
menjelaskan bagaimana laju bergantung pada konsentrasi reaktan
dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan
tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen.
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya
gerakkan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju
reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan
dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika
suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun
produk suatu system.
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil
reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya
bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada
reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang
menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses
berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut
kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan
laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya.
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per
satuan waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi
molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju
reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan
perubahan konsentrasi.
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia
dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan
KINETIKA REAKSI
kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan
kimia balans secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat
mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan
yang ada.Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat
terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali.
Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke
dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih
mudah terjadi.
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang
berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka
laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak,
sehingga partikel- partikelnya tersusun lebih rapat, akan sering
bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang susunannya
renggang, sehingga kemudian terjadinya reaksi semakin besar.
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas
permukaan zat akan semakin banyak bagian zat yang saling
bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat dan
semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun akan semakin
cepat.
2. Maksud Pratikum
Mempelajari kinetika reaksi Fe3+ dan I-
3. Tujuan Pratikum
1. Menentukan tingkat reaksi terhadap Fe3+
2. Menentukan tingkat reaksi terhadap I-
3. Menentukan tingkat reaksi terhadap Fe3 dan I-
4. Menentukan tetapan laju reaksi
KINETIKA REAKSI
dapat ditentukan dengan tepat hanya jika satu jenis reaktan trelibat,
tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis reaktan yang
berbeda, wsaktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu
saja. Untuk sistem satu komponen, waktu paruh dihubungkan dengan
konsentrasi awalnya (Dogra,2007:201)
Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika yang mempelajari
tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi
tersebut. Termodinamika kimia mempelajari hubungan tenaga antara
pereaksi dan hasil-hasil reaksi, tidak mempelajari bagaiamana reaksi-
reaksi tersebut berlangsung dan dengan kecepatan berapa
kesetimbangan untuk reaksi kimia ini dicapai. Tidak semua reaksi
kimia dapat dipelajari secara kinietik. Reaksi-reaksi yang berjalan
sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-
reaksi yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari
secara kinetik. Diantara kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang
kecepatannya dapat diukur. Kecepatan reaksi bergantung dari jenis
zat pereaksi, temperatur reaksi dan konsentrasi zat pereaksi
(Sukardjo, 2005 : 263).
Kamu dapat lihat sekarang bagaimana keseluruhan tingkat tarip
penyamaan untuk reaksi contoh : tingkat reaksi= k´ [ HCL]´ [ H2O]
berisi semua poin-poin yang diperlukan untuk [berkembang;membuat
rencana;melatih;mengalami] seberapa cepat reaksi akan berproses.
Yang paling utamatitik berhubungan dengan konsentrasi dari yang
bereaksi species yang dimana dinyatakan secara langsung di (dalam)
tingkat tarip penyamaan. Pertimbangan lain, seperti bagaimana besar
jenis adalah ada atau tidaknya mereka menabrak di (dalam) [hak/
kebenaran] jalan/cara dengan [hak/ kebenaran] energi, terdapat di
tingkat tarip tetapan, k. K akan berbeda untuk reaksi berbeda tetapi
KINETIKA REAKSI
Rumus struktur :
Rumusstruktur :
KINETIKA REAKSI
Pemerian :
Kelarutan : Mudahlarutdalam air
6. LARUTAN KANJI (Dirjen POM, 1995 : 93)
Nama resmi : AMILUM MANIHOT
Nama lain : Kanji/Patisingkong
Pemerian : Serbuksangathalus, putih
Kelarutan : Tidaklarutdalam air dingindandalametanol
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.
100 cm3
100 cm3
4.2. Pembahasan
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
1. Konsentrasi
Kecepatan reaksi bergantung pada banyak faktor.
Konsentrasi reaktan memainkan peran penting dalam
mempercepat atau memperlambat rekasi tertentu. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka
peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan.
2. Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena
dengan naiknya suhu, energy kinetic partikel zat-zat meningkat
KINETIKA REAKSI
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tumbukan atau kecepatan reaksi
adalah konsentrasi, luas permukaan zat, temperatur, dan penambahan
katalis.
1. Orde reaksi terhadap Fe3+ adalah 1
2. Orde reaksi terhadap I- adalah 1
3. Tetapan laju reaksi adalah 1,067
4. Waktu paruh reaksi terhadap Fe3+ dan I- dari laju reaksi yang pertama
sampai keempat secara berturut-turut adalah 0,649 m/detik
5. Persamaan laju reaksi terhadap Fe3+ dan I- adalah
r = k[Fe3+ ][I− ]
5.2. Saran
Jika ada kesalahan dalam laporan ini, saya harap kepada asisten
agar menunjukkan letak kesalahan tersebut demi kesempurnaan laporan
berikutnya.
KINETIKA REAKSI
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred, dkk., 2006, “Farmasi Fisik, Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam
Ilmu Farmasetik”, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Rosenberg, Jl. 2006. “Teori Dan Soal Kimia Dasar”. Erlangga, Jakarta
LAMPIRAN
A. Gambar
B. Perhitungan
Kelompok 1
A. Menentukan laju reaksi
r1 = k [Fe]a [I]b
𝑉 𝑆2𝑂3
= [ ] 𝑆2𝑂3
Vtot
2 dt
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
37,48detik x 2
= 0,01 m
74,96 detik
= 1,334X 10 -4 m/detik
KINETIKA REAKSI
B. Konsentrasi Fe3+
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[ Fe ] = [ 𝐹𝑒]
V total
5 mL
=50 mL 0,1 𝑚
= 0,01 m
C. Konsentrasi I-
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[I] = [ 𝐼]
V total
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,01 m
D. Menentukan Ordo
Ordo I
r1
= k [Fe]a [I]b
r2
1,334 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
=
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,015 ]𝑏
0,8334 = [ 0,66 ]b
1 = 1b
b =1
ordo Fe
r1
= k [Fe]a [I]b
r2
1,334 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
=
0,987 x 10−4 m/detik [ 0,015 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
1,3515 = [ 0,66 ]a
a =1
E. Menentukan persamaan laju reaksi
V = k [ Fe ] [ I ]
r = k [Fe]a [I]b
r
k = [Fe]a[I]b
KINETIKA REAKSI
1,334 x 10−4 m/detik
= [ 0,01][ 0,01 ]
= 1,334 m/detik
F. Menentukan paruh waktu
1 0,693
t =
2 k
0,693
= 1,334 m/detik
= 0,519 m/detik
Kelompok 2
A. Menentukan laju reaksi
r1 = k [Fe]a [I]b
𝑉 𝑆2𝑂3
= [ ] 𝑆2𝑂3
Vtot
2 dt
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
31,24detik x 2
= 0,01 m
62,48 detik
= 1,6005X 10 -4 m/detik
B. Konsentrasi Fe3+
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[ Fe ] = [ 𝐹𝑒]
V total
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,01 m
C. Konsentrasi I-
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[I] = [ 𝐼]
V total
7,5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,015 m
KINETIKA REAKSI
D. Menentukan Ordo
Ordo Fe
r1
= k [Fe]a [I]b
r2
1,334 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
=
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,015 ]𝑏
0,8334 = [ 0,66 ]b
1 = 1a
a =1
ordo I
r2
= k [Fe]a [I]b
r3
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,015 ]𝑏
=
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,015 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
1 = [ 1 ]b
b =1
E. Menentukan persamaan laju reaksi
V = k [ Fe ] [ I ]
r = k [Fe]a [I]b
r
k = [Fe]a[I]b
1,6005 x 10−4 m/detik
= [ 0,01 ][ 0,015 ]
= 1,067 m/detik
F. Menentukan paruh waktu
1 0,693
t =
2 k
0,693
= 1,067 m/detik
= 0,649 m/detik
Kelompok 3
A. Menentukan laju reaksi
r3 = k [Fe]a [I]b
KINETIKA REAKSI
𝑉 𝑆2𝑂3
= [ ] 𝑆2𝑂3
Vtot
2 dt
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
31,24detik x 2
= 0,01 m
62,48detik
= 1,6005 x 10-4 m/detik
B. Konsentrasi Fe3+
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[ Fe ] = [ 𝐹𝑒]
V total
7,5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,015 m
C. Konsentrasi I-
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[I] = [ 𝐼]
V total
7,5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,015 m
D. Menentukan Ordo
Ordo I
r2
= k [Fe]a [I]b
r3
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,015 ]𝑎 [ 0,015 ]𝑏
=
0,987 x 10−4 m/detik [ 0,015 ]𝑎 [ 0,01]𝑏
1,6215 = [ 1,5 ]b
2 = 2b
b =1
ordo Fe
r1
= k [Fe]a [I]b
r4
KINETIKA REAKSI
1,35 = [ 0,66 ]a
1 = 1a
a =1
E. Menentukan persamaan laju reaksi
V = k [ Fe ] [ I ]
r = k [Fe]a [I]b
r
k = [Fe]a[I]b
1,6005 x 10−4 m/detik
= [ 0,015 ][ 0,015 ]
= 0,711 m/detik
G. Menentukan paruh waktu
1 0,693
t =
2 k
0,693
= 0,711 m/detik
= 0,974 m/detik
Kelompok 4
A. Menentukan laju reaksi
r = k [Fe]a [I]b
𝑉 𝑆2𝑂3
= [ ] 𝑆2𝑂3
Vtot
2 dt
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
50,62detik x 2
= 0,01 m
101,24detik
= 0,987 x 10-4 m/detik
KINETIKA REAKSI
B. Konsentrasi Fe3+
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[ Fe ] = [ 𝐹𝑒]
V total
7,5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,015 m
C. Konsentrasi I-
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
[I] = [ 𝐼]
V total
5 mL
= 50 mL 0,1 𝑚
= 0,01 m
D. Menentukan Ordo
Ordo Fe
r4
= k [Fe]a [I]b
r1
0,987 x 10−4 m/detik [ 0,015 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
=
1,334 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,01]𝑏
0,73 = [ 1,5 ]a
1 = 1a
a =1
ordo I
r2
= k [Fe]a [I]b
r1
1,6005 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,015 ]𝑏
=
1,334 x 10−4 m/detik [ 0,01 ]𝑎 [ 0,01 ]𝑏
1,199 = [ 1,5 ]b
1 = 1b
b =1
E. Menentukan persamaan laju reaksi
V = k [ Fe ] [ I ]
r = k [Fe]a [I]b
r
k = [Fe]a[I]b
KINETIKA REAKSI
0,987 x 10−4 m/detik
= [ 0,015 ][ 0,01 ]
= 0,658 m/detik
H. Menentukan paruh waktu
1 0,693
t =
2 k
0,693
= 0,658 m/detik
= 1,053 m/detik
c. Skema kerja