Anda di halaman 1dari 16

Eksistensi Manusia dalam Filsafat Pendidikan: Studi

Komparatif Filsafat Barat dan Filsafat Islam


Yoyo Hambali dan Siti Asiah

Abstract: The purpose of this paper is intended to explain human existence in the
philosophy of education. This paper explores on human existence according
to Western philosophy and the Islamic philosophy. This paper uses the
method-comparative analysis. This paper shows that problems of human
existence (the problem of human being) are an important issue in the
philosophy education because education as human needs cannot be
separated from the human himself. Humans are “homo educandum”, the
creature that can educate and be educated. Education itself is related to the
existence of teachers and students as human beings. In this paper, the
experts note that western philosophy and Islamic philosophy has a great
attention to human existence in which human existence is discussed in the
branch of philosophy that both ontology and anthropological philosophy.
The thought of Western philosophy is not holistic, very mechanistic, and
pragmatic. The thought of Islamic philosophy is eclectic, integral and
holistic. In the field of Islamic education which is characterized by an
emphasis on the importance of all aspect/dimensions of human being:
physical, spiritual, intellect, soul, and mind.

Pendahuluan tes yang diukir dikuil Delphi, “Kenali-


Persoalan eksistensi (problem of lah dirimu”, secara eksplisit menun-
exixtence) merupakan salah satu jukkan perhatian para filsuf terhadap
bahasan dalam filsafat. Persoalan eksistensi manusia. Masalah eksistensi
eksistensi (keberadaan) dan hakikat manusia ini secara khusus dikaji juga
yang ada dikaji secara khusus dalam dalam filsafat manusia atau antro-
Ontologi. Dalam ontolog dikaji me- pologi filsafat yang biasanya berisi
ngenai eksistensi Tuhan, alam dan pembahasan sekitar siapa, dari mana
manusia. Kajian yang terakhir, yaitu dan hendak ke mana manusia itu?
mengenai eksistensi manusia men- Dalam perkembangan filsafat,
dapatkan perhatian yang cukup besar setelah munculnya agama Kristen per-
terutama sejak munculnya filsafat hatian terhadap eksistensi manusia
Socrates. Perlu diketahui, bahwa sebe- terutama ditunjukkan oleh para filsuf
lum munculnya Socrates (Pra-Socra- gereja. Santo Augustinus dan Santo
tes) perhatian para filsuf lebib diarah Thomas Aquinas adalah dua tokoh fil-
pada penelitian mengenai eksistensi suf gereja yang berupaya menda-
alam seperti asal-usul alam (arche). maikan filsafat dan ajaran Kristen
Namun pasca-Socrates perha-tian khususnya tentang eksistensi manusia.
filsafat lebih diarahkan pada persoalan Jadi keberadaan manusia menurut Injil
manusia. Sebuah ungkapan dari Socra- dipahami secara filosofis.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 41


Selanjutnya, perhatian para filsuf sofis tentang tujuan, proses, alam dan
terhadap eksistensi manusia juga ber- cita-cita pendidikan.
lanjut pada masa modern dan post- Salah satu kajian dalam filsafat
modern sehingga ada berbagai macam pendidikan adalah tentang hakikat dan
pemikiran dan aliran filsafat tentang eksistensi manusia. Mempelajari haki-
manusia hingga dewasa ini. Yang kat dan eksistensi manusia dapat
tidak dapat dikesampingkan juga pe- memberikan manfaat secara teoretis
mikiran tentang eksistensi manusia dan praktis. Secara teoretis, filsafat
menurut filsafat Islam. Tidak sedikit pendidikan berguna untuk mengrtahui
karya-karya para filsuf Muslim yang berbagai aspek pendidikan, baik dari
membahas tentang eksistensi manusia. segi pengertian, tujuan, metode,
Pemikiran tentang eksistensi manusia kurikulum, dan sebagainya. Filsafat
baik menurut filsafat Barat maupun pendidikan juga berguna untuk me-
menurut filsafat Islam yang berguna ngetahui pemikiran para ahli filsafat
dalam dunia pendidikan. Cabang tentang pendidikan. Secara praktis
filsafat yang secara khusus membahas pemahaman tentang berbagai aspek
pendidikan adalah filsafat pendidikan. pendidikan dan pemikiran para ahli
Filsafat pendidikan merupakan filsafat dapat membantu kita untuk
filsafat yang membahas pendidikan memecahkan berbagai problem kong-
menurut metode filsafat. Filsafat pen- krit tentang pendidikan dalam ma-
didikan menginginkan suatu pema- syarakat. Dengan metode filsafat juga
haman tentang pendidikan secara diharapkan kita dapat berpikir dengan
rasional, kritis, radikal, dan universal. mempertimbangkan berabagai aspek
Rasional dapat diterima oleh akal (berpikir holistik) tidak berpikir secara
budi, kritis terbuka untuk dipersolakan parsial dan pada akhirnya kita dapat
kembali, radikal sampai keakarnya, lebih bersikap dan bertindak dengan
dan universal kebenarannya dapat penuh kearifan (wisdom) dalam rang-
diteima oleh siapapun dan kapanpun. ka membangun dunia dengan berbagai
Dengan demikian, filsafat pendidikan kebajikan demi mencapai kebahagiaan
Islam adalah filsafat yang membahas di dunia dan akhirat.
teori-teori pendidikan Islam secara Salah satu pendekatan dalam filsa-
rasional, kritis, dan radikal, untuk me- fat pendidikan adalah pendekatan
nemukan kebenaran yang universal. Ontologi/metafisik menekankan pada
Filsafat pendidikan Islam juga meru- hakekat keberadaan pendidikan itu
pakan kajian yang membahas pen- sendiri. Keberadaan pendidikan tidak
didikan Islam menurut para ahli filsa- terlepas dari keberadaan manusia.
fat Islam dalam lingkungan komunitas Dalam pendekatan ini keberadaan
(umat) Islam. peserta didik dan pendidik terlepas
Filsafat pendidikan merupakan bi- dari makna keberadaan manusia itu
dang filsafat terapan, mulanya juga sendiri. Pendekatan ini didasari pada
dari bidang tradisional filsafat seperti tulisan seorang filsuf ahli Metafisik
ontologi, etika, epistemologi, me dan Aristoteles dalam bukunya Metaphy-
pendekatan (filsafat spekulatif, pres- sics.
kriptif, dan/atau analitis) untuk menja- Berdasarkan uraian di atas, ma-
wab pertanyaan mengenai kebijakan kalah ini akan membahas mengenai
pendidikan, perkembangan manusia, keberadaan manusia dalam filsafat
dan teori kurikulum. Dengan kata lain, pendidikan. Metode yang digunakan
filsafat pendidikan adalah studi filo- dalam makalah ini adalah metode

42 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


komparatif dan analisis. Dengan padukan pertentangan-pertentangan
metode komparatif, dibandingkanlah para filsuf pra-Sokrates. Namun ia
pemikiran mengenai eksistensi manu- belum selesai menyajikan suatu
sia menurut para filsuf Barat dan filsuf gambaran tentang pengetahuan ma-
Islam. Selanjutnya setelah memban- nusia dan tentang manusia itu sendiri
dingkan pemikiran di antara filsafat sebagai suatu gejala yang tunggal dan
Barat dan filsafat Islam tentang esa. Etika Plato, yang didasarkan
eksisitensi manusia dilakukan analisis pada etika Sokrates, amat menekankan
mana saja yang relevan dengan dunia unsur pengetahuan. Bila orang sudah
pendidikan. Oleh karena itu, makalah cukup tahu, pasti ia akan hidup
ini bertujuan untuk mengetahui eksis- menurut pengetahuannya itu. Oleh
tensi manusia menurut filsafat Barat karena itu, dalam rangka dialog-
dan filsafat Islam dan bagaimana dialognya Sokrates seringkali cukup
kontribusi mereka terhadap dunia bagus menyadarkan orang akan ada-
pendidikan. nya suara batin. Pendapat Plato
seterusnya tentang etika bersendi pada
Eksistensi Manusia Menurut Filsa- ajarannya tentang idea.
fat Yunani dan Abad Pertengahan Aristoteles lahir tahun 384 S.M. di
A. Filsuf Yunani Stagyra di daerah Thrakia, Yunani
Socrates kemungkinan lahir pada Utara. Delapan belas tahun kemudian
469 dan meninggal 399 SM karena ia masuk Akademia di Athena dan
dihukum mati dengan minum racun. sampai 347 S.M. menjadi murid Plato.
Dialah yang pertama kali memper- Filsafat Manusia. Titik pangkalnya
kenalkan metode dialog dan induksi. filsafat manusia Aristoteles adalah
Ia juga berpendapat bahwa tujuan manusia sebagai subjek pengetahuan.
tertinggi kehidupan mansuia adalah Aristoteles menentang dualisme Plato
mencapai kebahagiaan (eudaimonia). tentang manusia. Sebenarnya bukan
Menurutnya, jiwa adalah inti kepri- hanya pandangan Plato mengenai
badian manusia. Kebahagiaan dapat manusia yang ditentangnya, ia me-
dicapai dengan melakukan keutamaan ngembangkan juga apa yang dina-
(arête), yaitu hidup sesuai dengan makan "hylemorfisme". Artinya, ia
nilai-nilai moral yang utama. beranggapan bahwa apa saja yang kita
Plato dilahirkan di Athena, di jumpai di bumi kita ini secara terpadu
tengah kekacauan perang Peloponesos merupakan pengejawantahan material
tahun 427 S.M., dan meninggal di ("hyle") sana-sini dari bentuk-bentuk
sana tahun 347 S.M. Filsafat manusia ("morphe") yang sama. Umpamanya,
Plato bersifat dualistis. Jiwa itu paling pohon cemara, sapi, manusia. Dengan
utama, "dipenjarakan" dalam tubuh. demikian pertentangan-pertentangan
Uraian-uraian Plato harus dimengerti "klasik" dari masa pra-Sokrates
sebagai usaha berbentuk sastra untuk dipecahkan Aristoteles dengan mem-
mengungkapkan suatu intuisi tentang bedakan maupun menegaskan
hakikat manusia. Tetapi juga dalam kesatuan unsur materi dan bentuk
usaha-usaha lainnya Plato tidak dalam setiap makhluk (sekaligus
seluruhnya luput dari dualisme, umpa- "materialized form" dan "formed
manya dalam perumpamaan tentang matter"). Dengan demikian ia ber-
penunggang kuda dan kudanya, atau usaha menerangkan banyaknya
tentang manusia bersayap yang individu yang berbeda-beda, dalam
kehilangan sayap-sayapnya. Jasa Plato satu "jenis" ("spesies"). "Bentuk"
terletak dalam upayanya menyatu- ("morphe", "form") dianggapnya

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 43


sebagai yang memberi "aktualitas" "Allah telah lewat". Manusia menjadi
pada individu yang bersangkutan. "vestigium Dei" sedemikian istimewa,
Sedangkan "materi" ("Hyle", "matter") sehingga disebut "imago Dei" ("citra
seakan-akan menyediakan "kemung- Allah"). Manusia memantulkan siapa
kinan" (Yunani: "dynamis", Latin: Allah itu dengan lebih jelas daripada
"potentia") untuk pengejawantahan segala ciptaan lainnya.
bentuk dalam setiap individu dengan Thomas Aquinas. Thomas dilahir-
cara yang berbeda-beda. Bentuk dalam kan di Rocca Sicca di Italia pada
hal makhluk hidup diberi nama "jiwa" 1225. Thomas sangat menekankan
(Yunani: "psyche", Latin: "anima", bahwa manusia adalah suatu kesatuan
yang berlaku sama saja untuk tetum- yang terdiri dari jiwa dan badan. Plato
buhan, hewan dan manusia. Hanya menganggap jiwa sebagai sesuatu
jiwa manusia yang mempunyai ke- yang berdiri sendiri, sebuah substansi
dudukan istimewa, karena manusia lengkap yang ada di dalam penjara
berkat jiwanya yang khas itu tidak tubuh jasmani manusia. Melawan
hanya sanggup "mengamati" dunia di anggapan Plato ini, Thomas meng-
sekitar secara inderawi, tetapi sanggup ajarkan bahwa pertautan antara jiwa
juga "mengerti" dunia maupun diri- dan tubuh manusia harus dilihat antara
nya. Di samping itu adalah karena bentuk (jiwa) dan materi (tubuh). atau,
jiwa manusia dilengkapi "nous" hubungan jiwa dan badan tersebut
(Latin: "ratio" atau "intellectus") yang juga bisa dilihat dalam hubungan
menerima, dan malahan mengucapkan antara aktus (perealisasian) dan
"logos" (sabda, pengertian) yang pada potensi (bakat). Jadi, manusia itu satu
gilirannya menjelma dalam sabda- substansi saja. Satu substansi
sabda "jasmani" yang diberi nama sedemikian rupa sehingga jiwalah
bahasa. yang menjadi bentuk badan (anima
foma corporis). Dengan perkataan
B. Filsafat Barat Abad Perte- lain, jiwalah yang membuat tubuh
ngahan menjadi realitas.
Augustinus. Markus Aurelius Jiwa menjalankan aktivitas-akti-
Augustinus (354-430) lahir dan hidup vitas yang melebihi sifat badani be-
dalam kondisi jaman yang sudah laka. Aktivitas itu adalah berpikir dan
berkembang, di wilayah sekitar Laut berkehendak. Keduanya itu meru-
Tengah sampai sebelah timur Teluk pakan aktivitas rohani. Ini sesuai
Persia. Filsafat manusia muncul dengan prinsip agere sequitur esse
dalam karya Augustinus saat ia me- yang artinya cara bertindak itu sesuai
mandang manusia sebagai ciptaan dengan cara beradanya. Karena jiwa
Allah. Dalam hal ini, ia menentang bersifat rohani, maka setelah manusia
ajaran Neo-Platonisme yang tidak mati, jiwanya hidup terus. Dalam
memakai istilah penciptaan ("crea- kesimpulan ini Thomas memper-
tio"), tidak membicarakan Allah tahankan adanya kekekalan jiwa
sebagai Pencipta ("Creator"), dan (melawan pendapat Aristoteles).
yang tidak sanggup membedakan Thomas mengajarkan bahwa
ciptaan dengan penciptanya (monisme setelah kematian jiwa akan hidup terus
yang bercorak panteisme). Menurut dalam wujudnya sebagai bentuk. Ini
Augustinus, segala makhluk merupa- berarti bahwa jiwa tetap mempunyai
kan "vestigia Dei" ("jejak-jejak keterarahan kepada badan (materi).
Allah") yang memaklumkan bahwa Dan, hal ini rupanya cocok dengan

44 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


ajaran kristiani mengenoi adanya pengalaman inderawi, lewat benda-
kebangkitan badan. Ajaran ini jelas benda yang ada di luar. Penginderaan
akan sulit dibenarkan oleh seorang dengan daya-daya indera ini akan
filsuf yang mencari kebenaran atas menghasilkan gambaran-gambaran
dasar rasio belaka. yang diberikan kepada akal. Yang
Menurut Thomas, setiap perbuatan kedua adalah pengetahuan pada
- termasuk juga kegiatan berpikir dan tingkat akali. Menurut Thomas, akal
berkehendak - adalah perbuatan dari pada dirinya sendiri hanyalah seperti
segenap pribadi manusia. Setiap sehelai kertas yang belum ditulisi.
perbuatan manusia adalah perbuatan Akal tidak mempunyai idea-idea
"aku", yaitu jiwa berubuh atau tubuh sebagai bawaannya. Sasaran penge-
berjiwa. Kesatuan manusia ini me- nalan akal diterima dari luar melalui
ngandaikan bahwa tubuh manusia gambaran-gambaran iderawi. Hakikat
hanya dijiwai oleh satu bentuk saja, itu kemudian diubah menjadi suatu
yaitu bentuk rohani. Bentuk rohani bentuk yang dapat dikenal. Penge-
inilah yang sekaligus membentuk tahuan terjadi jika akal berhasil
hidup lahiriah dan batiniah manusia. memungut bentuk itu dan berhasil
Jiwa yang satu ini memiliki lima daya, mengungkapkannya. Jadi, pengeta-
yaitu: daya vegetatif, merupakan daya huan akali ini tergantung kepada
yang bergubungan dengan pergantian benda-benda yang diamati oleh indera.
zat dan pembiakan; daya sensitif, Kita harus melakukan yang baik
merupakan daya yang behubungan dan menghindari yang jahat. Namun,
dengan keinginan; daya yang meng- darimana kita mengetahui apa yang
gerakkan; daya untuk memikir; dan baik dan apa yang jahat. Menurut
daya untuk mengenal. Untuk dapat Thomas, kita mengetahuinya dari
memikir dan mengenal, dalam diri Hukum Kodrat, yang dapat kita
manusia tersedia akal dan kehendak. ketahui melalui akal budi kita. Dari
Menurut Thomas, akal adalah daya Hukum Kodrat kita mengetahui
tertinggi dan termulia dari manusia. perbuatan mana yang baik dan mana
Akal lebih penting daripada kehendak yang buruk. Hukum Kodrat mengacu
karena yang benar (kebenaran) itu kepada kodrat. Kodrat adalah realitas,
lebih tinggi daripada yang baik atau struktur realitas, kahikat realitas
(kebaikan). Oleh karena itu juga, yang ada. Apa pun yang ada memiliki
mengenal adalah perbuatan yang lebih kodratnya; kodratnya itu memuat
sempurna daripada menghendaki. semua ciri yang khas bagi masing-
Pandangan Thomas mengenai masing pengada. Dalam bahasa kita,
pengenalan ini berhubungan erat segenap makhluk ada struktur-
sekali dengan pandangannya tentang strukturnyal kegiatan dan perkem-
pertautan antara jiwa dan tubuh. Pada bangannya mengikuti struktur-struktur
dirinya sendiri jiwa bersifat pasif, baik itu. Pengembangan kodrat merupakan
dalam pengenalan iderawi maupun tujuan masing-masing makhluk.
dalam pengenalan akali. Pelaku atau Hukum Kodrat sebenarnya dapat
subjek dalam pengenalan adalah dipahami dengan mudah. Gagasan
kesatuan jiwa dan tubuh yang berdiri dasarnya berbunyi: Hiduplah sesuai
sendiri. Proses pengetahuan berlang- dengan kodratmu! Nah, Hukum
sung dalam tingkat sebagai berikut: Kodrat itu muncul dalam dua bentuk.
Yang pertama adalah pengetahuan Yang pertama, hukum alam. Bagi
pada tingkat inderawi. Pengetahuan semua makluk bukan manusia di dunia
pada tingkat ini bertitik pangkal pada ini hujkum kodrat itu sama dengan

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 45


hukum alam. Artinya, mereka itu itu, moralitas terdiri dalam tindakan
lahir, tumbuh, berkembang, dan mati yang mengembangkan dan menyem-
menurut hukum alam masing-masing. purnakan kodratnya.
Hukum alam itu memuat hukum alam Apa artinya hidup seusai dengan
fisika dan kimia, hukum perkem- kodrat? Gagasan dasarnya, yang
bangan organik dan vegetatif, serta diambil dari Aristoteles, adalah bahwa
struktur-struktur kesadaran seperti in- manusia memiliki kecenderungan
sting pada binatang. Pada manusia pun vegetatif, sesnsitif (perasaan, emosi,
lapisan-lapisan fisiko-kimia, vegetatif, kesadaran, instingtual), dan rohani.
dan instingtual berkembang menurut Yang khas bagi manusia adalah
hukum alam. Makhluk dengan sen- kerohaniannya. Manusia bertindak
dirinya mengikuti hukum alam, dan ia sesuai dengan kodratnya, apabila ia
tidak dapat menyeleweng darinya. menyempurnakan diri sesuai dengan
Namun, manusia adalah makhluk kekhasannya, jadi dengan kerohani-
rohani dan karena itu ia bebas. annya. Ia harus mengembangkan
Artinya, ia dapat menentukan sendiri diri sebagai makhluk rohani, sedang-
apa yang dilakukan. Dalam bertindak kan penyempurnaan kekuatan-keku-
manusia tidak ditentukan oleh Hukum atan emosional dan vegetatif harus
Kodrat. Karena itu bagi manusia dijalankan sedemikian rupa sehingga
kodrat merupakan hukum dalam arti menunjang penyempurnaannya seba-
sesungguhnya, yaitu sebuah norma gai makhluk rohani.
yang diharuskan yang dapat diketahui,
dan di situ manusia harus menentukan C. Filsafat Barat Modern
sendiri apakah mau taat atau tidak Rene Descartes. Ajaran Descartes
padanya. Manusia adalah satu-satunya tentang manusia sesuai dengan pan-
makhluk yang dapat menyeleweng dangannya yang dualistis mengenai
dari kodratnya, yang dapat bertindak keterpisahan antara substani rohani
tidak sesuai dengan kodratnya, me- dan substansi bendawi.
lawan kodratnya. Bagi manusia ... substansi bendawi. Manusia
Hukum Kodrat sama dengan hukum terdiri dari kedua substansi ini. Jiwa
moral. Hukum Kodrat adalah apa yang adalah pemikiran dan tubuh adalah
sekarang kita sebut sebagai prinsip- keleluasaan. Sebenarnya tubuh tidak
prinsip dan norma-norma moral. Jadi, lain daripada suatu mesin yang
bagi manusia Hukum Kodrat betul- dijalankan oleh jiwa.
betul berupa hukum dalam arti Descartes, dengan memisahkan
normatif. secara radikal jiwa dan tubuh,
Menurut Thomas, manusia hidup menganut dualisme tentang manusia.
dengan baik apabila ia hidup sesuai Ia mendapat banyak kesulitan ketika
dengan kodratnya, buruk apabila tidak harus mengartikan pengaruh tubuh
sesuai. Mengapa demikian? Karena atas jiwa dan sebaliknya pengaruh
manusia hanya dapat mengembangkan jiwa atas tubuh. Satu kali ia
diri, hanya dapat mencapai tujuannya mengatakan bahwa kontak antara jiwa
apabila ia hidup seusai dengan dan tubuh berlangsung dalam
kodratnya. Orang yang hidup glandula pinealis (sebuah kelenjar
berlawanan dengan kodratnya tidak kecil yang letaknya di bawah otak
akan mencapai tujuannya, tidak akan kecil). Tetapi akhirnya pemecahan ini
mengembangkan dan mengaktuali- tidak memadai bagi Descartes.
sasikan seluruh potensinya. Karena

46 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


Karl Marx. Karl Marx lahir pada sesamanya, tetapi juga dari esensi
tahun 1818 dikota Trier diperbatasan kemanusiaan, dari ekadaaannya seba--
Barat Jerman yang waktu itu termasuk gai spesiesnya. Karena itu, untuk
Prussia. Konsep Marx tentang melenyapkan alienasi manusia harus
manusia diuraikan dengan sangat baik membeaskan apapun yang membe-
oleh Erich From dalam Marx’s lenggu dirinya. Struktur eksonomi
Concept of Man. Potensi manusia, kapitalsime yang mengakibatkan alie-
bagi Marx, adalah potensi yang nasi harus dihancurkan dan diganti
diterima begitu saja; manusia seka- dengan masyarakat tanpa kelas
rang; sebagaimana manusia zaman (komunisme) melalui revolusi prole-
dahuku adalah materi mentah yang tariat (penjelasan yang panjang ten-
manusiawi dan tidak dapat diubah, tang konsep manusia menurut Marx
karena struktur otaknya tetap sama lihat Fromm, Marx’s Concept of
sejak awal ditorehknnya sejarah. Man).
Manusia benar-benar berubah Sigmund Freud. Menurut Freud,
sepanjang sejarah; dia mengembagkan jiwa manusia terdiri dari tiga bagian:
dirinya, dia mentransformasikan diri- Id, Ego, dan superego. Id berada
nya, dia adalah produk sejarah. Sjarah dalam ketidaksadaran. Ia merupakan
adalah sejarah perwujudan diri dorongan yang belum dibentuk atau
manusia melalui proses bekerja dan dipengaruhi oleh kebudayaan. Doro-
produksi. Keseluruhan dari apa yang ngan ini ada dua yaitu dorongan untuk
disebut dengan sejarah dunia tidak lain hidup dan mempertahankan kehidupan
kecuali penciptaan manusia oleh (life instinct) dan dorrongan untuk
tenaga buruh, dan terciptanya alam mati (death instinct). Bentuk dorongan
untuk manusia; oleh karenanya, hidup adalah dorongan seksual atau
manusia memiliki bukti yang tidk Libido. Tujuan hidup manusia pada
dapat disangkal atas penciptaan dasarnya untuk memenuhi kepuasan
dirinya, atas asal-usulnya sendiri. libido seksualnya (libido sexuality).
Manusia, bagi Marz, akan hidup hanya Bentuk dorongan mati adalah agresi,
jika dia produktif, menguasai dunia di yaitu dorongan yang menyebabkan
luar dirinya dengan tindakan untuk orang ingin menyerang oran lain,
mengekpersikan kekuasaan manusia- berkelahi, berperang atau marah.
winya yang khusus, dan menguasai Prinsip yang dianut Id adalah prinsip
dunia dengan kekuasaannya. Manusia kesenangan (pleasure principle), yang
yang tidak produktif adalah mansuia bertujuan memuaskan semua doro-
yang resptif dan pasif; dia tidak ada ngan primitif. Ego adalah system di
dan mati. Manusia hendaknya merde- mana Id dan Superego beradu
ka, seorang manusia tidak meng- kekuatan. Fungsi Ego adalah menjaga
anggap dirinya merdeka jika dia tidak keseimbangan antara Id dan superego.
menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Ia Ego menjalankan prinsp kenyataan
harus bebas dari (free from), dan yang (reality principle), yaitu menyesuai-
lebih penting bebas untuk (free to). kan kedua dorngan tadi. Superego
Karena itu, manusia harus membe- merupakan dorongan untuk berbuat
baskan dirinya dari keterasingan (alie- kebaikan, dorongan ini beruysaha me-
nasi). Alienasi yang disebabkan oleh nekan Id. Bila Ego dikuasai Id, orang
kapitalisme, oleh tindakan kaum bor- akan menjadi psikopat (amoral), dan
juis yang memperkosa hak-hak kaum bila superego dominant, orang akan
proletar. Manusia yang teralienasi ini menjadi psikoneurose (tidak dapat
bukan hanya teralienasi dari

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 47


menyalurkan sebagian besar dorongan moral yang luhur. Menurutnya, Tuhan
primitifnya). sudah mati (Got is tod). Dan kalau
Soren Abaye Kierkegaard belum mati kita harus membunuhnya.
(1813-1855). Ia dilahirkan di Kopen- Hanya manusia unggullah yang masih
hagen dan belajar teologi di hidup. Manusia masih berarti karena
Universitas Kopenhagen. Menurutnya, adanya manusia unggul.
ada tiga fase eksistensi manusia, yaitu Jean Paul Sartre. Sartre dilahir-
estetis (esthetis stage), etis (ethical kan di Paris tanggal 21 Juni 1905.
stage) dan religius (religious stage). Keluargnya tergolong kelas mene-
Tahap estetis adalah tahap di mana ngah, ayahnya Katolik, dan ibunya
manusia hidup mencari kesenangan Protestan. Ia belajar filsafat dan
jasmani, menagabikan moralitas, dan menjadi guru besar pada lyceum di Le
agama. Hidup semata-mata untuk havre. Berkenalan dengan Husserl dan
memuaskan nafsu. Kierkegaard men- darinya menegnal metode fenome-
contohkan manusia tahap ini seorang nologi. Karyanya, L’Ange du Mor-
super play boy bernama Don Yuan. bide, L ‘Imagination, dan L’Etre et le
Tahap etis, yaitu tahap di mana Neant.
manusia memperhatikan kebutuhan Menurut Sartre, manusia itu
rohani dan moralitas. Tahap religius mengada dengan kesadaran sebaagi
dimana manusia hidup demi pemuasan dirinya sendiri sehingga hal demikian
kebutuhan rohaninya, menjalin hubu- itu tidak bisa dipertukarkan. Keber-
ngan dengan Tuhan. Persoalan utama adaan manusia berbeda dengan keber-
manusia adalah kesulitan untuk me- adaan benda-benda lain yang tidak
mutuskan di antara berbagai pilihan. memiliki kesadaran atas keberada-
Dosa dapat menimbulkan keputus- annya sendiri. Bagi manusia, eksis-
asaan, dan jalan terbaik adalah manu- tensi adalah keterbukaan; berbeda
sia bergerak menuju Allah. dengan benda-benda lain yang keber-
Friederich Nietzche, dilahirkan di adaannya sekaligus berarti esensinya.
Rocken, Prusia dari keluarga pendeta. Adapun bagi manusia, eksistensi
Seorang filsuf nihilis. Menurutnya, ke- mendahului esensi. Manusia tidak lain
hendak sebagai asas dari eksistensi ialah bagaimana menjadikan dirinya
manusia. Manusia memiliki kehendak sendiri. Begitulah asa pertama eksis-
berkuasa (will for power) sebab kehi- tensialisme. Manusia tidak lain adalah
dupan merupakan perjuangan untuk rencananya sendiri; ia mengada hanya
memperoleh kekuasaan dan per- sejauh ia memenuhi dirinya sendiri;
juangan merupakan hal yang baik. Pi- oleh karenanya, ia tiada lain adalah
kiran merupakan alat untuk mengen- kumpulan tindakannya, tidak lain ialah
dalikan insting (kehendak berkuasa). hidupnya sendiri. Kata Sartre.
Pengetahuan memiliki nilai lebih bila Manusia bertanggung jawab ter-
dapat meningkatkan dan memper- hadap dirinya sendiri. Dalam mem-
tahankan kehidupan. Manusia harus bentuk dirinya manusia hendaknya
mengarahkan kekuatannya untuk men- memilih berbagai alternative dan
jadi manusia unggul (ubermensch, pilihannya itu harus dipertang-
superman). Manusia unggul hendak- gungjawabkannya sendiri, tidk bisa
nya meruntuhkan moralitas budak mempersalahkan orang lain, tidak bisa
yang penuh kekejaman dan mengan- menggantungkan keadaannya kepada
tinya dengan moralitas tuan yang Tuhan. Karena itu, manusia sesung-
penuh cinta kasih serta nilai-nilai guhnya memiliki kebebasan mutlak.

48 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


“Human reality is free, basically and biak. Jiwa rasional berfungsi untuk
completely free” (Realitasmanusia berpikir. Jiwa itulah yang dimiliki
adalah bebas, secara asasi dan sepe- mansuia. Karenanya manusia disebut
nuhnya bebas. Konsekuensi dari kebe- makhluk berpikir (al-hayawan al-
basan itu adalah tanggungjawab yang nathiq). Adapun jiwa rasional atau
tanpa batas. Tanggung jawab kepada akal dibagi menjadi akal yang selalu
dirinya sendiri (Lihat Fuad Hasan, aktif . Akal ini merupakan Akal
Berkenalan dengan Eksistensialisme, Pertama, yaitu Allah SWT. Akal
hlm. 131) potensial , yaitu kesiapan yang ada
pada mansuia untuk memahami hal-
Eksistensi Manusia Menurut Filsa- hal yang rasional. Akal yang berubah
fat Islam di dalam jiwa, dari potensi menjadi
actual. Akal ini disebut sebagai akal
Al-Kindi (185 H/801 M-260/873 M) kepemilikan (al-‘aql bi al-malakah)
Al-Kindi adalah filosof Muslim dan akal mustafaz yang berarti bahwa
pertama. Nama lengkapnya adalah awalnya ia tidak menjadi milik jiwa
Abu Yusuf Ya’kub ibn Ishaq ibn kemudian menjadi miliknya. Akal
Sabbah ibn Imran ibn Ismail bin Qais lahir, yaitu jika akal serius memahami
al-Kindi. Kindah adalah salah satu hal-hal yang rasional atau mengu-
suku Arab besar pra-Islam. Ia dila- bahnya menjadi yang lain, maka pada
hirkan di Kufah dan di sana ia saat itu ia disebut akal lahir. Manusia
mempelajari berbagai macam penge- terkadang mengalami kesedihan.
tahuan terutama sastra dan filsafat. Ia Menurut al-Kindi dalam bukunya Kiat
juga menguasai bahasa Yunani dan Melawan Kesedihan, kesedihan
menerjemahkan karya-karya Yunani merupakan gangguan psikis (neurosis)
seperti Enneads karya Plotinus. Al- yang terjadi karena kehilangan hal-hal
Qifti menyebutnya sebagai filsof yang dicintai dan yang diinginkan.
Arab, sedangkan Ibn Nabatah menye- Obat untuk menghilangkan kesedihan
butnya sebagi filsuf Muslim. adalah berpikir rasional dan mela-
Karya-karyanya antara lain: Fi al- kukan kebiasaan yang terpuji seperti
Qaul fi al-Nafs (Pendapat tentang sabar dan menjauhi hal-hal yang
Jiwa), Kalam fi al-Nafs (Pembahasan sepele, kemudian disiplin atas
tentang Jiwa), Mahiyah al-Naum wa kebiasaan terpuji. Bila kesedihan
al-Ru’ya (Substansi Tidur dan akibat perbuatan sendiri, maka
Mimpi); Fi al-Aql (Tentang Akal);, caranya adalah menjauhkan perbautan
dan al-Hilah li Daf’i al-Ahzan (Kiat tersebut. Adapun bila kedihan akibat
Melawan Kesedihan). Ide-idenya ba- perbuatan orang lain, maka kita tidak
nyak dipengaruhi ole ide-ide boleh bersedih bila sesuatu itu belum
Aristoteles, Plato, dan Plotinus. terjadi, bila terjadi berusahalah agar
Menurut al-Kindi, jiwa manusia kesdihan tidak berlarut-larut. Kita juga
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu jiwa hendaknya mengetahui sebab-sebab
syahwat, jiwa emosional, dan jiwa kesedihan, cerdas dan bijak dalam
rasional. Jiwa-jiwa itu akan tetap mengatasinya. Kebahagiaan sejati
kekal meski badan telah hancur. Jiwa manusia bukanlah yang bersifat
tumbuhan berfungsi untuk makan, duniawi, inderawi, dan artificial, tetapi
tumbuh, dan berkembang biak. Jiwa kenikmatan yang bersifat ilahiah dan
hewani berfungsi sebagai pengin- rohaniah. Karena itu kebahagiaan
deraan, imajinasi, dan gerak disam- sejati adalah kebahagiaan merasa
ping makan, tumbuh dan berkembang dekat dengan Allah SWT.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 49


Al-Farabi (259-339 H/872-950 M) filsafatnya, antara lain berupa
Namanya adalah Abu Nashr penerbitan buku-buku karangannya
Muhammad bin Muhammad Tharkhan serta kupasan-kupasan serta tinjauan
bin Uzalag. Ia adalah Maha Guru terhadap pandangan-pandangan Ibnu
Kedua (The Second Master) setelah Sina tentang kejiwaan. Di antara
Guru Petama Aristoteles. Ia mereka adalah: S. Landauer yang
merupakan ahli filsafat ternama yang menerbitkan karangan Ibnu Sina,
mengarang buku Ara Ahl Madinah al- berjudul Risalah al-Quwa al-Nafsiah
Fadhilah (Masdyarakat Utama), (Risalah tentang Kekuatan Jiwa) pada
tahshil al-sa’adah, Risalah fi al-Aql, tahun 1875, dengan berdasarkan teks
Fushus al-Hikam, al-Siyasah al- asli Arab dan teks-teks Ibrani serta
Madaniyah, dan al-Da’wai al- latin; Carra de Vaux dalam bukunya
Qalbiyah. Menurutnya, mansia terdiri Avicenna; Dr. Gamil Saliba, dalam
dari badan dan jiwa. Manusia bukunya Atude la Metaphysique’d
dikatakan menjadi sempurna bila Avicenna (tinjauan tentang segi
menjadi makhluk yang bertindak. metafisika dari Ibnu Sina); Dr. Usman
Anggota tubuh manusia merupakan Najati dalam bukunya Nadharat al-
perantara untuk menjalankan kehen- Idrak al-Hissi’ Inda Ibnu Sina (teori
dak jiwa. Ia juga membagi tiga jenis persepsi indera pada Ibnu Sina); dan
jiwa, yaitu iwa tumbuhan, hewan, dan B. Haneberg, yang mengarang buku
manusia. Ketiga filosuf Muslim di atas Zur Erkenntnislehre von Ibnu Sina
merupakan filsuf aliran masysya’i und Albertus (tentang teori pengenalan
(perpatetik), yang pemikirannya pada Ibnu Sina dan Albert The Great).
sangat dipengaruhi oleh Aristoteles, Teori Ibnu Sina tentang kesatuan
kemudian mencapai puncaknya pada antara jiwa dan raga sangat relevan
Syekh al-Rais Ibn Sina. Pemikiran dengan pendidikan rohani, yaitu dalam
ntentang jiwa manusia dan intelek pendidikan perlu ditekankan upaya
merupakan kelanjutan dari ketiga pendidikan yang komprehensif dan
filsuf di atas. holistik, yakni pendidikan yang
menyeluruh dan utuh meliputi seluruh
Ibn Sina potensi hubungan jiwa dan raga
Dalam kaitan dengan eksistensi sebagaimana yang telah di uraikan
manusia, Ibnu Sina memberikan pada tujuan menurut Ibnu Sina
perhatian yang khusus terhadap pendidikan di atas. Dengan
eksistensi jiwa manusia. Kontribusi demikiandalam konteks ini, kotribusi
Ibnu Sina dalam soal kejiwaan tidak Ibnu Sina cukup besar.
dapat diremehkan baik pada pemikiran Sebagaimana Aristoteles, Ibnu
dunia Arab sejak abad kesepuluh Sina menekankan eratnya hubungan
Masehi sampai akhir abad ke-19 antara jiwa dan raga, seperti di uraikan
Masehi, terutama pada Gundissalinus, dalam bab pertama buku psikologi al-
Albert The Great, Thomas Aquinos, Syifa.
Roger Bacon,dan Dun Scott. Bahkan Ibnu Sina mengatakan bahwa
juga ada pertaliannya dengan pikiran- dalam jiwa manusia itu terletak
pikiran Descartes tentang hakikat jiwa kekuatan berfikir, memahami, dan
dan wujudnya. membedakan sesuatu. Inilah daya atau
Lapangan kejiwaan dari Ibnu Sina kekuatan jiwa yang paling substansial
lebih banyak menarik perhatian dan esensi. Dalam hal ini Ibnu Sina
pembahasan modern dari segi-segi membedakan antara akal dan jiwa,

50 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


berbeda dengan Ibnu Maskawaih intelek yang mandiri yang di
dalam Tahzibul Akhlak yang tidak identifikasikan dengan sustansi mala-
membedakan antara jiwa dengan akal. kah inilah yang merupakan guru sejati
Baginya antara jiwa dan akal itu satu pencari pengetahuan dan iluminasi
adanya. Karena kekuatan jiwa antara kecerdasan manusia oleh hierarki
yang positif dan yang negatif saling intelegensi terletak dijantung seluruh
berlomba maju dan hendak men- proses mencapai pengetahuan, yang
jadikan dirinya paling depan, maka tingkat tertingginya adalah pengeta-
jiwa berfikir (nafsu al-nathiqah) yang huan intuitif (al-ma’rifah al-
positif perlu di bina dan di latih terus hadisiyyah), yang dicapai secara
menerus. Cara melatih jiwa berfikir langsung dari akal kreatif.
sebagaimana di terangkan dalam ilmu Dengan kemampuan akal mustafad
pendidikan jiwa dan spiritualisme inilah manusia berbeda antara satu
adalah dengan cara membersihkan sama lain. Ada manusia yang hanya
potensi jiwa ini dari berbagai penyakit mampu mengatur aktivitas hidup, ada
kejiwaan dan mengisinya dengan yang lebih ber-ittisal secara langsung
berbagai sifat yang baik sehingga dengan akal kreatif, sehingga ia
tercapai tingkat jiwa yang tenang (al- mendapat limpahan ilmu pengetahuan
nafs al-muthmainnah). dari akal fa’al tersebut. Akal yang
Selain eksistensi jiwa, Ibn Sina mempunyai kemampuan demikian
juga memperhatikan eksistensi akal. oleh Ibnu Sina disebut juga dengan al-
Dalam buku enam dari al-Syifa yang ‘aql al-quds (roh suci) yang meru-
berjudul Tabi’iyat, Ibnu Sina membagi pakan taraf tertinggi yang dapat
teorinya tentang akal menjadi dua, dicapai seseorang sehingga terbukalah
yaitu akal teoretikal dan praktikal. baginya ilmu rohani.
Menurutnya, pendidikan pikiran pada Visionary Recitals tulisan Ibnu
hakikatnya adalah pendidikan intelek Sina, dalam mana filsafat Timur (al-
teoretikal, sementara pendidikan hikmah al- msyriqiyyahah) dijelaskan
karakter melibatkan intelek-intelek secara rinci dalam gaya yang
teoretikal, sementara pendidikan simbolik, juga dapat di kaji sebagai
karakter melibatkan intelek teoretikal sumber filsafat tentang pendidikan
dan praktikal. Sementara intelek dalam tingkat yang paling tinggi.
praktikal meliputi fakultas-fakultas Dalam risalah-risalah ini doktrin
vegetal dan hewani (al-quwa al- tentang akal ditampakkan secara
nabatiyyah dan al-quwa al-haya- konkrit dalam wujud malaikat-
waniyah), yang mencakup pengha- malaikat dan pembimbing-pembim-
yatan (wahm), imajinasi (khayal) dan bing surgawi yang membimbing
fantasi (fantasiyyah), intelek teoretikal manusia ke tingkat tinggi Pengetahuan
meliputi tingkat-tingkat intelektual Ilahi. Sang pembimbing di dalam
material (atau intelegensi) (al-‘Aql al- Hayy ibn Yaqzhan adalah guru par-
Hayulani, akal potensial), intelek en excellence dan angelologi avicennan
habitus (al-‘Aql al-malakah, bakat), kunci untuk memahami filsafat
intelek dalam tindakan (al-‘aql bi al- pendidik sang guru.
fi’li) dan akhirnya intelek sakral atau Tampaknya teori Ibnu Sina tentang
terperoleh (al-‘aql al-qudsi atau al- intelek ini sesuai dengan pendapat al-
‘aql al-mustafad). Proses belajar Farabi, Jamaludin al-Afghani dan
mengimplikasikan aktulisasi potensi- murid sekaligus pengikutnya Muha-
potensi intelek melalui penuangan mad Abduh, dan sebagainya.
cahaya kecerdasan aktif. Tidak lain

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 51


Teori intelek menurut Ibnu Sina ini dari akal”; akal yang dapat melihat
bisa di jadikan bahan pemikiran untuk dan memahami makna dari setiap
meningkatkan tingkat kecerdasan pada bentuk, melihat hakikat segala
anak didik dengan memberikan sesuatu. Meskipun “Akal Universal”
ketangkasan akal. Menurut Bobbi De pada esensinya satu, tetapi setiap nabi
Porter dalam Quantum Learning dan orang-orang suci memiliki dera-
sesungguhnya sejak lahir potensi akal jatnya masing-masing. Sebagain besar
manusia sama hanya saja berbeda manusia tidak sampai pada akal ini,
dalam mengoptimalkannya. karena akal mereka terselimuti oleh
kegelapan nafs. Akal ini disebut “akal
Jalaluddin Rumi parsial” (‘aql al-juz’i), yang terbagi ke
Rumi lahir di Balk, Afghanistan dalam beberapa tingkatan.
pada tahun 604 H/1207 M. Ia lebih Akal parsial memerlukan “makan-
dikenal sebagai mistikus Islam (sufi). an” dari luar, melalui belajar, meng-
Karyanya-karyanya dalam bentuk kaji “ilm-i abdan”. Sedangkan Akal
syair-syair di antaranya Matsani dan Universal mampu mencukupi dirinya
Divani yang karena kindahan sastra sendiri, tidak memerlukan “makanan”
dan kedalaman isinya dipandang dari luar. Itulah sumber dari “ilm-i
sebagai Al-Qur’annya orang Persia. adyan”. Rumi berkata: “Akal terdiri
Menurut Runi, tujuan utama dari dua macam: Yang pertama dicari.
penciptaan terpenuhi melalui diri para Engkau mempelajarinya seperti anak
nabi dan orang-orang suci. Mereka madrasah, dari buku-buku, melalui
dapat mengaktualisasikan seluruh guru-guru, refleksi dan hafalan, dari
potensi yang dimiliki manusia. Para konsep-konsep dan ilmu-ilmu baru.
nabi dan Adam adalah prototype Akal kalian menjadi luas dari yang
kesempurnaan manusia. Rumi lain, tapi kalian terbebani oleh apa
menunjuk pada Adam, dan meng- yang telah kalian miliki… Akal yang
gunakan istilah adami, yang berarti kedua adalah pemerian Tuhan. Ia
“manusia” dan kesempurnaan kondisi bersemayam di dalam roh.”
rohaniahnya. Rumi menggambarkan Rumi mengatakan bahwa Akal
tiga corak makhluk: malaikat, Universal tidak memerlukan peran-
manusia, dan binatang; dan tiga corak tara. “Yang dapat menghasilkan
manusia: manusia malaikat, mansuia sesuatu yang benar-benar baru adalah
biasa, dan manusia binatang. Corak Akal Universal. Akal parsial mem-
yang pertama adalah para nabi dan butuhkan guru dan Akal Universal
orang-orang suci, yang kedua manusia adalah guru, ia tidak memerlukan
kebanyakan, atau orang awam, dan sesuatu.
ketiga orang-orang kafir atau para “Seorang filosof diperbudak oleh
pengikut syetan (Wiliam Chittick, Sufi konsep-konsep intelektual; orang suci
Path of Love, hlm . 96). bertengger di atas Akal dari akal. Akal
Dalam pembagian dan tingkat- dari akal adalah inti, akal kalian
tingkat akal ini, sebagaimana dibahas adalah kulit. Perut binatang mencari
kembali oleh William C. Chittick kulit selalu. Si pencari inti memiliki
dalam Sufi Path of Love: Spiritual seratus kebencian pada kulit; di mata
Teaching of Rumi, Rumi membagi orang suci, intilah yang dicari. Karena
akal menjadi dua tingkat, yaitu akal kulit akal memebrikan seratus bukti,
parsial (‘aql al-juz’i) dan “Akal bagaimana Akal Universal tidak akan
Universal” (‘aql al-kulli) atau “akal melangkah tanpa kepastian?”

52 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


Rumi juga percaya akan hubungan berbagai aktivitas kerohanian sebagai-
antara roh, akal, dan nafs. Roh mana yang dilakukan oleh para nabi
memiliki wilayah yang paling luas, dan orang-orang suci.
mencakup keseluruhan realitas dalam
(bathin) manusia; “akal” berada di ba- Mulla Sadra
wah kekuatan pemahaman roh; dan Mulla Sadra adalah seorang ahli
“hati” menggaris bawahi kesadaran filsafat Persia yang ternama. Ia
(yang bersumber dari roh), khususnya mensintesiskan filsafat, tasawuf, ka-
kesadaran Tuhan. lam, dan sains syar’iy. Ia pendiri
Menurut Nabi, “yang pertama- mazhab Muta’alihin (Transcendent
tama diciptakan Tuhan adalah Akal” Theosophy). Karyanya yang terkenal
dan “Yang pertama-tama diciptakan adalah al-Asfar al-‘Arba’ah (Empat
Tuhan adalah cahayaku”. Nur Perjalanan). Tujuan pendidikan adalah
Muhammad identik dengan Akal penyempurnaan jiwa (istikmal al-nafs)
Universal; hakikat rohaniah para nabi untuk mendapatkan pengetahuan
dan orang-orang suci, atau setiap tentang Tuhan (ma’rifatullah). Penge-
manusia yang telah sampai pada tahuan tentang Tuhan tidak mungkin
tingkat kesempurnaan rohani. Akal dicapai kecuali dengan iman. Pe-
Universal mengetahui segala sesuatu, nguatan iman tidak akan tercapai
karena ia memperoleh pantulan lang- kecuali dengan pendidikan moral.
sung dari ilmu Tuhan. Dengan kata Melaui proses pendidikan manusia
lain, ia adalah pengejawantahan awal memperoleh kesempurnaan nafs
Perbendaharaan Tersembunyi. Itulah (jiwa)-nya. Mulla Sadra mem-
sebabnya Rumi dan para sufi lainnya perkenalkan teori bahwa semua dzat
mengatakan bahwa seluruh alam yang ada di muka bumi ini mengalami
semesta merupakan pantulan dari perubahan. Teorinya disebut harakat
hakikat manusia.” Demikian pemi- al-wujud (gradation of being). Teori
kiran mistik Rumi tentang akal. itu menyatakan bahwa manusia me-
Nampaknya, pemikiran Rumi ngalami perubahan wujud dari kondisi
tentang akal ada kesamaan dengan mineral menjadi tumbuhan, dari
pemikiran Ibn Sina. Ibn Sina menga- tumbuhan menjadi binatang, dari
takan bahwa akal kenabian sudah binatang menjadi manusia biasa, dari
mencapai akal mustafad karena ia manusia biasa menuju tahap malaikat,
telah mencapai tingkat Akal dari tahap malaikat menuju tahap
Universal. Nabi dapat berhubungan Tuhan. Pencapaian tahap sampai ke
langsung dengan Tuhan, tanpa melalui tahap tertinggi dicapai melalui proses
perantara. Dalam hal kekuatan akal, pendidikan.
imajinasi dan rohaninya, nabi berada
di atas manusia pada umumnya. Dari Kesimpulan
sini, dapat kita lihat, bahwa teori Pentingnya memahami eksistensi
keduanya kental dengan nuansa manusia dalam filsafat pendidikan
mistik, karena, menurut Ibn Sina dan karena pendidikan tidak bisa dile-
Rumi, untuk dapat mencapai akal paskan dari manusia. Pendidikan itu
mustafaz atau Akal Universal, seorang sendiri merupakan kebutuhan ma-
nabi di samping harus memiliki nusia. Satu-satunya makhluk yang bisa
kekuatan intelek tertinggi, ia juga mendidik dan dididik adalah manusia.
memiliki kekuatan rohani yang luar Karena itu manusia dikenal sebagai
biasa. Kekuatan rohani ini diperoleh homo educandum. Pemahaman ten-
dari upaya pensucian rohani melalui tang eksistensi manusia juga penting

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 53


karena guru dan murid sebagai satunya ukuran kebenaran. Selain
manusia merupakan dua di antara rasionalisme ada empirisme dengan
beberapa unsur dalam pendidikan. tokohnya David Hume dan John
Filsafat Barat menekankan eksistensi Locke. Menurut aliran ini pendidikan
manusia pada sebagian dimensi saja. adalah upaya memberikan pengalaman
Misalnya, Plato hanya menekankan kepada manusia. Dan pengalaman
pada jiwa, roh atau idenya dan kurang inderawi merupakan satu-satunya
mementingkan dimensi fisik. Karena ukuran kebenaran. Dalam dunia
itu pemikiran Plato dinamakan pendidikan sebagaimana dikemukakan
idelalisme. Dan tujuan pendidikan oleh John Lock dalam teorinya Tabula
yang lebih mementingkan dimensi Rasa, bahwa pengalamanlah meru-
jiwa atau roh termasuk dalam aliran pakan faktor yang paling berpengaruh
ini. Sedangkan Aristoteles mene- terhadap manusia. Manusia ibarat
kankan bahwa eksistensi manusia ter- kertas putih yang siap ditulisi tinta
letak pada fisiknya. Alirannya bersifat dengan warna yang sesuai dengan
realism atau materialism. Tujuan lingkungan yang mempengaruhinya.
pendidikan yang lebih mementingkan Aliran lain yang dominan adalah
dimensi fisik atau materi dinamakan aliran materialism dan pragmatism.
materialism. Aliran pendidikan ini Menurut materialism, pendidikan
sangat dominan dalam dunia pen- harus ditujukan untuk membentuk
didikan Barat. manusia yang berbahagia secara
Pada abad pertengahan para materil karena satu-satunya yang
filsuf gereja berupaya untuk men- eksisten (yang ada) ada yang bersifat
jelaskan eksistensi manusia dengan materil atau fisik. Adapun menurut
mengkombinasilan ajaran Kristen dan pragmatisme, pendidikan yang baik
filsafat. Santo Augustinus misalnya adalah yang dapat memberikan
menyatakan bahwa manusia meru- kegunaan atau keuntungan praktis
pakan bayangan Tuhan (Imago Dei). bagi manusia. Dengan penekanan pada
Maka dalam pendidikan sebagai salah satu unsure atau dimensi
Imago Dei manusia hendaknya manusia itulah maka filsafat
mentaati ajaran Tuhan dan menjauhi pendidikan menurut filsafat Barat
dosa. Suatu Negara atau kota yang bersifat parsial. Walaupun dalam
dihuni oleh makhluk-makhluk yang perkembangan dewasa ini, mereka
mendapatkan pendidikan yang baik, juga sedang mengarah kepada inte-
taat terhadap ajaran Kritus dan gralisme dan holism, yakni pendidikan
menjauhi dosa merupakan penghuni yang menekankan kepada aspek-aspek
Kota/Negara Tuhan (the City of God). kehidupan manusia secara utuh. Hal
Dan tujuan pendidikan adalah ini bisa dilihat, misalnya dalam
mewujudkan warga Negara Tuhan itu. perkembangan ilmu pengetahuan dan
Pada masa modern, filsafat dido- pengajarannya di lembaga-lembaga
minasi oleh beberapa aliran besar, pendidikan Barat. Misalnya, terjadi
yaitu rasionalisme yang menekankan proses perkawinan atau integrasi
pada akal dengan Rene Descartes antara sains dan agama.
sebagai panglimanya. Menurut aliran Ada kesadaran di Barat bahwa
ini, pendidikan harus diarahkan untuk pendidikan modern yang pragmatis
membentuk manusia-manusia yang telah menyebabkan manusia ter-
rasional, yakni manusia yang men- jerumus ke dalam krisis kemanusiaan.
jadikan akal (rasio) sebagai satu- Orientasi pendidikan yang pincang itu

54 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


erat kaitannya dengan perkembangan Philosophy, terj. Bagir, Haidar,
ilmu pengetahuan di Barat yang Koncep Pendidikan Dalam
mengarah pada sekulerisme sehingga Islam,Bandung: Mizan, 1992.
memarginalkan agama dari kehidupan Ali, Hery Noer, Ilmu Pendidikan
manusia. Sejak Abad Kebangkitan Islam, Jakarta: Logos, 1999.
(Renaissance) Eropa, ilmu pengeta- Ali, Sa’id Isma’il, al-Falsafah al-
huan sangat didominasi oleh para- Tarbiah ‘Ind Ibn Sina, Mesir: Dar
digma Cartesian-Newtonian yang al-Ma’arif, 1969.
mekanistik, deterministik, linear, ma- Ali, Yunasril, Perkembangan Pemi-
terialistik, dan memarginalkan agama kiran Falsafah dalam Islam,
serta dimensi etika dalam eksistensi Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
kehidupan manusia. Karenanya, ada Arifin, HM. Ilmu Pendidikan Islam,
banyak kritik terhadap sains sekuler Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
yang mengalami revolusi luar biasa di Asari, Hasan, The Education Thought
Barat, tapi semakin menghempaskan of al-Gazali Theory and Practice, ,
manusia modern semakin jauh dari Thesis, Canada: McGill
penemuan makna hidup. Karena itu, Univercity,1993.
kondisi tersebut menyadarkan ma- Asrohah, Hanan, Sejarah Pendidikan
nusia-manusia Barat akan pentingnya Islam, Jakarta: Logos, 2001.
pendidikan yang integral dan holistik. Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam,
Pemikiran para ahli falsafah Islam Jakarta: Logos, 2000.
rata-rata bersifat eklektik, integral dan ________, Esei-Esei Intelektual
holistik. Mereka sangat mementingkan Muslim dan Pendidikan Islam,
semua dimensi yang ada pada Jakarta: Logos, 1999.
manusia. Karena itu, tujuan pen- Beavers, Tedd D, Paradigma Filsafat
didikan dalam filsafat pendidikan Pendidikan Islam, Jakarta: Riora
Islam bersifat integrasl dan holistik, Cipta,2001.
Paradigma pendidikan holistik mene- Chittick, William C., Jalan Cinta
kankan pentingnya orientasi pendi- Sang Sufi Ajaran-ajaran Spiritual
dikan yang lebih mengedepankan Jalalauddin Rumi (diterjemahkan
keseimbangan antara jasmani dan dari The Sufi Path of Love),
rohani agar terwujud kedewasaan Yogyakarta: Qalam, 2003.
yang utuh dan paripurna atau dalam Craig, Edward, Routledge’s Encyclo-
tradisi tasawuf disebut insan kamil pedia of Islamic Philosophy,
(perfect man, overman), sosol manusia London and New York: Routledge,
ideal yang diciptakan Tuhan menurut 1998.
citra-Nya. Untuk itu, diperlukan inte- Dasuki, Hafizh, Ensiklopedi Islam,
relasi yang harmonis antara kesehatan Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
jasmani, kecanggihan intelektual Hoeve, 1994.
(‘aql), kebersihan hati (qalb), dan Dewantara, KI Hadjar, Karya Ki
kesucian rohani, atau antara fikir dan Hadjar Dewantara: Bagian
zikir. Pertama Pendidikan, Jogjakarta:
Madjlis Luhur pertjetakan Taman
Siswa, 1962.
Referensi Deporter, Bobbi, Quantum learning,
Bandung: Mizan, 2000.
Al-Attas, Syekh Naquib, The concept Eshapi, Larence, Mengajarkan Emo-
of Education in Islam: A sional Intelligence pada anak,
Framework For an Islamic Jakarta:Gramedia, 2001.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 55


Goleman, Daniel, Emotional Intelli- York: KPI, 1987.
gence, New York: Bantam Book, Nata, Abuddin, Pemikiran Para Tokoh
1995. terj. Kecerdasan emosional, pemikiran Islam, Jakarta: Rajawali
Jakarta: Gramedia, 2001. Press, 2000.
Hanafi, Ahmad., Pengantar Filsafat Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan
Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Islam, Jakarta: Logos, 2001.
Jakarta, 1990; Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan,
Jalal, Abdullah Fattah, (1988), Asas- Cet. II, Pustaka Setia, Bandung,
asas Pendidikan Islam (terj.) Herry 2000;
Noer, Bandung, Diponegoro. Rahman, Fazlur, “Ibnu Sina” Dalam
Khaldun, Ibn, Muqaddimah, Beirut: History of Muslim Philosophy,
Dar al-Fikr, Tanpa Tahun, M.M. Sarif, M.A. (editor),
_________, Muqaddimah ,terj. Thoha, Weisbaden: Otto Horrassowitz,
Ahmaddie, Jakarta: Pustaka 1993.
Firdaus, 1986. Segal, Jeanne, Raising Your Emo-
Langgulung, Hasan, Asas-Asas tional Intelligence, terj. Ary
Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Nilandri, Melejitkan Kepekaan,
al-Husna, 1992. Emosional, Bandung:
Madkur, Ibrahim, Fi Falsafah al- Saifullah, Ali, H.A., Drs., Antara
Islamiah Manhaj WaTathbiquh, Filsafat dan Pendidikan, Usaha
terj, Wahyudi, Yudian, dkk, Nasional, Surabaya, 1983.
Filsafah Suriasumantri, Jujun S. (1994),
Islam Metode dan Penerapan, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar
Jakarta: Rajawali Press, 1991. Populer, Jakarta, sinar Harapan.
Mahmud, Abdul Halim, Pendidikan Tafsir, Ahmad, (2006), Filsafat
Rohani, Jakarta: Gema Insani Pendidikan Islami, Bandung,
Press, 1991. Remaja Rosdakarya.
Maskawih, Ibnu, Menuju Kesempur- Tafsir, Ahmad, (2006), Filsafat Ilmu,
naan Akhlak Buku Daras Pertama Bandung, Remaja Rosdakarya.
Tentang Filsafat Etika Tafisr, Ahmad, (2004), Ilmu Pen-
(diterjemahkan dari Tahzibul al- didikan dalam Perspektif Islam,
Akhlak), Bandung: Mizan,1998. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Miri, Mohsein, Sang Manusia Titus, Smith, Nolan., Persoalan-
Sempurnma Antara Filsafat islam persoalan Filsafat, Cet. I, Bulan
dan Hindu, Jakarta: Teraju, 2004. Bintang, Jakarta, 1984;
Mustafa, Prof. Dr., Memberdayakan Zohar, Danah dan Ian Mashall, SQ:
Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Spiritual Intelligece; The Ultimate
Logos, 1999. Intelligece, Great Britain:
Muthahari, Murthada, Kritik Islam Bloomsbury, 2000, terj. Rahmani
Atas Materialisme, Bandung: Astuti, dkk., SQ: Memanfaatkan
Muthahari Paperback, 2001. Kecerdasan Spiritual Dalam
Nasr, Seyyed Hossein, Pengetahuan Berpikir Integralistik dan Holistik,
dan Kesucian, Yogyakarta: Bandung: Mizan, 2001.
Pustaka pelajar, 1990. Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat
_______, Tradistional Islam in the Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi
Modern World, London and New Aksara, Jakarta, 1995.

56 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai