Anda di halaman 1dari 4

Analysis of Development Planning LTS (Local

Terestrial System) Using S-Band With Wifi


Modulation
Patrik Pulung
Mutiara Akbar Hermayanti Rifqi Bagja Rizqullah
04171054
04171051 04171060
Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Jurusan Teknologi Industri dan Proses Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Teknik Elektro ITK
Teknik Elektro ITK Teknik Elektro ITK
patrik20januari@gmail.com
tiaraa366@gmail.com rbr4you@gmail.com
Wikal Ikhramidya Duwila
Sigit Wardana
04171075
04171070
Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Jurusan Teknologi Industri dan Proses
Teknik Elektro ITK
Teknik Elektro ITK
wilexcom@gmail.com
sigitwardana09.sw@gmail.com

ABSTRACT kampus sering kali kurang optimal. Karena pengguna Wi-Fi


kampus sekitar 30% dari seluruh civitas akademika yang
Millennials are always not far from using the internet. The use berada di kampus dari jam 06.00-17.00 WITA, menggunakan
of online learning by students of the Kalimantan Institute of Wi-Fi kampus secara bersamaan. Sehingga membuat
Technology is very high. Cheap and fast internet is needed by
jaringan Wi-Fi kampus kurang optimal dan membuat akses
students. ITK campus has provided WiFi internet in the form of
WLAN. But the usage is limited and the speed is quite slow. The Sikantan sangat terbatas, sehingga mahasiswa merasa jenuh
development of LTS (Local Terrestrial System) will solve the saat menunggu untuk FRS ataupun melihat nilai.
problem by speeding up the network, adding channels and reducing Wi-Fi kampus ITK yang kurang optimal menjadi
routers. LTS (Local Terrestrial System) will certainly create a permasalahan dan membutuhkan solusi. Salah satu solusi
wireless internet campus environment. yang dapat mengatasi permasalahan jaringan internet di
Keywords— S-band, Radar, Transmitter, Wifi, Terrestrial
kampus adalah pembangunan LTS disekitar kampus, dimana
Communication, Telecomunication. menara ini akan memberikan kemudahan.
Adapun batasan dari pembahasan ialah, LTS memperkuat
sinyal wifi di dalam internal. LTS tidak digunakan untuk
I. PENDAHULUAN
diluar ITK. Sinyal hanya dipancarkan didalam ITK.
Pada zaman millenial saat ini, semua orang telah
bergantung pada Internet. Seperti Mahasiswa dan civitas II. KOMUNIKASI TERESTRIAL
akademika Institut Teknologi Kalimantan lainnya yang Komunikasi terestial adalah sistem komunikasi
sering menggunakan internet untuk kebutuhan kampus. yangmenggunakan gelombang frekuensi radio yang
Tetapi, sinyal internet dikampus sendiri belum maksimal dan beroperasi di permukaan tanah atau sejajar dengan bumi.
tidak jarang terjadi router sehingga membuat Mahasiswa dan Komunikasi terestrial merupakan sistem komunikasi
civitas akademika ITK merasa dirugikan deengan yang
menggunakan internet di ITK. Komunikasi terestial memiliki kelebihan yaitu biaya lebih
Institut Teknologi Kalimantan telah menyediakan Wi-Fi rendah, meminimalisir delay, dan meningkatkan fleksibilitas.
kampus dari awal berdiri hingga sekarang yang dapat di akses Sedangkan kekurangan dari komunikasi ini adalah mudah
oleh semua civitas akademika kampus sesuai kebutuhan dipengaruhi oleh atmosfer cuaca.
mereka. Selain adanya Wi-Fi kampus juga setiap individu
pasti memiliki paket data internet masing-masing. A. Local Terestrial System (LTS)
Sinyal internet saat berada di daerah sekitaran kampus Sistem komunikasi terestrial, memfasilitasi audio, Video,
kadang kurang optimal, karena jangkauan provider tidak data, dan jenis komunikasi lainnya dalam area geografis
menjangkau seluurh daerah kampus. Pada saat Wi-Fi kampus lokal, dan dengan jumlah yang sangat besar saluran
tidak dapat digunakan seluurh civitas akademika akan komunikasi yang disediakan simultan dengan sangat murah.
menggunakan paket data internet. Biaya yang digunakan Ini terdiri dari setidaknya dua lokal terestrial sistem (LTS),
untuk membeli paket data sangat mahal, sekitar Rp. sebaiknya ditempatkan di tiang atau apapun struktur
95.000,00 untuk 12Gb paket data perbulannya, maka selama pendukung lainnya, setiap LTS memiliki frekuensi tinggi
8 bulan dapat menghabiskan sekitar Rp. 760.000,00 dan peralatan komunikasi Secara substansial sesuai dengan satelit
mahasiswa membutuhkan 10Gb perbulannya yang geostasioner konvensional untuk transmisi digital Video,
digunakan untuk mencari tugas serta kebutuhan lainnya. Ini audio, atau data, diatur untuk mengirim di L Ban (1-2 GHz),
justru sangat merugikan, kenapa? Karena pengeluran S Band (2-4 GHz), atau pita frekuensi tinggi dengan output
terbilang sangat banyak bagi seorang mahasiswa. Bayangkan daya yang relatif rendah dan memiliki yang lebih disukai
saja pengeluaran anak kos atau anak rumahan sekitar 6% instalasi antena omnidirectional untuk transmisi dalam
hanya untuk membeli paket data. Secara substansial bidang horizontal
Sebenarnya kampus ITK telah menyediakan Wi-Fi yang
bisa digunakan secara gratis, tetapi Wi-Fi yang berada di
B. Menara LTS dasarnya perlu diletakkan di tempat tinggi sehingga jarak
Tower LTS adalah menara yang terbuat dari rangkaian jangkauannya cukup luas.
besi atau pipa baik segiempat atau segitiga, atau hanya berupa Menara LTS merupakan tiang yang berdiri tegak. Sistem
pipa panjang/tongkat, yang bertujuan untuk menempatkan yang dibutuhkan ialah broadband LTS, seperti S-band, L-
antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang band dan antenna broadband lainnya. Menara LTS dapat
telekomunikasi dan informasi. Tower LTS sebagai sarana diberikan lebih dari satu broadband. LTS yang berjumlah
komunikasi dan informatika. LTS adalah bagian dari network lebih dari satu dapat menciptakan jangkauan LTS lebih
element yang berhubungan langsung dengan Mobile Station terarah dan lebih menjangkau. Bentuk menara LTS
(MS) dan juga data service. LTS berhubungan dengan MS digambarkan pada gambar 3.1.
melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan
menggunakan A-bis interface. LTS berfungsi sebagai
pengirim dan penerima (transceiver) sinyal komunikasi
dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network
element lain dalam jaringan seperti BSC, MSC, SMS, IN dan
sebagainya dengan menggunakan radio interface. Drive Test
dan Tracking Drive test adalah Proses pengukuran sistem
komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio di udara
yaitu dari arah pemancar atau LTS ke pemancar dan penerima
, dengan menggunakan handphone yang didesain secara
khusus untuk pengukuran.
Gambar 3.1 Menara LTS
C. Broadband S-Band
(sumber : Penulis)
Broadband adalah proses pengiriman dan penerimaan
data melalui system jaringan komunikasi dengan kecepatan
tinggi. Umumnya kecepatan mulai dari 256 kbps sampai
dengan 100 Mbps yang terhubung dengan perangkat
pengguna / pelanggan disebut broadband. Definisi
broadband tidak ada yang spesifik namun yang sama adalah
penggunaan kata “kecepatan tinggi” (High Speed). Menurut
ITU-T, kecepatan tinggi broadband melalui kecepatan
ISDN-PRA (>2 Mbps). Adapun jenis – jenis layanan jaringan
broadband adalah XDSL, ADSL, SONET, Dll.
Broadband dapat digunakan sesuai kebutuhan Gambar 3.2 Jangkauan LTS
telekomunikasi, penyesuaian kebutuhan dilakukan dengan (sumber : Penulis)
cara memodulasikan sistem. Modulasi yang sering digunakan Pada gambar 3.2 ditunjukkan jangkauan dari menara
ialah modulasi GSM, yaitu penggunaan telpon. LTS, dengan memperbanyak menara LTS maka jangkauan
Berkembangnya modulasi mencapai segala sistem yang diciptakan akan semakin luas dan juga kemampuan
telekomunikasi, seperti televisi, radio, internet dan lainnya. broadcasting. Memperbanyak menara LTS merupakan salah
Broadband yang akan diaplikasikan dalam meningkatkan satu cara untuk mengurangi disipasi gelombang oleh
jaringan ialah S-Band untuk menjadi Wifi. bangunan.
Broadband S-Band merupakan sistem broadband yang B. Perencanaan Pembangunan
dapat mengirimkan gelombang elektromagnetik dengan
Pembangunan LTS pada Institut Teknologi Kalimantan
besaran frekuensi 2-4 Ghz. Adapun Panjang gelombang yang
akan dilakukan pada disamping Gedung A. Pembangunan
dihasilkan oleh S-Band ialah 2-4 Ghz. S-Band pada umumnya
LTS terbagi menjadi 2 tempat, yaitu menara dan server.
digunakan sebagai transmitter satelit radio. Jangkauan dari
Tinggi dari menara ialah 42 meter, ketinggian dihitung dari
sistem S-Band sangat luas dapat mencapai seluruh kota
lembah belakang gedung a. Server tidak berada jauh dari
Balikpapan. Modulasi yang akan diaplikasikan dalam S-Band
menara. Perencanaan pembangunan sesuai dengan gambar
ialah modulasi wifi yaitu IEEE 802.11. Modulasi yang
3.3
digunakan ialah modulasi digital dengan BPSK dan ¾ code
rate.
III. PERENCANAAN
Sistem LTS akan diterapkan pada Institut Teknologi
Kalimantan. Broadband yang akan diletakkan pada LTS ialah
S-Band. Sistem LTS didukung oleh modulasi wifi, sehingga
dapat terciptakan Internet kampus dengan kanal yang tidak
terbatas dan jangkauan yang luas.

A. Menara LTS
Menara LTS merupakan Menara yang berbentuk sama
dengan menara BTS. Perbedaan yang dimiliki oleh menara
BTS dengan menara LTS ialah sistemnya. LTS pada
Gambar 3.3 Perencanaan Pembangunan Gambar 3.3 Antenna S-Band
(sumber : Penulis) (sumber : cubesatshop.com)
Berdasarkan data pembangunan ITK, pembangunan LTS
yang efesien agar seluruh tempat di ITK tertutupi oleh
gelombang elektromagnetik dari LTS sesuai dengan gambar
3.4.

Gambar 3.4 Transmitter S-Band


(sumber : cubesatshop.com)
IV. KONKLUSI
Pembangunan LTS di Institut Teknologi Kalimantan akan
menciptakan kampus wireless. Terutama pada sistem WIFI
yang selalu menjadi permasalahan generasi milenial.
Keberadaan LTS akan mengurangi router Wifi dan juga
Gambar 3.4 Pembangunan LTS di ITK menambah kanal. LTS mampu meningkatkan kekuatan
jaringan Internet sehingga gedung atau tembok bangunan
C. Antenna S-Band tidak akan mengurangi kekuatan pemancaran sinyal dari LTS.
Antenna yang digunakan berbentuk directional. Antenna Selain itu LTS membuka peluang penerapan dan
yang digunakan ialah ISIS Ground Station. Sistem dilengkapi pembelajaran telekomunikasi.
dengan rotator sehingga dapat mengarahkan antenna kearah
Menara LTS dengan Broadband S-Band tentunya juga
yang diharapkan. Adapun kemampuan dari antenna ialah S- memiliki kekurangan. Kekurangan utamanya ialah sangat
Band Noise 0,9 dBi, dengan gain 3m ; 35,4 dBi. Catu daya bergantung pada daerah LOS (Line Of Sight). Ketidaksesuaian
dimiliki antenna ialah 110 v atau 230 v AC 50/60 Hz. Bentuk daerah LOS dengan pengguna akan menyebabkan pengguna
antenna dapat dilihat pada gambar 3.3. tidak dapat mengaskses internet.
Antenna S-Band akan disambung dengan transmitter S-
Band (gambar 3.4) . Pada transmitter tersebut disambung Penggunaan S-Band tentunya mempropagasikan sinyal
dengan modulasi IEEE 802.11. Sistem akan mengatur yang sangat luas jangkauannya. Terdapat gangguan yang
pengiriman dan polarisasi gelombang secara efektif. dapat diciptakan oleh S-Band. Khususnya pada penggunaan
Selanjutnya Modul IEEE 802.11 akan mengirimkan sinyal 4G, sinyal dari S-band mengurangi kemungkinan masuknya
sinyal 4G.
internet yang akan ditransmitkan dengan Broadband S-Band.
LOS (Line of Sight) dari antenna digambarkan pada gambar
3.4. V. DAFTAR PUSTAKA
Bjurfjell, E. (2002). USA Patent No. US 6,356,737 B1.
Heuel, S., McCarthy, D., & Shavit, Y. (2016). Test and
Measurement of Coexistence between S-band
Radar and Mobile Networks. 26th Conference
Radioelektronika 2016, April 19-20, Ko, 400.
PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia. (2014).
Development of the First Indonesian S-Band
Radar. 2014 1st International Conference on
Information Technology, Computer and Electrical
Engineering (lCITACEE) , 461.
UIN SGD Bandung. (2015). ANALISIS PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BTS (BASE TRANSCEIVER
STATION) BERDASARKAN FAKTOR
KELENGKUNGAN BUMI DAN DAERAH
Gambar 3.4 LOS (Line of Sight) dari Antenna FRESNEL DI REGIONAL PROJECT
(sumber : Penulis) SUMATERA BAGIAN SELATAN . Edisi Juni
2015 Volume IX No. 1 , 104.
Witowsky, W. E. (2002). Delivering Technology Solutions
for Broadband Communications. Texas: Texas
Instrument.
LAMPIRAN DATA SHEET

Doc-ID: ISIS.GSK.DS.01.01
ISIS Ground Station Date: 2015
Issue: V2.2_VSKA
Datasheet Page: 9

1.4 Overall specifications


Table 1 – Ground Station Specifications
Parameter Typical Value Comments
Instrumentation Rack
110 V AC (50 – 60 Hz)
Supply voltage
220 V AC (50 – 60 Hz)
Max 7.0 A (210 V)
Supply current
Max 3.5 A (220 V)
o o o
Temperature range 20 C to 35 C (Optimal operation @ 25 C)
Relative humidity 0 – 90 % Non-condensing
94 kg (VHF + UHF)
Weight S-band optional
98 kg (including S-band)
143 – 148 MHz (VHF)
TX Frequency range
433 – 440 MHz (UHF)
50 dBm (VHF)
Maximum output power
50 dBm (UHF)
Other modulation
Uplink modulation AFSK, FSK, BPSK
types on request.
Uplink data rate Default: 1200 bps. Configurable: 2400, 4800, 9600 bps
Uplink protocol AX.25
143 – 148 MHz (VHF)
RX Frequency Range 433 – 440 MHz (UHF) S-band optional
2.2 – 2.5 GHz (S-band)
Overall Noise Figure 1.6 dB (VHF)
S-band optional
(cable length 10 m) 2 dB (UHF)
Maximum Input Signal -20 dBm

Downlink modulation Raised-Cosine BPSK, AFSK, FSK, GMSK.


1.2 – 9.6 kbps (VHF and UHF)
Downlink data rate S-band optional
14.4 – 115.2 kbps (S-band)
Downlink protocol AX.25

Antenna System
140 kg (VHF + UHF)
Weight S-band optional
165 kg (including S-band)
5.07 m (VHF + UHF)
Width S-band optional
5.97 m (including S-band)
2.3 m (From cross-boom to ground)
Height S-band optional
3.3 m (From ground to top of the dish)
Temperature range -40 to 70°C
13.2 dBi (VHF)
Gain S-band optional
16.3 dBi (UHF) 31.35 dBi (S-band)
52° (VHF)
Beam-width 30° (UHF) S-band optional
5.1° (S-Band)
14 elements / 3.2 m (VHF)
30 elements / 3.0 m (UHF)
Antenna size S-band optional
2 m diameter (S-band with UHF / VHF)
3 m diameter ( S-band only version)

© 2016. All rights reserved. Disclosure to third parties of this document or any part thereof, or the use of any
information contained therein for purposes other than provided for by this document, is not permitted except with
express written permission of ISIS – Innovative Solutions In Space.

Anda mungkin juga menyukai