9/6/2018

Penambahan atau pengurangan konsentrasi

reaktan atau hasil reaksi (C) dari suatu reaksi
kimia dalam suatu selang waktu (t).

1
 9/6/2018

aA + bB + ………  Produk

laju reaksinya :

1 d(A)
laju = -
a dt

1 d(B)
=- = ….= k(A)a(B)b….
b dt

k adalah konstanta laju

 Dari hukum aksi masa, suatu garis lurus

dihasilkan bila laju reaksi diplot sebagai fungsi
dari konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
bilangan tertentu. Laju reaksi diberikan dalam persamaan :
 Order reaksi keseluruhan adalah jumlah pangkat
konsentrasi –konsentrasi yang menghasilkan
-d(CH3COOH) / dt = -d(C2H5OH)/ dt =k(CH3COOH)(C2H5OH)
garis lurus tersebut.
 Order bagi tiap reaktan adalah pangkat dari tiap
konsentrasi reaktan. Maka, order reaksi adalah order pertama terhadap
asam asetat dan order pertama terhadap etanol,
order reaksi keseluruhan adalah order kedua

2
 9/6/2018

Aturan kecepatan reaksi order nol, reaksi

umumnya adalah :
Sebuah reaksi merupakan reaksi order nol jika A→P
kecepatan reaksinya tidak tergantung pada Ditulis sebagai persamaan :
konsentrasi bahan / reaktan yang bereaksi.
Kecepatan reaksi adalah konstan dan reaksi
akan berhenti setelah reaktan pembatas telah …………1
habis. “
Integrasi pada kedua sisi akan didapatkan :

…………2

Pada t = 0 konsentrasi A adalah [A]0

Pada reaksi order satu, kecepatan reaksi

…………3
proporsional terhadap konsentrasi dari
reaktan tunggal yang menyebabkan
terjadinya reaksi tersebut.

3
 9/6/2018

Integrasi pada persamaan diatas akan didapatkan :

Reaksi unimolekular pada reaksi order satu adalah
A→P
…………6
dimana A adalah reaktan dan P adalah produk
Penurunan konsentrasi A pada suatu rentang Plotting ln[A] atau ln[A] / [A]0 terhadap waktu
waktu persamaannya adalah : memberikan sebuah garis lurus dengan slope -k.

…………4

…………5

Kecepatan reaksi order dua proporsional Kecepatan reaksi dapat dituliskan :

terhadap kuadrat konsentrasi salah satu
reaktan, atau konsentrasi produk dari dua ……………..7
reaktan

Pada reaksi dengan konsentrasi awal A dan B

sama, maka :

……………..8

4
 9/6/2018

Graphical Methods for Determining Rex’n Order and k

• Rearrange the integrated rate law equations into the form
of the equation for a straight line.
………………9 m = slope
b = y-intercept
• Set x = t and y = [A]t in each case.
plotting 1 / [A] vs t menghasilkan garis Zero Order
lurus dengan slop k dan intersep 1 / [A]0

First Order

Second Order

Graphical Methods for Determining Rex’n Order and k Graphical Methods for Determining Rex’n Order and k
1. Zero Order Reaction 2. First Order Reaction

2 NH3 (g)  N2 (g) + 3 H2 (g) 2 H2O2 (aq)  2 H2O (l) + O2 (g)

5
 9/6/2018

Graphical Methods for Determining Rex’n Order and k Summary of Rate Equations
3. Second Order Reaction Reaction Order Rate Law Rate Equation

Zero Order -d [A]/dt = k [A]0 [A] = -kt + [A0]

First Order -d [A]/dt = k [A]1 ln[A] = -kt + ln[A0]

NO2 (g)  NO (g) + ½ O2 (g)
Second Order -d [A]/dt = k [A]2 1/[A] = kt + 1/[A0]

If plot of [X] vs t yields a straight line, the reaction is zero order

If plot of ln[X] vs t yields a straight line, the reaction is first order

If plot of 1/[X] vs t yields a straight line, the reaction is second order

Half-life and First Order Reactions Half-life and First Order Reactions
Half-life - The time required for the concentration of a Half-life (t1/2) - The time required for the concentration of a
reactant to reach half of the original reactant to reach half of the original
concentration. concentration.

6
 9/6/2018

 Suatu larutan obat pada saat pembuatan mengandung

500 g/ml. Setelah 40 hari kandungannya tinggal 300
g/ml. Jika peruraian obat tersebut mengikuti order
satu, kapan larutan obat tersebut konsentrasinya
tinggal setengahnya dari konsentrasi awal ?
Penyelesaian : t1/2 = 0,693 / 0,0128 = 54,2 hari
Jadi larutan obat tersebut konsentrasinya tinggal
setengahnya setelah 54,2 hari

ln (300 g/ml / 500 g/ml) = -k . 40 hari

-0,51 = -k 40 hari
k = 0,0128 hari -1

A. Collision Theory - Reactant particles must collide with A. Collision Theory

each other in order for a reaction to
1. Reacting molecules must collide with each other.
occur.
• There are three conditions that must be met for a reaction • The frequency of collisions is dependent on the
to occur: concentration of the reactants. As the concentration
1. Reacting molecules must collide with each other. increases, the number of collisions increase and the
probability of reaction increases.
2. Reacting molecules must collide with sufficient energy.
3. Reacting molecules must collide in the proper
orientation for rearrangement of the atoms.

7
 9/6/2018

A. Collision Theory A. Collision Theory

1. Reacting molecules must collide with each other. 1. Reacting molecules must collide with each other.

Why are reactant concentrations multiplied in a rate Why are reactant concentrations multiplied in a rate
law? law?
Rate = k[A][B] Rate = k[A][B]
2 molecules A 2 molecules B 2 molecules A 3 molecules B

A B A B
4 Possible collisions 6 Possible collisions
2x2 B 2x3
A B A
B

A. Collision Theory A. Collision Theory

1. Reacting molecules must collide with each other. 2. Reacting molecules must collide with sufficient energy.
• When molecules collide, they must collide with
Why are reactant concentrations multiplied in a rate sufficient energy to break and reform bonds.
law?
Rate = k[A][B] Activation Energy (Ea) - The minimum energy required
for a molecular collision to
3 molecules A 3 molecules B
CO (g) + NO2 (g)  result in a reaction.
CO2 (g) + NO (g)
A B
Transition State - The
9 Possible collisions arrangement of reacting
A B 3x3 molecules and atoms at the
point of maximum potential
A B energy (Activated Complex).

8
 9/6/2018

A. Collision Theory A. Collision Theory

2. Reacting molecules must collide with sufficient energy. 3. Reacting molecules must collide in the proper
• The fraction of collision with minimum activation orientation for rearrangement of the atoms.
energy is given by the equation: • The molecules must collide in an orientation the
reacting atoms make contact.
Orientation Orientation
Dependent
Independent Reaction
Reaction

CO (g) + NO2 (g)  CO2 (g) + NO (g)

2 H (g)  H2 (g)

A. Collision Theory B. Arrhenius Equation

3. Reacting molecules must collide in the proper • Summarizes the tenets of collision theory into an
orientation for rearrangement of the atoms. equation that can be used to calculate the rate
constant for a reaction.
Frequency Factor (A) -The product of collision
frequency (Z) and the orientation
probability factor (p).

A = Zp Frequency factor Fraction of molecules with

sufficient energy

R = 8.315 x 10-3 kJ/K•mol

T = temperature (K)

9
 9/6/2018

Ringkasan
B. Arrhenius Equation
Order Persamaan Persamaan Plot linier Slop Satuan
• Ea can be determined by finding k for a reaction reaksi diferensial integrasi dan waktu Plot konstanta
paruh linier kecepatan
experimentally at several temperatures.
Nol - d[A] / dt = k [A] = [A]0 – kt [A] vs t -k mol · L-1 ·
s-1
t1/2 = [A]0 /2k
Slope = -Ea/R

Take ln and rearrange Satu - d[A] / dt = k [A] [A] = [A]0 e - kt ln[A] vs t -k s-1

t1/2 = 0,693/k

Dua - d[A] / dt = k [A]2 1 / [A] = 1 / [A]0 + kt 1 / [A] vs t k L · mol-1 ·

s-1
t1/2 = 1 / [A]0 k

•Metode grafik
Dilakukan dengan ploting data percobaan
 Metode Substitusi sehingga didapatkan garis paling linier, yaitu :
Dilakukan dengan mensubstitusikan data - Order nol : [A] vs t
yang diperoleh dari percobaan pada - Order satu : ln [A] vs t
persamaan integrasi berbagai order reaksi.
- Order dua : 1/[A] vs t
Order reaksi ditentukan dari persamaan order
reaksi yang memberikan harga k konstan.

10
9/6/2018

11