Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Laporan Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri ini tepat
pada waktunya yang berjudul “ Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih”
Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang cara Perancangan Alat
Pengolahan Air Bersih. Laporan praktikum ini dapat saya selesaikan berkat
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini, saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
laporan praktikum ini.
Saya menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh
saya. Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten. Akhir kata saya sampaikan terima kasih.
penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum...................................................................... 1
1.2. Landasan Teori.......................................................................... 1
1.2.1. Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan
Sumedang Selatan ................ ..........................................
.......................................................................................
1
1.2.2 Air ................................................................................. 15
1.2.3. Pengolahan Air .............................................................. 15
1.2.4. Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih ...................... 16
BAB II METODOLOGI ............................................................................. 17
2.1. Alat, Bahan dan Fungsinya ....................................................... 17
2.2. Perancangan alat ....................................................................... 20
2.2.1. Perancangan Alat ............................................................ 20
2.2.2. Prosedur Penyusunan Alat .............................................. 20
BAB III DATA PENGAMATAN ............................................................... 22
3.1.Data Pengamatan ....................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 23
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lt/detik dan Sungai Citekin dengan debit 194,97 Lt/detik dengan jenis
pelayanan 60% perpipaan dan 40% non-perpipaan dimulai pada tahun
2019.
Pada pengembangan sistem penyediaan air bersih, hal yang
penting selain kuantitas adalah kualitas. Salah satu peningkatan
kualitas dengan melakukan metode jartest guna mendapatkan dosis
optimum koagulan yang tepat. Hal tersebut berhubungan langsung
dengan upaya peningkatan pelayanan PDAM dengan membangun
instalasi pengolahan air minum guna mendapatkan air yang layak
digunakan maupun dikonsumsi dan mengurangi/tidak menimbulkan
penyakit akibat air (waterborne disease).
Metodologi
Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memberikan gambaran
terhadap keadaan wilayah perencanaan. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil
dengan melakukan penelitian kualitas air sebelum dan sesudah
dilakukan jartest berdasarkan parameter pH, kekeruhan, TSS, Besi
dan Mangan.
Data sekunder diperoleh dari PDAM Tirta Medal Kabupaten
Sumedang berupa Business Plan PDAM. Pihak kedua, data diperoleh
dari Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Provinsi Jawa
Barat berupa dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sumedang, kualitas Mata Air Ciguling dan Sungai Citekin
yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Pihak ketiga, data diperoleh dari Badan Besar
Wilayah Sungai Citarum berupa persentase kuantitas sumber yang
diizinkan penggunaannya.
2
Pengolahan Data
Pengolahan Data yang dilakukan dengan melakukan proyeksi
kebutuhan air yang terkait pada proyeksi penduduk. Proyeksi
Penduduk digunakan sebagai penentu jumlah penduduk selama 20
tahun perencanaan yaitu tahun 2015-2035. Penentuan jumlah
penduduk menggunakan tiga metode proyeksi yaitu metode
aritmatika, metode geometrik dan metode least square. Proyeksi
kebutuhan air terdiri dari total dari kebutuhan domestik, non-domestik
dan kehilangan air dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019 (100-0-
100). Hasil proyeksi kebutuhan air didapat Qmaks/day sebagai debit
yang akan direncanakan.
Tahap selanjutnya dilakukan analisa kualitas dan kuantitas
sumber dengan mengacu pada standar baku mutu PP 82/2001 Kelas 1
sebagai stream standard. Setelah melakukan analisa kualitas, dapat
ditentukan unit pengolahan yang sesuai dengan kebutuhan eksisting,
penyusunan alternatif desain, penentuan alternatif desain, penentuan
dosis koagulan optimum, perhitungan dimensi setiap unit pengolahan,
pembuatan gambar sesuai gambar teknik dan penentuan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
Isi
Periode perencanaan dibagi dalam 2 tahap, dengan setiap tahap
lamanya 10 tahun, yaitu tahap I pada tahun 2015–2025, dan tahap II
pada tahun 2026– 2035. Tahap yang berbeda bertujuan untuk
uprating. Selain perbedaan tahun debit yang digunakan berbeda
diambil dari hasil proyeksi kebutuhan air minum di Kecamatan
Sumedang Selatan setelah dilakukannya proyeksi penduduk.
3
Tabel 1.1. Hasil Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Kecamatan
Sumedang Selatan pada Tahun 2025 dan 2035
4
memenuhi, dapat ditentukan pengolahan yang tepat. Penentuan unit
pengolahan dilakukan dengan studi literatur dan mengetahui %
removal pada tiap unit di setiap parameter.
Dari hasil tersebut, dibuat 3 alternatif unit pengolahan.
Penyusunan alternatif dibuat berdasarkan kinerja unit. Dapat dilihat
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Alternatif Rancangan Unit Pengolahan Air
5
Pada alternatif 1, terdapat koagulasi-flokulasi sebagai bagian dari
unit pengolahan. Pada unit ini, terdapat pembubuhan koagulan sebagai
bahan kimia yang membantu penurunan kekeruhan dengan
dilakukannya pengadukan. Penurunan yang efektif harus dilakukan
dengan pembubuhan dosis optimum dan koagulan yang tepat. Oleh
karena itu, metode jartest menjadi penting dalam penentuan koagulan
terbaik dan tepat pada perencanaan ini. Penelitian kualitas Air Sungai
Citekin dilakukan sebelum jartest bertujuan untuk menggambarkan
kondisi sebenarnya dilapangan dan mendukung karakteristik air
sungai Citekin yang lebih representatif.
Tabel 1.3. Kualitas Air Sungai Citekin
6
Tabel 1.4. Hasil % removal setelah Jartest menggunakan Alumunium
Sulfat
Pada Tabel 1.4 dan 1.5, dapat dilihat bahwa persen removal
terbaik dari perbedaan dosis yang dilakukan terdapat pada 30 ppm
Alumunium Sulfat dan 40 ppm PAC.
7
Debit yang diolah pada unit koagulasi dapat ditentukan dosis
pemakaian koagulan yang dilakukan setiap jamnya. Dari debit yang
direncanakan 137,11 Lt/det didapat pemakaian koagulan per jamnya
adalah 19,73 kg/jam dengan harga Rp 5.900,- per kgnya, dengan
begitu dapat diketahui biaya koagulan per jam yang diperlukan
sebesar Rp 116.500,-.
Perancangan unit pengolahan air minum dilakukan dengan
mengacu pada berbagai sumber, agar mendapatkan dimensi yang
tepat. Berikut dimensi hasil perhitungan pada tiap unit pengolahan.
Intake
Intake yang digunakan dilengkapi dengan Bar screen.
Tabel 1.6. Hasil perhitungan Bar Screen
8
Gambar 1.3. Denah pada Intake
Koagulasi
Koagulasi yang digunakan menggunakan tipe Mekanis Paddle dengan
horizontal shaft.
Tabel 1.8. Hasil perhitungan Koagulasi
9
Gambar 1.4. Denah pada Unit Koagulasi
Flokulasi
Flokulasi yang direncanakan menggunakan tipe Mekanis Impeller
dengan horizontal shaft.
Tabel 1.9. Hasil perhitungan Flokulasi
10
Sedimentasi
Sedimentasi yang direncanakan menggunakan tipe Rectangular Basin
dengan horizontal shaft.
Tabel 1.10. Hasil perhitungan Sedimentasi
11
Tabel 1.11. Hasil perhitungan Filtrasi
Clearwell
Debit clearwell dijumlahkan dari Qmin 40 Lt/detik dari Mata Air
Ciguling sebagai sumber eksisting dan Qmaks/day perencanaan.
12
Tabel 1.12. Hasil perhitungan Clearwell
13
Kesimpulan
14
mempunyai kualitas sendiri untuk dapat dikonsumsi oleh manusia. Air
yang paling rentan terkena pencemaran air adalah air permukaan.
1.2.3 Pengolahan air
Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk
membuat sumber air baku atau air yang padat diterima bagi pengguna
akhir sesuai dengan standart yang di butuhkan (diinginkan) termasuk
air bersih, air minum, air untuk proses industri, air pengobatan dn air
untuk keperluan lainnya. Tujuan dari semua proses pengolahan air
yang ada adalah mengilangkan kontaminan dalam air, atau
mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga menjadi air
yang di inginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan
dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan
kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan
penyaringan kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses
biologi juga di gunakan dalam pengolahan air limbah, proses-proses
ini dapat meliputi, mencampur dengan udara, diaktifkan lumpur atau
saringan pasir padat.
Pengolahan sumber daya air terpadu merupakan penanganan
intergral yang mengarahkan kita dari pengolahan air sub-sektor silang.
Secara lebih spesifik pengolahan sumber daya air terpadu
didefinisikan sebagai suatu proses yang mempromosikan koordinasi
pengembangan dan pengolahan air, tanah dan sumber daya terkait
dalam rangka tujuan untuk mengoptimalkan resultan ekonomi dan
kesejahteraan sosial dalam sikap yang cocok /tepat tanpa mengganggu
kestabilan dari ekosistem-ekosistem penting
1.2.4 Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih
Cara pembersihan air dengan system bak penampungan ini
sangat baik dilakukan untuk air baku yang berasal dari sumber mata
air atau dari sungai yang langsung dari hutan atau pegunungan yang
masih kelihatan jernih. Kalau berasal dari danau, apalagi dari sungai
yang keruh, sulit untuk dilakukan. Karena bahan-bahan terlarut
15
masihkelihatan jernih. Kalau berasal dari danau, apalagi dari sungai
yang keruh, sulit untuk dilakukan. Karena bahan-bahan terlarut
didalam air yang besar kemungkinan cukup tinggi sehingga airnya
kelihatan keruh, akan merupakan kendala yang sulit diatasi. Untuk
jenis air lainnya, misalnya yang berasal dari danau atau sungai yang
sudah dikenai pencemar, memerlukan cara lain untuk pembesihannya.
Pertama-tama adalah dengan menggunakan sistem saringan pasir
halus, pasir kasar dan batu gamping. Mula-mula air yang akan
dibershkan dimasukkan kedalm bak yang berisi pasir halus.
Kemudian, air yang telah disaring oleh pasir halus dari bak ke-1
dimasukkan kedalam bak ke-2 kemudian dimasukkan lagi ke bak ke-3
yang berisi batu gaming. Dari bak ke-3 inilah, air yang dihasilkan
akan berupa air jernih dan bersih yang memenuhi syarat sebagai air
untuk keperluan rumah tangga, terutama untuk memasak. Pada bagian
atas/permukaan tiap bak sebaknya diberi lapisan ijuk, terutama untuk
bak ke-1 dan ke-2, maksudnya untuk menyaring kotoran atau sampah
yang mungkin ada dan terbawa air yang akan dibersihkan.
Dengan sistem penyaringan seperti itu, hasil airnya akan lebih
bersih dan jernih kalau dibandingkan dengan air baku. Bahkan, besar
kemungkin jika ditinjau dari segi sanitasi dan kesehatan, air tersebut
jauh lebih memenuhi syarat kalau dibandingkan dengan air baku yang
belum diolah. Bak yang dipilih untuk tahap penyaringan ini dapat
berbentuk drum bekas (jangan digunakan drum bekas senyawa kimia
atau insektisida karena dalam jangka waktu lama akan tetap bersifat
racun) ataupun tempat lain yang memenuhi syarat. Cara pembersihan
air baku menjadi air untuk keperluan rumah tangga yang lebih baik
adalah yang telah dirancang oleh Puslitbang Fisika Nasional LIPI
dibandung. Cara tersebut sudah dilakukan,tidak jauh berbeda dengan
cara yang terdahulu, hanya susunannya lebi baik dan lebih praktis
serta dilengkapi pipa aliran yang diberi penyaring alami yang terdiri
dari ijuk.
16
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat, bahan dan Fungsi
a. Alat
1. Toples : 1 buah
2. Pisau : 1 buah
3. Kran : 1 buah
4. Beakerglass 500ml : 1 buah
5. Beakerglass 1000ml : 1 buah
6. Ember : 1 buah
b. Bahan
1. Kapas Aquarium : 10 potong
2. Pasir slika : 4 kg
3. Kerikil Kecil : 3,5 kg
4. Batu Besar : 2 kg
5. Ijuk : 400 gr
6. Arang : 250 gr
7. Air : secukupnya
8. Bioball : 40 buah
c. Fungsi Alat dan Bahan
1. Ijuk : Sebagai penyaring kotoran-kotoran halus.
2. Arang : Menjernihkan air dan menghilangkan bau
serta rasa
3. Toples : Sebagai tempat untuk meletakkan media
filtrasi
4. Pisau : Untuk melubangi kran
5. Kerikil Kecil : Sebagai celah agar air dapat mengalir
melalui lubang bawah.
6. Kran : Untuk mengeluarkan air hasi filtrasi
7. Beakerglass 500ml : Untuk menampung air dan mengukur
volume hasil filtrasi
17
8. Beakerglass 1000ml : Untuk menampung air dan hasil filtrasi
9. Ember : Untuk menampung air
10. Kapas Aquarium :Untuk menyerap kotoran dan sebagai
pembatas antar bahan-bahan yang lain
11. Kerikil Besar : Sebagai penyangga dan memberi rongga
untuk air di keluarkan dari kran.
12. Pasir : Menyerap partikel yang lebih halus
13. Air : Sebagai media yang dijernihkan
14. Bioball : Untuk menangkap partikel – patikel yang
berukuran kecil
18
2.2 Perancangan Alat
19
pasir
ijuk
Kerikil kecil
Kerikil besar
kran
Kapas aquarium
Gambar 2.1 Perancangan Alat
20
BAB III
DATA PENGAMATAN
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada proses percobaan pengolahan air baku menjadi air bersih dengan
menggunakan wadah filtrasi sederhana yang terdapat beberapa material penyaring
yang tersusun didalam wadah filtrasi yaitu kapas aquarium, batu besar, kapas ,
ijuk, , kerikil kecil, ijuk, pasir, kapas aquarium, arang,ijuk,dan pasir slika. Hasil
dari proses penyaringan dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 Air sungai deli Gambar 4.2 Air sungai deli
hasil filtrasi
Pada gambar diatas dapat dilihat adanya perubahan warna yang terjadi.
Warna air baku yaitu air sungai deli sebelum penyaringan berwarna kuning keruh
dan terdapat partikel padatan seperti pasir sedangkan warna air setelah
penyaringan berwarna kurang jernih tetapi partikel padatan tidak ada yang
mengendap lagi. Hal ini terjadi disebabkan oleh fungsi dari masing-masing
material yang digunakan pada proses penyaringan air baku menjadi air bersih
dapat menyaring kotoran yang terdapat pada air baku yaitu air sungai deli.
Air baku yaitu air sungai yang difiltrasi sebanyak 1000 mL sedangkan
kuantitas air hasil penyaringan volume air yang dihasilkan oleh alat penyaring air
yaitu 820 mL selama 7 menit. Jika dihitung debit air yang dihasilkan sebesar
22
0,1171 L/menit. Volume air sesudah penyaringan lebih sedikit dibandingkan
volume air sebelum penyaringan. Hal itu terjadi disebabkan karena air baku yaitu
air sungai yang difiltrasi diserap oleh material-material yang terdapat didalam
wadah filtrasi. Tetapi debit air yang keluar dari wadah filtrasi lambat, karena
media filtrasi adalah tipe material yang memberikan media saring lambat. Hal ini
juga didukung oleh pengaliran air ke wadah hasil filtrasi.Pada bagian toples atau
wadah filtrasi dibagian samping bawah dibuat lubang kemudian dipasang kran
sehingga aliran air baku yang difiltrasi dapat mengalir dengan baik.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perancangan alat filtrasi air baku menjadi air bersih menggunakan material
yang terdiri dari kerikil besar, kapas aquarium, ijuk, kapas aquarium,
kerikil kecil, kapas aquarium, pasir, kapas aquarium, arang, ijuk, dan kapas
aquarium.
2. Pada praktikum yang dilaksanakan sampel yang digunakan merupakan air
sungai deli yang berwarna kuning keruh yang memiliki volume 1 L.
3. Setelah filtrasi dilakukan diperoleh volume air yang mulanya 1 liter
menjadi 0,82L, Warna air yang kuning keruh berubah menjadi kurang
jernih dan debit air yang difiltrasi sebesar 0,1171 L/Menit.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan air saringan yang bersih sebaiknya terlebih dahulu bahan-
bahannya dicuci hingga benar-benar bersih dan harus lah di perhatikan posisi
masing-masing material yang digunakan agar air yang difiltrasi dapat jernih.
24
DAFTAR PUSTAKA
Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat.
Bandung: P.T. Alumini
25