Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Anatomi Fisiologi Anak


1. Pengertian Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun)
usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-
11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu
dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat
rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan
lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif,
konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak
tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai
perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan
kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak
dengan perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah
ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak.
Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan
konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah
terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi menangis. Salah
satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimanana
anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian
perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk
mulai bayi. Pada masa bayi perilaku sosial pada anak sudah dapat dilihat
seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan
menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya
perilaku sosial yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku
sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti
bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak
(Hidayat, 2005).

1
Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak merupakan individu yang
masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungan, artinya membutuhkan
lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
dan untuk belajar mandiri (Supartini, 2012).

2. Konsep tumbuh kembang Anak


Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda
sifatnya. Namun, peristiwa itu saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2005).
Pertumbuhan (growth), merupakan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo). Ukuran panjang dengan cm
atau meter, umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan.
1. Teori terkait tumbuh kembang
a. Freud (1856-1929)
Menurut Freud, memperkenalkan sejumlah konsep-konsep
tentang pikiran alam bawah sadar, mekanisme pertahanan diri, serta
ide, ego, dan superego. Berdasarkan teori perkembangan psikoseksual
Freud, kepribadian berkembang dalam lima tahap yang tumbang
tindih dari lahir hingga dewasa. Lokasi penekanan libido dari satu
tahap perkembangan ketahap perkembangan lain. Oleh sebab itu, area
tubuh tertentu memiliki kemaknaan khusus bagi individu ditahap
tertentu. Jika individu tidak mencapai perkembangan yang
memuaskan pada satu tahap, kepribadian akan terfiksasi pada tahap
tersebut. Fiksasi adalah imobilisasi atau ketidakmampuan kepribadian
untuk beralih ketahap berikutnya yang disebabkan oleh kecemasan.
b. Erick H. Erickson (1963)
Kehidupan sebagai rangkaian tingkat pencapaian. Setiap tahap
mengindikasikan tugas yang harus diselesaikan. Tugas dapat

2
diselesaikan seluruhnya, sebagaian, atau malah gagal diselesaikan.
Erickson menekankan bahwa manusia harus berubah dan
menyesuaikan perilaku mereka guna mempertahankan kontrol
terhadap hidup mereka. Dalam perkembangannya, tidak ada satu pun
tahap didalam perkembangan kepribadian yang dapat dilewatkan,
tetapi dalam kondisi cemas atau stres, individu dapat terfiksasi pada
tahap perkembangannya tertentu atau mundur ketahap perkembangan
sebelumnya.
c. Piaget (1952)
Perkembangan kognitif merujuk pada cara manusia dalam
belajar berpikir, menalar, dan menggunakan bahasa. Perkembangan
tersebut melibatkan kecerdasan, kemampuan persepsi, dan
kemampuan memproses informasi yang dimiliki oleh individu.
Perkembangan kognitif menggambarkan peningkatan kemampuan
mental dari pikiran yang tidak logis menjadi pemikir logis, dari
pemecahan masalah sederhana menjadi pemecahan masalah
komplek, dan dari pemahaman ide konkrit menjadi pemahaman
konsep abstrak.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Anak


Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Rohmah
(2009) secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah
herediter dan faktor lingkungan.
1. Faktor herediter
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil hasil
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku atau bangsa.
2. Posisi anak pada keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, anak
bungsu akan mempengaruhi pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam
keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara atau beraktivitas
kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu, kemampuan intelektual

3
anak tunggal anak akan dapat lebih cepat berkembang dan
mengembangkan harga diri yang positif karena terus-menerus berinteraksi
dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan mendapat stimulasi secara
psikososial. Akan tetapi, mereka akan lebih bergantung dan kurang
mandiri. Perkembangan motorik lebih lambat karena tidak ada stimulasi
untuk melakukan aktivitas fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara
kandungnya.
3. Faktor lingkungan
Menurut Putra, dkk (2014), terdapat faktor lingkungan internal
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, adalah sebagai berikut :
a. Intelegensi
Kecerdasan anak dimiliki sejak ia dilahirkan. Anak yang
dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan
mencapai prestasi yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan
lingkungan demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan
tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan
untuk berprestasi secara cemerlang.
b. Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh 2
kembang antara lain : growth hormone, tiroid, hormone seks, insulin,
IGFs (Insulin Like Growth Factors), dan hormon yang dihasilkan
kelenjar adrenal.
c. Emosi
Pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh pada tumbuh
kembang anak. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam
keluarga, apa yang anak rasakan dan apa yang anak lihat akan menjadi
model yang dapat ia tiru dalam berperilaku sehari-hari. Cara anak
berinteraksi dalam anak akan mempengaruhi anak berinteraksi di luar
rumah. Hubungan yang hangat dengan ayah, ibu, saudara akan
berpengaruh terhadap hubungan dengan teman sebaya. Apabila
kebutuhan emosi anak tidak terpenuhi dalam tahap perkembangannya
akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Putra, dkk (2014), terdapat juga faktor lingkungan eksternal yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak, adalah sebagai berikut :

4
a. Budaya lingkungan (mempengaruhi tingkah laku dan pola
pemeliharaan anak).
b. Nutrisi baik kuantitas maupun kualitas.
c. Penyimpangan dari keadaan sehat (sakit atau kecelakaan).
d. Olahraga (mempengaruhi sirkulasi dan menstimulasi perkembangan
otak).
e. Urutan posisi anak dalam keluarga.
f. Status sosial dan ekonomi keluarga.
g. Iklim atau cuaca.

4. Periode perkembangan Anak


NO PERIODE SUB PERIODE WAKTU
1 Pranatal a. Embrio Konsepsi-8 minggu
b. Fetus Fetus muda (8-28
minggu)
Fetus tua (28 minggu-
lahir)
2 Post natal a. Lahir-28 minggu
b. 1-12 bulan
3 Awal masa anak a. Neonatal a. 1-3 tahun
b. Bayi b. 3-6 tahun
4 Pertengahan a. Toddler 6-12 tahun
masa anak b. Pra sekolah
5 Akhir masa anak Usia sekolah a. Perempuan 10-11
tahun
a. Pubertas b. Laki-laki 12-13 tahun
a. Perempuan 13-18
tahun
b. Laki-laki 14-19 tahun
a. Rata-rata 12-17 tahun
b. Adolesent

5. Arah Pertumbuhan dan perkembangan


1. Directional Trend
a. Cephalocaudal/head to toe (mengangkat kepala dulu kemudian dada
dan diakhiri ekstremitas bagian bawah). Kemudian dada dan di akhiri
ekstremitas bagian bawah).
b. Proximodistall from the center outward (menggerakkan anggota gerak
yang paling dekat dengan jantung pusat tubuh kemudian pada anggota
yang jauh, contohnya menggerakkan bahu dulu baru jari-jari).

5
c. Mass to spesifik/simple to complex (dari kemampuan yang sederhana
dulu baru kemampuan yang kompleks, contoh melambaikan tangan
dulu baru memainkan jari).

B. Anatomi dan Fisiologi Darah


a. Anatomi Sistem Sirkulasi Darah

6
b. Fisiologi Sistem Sirkulasi Darah
Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan
ke seluruh tubuh.Zat makanan berguna untuk pertumbuhan,
mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Sistem
peredaran ini dibedakan menjadi:
i. Sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran paru-paru)
Merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari
jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung. Pada peristiwa
ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah yang
banyak mengandung CO2 dari jantung menjadi O2 setelah
keluar dari paru-paru.
Mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kanan jantung –> Arteri pulmonalis –> paru-
paru –> vena pulmonalis –> atrium kiri jantung
ii. Sistem peredaran darah besar (peredaran darah sistemik)
Merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang
membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Darah yang
keluar dari jantung banyak mengandung oksigen.
Mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kiri –> aorta –> arteri superior dan inferior –
> sel / jaringan tubuh –> vena cava inferior dan superior
–> atrium kanan jantung

7
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Konsep Dasar Penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)


1.1 Definisi
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang
disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan
abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina.Penyakit ini
biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006).
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue
yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, kapiler dan pada
system pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan (Antoe.
2007)
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, thrombositopenia
dan ditesis hemoragik.Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. (NANDA. 2015)

1.2 Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh
virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga
flaviviridae.Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm
terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x
106.Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-
4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam
berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di indonesia dengan
DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Terdapat reaksi silang antara
serotipe dengue dengan flavivirus lain seperti yellow fever, japanese
encehphalitis dan west nille virus(NANDA. 2015).

8
1.3 Manifestasi Klinis
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang
terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan
berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura)
perdarahan.
c. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam
(konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan
kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan
lain-lainnya.
d. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
e. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
f. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi
penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni),
terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal
(Hemokonsentrasi).
g. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,
muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare,
menggigil, kejang dan sakit kepala.
h. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
i. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan
pegal/sakit pada persendian.
j. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah.
(NANDA. 2015)

9
1.4 Patofisiologi

1.5 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.

1.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Analisa Darah
 Trombosit menurun.
 HB meningkat lebih 20 %
 HT meningkat lebih 20 %
 Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
 Protein darah rendah

10
 Ureum PH bisa meningkat
 NA dan CL rendah
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
 Rontgen thorax : Efusi pleura.
 Uji test tourniket (+)

1.7 Collaborative Care Management


1. Medis (Surgical)
- Tidak ada terapi pembedahan khusus
2. Farmakologi/Medikasi
- Pemberian obat antipiretik dan antibiotik
- Pemberian cairan infus kristaloid
- Anti konvulsi jika terjadi kejang
3. Aktivitas/Latihan
- Kurangi aktivitas dan latihan
- Tirah baring dan istirahat
4. Diet
- Pemberian makanan lunak seperti bubur saring
- Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau
susu.
5. Pendidikan Kesehatan
- Minum cukup, silengi minuman sari buah-buahn dan ukur
jumlah cairan yang keluar dan yang diminum
- Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup
- Buanglah sampah pada tempatnya dan perbaiki
penyimpanan air untuk mencegah nyamuk berkembang biak
dengan menutup tempat penampuangan, mengosongkan air
tergenang dari ban bekas, kaleng bekas, dan pot bunga.

11
BAB III

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

B. Rencana Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda tanda perdarahan,
mual muntah, tidak nafsu makan, nyeru ulu hari, nyeri otot dan
sendi, tanda tanda renjatan(denyut nadi cepat dan lemah),
hipotensi, kulit dingin lembab, terutama pada ekstemitas,
sianosis, gelisah dan penurunan kesadaran.

2.1.2 Pemeriksaan Fisik : Data Fokus


a. Kepala
 Muka tampak merah.
 Mata di lihat pada konjungtiva.
 Hidung adanya epitaksis.
 Mulut adanya pendarahan pada gusi, bibir kering.
b. Leher dilihat adanya pembesaran kelenjar limfe.
c. Dada, paru - paru dan Torak adanya nafas cepat atau lambat,
adanya suara nafas tambahan atau tidak.
d. Jantung : Irama jantungnya normal, regular atau
ireguler.
e. Abdomen : Adanya nyeri tekan epigastrum.
f. Ekstremitas : biasanya hangat, bisa dingin, nyeri sendi atau
otot.

2.1.3 Analisa Data


Data Subyektif :
 Ibu klien mengatakan anaknya demam.
 Ibu klien mengatakan nafsu makan menurun.
 Ibu klien mengatakan mual, muntah.
 Ibu klien mengatakan batuk.

12
 Ibu klien mengatakan sering haus.
 Ibu klien mengatakan sakit kepala.
Data Objektif :
 Klien tampak lemah.
 Bibir klien tampak kering.
 Klien terlihat muntah – muntah.
 Klien batuk.
 Kulit klien tampak adanya bintik - bintik merah.
 Demam ditandai dengan suhu tubuh meningkat mencapai
38ºC

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1 :Hipertemia
2.2.1 Definisi :Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
2.2.2 Batasan Karakteristik :
- Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
- Serangan atau konvulsi (kejang)
- Kulit kemerahan
- Pertambahan rr
- Takikardi
- Saat disentuh tangan terasa hangat
2.2.3 Faktor Yang Berhubungan :
- Penyakit/ trauma
- Peningkatan metabolisme
- Aktivitas yang berlebih
- Pengaruh medikasi/anastesi
- Ketidakmampuan/penurunan kemampuan untuk berkeringat
- Terpapar dilingkungan panas
- Dehidrasi
- Pakaian yang tidak tepat

13
Diagnosa 2 :Kekurangan volume cairan
2.2.4 Definisi :Penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau
intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa
perubahan pada natrium.
2.2.5 Batasan Karakteristik :
 Perubahan status mental
 Penurunan turgor kulit dan lidah
 Penurunan haluaran urin
 Penurunan pengisian vena
 Kulit dan membrane mukosa kering
 Kematokrit meningkat
 Suhu tubuh meningkat
 Peningkatan frekuensi nadi, penurunan TD, penurunan
volume dan tekanan nadi
 Konsentrasi urin meningkat
 Penurunan berat badan yang tiba-tiba
 Kelemahan
2.2.6 Faktor Yang Berhubungan :
 Kehilangan volume cairan aktif
 Konsumsi alcohol yang berlebihan terus menerus
 Kegagalan mekanisme pangaturan
 Asupan cairan yang tidak adekuat

Diagnosa 3 :Nyeri akut


2.2.7 Definisi :Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan
jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi
Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari
ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
2.2.8 Batasan Karakteristik :
 Laporan secara verbal atau non verbal
 Fakta dari observasi
 Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

14
 Gerakan melindungi
 Tingkah laku berhati-hati
 Muka topeng
 Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
 Terfokus pada diri sendiri
 Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan
proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan)
 Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang
lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
 Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
 Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
 Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
 Perubahan dalam nafsu makan dan minum
2.2.9 Faktor Yang Berhubungan :
 Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 :Hipertermi
2.3.1 Tujuan Dan Kriteria Hasil :
NOC : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
 Suhu tubuh dalam rentang normal
 Nadi dan RR dalam rentang normal
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing,
merasa nyaman

15
2.3.2 Intervensi Keperawatan Dan Rasional

Intervensi Rasional

Tanda-tanda vital merupakan aluan untuk


Pantau tanda-tanda vital terutama mengetahui keadaan umum pasien terutama
suhu suhu tubuhnya

Beri pasien banyak minum air Dengan minum banyak air diharapkan
(1500-2000 cc/hari) cairan yang hilang dapat diganti

Dengan kompres akan terjadi


perpindahan panas secara konduksi dan
Beri pasien kompres air hangat kompres hangat akan mendilatasi
atau air dingin pembuluh darah

Untuk mengurangi demam umumnya


lebih besar dari 39,5-400C dan untuk
Beri selimut pendingin mengurangi respon hipertermi

Suhu ruangan harus dirubah agar dapat


Pantau suhu lingkungan membantu mempertahankan suhu pasien

Pemberian oabt antibiotik unuk


Kolaborasi dalam pemberian obat mencegah infeksi pemberian obat
antipiretik dan antibiotik antipiretik untuk penurunan panas

Diagnosa 2 :Kekurangan Volume Cairan


2.3.3 Tujuan Dan Kriteria Hasil
NOC :

 Fluid balance
 Hydration
 Nutritional Status : Food and Fluid Intake

16
Kriteria Hasil :

 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,


BJ urine normal, HT normal
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan

2.3.4 Intervensi Keperawatan Dan Rasional

Intervensi Rasional

Identifikasi kemungkinan penyebab Mengetahui penyebab untuk


ketidakseimbangan elektrolit menentukan intervensi
penyelesaian

Monitor adanya kehilangan cairan dan Mengetahui keadaan umum pasien


elektrolit

Monitor adanya mual,muntah dan diare Mengurangi risiko kekurangan


voume cairan semakin bertambah

Monitor status hidrasi ( membran mukus, Mengetahui perkembangan


tekanan ortostatik, keadekuatan denyut rehidrasi
nadi

Monitor keakuratan intake dan output Evaluasi intervensi


cairan

Monitor vital signs Mengetahui keadaan umum pasien

Monitor pemberian terapi IV Rehidrasi optimal

Diagnosa 3 :Nyeri Akut

17
2.3.5 Tujuan Dan Kriteria Hasil
NOC :

 Pain Level,
 Pain control,
 Comfort level

Kriteria Hasil :

 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu


menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal

2.3.5 Intervensi Keperawatan Dan Rasional

Intervensi Rasional

Kaji secara komprehensip terhadap Untuk mengetahui tingkat nyeri


nyeri termasuk lokasi, karakteristik, pasien
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri dan faktor presipitasi

Observasi reaksi ketidaknyaman Untuk mengetahui tingkat


secara nonverbal ketidaknyamanan dirasakan oleh
pasien

Gunakan strategi komunikasi Untuk mengalihkan perhatian pasien


terapeutik untuk mengungkapkan dari rasa nyeri
pengalaman nyeri dan penerimaan

18
klien terhadap respon nyeri

Tentukan pengaruh pengalaman nyeri Untuk mengetahui apakah nyeri


terhadap kualitas hidup( napsu makan, yang dirasakan klien berpengaruh
tidur, aktivitas,mood, hubungan terhadap yang lainnya
sosial)

Tentukan faktor yang dapat Untuk mengurangi factor yang dapat


memperburuk nyeriLakukan evaluasi memperburuk nyeri yang dirasakan
dengan klien dan tim kesehatan lain klien
tentang ukuran pengontrolan nyeri
yang telah dilakukan

Berikan informasi tentang nyeri untuk mengetahui apakah terjadi


termasuk penyebab nyeri, berapa lama pengurangan rasa nyeri atau nyeri
nyeri akan hilang, antisipasi terhadap yang dirasakan klien bertambah.
ketidaknyamanan dari prosedur

Control lingkungan yang dapat Pemberian “health education” dapat


mempengaruhi respon mengurangi tingkat kecemasan dan
ketidaknyamanan klien( suhu membantu klien dalam membentuk
ruangan, cahaya dan suara) mekanisme koping terhadap rasa
nyer

Hilangkan faktor presipitasi yang Untuk mengurangi tingkat


dapat meningkatkan pengalaman nyeri ketidaknyamanan yang dirasakan
klien( ketakutan, kurang pengetahuan) klien.Agar nyeri yang dirasakan
klien tidak bertambah.

Kolaborasi pemberian analgesic Pemberian analgetik dapat


mengurangi rasa nyeri pasien

19
DAFTAR PUSTAKA

Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th


Edition. Missouri: Mosby Elsevier

Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th. Edition.
Missouri: Mosby Elsevier

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi


2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan
Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica
Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.

Nurarif A M, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1.Cetakan 1.Jogjakarta :
Medication

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC

Pearce, C, Evelyn, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, Jakarta :Gramedia.

Soedarto.2012. Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta:


Sagung Seto

Suriadi & Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Sagung Seto.

Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan
Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

20

Anda mungkin juga menyukai